PENGINDERAAN JAUH
MAKALAH
Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah geologi
Disusun oleh:
Nur Hasanah (085)
Riandi
Rido
Syakira Trisnafiah
Universitas Padjadjaran
Fakultas Teknik Geologi Jurusan Teknik Geologi
Mata Kuliah Geomorfologi Dan Penginderaan Jauh
Kata pengantar
Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas
segala berkat, rahmat, taufik dan hidayah yang telah diberikan-Nya, penulis
dapat menyelesaikan makalah dengan judul Deskripsi Geomorfologi dan
Penginderaan Jauh dengan tepat waktu dan tanpa hambatan yang berarti.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak terkait yang
telah membantu penulis menyelesaikan makalah ini baik dalam bentuk moril
maupun materil. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
khusus nya para mahasiswa yang ingin memperdalam ilmu kebumian nya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna.
Untukitu, penulis berharap pembaca dapat memberikan kritik maupun saran
yang bersifat membangun dan menyemurnakan makalah ini. Dengan ini penulis
mempersembahkan makalah ini dengan rasa terimakasih dan semoga Allah
meridhoi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Geomorfologi merupakan salah satu b a g i a n d a r i g e o g r a f i . D i m a n a
g e o m o r f o l o g i y a n g m e r u p a k a n c a b a n g d a r i i l m u geografi, mempelajari
tentang bentuk muka bumi, yang meliputi pandangan luas sebagai cakupan
satu kenampakan sebagai bentang alam (landscape) sampai pada satuan
terkecil sebagai bentuk lahan (landform). Geomorfologi merupakan ilmu yang
mempelajari tentang bentuk lahan, meliputi proses-proses yang bekerja terhadap batuan
induk dan perubahan-perubahan yang terjadi dalam bentuklahan. Terdapat dua macam
proses geomorfologi yang bekerja di permukaan bumi, yaitu proses endogen dan proses
eksogen. Kedua proses tersebut berperan penting dalam pembentukan bentuk lahan.
Proses geomorofologi meninggalkan karakteristik yang khas dalam setiap kenampakan
bentuklahan. Dalam hal ini erat kaitannya dengan pemetaan geologi dalam medan hutan
lebat karena Geomorfologi mempunyai peran dan terapan dalam survei dan pemetaan,
survei geologi, hidrologi, vegetasi, penggunaan lahan pedesaan, keteknikan, ekplorasi
mineral, pengembangan dan perencanaan, analisis medan, banjir, serta bahaya alam
disebabkan oleh gaya endogen.
Hubungan
geomorfologi
dengan
kehidupan
manusia
adalah
dapat
berpotensi
berbahaya
maupun
aman.Sehingga dilakukan
bumi
yang
memiliki
pengaruh kuat dari proses alam dan struktur geologis pada material batuan dalam
ruang dan waktu kronologis tertentu. Bentuk lahan terdiri dari sistem Pegunungan,
Perbukitan, Vulkanik, Karst, Alluvial, Dataran sampai Marine terbentuk oleh
pengaruh batuan penyusunnya yang ada di bawah lapisan permukaan bumi.
Pada makalah ini akan dijelaskan kembali apa yang dimaksud dengan bentang
lahan yang terbentuk berasal dari proses pelarutan.
Di bumi ini tersebar berbagai macam fenomena-fenomena alam yang sudah diungkap
oleh manusia maupun yang belum diungkap oleh manusia.Salah satu langkah untuk
mengungkap dan mengenali fenomena alam adalah dengan menggunakan teknologi
sesuai perkembangan zaman.Manusia sudah tidak lagi langsung terjun langsung ke
lapangan guna mengungkap fenomena alam, namun dengan perkembangan teknologi
maka manusia mengenal teknologi penginderaan jauh.Teknologi penginderaan jauh
merupakan pengembangan dari teknologi pemotretan udara yang mulai berkembang
dengan pesat sesudah selesainya perang dunia terakhir, yaitu sekitar abad ke
19.Penginderaan jauh (inderaja) adalah ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) untuk
memperoleh, mengolah dan menganalisa data untuk mengetahui karakteristik objek tanpa
menyentuh objek itu sendiri. Dengan pengertian ini bahwa ada beberapa cara yang bisa
dilakukan termasuk peralatan yang dipakai untuk mengamati suatu objek dengan metode
penginderaan jauh.
