Limit 1
Limit 1
PENDAHULUAN
gaya-gaya
yang
massa batuan atau gaya-gaya antar blok), khususnya gaya geser yang
bekerja
pada
permukaan
longsoran
yang
dipilih
sebelumnya.
Kita
Ti =
1
( Ci + Ni tan )
F
(1)
dimana :
Ti
= gaya geser.
Ni
= Gaya normal.
Ci
dapat
jarak garis gaya yang beraksi pada satu titik yang diketahui (2
parameter)
dengan
lereng
bidang
longsor
paralel dengan lereng dianggap cukup, pengaruh dari dua bidang ini dapat
diabaikan. Perhitungan dapat dilakukan sepanjang satu satuan.
1.1.1 Lereng Kering
Jika blok hanya dibebani dengan beratnya sendiri faktor keamanan dapat
dinyatakan sebagai berikut :
F=
C + W cos tan
C
tan
W sin
W sin tan
(2)
dimana :
C
= berat blok.
Untuk blok seperti yang terdapat pada Gambar 3, faktor keamanan F dapat
diperoleh sebagai berikut :
F=
2C
tan
(3)
tanah
homogen
yang
tidak
mempunyai
permukaan longsoran
terakhir ini F tidak tergantung pada tinggi lereng H dengan hukum Coulomb
yang tetap berlaku ( konstan).
F=
(4)
(5)
dimana :
R
Gambar 6
busur lingkaran, titik yang tepat kadang diketahui sebagai pusat fiktif
(fictions centre (Fredlund & Krahn, 1977), kemungkinan dipilih sebagai pusat
momen. Muatan garis didefinisikan oleh intensitas muatan garis L,
Metoda Kesetimbangan Limit - 8
inklinasinya terhadap horisontal, dan jarak tegak lurus J dari titik pusat
momen. Permukaan muatan seragam dapat dimodelkan sebagai lapisan
tanah dari ketebalan yang mungkin dan unit berat, dengan kekuatan nol.
Sebagian lapisan bawah lereng membutuhkan definisi dari resultan gaya air
AL dan Ar pada bagian kiri dan kanan irisan dan jarak tegak lurusnya
terhadap pusat momen aL dan ar. Pengaruh dari gempa bumi dapat
diperkirakan
dengan
memasukkan
percepatan
horisontal
Kg
yang
(6)
(7)
P= W
XL xr / m
F
F
(8)
dimana :
m = cos
(9)
(10)
(11)
Pada substitusi untuk Sm dari persamaan (7), kita dapatkan bahwa faktor
keamanan berdasarkan pada keseimbangan gaya adalah :
Ff =
(12)
(13)
Fm =
(14)
Gambar 7
Sm
= jarak tegak lurus dari gaya normal dari titik pusat rotasi.
= sudut antara arah tangensial titik pusat dari dasar tiap irisan dengan
horisontal.
= jarak tegak lurus dari gaya garis terhadap titik pusat rotasi.
= jarak tegak lurus dari gaya resultan dari air ke titik pusat rotasi.
ke
irisan yang lain pada faktor keamanan, akan dapat mempunyai kesalahan
sampai 60% (WHITMAN dan BAILEY, 1967).
Gaya normal pada dasar dari tiap irisan ditentukan baik dari penjumlahan
gaya-gaya lurus terhadap dasar atau dari penjumlahan n pada arah vertikal
dan horisontal.
FV = 0
W - P cos - Sin sin = 0
(15)
FH = 0
Sin cos - P sin - kW = 0
(16)
(17)
Faktor keamanan ditentukan dari penjumlahan momen pada satu titik (atau
titik pusat fiktif atau titik pusat nyata dari rotasi untuk keseluruhan massa).
Mo = 0
W x - Sm R - Pf + k W e + Aa + Ld = 0
(18)
c' l R + (P - l) R tan
F=
(19)
Wx - Pf + kWe + A a + Ld
ini
mengabaikan
gaya
geser
antar
irisan
dan
kemudian
P= W
c' l sin
l tan ' sin
+
/ m
F
F
(20)
dimana :
m
tan =
Xl
X
= r
El
Er
(21)
dimana :
=0
(22)
FH = 0
- (Er - El ) + P sin - Sm cos + k W = 0
(23)
Gaya normal dapat ditentukan dari persamaan (22) dan kemudian gaya
horisontal antar irisan didapatkan dari persamaan (23) :
P = W - ER - EL tan
/ m
F
F
(24)
(25)
{C'l
cos
+
(P
l
)
tan
'
cos
F =
P sin + kW A - L cos
(26)
Metoda Spencer melindungi dua faktor keamanan untuk tiap sudut dari gaya
samping. Walaupun demikian; pada sudut tertentu dari gaya antar irisan,
dua faktor keamanan tersebut adalah sama (Gambar 9).
