2.2.2 EPIDIDIMIS
Merupakan suatu struktur berbentuk koma yang menahan batas posterolateral
testis. Epididimis dibentuk oleh saluran yang berlekuk-lekuk secara tidak teratur
yang disebut duktus epididimis. Panjang duktus epididimis sekitar 600 cm.
Duktus ini berawal dari puncak testis (kepala epididimis) dan berjalan berlikuliku, kemudian berakhir pada ekor epididimis yang kemudian menjadi vas
deferens. Epididimis merupakan tempat terjadinya maturasi akhir sperma.
2..2.3 SCROTUM
Skrotum pada dasarnya merupakan kantung kulit khusus yang melindungi testis
dan epididimis dari cedera fisik dan merupakan pengatur suhu testis.
Spermatozoa sangat sensitive terhadap suhu karena testis dan epididimis berada
di luar rongga tubuh, suhu di dalam testis biasanya lebih rendah daripada suhu di
dalam abdomen.
Pasokan darah ke vas deferens dan vesikula seminalis berasal dari arteri
vesikulkaris inferior. Arteri ini berjalan bersama vas deferens menuju skrotum
beranastomosis dengan arteri testikukar, sedangkan aliran limfatik berjalan
menuju ke nodus iliaka interna dan eksterna. Vesikula seminalis memproduksi
sekitar 50-60 % dari total volume cairan semen. Komponen penting pada semen
yang berasal dari vesukula seminalis adalah fruktosa dan prostaglandin.
2.7 PENIS
Penis terdiri jaringan kavernosa (erektil) dan dilalui uretra. Ada dua permukaan
yaitu permukaan posterior penis teraba lunak (dekat uretra) dan permukaan
dorsal. Jaringan erektil penis tersusun dalam tiga kolom longitudinal, yaitu
sepasang korpus kavernosum dan sebuah korpus spongiousum di bagian tengah.
Ujung penis disebut glans. Glands penis ini mengandung jaringan erektil dan
berlanjut ke korpus spongiosum. Glans dilapisi lapisan kulit tipis berlipat, yang
dapat ditarik ke proksimal disebut prepusium (kulit luar), prepusium ini dibuang
saat dilkukan pembedahaan (sirkumsisi). Penis berfungsi sebagai penetrasi.
Penetrasi pada wanita memungkinkan terjadinya deposisi semen dekat serviks
uterus.
Gambar organ reproduksi pria
3.Uretra adalah kelanjutan dari vas deferens, saluran untuk air mani
selama hubungan seksual. Juga berfungsi sebagai saluran keluar air seni.
Hasil penelitian menunjukkan panjang rata-rata uretra pria adalah 22,3
cm (SD = 2,4 cm), mulai dari 15 cm sampai 29 cm.
1.8
Penis (dari bahasa latin yang artinya "ekor", akar katanya sama
dengan phallus, yang memiliki arti sama) adalah alat kelamin jantan.
Penis merupakan organ eksternal, karena berada di luar ruang
tubuh. Berfungsi untuk alat kopulasi, yaitu untuk memasukkan sperma
ke dalam saluran reproduksi pada wanita. Penis manusia tersusun dari
dua bagian utama, yaitu pangkal/akar (radix) dan tubuh (corpus).
Pangkal penis terletak di dalam badan, terdiri dari gelembung penis
(bulbus penis) dan sepasang crus penis di kedua sisinya. Permukaan kulit
yang melindungi pangkal penis biasanya memiliki rambut kelamin. Tubuh
penis memiliki dua sisi permukaan: dorsal (bagian yang tampak dari
depan jika penis "istirahat") dan ventral atau uretral (mengarah ke
dalam/testis). Struktur tubuh penis disokong oleh tiga kantung:
sepasang corpora
cavernosus dan corpus
spongiosus di
antara
keduanya, terletak di sisi ventral dan melindungi saluran kemih (uretra).
Di bagian ujung batang terdapat glands penis yang berbentuk agak
meruncing pada ujungnya, yang memudahkan penetrasi di saat hubungan
seksual.
Skrotum, adalah
kantung
(terdiri
dari kulit dan otot)
yang
membungkus testisatau
buah
zakar.
Skrotum
terletak
di
antara penis dan anus serta di depan perineum. Pada wanita, bagian ini
serupa dengan labia mayora. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu
skrotum kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum
kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot
dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga
dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat seratserat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang
disebut otot
kremaster.
Pada
skrotum
manusia
dan
beberapa mamalia bisa terdapat rambut pubis. Rambut pubis mulai
tumbuh sejak masa pubertas. Fungsi utama skrotum adalah untuk
memberikan kepada testis suatu lingkungan yang memiliki suhu 1-8 oC
lebih dingin dibandingkan temperature rongga tubuh. Fungsi ini dapat
terlaksana disebabkan adanya pengaturan oleh sistem otot rangkap yang
menarik testis mendekati dinding tubuh untuk memanasi testis atau
membiarkan testis menjauhi dinding tubuh agar lebih dingin.
Pada manusia, suhu testis sekitar 34C. Pengaturan suhu dilakukan
dengan mengeratkan atau melonggarkan skrotum, sehingga testis dapat
bergerak mendekat atau menjauhi tubuh. Testisakan diangkat mendekati
tubuh pada suhu dingin dan bergerak menjauh pada suhu panas.
Hormon
Pertumbuhan, diperlukan
untuk
mengatur
fungsi
metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan
pembelahan awal pada spermatogenesis.
f. Ejakulasi