Saat ini metode penginderaan jauh sudah menggunakan satelit yang mengorbit bumi.
Sistem inderaja pada prinsipnya terdiri atas tiga bagian utama yang tidak terpisahkan
yaitu ruas antariksa, ruas bumi dan pemanfaatan data produk ruas bumi. Data yang
diperoleh dari sensor penginderaan jauh menyajikan informasi penting untuk membuat
keputusan
yang
mantap
dan
perumusan
kebijakan
bagi
berbagai
penerapan
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Bentuk Lahan
Menurut Strahler (1983), bentuk lahan adalah konfigurasi permukaan lahan yang
dihasilkan oleh proses alam. Lebih lanjut Whitton (1984) menyatakan bahwa bentuklahan
merupakan morfologi dan karakteristik permukaan lahan sebagai hasil interaksi antara
proses fisik dan gerakan kerak dengan geologi lapisan permukaan bumi. Berdasarkan
kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa bentuklahan merupakan bentang
permukaan lahan yang mempunyai relief khas karena pengaruh kuat dari struktur kulit
bumi dan akibat dari proses alam yang bekerja pada batuan di dalam ruang dan waktu
tertentu. Masing-masing bentuklahan dicirikan oleh adanya perbedaan dalam hal struktur
dan proses geomorfologi, relief/topografi dan material penyusun (litologi).
Struktur
geomorfologi
memberikan
informasi
tentang
asal-usul
(genesa)
dari
tentang
Lf: f (T,P, S, M, K)
Relief
atau
konfigurasi
kesan
topografi
permukaan
memberikan
bentuklahan
yang
: topografi
P
S
M
K
:
:
:
:
proses alam
struktur geologi
material batuan
ruang dan waktu kronologis
terhadap geomorfologi yaitu (1) struktur aktif yang menghasilkan bentukan baru,
dan (2) struktur tidak aktif yang merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh
perbedaan erosi masa lalu. Satuan geomorfologi dari bentukan ini ada 13 macam,
yaitu blok pegunungan patahan, blok perbukitan patahan, pegunungan antiklinal,
perbukitan antiklinal, pegunungan sinklinal, perbukitan sinklinal, pegunungan
monoklinal, perbukitan monoklinal, pegunungan kubah, perbukitan kubah,
dataran tinggi, lembah sinklinal, dan sembul. Pegunungan lipatan, pegunungan
patahan, perbukitan, dan kubah, merupakan contoh-contoh untuk bentuklahan
asal struktural.
3. Bentuklahan asal fluvial (F), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan
yang terjadi akibat aktivitas sungai yang berupa pengikisan, pengangkutan dan
pengendapan (sedimentasi) membentuk bentukan-bentukan deposisional yang
berupa bentangan dataran aluvial (Fda) dan bentukan lain dengan struktur
horisontal, tersusun oleh material sedimen berbutir halus. Dataran banjir, rawa
belakang, teras sungai, dan tanggul alam merupakan contoh-contoh satuan
bentuklahan ini.
4. Bentuklahan asal proses solusional (S), merupakan kelompok besar satuan
bentuklahan yang terjadi akibat proses pelarutan pada batuan yang mudah larut,
seperti batu gamping dan dolomite, karst menara, karst kerucut, doline, uvala,
polye, goa karst, dan logva, merupakan contoh-contoh bentuklahan ini.
5. Bentuklahan asal proses denudasional (D), merupakan kelompok besar satuan
bentuklahan yang terjadi akibat proses degradasi seperti longsor dan erosi.