Metoda Corp Engineers, kadang-kadang disebut sebagai metoda Taylor's
modified Swedish adalah ekivalen terhadap porsi keseimbangan gaya dari
metoda Spencer dimana arah dari gaya antar irisan diasumsikan, umumnya
pada suatu sudut yang sama dengan sudut rata-rata permukaan.
normal
ditentukan
dari
penjumlahan
gaya
vertikal,
dengan
P= W
c' l sin
l tan ' sin
+
/ m
F
F
(27)
{c'l
cos
+
(p
l
)
t
a
n
'
cos
F =
P sin + kW A - L cos
(28)
F0
(29)
FK =
( C'
+ (p + t - u) tan ) X / n
((p + t) tan ) X + Q
A
B + Q
(30)
dimana :
FK
= faktor keamanan
= kohesi
= lebar irisan
= cos 1
(31)
dimana :
t
= X / X
= w / X
= l/n [C + (p + t - u) tan ] X
= (p + t) tan X
Gambar 10
fo
rn
c
u
L
d
Gambar 11
Cara perhitungan harus memakai sketsa, grafik dan diagram yang sudah
disiapkan (Gambar 12 s.d. 14) (HOEK & BRAY, 1977). Dengan mengikuti
langkah-langkah
yang
tertera
pada
sketsa
dan
grasik-grafik
yang
Gambar 12
Gambar 13
Gambar 14
Faktor-faktor fo untuk gaya-gaya inter slice pada analisis noncircualr failure menurut JANBU
dapat didefinisikan oleh suatu garis arah (line thrust). Notasi baru yang
digunakan didefinisikan sebagai berikut (Gambar 15).
Gambar 15
tL1 tR = jarak vertikal dari dasar irisan terhadap garis arah (line sthrust).
= sudut antara garis arah pada sisi kanan dari irisan dengan
horisontal.
Gaya normal pada dasar irisan ditentukan dari penjumlahan gaya vertikal.
P = W - (XR - XL )
C' l sin
ul tan ' sin
+
/ m
F
F
(32)
(33)
(34)
(35)
arbitrary untuk
(36)
Gambar 16
numerik
NEWTON
Raphsan
digunakan
untuk
tulisan
ini,
suatu
alternatif
pemecahan
dengan
metoda
dihitung terhadap suatu titik tertentu. Jika bidang longsoran lebih dari satu,
suatu titik pusat dapat digunakan. Persamaan adalah sama dengan yang
didapatkan oleh Metoda Biasa, Metoda Bishop Sederhana dan Metoda
Spencer.
Faktor keamanan yang diturunkan dari keseimbangan gaya adalah sama
seperti metoda spencer (persamaan 26). Gaya geser antar irisan dihitung
dengan cara yang sama seperti metoda Janbu perbaikan. Pada iterasi
pertaman, gaya geser vertikal dibuat sama dengan nol. Pada iterasi
berikutnya, gaya antar irisan horisontal dihitung pertaman kali (persamaan
35) dan kemudian gaya geser vertikal dihitung dengan menggunakan suatu
asumsi nilai dan fungsi gaya samping.
XR = ER f(X)
(37)
Gaya samping dihitung kembali untuk tiap iterasi. Faktor keamanan dari
keseimbangan gaya dan momen diselesaikan untuk suatu daerah nilai dan
fungsi gaya samping spesifik. Faktor keamanan ini diplot dengan cara yang
sama seperti metoda Spencer (Gambar 18). Faktor keamanan vs difitkan
oleh suatu regresi polynomial order kedua dan titik perpotongan memenuhi
keseimbangan gaya dan momen.
