PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kejang bukan merupakan suatu penyakit, tetapi gejala dari suatu atau
beberapa penyakit, yang merupakan manifestasi dari lepasnya muatan listrik
yang berlebihan di sel-sel neuron otak oleh karena terganggu fungsinya.
Kejang merupakan salah satu kedaruratan medik yang harus segera diatasi.
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(suhu rektal di atas 38 C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.
Kejang demam merupakan penyakit kejang yang paling sering dijumpai di
bidang neurologi khususnya anak.6
Kejang demam merupakan kelainan tersering pada anak dimana 2%5% anak berumur di bawah 5 tahun pernah mengalami bangkitan kejang
demam Di Amerika Serikat insiden kejang demam berkisar antara 2%-5%
pada anak umur kurang dari 5 tahun. Di Asia angka kejadian kejang demam
dilaporkan lebih tinggi dan sekitar 80%-90% dari seluruh kejang demam
adalah kejang demam sederhana. Di Jepang angka kejadian kejang demam
adalah sebesar 9%-10%.7
Di Indonesia, data dari RSUZA Banda Aceh menyebutkan bahwa dari
tahun 2011 sampai 2012 ditemukan terdapat 86 pasien dengan kejang
demam, 41 (47,7%) pasien di antaranya mengalami kejang demam berulang.
Sedangkan di UPT Puskesmas Nogosari tercatat sebanyak 3 kasus kejang
demam sejak periode Januari Juni 2014.
Rumusan Masalah
Faktor-faktor apa sajakah yang dapat meningkatkan risiko berulangnya
kejang demam pada anak dan bagaimana pencegahannya?
1.3.
Tujuan
1.3.1. Tujuan umum
Menurunkan angka kejadian berulangnya kejang demam pada anak.
1.3.2. Tujuan khusus
1.3.2.1.
1.3.2.2.
Untuk
memperoleh
informasi
mengenai
cara
1.4.
Manfaat
Manfaat
yang
memberikan informasi
diharapkan
dari
makalah
ini
adalah dapat