Contoh satuan bentuklahan ini antara lain: bukit sisa, lembah sungai, peneplain,
dan lahan rusak.Bentukan ini terbentuk oleh proses gradasi yang di dalamnya
terdapat dua proses yaitu (1) proses agradasi, dan (2) proses degradasi. Proses
agradasi adalah berbagai proses sedimentasi dan pembentukan lahan baru sebagai
material endapan dari proses degradasi. Sedangkan proses degradasi adalah
proses hilangnya lapisan-lapisan dari permukaan bumi. Psoses degradasi adalah
proses yang paling dominan yang terjadi. Satuan geomorfologi dari bentukan ini
ada 8 macam, yaitu pegunungan terkikis, perbukitan terkikis, bukit sisa, bukit
terisolasi, dataran nyaris, lereng kaki, pegunungan/ perbukitan dengan gerakan
masa batuan, dan lahan rusak.
Erosi /pengikisan dan gerak masa batuan (erosion and mass movement)
6. Bentuklahan asal proses eolin (E), merupakan kelompok besar satuan
bentuklahan yang terjadi akibat proses angin. Bentuklahan asal proses eolin dapat
terbentuk dengan baik jika memiliki persyaratan sebagai berikut :
a) Tersedia material berukuran pasir halus hingga pasir kasar dengan jumlah
yang banyak
b) Adanya periode kering yang panjang dan tegas
c) Adanya angin yang mampu mengangkut dan mengendapkan bahan pasir
tersebut
d) Gerakan angin tidak banyak terhalang oleh vegetasi maupun objek yang
lain.
Contoh satuan bentuklahan ini antara lain: gumuk pasir barchan, parallel,
parabolik, bintang, lidah, dan transversal.
7. Bentuklahan asal proses marine (M), merupakan kelompok besar satuan
bentuklahan yang terjadi akibat proses laut oleh tenaga gelombang, arus, dan
pasang-surut. Contoh satuan bentuklahan ini adalah: gisik pantai (beach), bura
(spit), tombolo, laguna, dan beting gisik (beach ridge). Pengaruh marine dapat
mencapai puluhan kilometer ke arah darat, tetapi terkadang hanya beberapa ratus
meter saja. Sejauh mana efektifitas proses abrasi, sedimentasi, dan pertumbuhan
terumbu pada pesisir ini, tergantung dari kondisi pesisirnya Karena kebanyakan
sungai dapat dikatakan bermuara ke laut, maka seringkali terjadi bentuklahan
yang terjadi akibat kombinasi proses fluvial dan proses marine. Kombinasi ini
disebut proses fluvio-marine. Contoh-contoh satuan bentuklahan yang terjadi
akibat proses fluvio marine ini antara lain delta dan estuari.
8. Bentuklahan asal glasial (G), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan
yang terjadi akibat proses gerakan es (gletser). Bentukan ini tidak berkembang di
Indonesia yang beriklim tropis ini, kecuali sedikit di puncak Gunung Jaya
Wijaya, Papua. Contoh satuan bentuklahan ini antara lain lembah menggantung
dan morine.
9. Bentuklahan asal organik (O), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan
yang terjadi akibat pengaruh kuat aktivitas organisme (flora dan fauna). Contoh
satuan bentuklahan ini adalah mangrove dan terumbu karang.
10. Bentuklahan asal antropogenik (A), merupakan kelompok besar satuan
bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas manusia. Waduk, kota, dan pelabuhan,
merupakan contoh-contoh satuan bentuklahan hasil proses antropogenik.
Proses terbentuknya bentanglahan, baik bentang lahan alami maupun bentang budaya,
dapat diterangkan berdasar 3 komponen, yaitu: (a) komponen lingkungan alam, (b)
lingkungan sosial, dan (c) ideologi. 2 (dua) komponen utama dapat diamati oleh panca
indera, sehingga dapat memunculkan suatu kenampakan, sedangkan komponen ideologi
lebih berkaitan dengan akal dan hati yang tidak terlihat secara kasat mata.
