123
Abstrak - Pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk yang terus meningkat menyebabkan pertambahan konsumsi energi di dunia
meningkat. Di Indonesia diperkirakan kebutuhan energi nasional akan meningkat dari 674 juta SBM tahun 2002 menjadi 1680 juta SBM
pada tahun 2020, meningkat sekitar 2,5 kali lipat atau naik dengan laju pertumbuhan rata-rata tahunan sebesar 5,2%. Namun, pasokan
energi yang ada semakin hari semakin menipis. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan suatu terobosan untuk mencegah terjadinya
krisis energi. Salah satu energi yang terbarukan yang mempunyai potensi besar adalah pemanfaatan sekam padi untuk tungku sekam dengan
efisiensi energi 14,34%-21,21%. Pemanfaatan sekam menjadi kompor menghasilkan gas karbon yang cukup banyak. Konsentrasi karbon
yang berlebihan di udara bukan merupakan suatu hal yang baik bagi kondisi lingkungan, karena karbon yang terlepas ke udara secara
berlebihan dapat mengakibatkan peningkatan suhu bumi. Sehingga diperlukan suatu alternative baru untuk memanfaatkan gas karbon hasil
pembakaran sekam tersebut. Gas karbon hasil pembakaran sekam padi yang dicampur dengan hasil kavitasi campuran minyak dan air
dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif. Tujuan pemanfaatan gas karbon pembakaran sekam padi adalah untuk menciptakan energi
alternatif yang dapat mengurangi pelepasan karbon ke udara sebagai salah satu upaya untuk mengurangi dampak global warming dan
energi murah yang dapat digunakan oleh masyarakat luas. Metode yang digunakan dalam pembuatan energi alternatif ini adalah dengan
metode kavitasi. Minyak yang dicampur dengan air diberi getaran ultrasonik dari sonokimia sehingga menghasilkan uap kering, kemudian
asap (gas Karbon) yang dihasilkan oleh tungku sekam dialirkan pada uap kering tersebut, sehingga campuran uap kering dengan asap (gas
karbon) dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar yang siap digunakan dengan efisiensi energi 11,36% - 17,28%.
Kata kunci
I. PENDAHULUAN
Pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk yang
terus meningkat menyebabkan pertambahan konsumsi
energi di dunia meningkat. Pertumbuhan populasi dunia
diperkirakan dapat menyebabkan krisis energi di tahun
2030. Konsumsi energi dunia meningkat sebesar 49 % atau
1.4 % per tahun dari 495 x 1015 Btu di tahun 2007 menjadi
739 x 1015 Btu di tahun 2035 [3]. Di Indonesia permintaan
energi nasional diestimasikan meningkat dari 674 juta di
tahun 2002 menjadi 1680 juta SBM di tahun 2020,
peningkatan diperkirakan 2.5 kali lipat atau peningkatan
rata-rata pertahun tumbuh 5.2% [6]. Jika tidak ditemukan
cadangan energi baru, maka cadangan energi nasional
diperkirakan akan semakin menipis. Sehingga perlu
dilakukan berbagai terobosan untuk mencegah terjadinya
krisis energi.
Untuk mengantisipasi hal tersebut Pemerintah Indonesia
telah mengeluarkan blueprint pengelolaan energi nasional
tahun 2005-2025. Kebijakan energi ini khususnya
ditekankan pada usaha untuk menurunkan ketergantungan
penggunaan energi hanya pada minyak bumi.
Meningkatnya
biaya
mendorong
upaya
untuk
mengembangkan teknologi yang efisien. Sekam padi
memiliki potensi besar untuk digunakan sebagai bahan
bakar dalam memproduksi energi alternatif [4]. Bagian yang
dapat dijadikan sebagai energi alternatif adalah gas karbon
hasil pembakaran sekam padi. Penggunaan gas karbon
ISSN 0853-0823
124
PH
(H2O)
EC
(mS/cm)
Sugarcane straw
Sewage sludge*
Rice husk
Cattle waste*
Charcoal 1
Charcoal 2
6.8
8.5
8.7
8.2
9.8
7.0
0.38
0.09
0.22
2.90
0.14
0.08
Maximum
Water
Capasity (%)
497
57
232
294
117
184
Density
(t/m3)
0.23
0.65
0.31
0.32
0.34
0.35
B. Kerosin
Kerosin memiliki titik didih tertinggi dan biasanya
digunakan sebagai Minyak tanah, Bahan bakar jet untuk air
plane.
TABEL 2. PROSES DESTILASI BERTINGKAT [1]
Jangka titik
didih (0C)
Dibawah 30
Banyaknya
atom karbon
Nama
14
Fraksi Gas
30 180
5 10
Bensin
180 230
11 12
Minyak tanah
230 305
13 17
305 405
18 - 25
Minyak Gas
Minyak Gas
Berat
Penggunaan
Bahan Bakar
Pemanas
Bahan Bakar
Mobil
Bahan Bakar Jet
Bahan Bakar
Diesel, Pemanas
Bahan Bakar
Pemanas
III. PEMBAHASAN
Sekam yang merupakan kulit terluar dari gabah yang
melimpah di tiap penggilingan padi. Sekam padi dapat
dimanfaatkan untuk bahan bakar alternatif. Dengan
teknologi kompor sekam segar bisa digunakan untuk
memasak. Energi alternatif dengan menggunakan sekam
padi lebih murah dibandingkan dengan energi yang
lain.[4][5] Kompor sekam mempunyai efisiensi 14.34%
sampai 21.21% dapat pada tabel 3.
TABEL 3. EFISIENSI ENENRGI KOMPOR SEKAM UNTUK
MENDIDIHKAN 1 LITER AIR
Massa Sekam (kg)
Air
(0C)
Efisiensi Energi
(%)
Waktu (menit)
0.45
98
14.34
10
0.3
96
20.91
10
0.3
97
21.21
10
ISSN 0853-0823
125
(1)
Keterangan:
: Efisiensi energi
m : massa air (kg)
c : kalor jenis (J/kg0C)
t : perubahan suhu (0C)
Ein : Energi input (J)
TABEL 5. HASIL PENGGUNAAN KARBON DAN
CAMPURAN KEROSIN DAN AIR UNTUK
MENDIDIHKAN 1 LITER AIR
Minyak/air
(ml)
Air
(0C)
Efisiensi
Energi (%)
Waktu
(menit)
150:450
95
11.36
11
120:480
99
17.28
15
100:500
97
13.63
13
Sonokimia
KomporSekam
IV. KESIMPULAN
Salah satu energi alternatif yang memiliki potensi besar
adalah dengan memanfaatkan gas karbon hasil pembakaran
tungku sekam padi. selain murah dan efisien, pemanfaatan
karbon dengan metode kavitasi akustik dari hasil
pembakaran sekam padi juga dapat mudah diterapkan dalam
kegiatan rumah tangga dan industri. Dengan peralatan
sederhana dan bahan baku yang cukup murah diharapkan
hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan
dan diharapkan di masa depan tidak hanya karbon hasil
pembakaran sekam padi yang dapat dijadikan energi
alternatif tetapi juga jenis karbon dari hasil pembakaran
apapun dapat dijadikan bahan baku. Sehingga selain
menghasilkan energi alternatif tetapi juga dapat melestarikan
lingkungan.
PUSTAKA
Air+kerosin
ISSN 0853-0823