F=
1
C' b + w (1- ru ) tan ' m
w sin
(38)
dimana :
ru
= u / H = wh / h
atau :
F=
1
b
b
h
C'
(1 ru ) tan ' x
b
u
H
H
H
H
sin
H
H
1 +
Gambar 18
(39)
Gambar 19
Fm =
Semua
metoda
yang
memenuhi
(40)
keseimbangan
gaya
keseluruhan
Ff =
(41)
ClR
(P-ul) R tan
Wx
keseimbangan gaya
Cl cos
(P-ul) tan cos
Normal
Gempa bumi
Rendaman parsial
(partial submerged)
Pembebana garis
Pf
k W e
a
P sin
kW
Ld
L cos
P = W - (XR - XL )
/ m
F
F
(42)
Metoda
Biasa atau Fellenius atau
Swedia
Bishop sederhana
Spencer
Janbu sederhana
Janbu perbaikan
Morgenstern-Price
x
x
x
x
(20)
(24)
(27)
(32)
(42)
Gambar 21
Hubungan antara faktor keamanan dari berbagai metoda tetap sama apapun
bentuk permukaan longsoran. Sebagai contoh, metoda BISHOP sederhana
selalu memberikan besaran yang sangat mirip dengan metoda SPENCER
ataupun metoda MORGENSTERN - PRICE. Hal ini diakibatkan oleh
kecilnya pengaruh dari fungsi gaya samping terhadap keseimbangan
momen untuk persamaan faktor keamanan. Pada keenam contoh kasus;
perbedaan rata-rata dari faktor keamanan adalah lebih kurang 0,1%.
4. CARA-CARA
LUNCUR
MENENTUKAN
TITIK
PUSAT
BIDANG
Bila semua data sudah terkumpul, maka langkah yang berikutnya adalah
menentukan titik pusat bidang luncur atau titik pusat busur kritis (centre of
critical circle) dari lereng yang dimensinya sudah diketahui. Titik pusat
bidang luncur itu perlu ditentukan jika :
1. Penampang longsoran membentuk busur lingkaran
2. Metoda analisis kemantapan lereng yang dipakai adalah metoda grafis
yang disebut slip circle analysis atau slices analysis (PFLEIDER, 1972).
Cara penentuan titik pusat bidang luncur itu dilakukan dengan bantuan
diagram-diagram (Gambar 22 dan 23). Dari diagram-diagram tersebut juga
dapat diperoleh perkiraan letak rekahan-rekahan kritisnya (critical tension
cracks). Dalam hal ini yang diperlukan adalah harga sudut geser dalam ,
tinggi lereng H dan besarnya sudut lereng. Harga-harga X dan Y diukur
dari kaki lereng (toe) dan dinyatakan dalam H (tinggi lereng).
Tabel 3 perbandingan beberapa metoda keseimbangan limit
Metoda
Bishop
(1955)
Permukaan
longsor
busur
lingkaran
Keseimbangan
momen
gaya
v
umum
umum
v
v
Spencer
umum
umum
(1967)
MorgensternPrice (1965)
antar
irisan,
mengguna-kan
resultan
gaya
horisontal antar irisan
memperhitungkan gaya
geser antar irisan, jika
gaya geser ini adalah
gaya internal,
maka (XL - Xr) = 0
mengabaikan gaya antar
irisan
menggunakan
faktor
koreksi
untuk
memper-hitungkan
gaya
geser
antar
irisan
garis gaya antar irisan
terletak pada - 1/3
dari tinggi irisan.
sudut kemiringan gaya antar
irisan membuat sudut
yang konstan
sudut kemiringan gaya antar
irisan
secara
sistimatis
Sarma
umum
Gambar 22
Gambar 23
5. DAFTAR PUSTAKA
Denys Brunsden and David B.Prior [Ed], Slope Instability, A WileyInterscience Publication, John Wiley & Sons, 1984.
Fredlund D.G. and Krahn J., Comparaison of Slope Stability Methods of
Analysis, Canadian Geotech, Vol. 14, 1977.
Hantz D., Boulonnage et Reinforcement des terrains - Nation Elementaires
pour le calcul de la stabilite des talus, Laboratoire de Macanique des
Terrains, Ecole des Mines de Nancy, France, 1988.
Hoek, E. & Bray, J.W., Rock Slope Engineering, revised third edition, The
Institution of Mining and Metallurgy, London, 1981.
Notosiswoyo, Sudarto, Dr.Ir., dan Prodjosumarto, Partanto, Ir., Pengantar
Analisis Kemantapan Lereng, Jurusan Teknik Pertambangan, Institut
Teknologi Bandung, 1984.