Masing-masing komponen memiliki sub komponen. Sebagai contoh pada komponen
lingkungan alami terdapat sub komponen: relief, batuan, air, dan iklim yang saling
berinteraksi. Interaksi ini disebut dengan interaksi horisontal, yang akan menciptakan
kenampakan bentang tersendiri. Selain itu juga terdapat interaksi vertikal, yaitu interaksi
yang terjadi antara komponen yang saling mempengaruhi, misalnya antara lingkungan
alam dan lingkungan sosial. Tiga komponen tersebut berhubungan satu dengan yang
lainnya dan tidak dapat dipisahkan.
lebih
dikenal
dengan
istilah
teledetection,
di
Jerman
disebut
obyek, atau benda dengan menggunakan sebuah alat perekam tanpa berhubungan
langsung dengan obyek yang dikaji.Pengumpulan data dari jarak jauh dilakukan dengan
berbagai bentuk, termasuk dengan teknik pemancaran daya, pemancaran gelombang
bunyi, dan penangkapan energi gelombang.
2.4 Manfaat dan Komponen Penginderaan Jauh
1. Citra dapat dibuat secara cepat meskipun pada daerah yang sulit ditempuh melalui
daratan, contohnya hutan, rawa dan pegunungan.
2. Citra menggambarkan obyek dipermukaan bumi dengan wujud dan letak objek mirip
dengan sebenarnya, gambar relatif lengkap, liputan daerah yang luas dan sifat
gambar yang permanen
3. Citra tertentu dapat memberikan gambar tiga dimensi jika dilihat dengan
menggunakan stereoskop. Gambar tiga dimensi itu sangat menguntungkan karena
menyajikan model obyek yang jelas, relief lebih jelas, memungkinkan pengukuran
beda tinggi, pengukuran lereng dan pengukuran volume.
4. Citra dapat menggambarkan benda yang tidak tampak sehingga dimungkinkan
pengenalan obyeknya. Sebagai contoh adalah terjadinya kebocoran pipa bawah
tanah.
5. Citra sebagai satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana.
Adapun manfaat penginderaan jauh dibidang geologi adalah
1. Melakukan pemetaan permukaan, di samping pemotretan dengan pesawat terbang dan
menggunakan aplikasi GIS.
2. Menentukan struktur geologi dan macam batuan.
3. Melakukan pemantauan daerah bencana (kebakaran), pemantauan aktivitas gunung
berapi, aktivitas tektonik dan pemantauan persebaran debu vulkanik.
4. Melakukan pemantauan distribusi sumber daya alam, seperti hutan (lokasi, macam,
kepadatan, dan perusakan), bahan tambang
Pengumpulan data dalam penginderaan jauh dilakukan dari jarak jauh dengan
menggunakan sensor buatan, untuk itu diperlukan tenaga penghubung yang
membawa data tentang obyek ke sensor. Data tersebut dikumpulkan dan direkam
dengan 3 cara dengan variasi sebagai berikut:
a) Distribusi daya (force). Contoh: Gravitometer mengumpulkan data yang
berkaitan dengan gaya tarik bumi.
b) Distribusi gelombang bunyi. Contoh:
Sonar
digunakan
untuk
Camera
untuk
atmosfer seperti debu, uap air dan gas. Proses penghambatannya terjadi dalam
bentuk serapan, pantulan dan hamburan.
3. Interaksi Tenaga dengan Objek
Tenaga dalam penginderaan jauh merupakan tenaga penghubung yang
membawa data tentang objek ke sensor dapat berupa bunyi, daya magnetik, gay
berat, dan tenaga elektromagnetik.
4. Sensor atau Alat Pengindera
Sensor adalah alat yang digunakan untuk melacak, mendeteksi, dan merekam
suatu obyek dalam daerah jangkauan tertentu.Tiap sensor memiliki kepekaan
tersendiri terhadap bagian spektrum elektromagnetik.Kemampuan sensor untuk
merekam gambar terkecil disebut resolusi spasial.Semakin kecil obyek yang dapat
direkam oleh sensor semakin baik kualitas sensor itu dan semakin baik resolusi
spasial dari citra.
Jenis sensor dan sifatnya
Berdasarkan proses perekamannya, sensor dibedakan:
a. Sensor Fotografi
Proses perekaman ini berlangsung secara kimiawi. Tenaga elektromagnetik
diterima dan direkam pada emulsi film yang bila diproses akan menghasilkan
foto. Kalau pemotretan dilakukan dari pesawat udara atau wahana lainnya,
fotonya disebut foto udara.Tapi bila pemotretan dilakukan dari antariksa,
fotonya disebut foto orbital atau foto satelit.
b. Sensor Elektrik
Sensor ini menggunakan tenaga elektrik dalam bentuk sinyal elektrik.Alat
penerima
dan
perekamannya
berupa
pita
magnetik
atau
detektor
Pada dasarnya kegiatan interpretasi citra terdiri dari 2 proses, yaitu melalui pengenalan
objek melalui proses deteksi dan penilaian atas fungsi objek.
1. a. Pengenalan objek melalui proses deteksi yaitu pengamatan atas adanya suatu objek,
berarti penentuan ada atau tidaknya sesuatu pada citra atau upaya untuk mengetahui
benda dan gejala di sekitar kita dengan menggunakan alat pengindera (sensor). Untuk
mendeteksi benda dan gejala di sekitar kita, penginderaannya tidak dilakukan secara
langsung atas benda, melainkan dengan mengkaji hasil rekaman dari foto udara atau
satelit.
b. Identifikasi.Ada 3 (tiga) ciri utama benda yang tergambar pada citra berdasarkan
ciri yang terekam oleh sensor yaitu sebagai berikut:
1. Spektoral
Ciri spektoral ialah ciri yang dihasilkan oleh interaksi antara tenaga
elektromagnetik dan benda yang dinyatakan dengan rona dan warna.
2. Spatial
Ciri spatial ialah ciri yang terkait dengan ruang yang meliputi bentuk, ukuran,
bayangan, pola, tekstur, situs, dan asosiasi.
3. Temporal
Ciri temporal ialah ciri yang terkait dengan umur benda atau saat perekaman.
2. Penilaian atas fungsi objek dan kaitan antar objek dengan cara menginterpretasi dan
menganalisis citra yang hasilnya berupa klasifikasi yang menuju ke arah teorisasi dan
akhirnya dapat ditarik kesimpulan dari penilaian tersebut. Pada tahapan ini,
interpretasi dilakukan oleh seorang yang sangat ahli pada bidangnya, karena hasilnya
sangat tergantung pada kemampuan penafsir citra.
Dalam menginterpretasi citra, pengenalan objek merupakan bagian yang sangat
penting, karena tanpa pengenalan identitas dan jenis objek, maka objek yang
tergambar pada citra tidak mungkin dianalisis.Prinsip pengenalan objek pada citra
didasarkan pada penyelidikan karakteristiknya pada citra.Karakteristik yang
tergambar pada citra dan digunakan untuk mengenali objek disebut unsur interpretasi
citra.
Unsur Interpretasi Citra
1. Rona dan Warna
Rona atau tone adalah tingkat kecerahan atau kegelapan suatu objek yang terdapat
pada foto udara atau pada citra lainnya. Tingkat kecerahannya tergantung pada
keadaan cuaca saat pengambilan objek, arah datangnya sinar matahari, waktu
pengambilan gambar (pagi, siang atau sore) dan sebagainya.
2. Bentuk
Bentuk-bentuk atau gambar yang terdapat pada foto udara merupakan konfigurasi
atau kerangka suatu objek.Bentuk merupakan ciri yang jelas, sehingga banyak objek
yang dapat dikenali hanya berdasarkan bentuknya saja. Contoh: Gedung sekolah pada
umumnya berbentuk huruf I, L, U atau empat persegi panjang.
3. Ukuran
Ukuran merupakan ciri objek yang antara lain berupa jarak, luas, tinggi lereng dan
volume. Ukuran objek pada citra berupa skala, karena itu dalam memanfaatkan
ukuran sebagai interpretasi citra, harus selalu diingat skalanya.
Contoh: Lapangan olah raga sepakbola dicirikan oleh bentuk (segi empat) dan ukuran
yang tetap, yakni sekitar (80 m - 100 m).
4. Tekstur
Tekstur adalah frekwensi perubahan rona pada citra.Ada juga yang mengatakan
bahwa tekstur adalah pengulangan pada rona kelompok objek yang terlalu kecil untuk
dibedakan secara individual.
5. Pola
Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak objek
bentukan manusia dan bagi beberapa objek alamiah. Contoh: Pola aliran sungai
menandai struktur geologis.
6. Bayangan
Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau objek yang berada di daerah gelap.
Meskipun demikian, bayangan juga dapat merupakan kunci pengenalan yang penting
bagi beberapa objek yang justru dengan adanya bayangan menjadi lebih jelas.
Contoh: Lereng terjal tampak lebih jelas dengan adanya bayangan, begitu juga
cerobong asap dan menara, tampak lebih jelas dengan adanya bayangan.
7. Situs
Situs adalah letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya. Misalnya
permukiman pada umumnya memanjang pada pinggir beting pantai, tanggul alam
atau sepanjang tepi jalan.Juga persawahan, banyak terdapat di daerah dataran rendah,
dan sebagainya.
8. Asosiasi
Asosiasi adalah keterkaitan antara objek yang satu dengan objek yang lainnya.
Contoh: Stasiun kereta api berasosiasi dengan jalan kereta api yang jumlahnya lebih
dari satu (bercabang).
9.
Konvergensi Bukti
Konvergensi bukti ialah penggunaan beberapa unsur interpretasi citra sehingga
lingkupnya menjadi semakin menyempit ke arah satu kesimpulan tertentu.
Contoh: Tumbuhan dengan tajuk seperti bintang pada citra, menunjukkan pohon
palem. Bila ditambah unsur interpretasi lain, seperti situsnya di tanah becek dan berair
payau, maka tumbuhan palma tersebut adalah sagu.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bentuklahan adalah bagian dari permukaan bumi yang memiliki bentuk
topografiskhas, akibat pengaruh kuat dari proses alam dan struktur geologis
pada material batuan dalam ruang dan waktu kronologis tertentu. Jenisjenis bentuk lahanyaitu Bentuklahan asal structural, Bentuklahan asal vulkanik,
Bentuklahan asal denudasional, Bentuklahan asal fluvial, Bentuklahan asal marine,
Bentuklahan asal glacial,
digunakan dalam disiplin ilmu tertentu seperti Geologi, Geografi, Ekologi, Geodesi
dan disiplin ilmu lainnya.
Dalam menginterpretasikan citra dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu:
1. Deteksi ialah pengenalan objek yang mempunyai karakteristik tertentu oleh
sensor.
2. Identifikasi ialah mencirikan objek dengan menggunakan data rujukan.
3. Analisis ialah mengumpulkan keterangan lebih lanjut secara terinci.
3.2 Saran
Dalam makalah ini tentunya masih banyak kekurangan.Untuk itu bagi pembaca
agar mencari literatur yang lebih lengkap.Untuk mahasiswa agar kiranya pembuatan
makalah seperti kami sebaiknya menyiapkan prossedur data yang lengkap sesuai
permintaan dosen, supaya hasilnya memuaskan. Teknologi sudah semakin maju,
penginderaan jauh yang awalnya hanya menggunakan citra foto udara dengan wahana
balon udara kini telah banyak dikembangkan dengan munculnya citra satelit yang
tentu saja cara kerjanya lebih canggih. Penggunaan citra satelit hendaknya lebih di
dikembangkan lagi dan pemanfaatanya lebih dioptimalkan.
DAFTAR PUSTAKA
teachgeograf.blogspot.com
geologidanmorfologi.blogspot.com
id.wikipedia.org
bhianrangga.files.wordpress.com
sugiartogeoindo.blogspot.com
geomorfologiumum.blogspot.com