Anda di halaman 1dari 23

FRAKTUR CLAVICULA

I.

PENDAHULUAN
Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan
epifisis, baik yang bersifat total maupun yang parsial. Untuk mengetahui mengapa dan
bagaimana tulang mengalami kepatahan, kita harus mengetahui keadaan fisik tulang dan
keadaan trauma yang dapat menyebabkan tulang patah. Kebanyakan fraktur terjadi karena
kegagalan tulang menahan tekanan terutama tekanan membengkok, memutar dan tarikan. 1

II.

INSIDENS & EPIDEMIOLOGI


Terdapat 5-10% fraktur clavicula dari semua jenis fraktur. Fraktur ini kebanyakan
terjadi pada pria yang berusia kurang dari 25 tahun, namun juga lebih sering terjadi pada pria
yang lebih tua, yaitu >55 tahun dan pada wanita >75 tahun. 2

III.

ETIOLOGI
Menurut sejarah fraktur pada klavikula merupakan cedera yang sering terjadi akibat
jatuh dengan posisi lengan terputar/tertarik keluar (outstrechedhand) dimana trauma
dilanjutkan dari pergelangan tangan sampai klavikula, namun baru-baru ini telah diungkapkan
bahwa sebenarnya mekanisme secara umum patah tulang klavikula adalah hantaman langsung
ke bahu atau adanya tekanan yang keras ke bahu akibat jatuh atau terkena pukulan benda
keras.3

IV.

KLASIFIKASI
Patah tulang dapat dibagi menurut ada tidaknya hubungan antara patahan tulang
dengan dunia luar, yaitu:4
1. Fraktur tertutup yaitu fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih utuh, tulang tidak
menonjol melalui kulit.
2. Fraktur terbuka yaitu fraktur yang merusak jaringan kulit, karena adanya hubungan
dengan lingkungan luar, maka fraktur terbuka potensial terjadi infeksi.
Lokasi patah tulang pada klavikula diklasifikasikan menurut Dr. FL Allman tahun 1967 dan
dimodifikasi oleh Neer pada tahun 1968, yang membagi patah tulang klavikula menjadi 3
kelompok :5
1. Kelompok 1: patah tulang pada sepertiga tengah tulang klavikula (insidensi kejadian 7580%).
Pada daerah ini tulang lemah dan tipis.
Umumnya terjadi pada pasien yang muda.
2. Kelompok 2: patah tulang klavikula pada sepertiga distal (15-25%)
Terbagi menjadi 3 tipe berdasarkan lokasi ligament coracoclavicular yakni (yakni, conoid
dan trapezoid).
a. Tipe 1. Patah tulang secara umum pada daerah distal tanpa adanya perpindahan
tulang maupun ganguan ligament coracoclevicular.

b. Tipe 2 A. Fraktur tidak stabil dan terjadi perpindahan tulang, dan ligament
coracoclavicular masih melekat pada fragmen.
c. Tipe 2 B. Terjadi ganguan ligament. Salah satunya terkoyak ataupun kedua-duanya.
d. Tipe 3. Patah tulang yang pada bagian distal clavikula yang melibatkan AC joint.
e. Tipe 4. Ligament tetap utuk melekat pata perioteum, sedangkan fragmen proksimal
berpindah keatas.
f. Tipe 5. Patah tulang kalvikula terpecah menjadi beberapa fragmen.
3. Kelompok 3: patah tulang klavikula pada sepertiga proksimal (5%). Pada kejadian ini
biasanya berhubungan dengan cidera neurovaskuler.
V.

ANATOMI
Os clavicula (tulang selangka) berhubungan dengan os sternum di sebelah medial dan
di lateral tulang ini berhubungan dengan os scapula pada acromion yang dapat diraba sebagai
tonjolan di bahu bagian lateral. Tulang ini termasuk jenis tulang pipa yang pendek, walaupun
bagian lateral tulang ini tampak pipih. Bentuknya seperti huruf S terbalik, dengan bagian
medial yang melengkung ke depan, dan bagian lateral agak melengkung ke belakang.
Permukaan atasnya relatif lebih halus dibanding dengan permukaan inferior. Ujung medial
atau ujung sternal mempunyai facies articularis sternalis yang berhubungan dengan discus
articularis sendi atau articulatio sternoclavicularis. 6

Gambar 1. Anatomi Clavicula1


VI.

PATOMEKANISME
Fraktur clavicula paling sering disebabkan oleh karena mekanisme kompressi atau
penekanan, paling sering karena suatu kekuatan yang melebihi kekuatan tulang tersebut
dimana arahnya dari lateral bahu apakah itu karena jatuh, keeelakaan olahraga, ataupun
kecelakaan kendaraan bermotor.1
Pada daerah tengah tulang clavicula tidak di perkuat oleh otot ataupun ligamentligament seperti pada daerah distal dan proksimal clavicula. Clavicula bagian tengah juga
merupakan transition point antara bagian lateral dan bagian medial. Hal ini yang menjelaskan
kenapa pada daerah ini paling sering terjadi fraktur dibandingkan daerah distal ataupun
proksimal.1

Gambar 2. Fraktur Clavicula1


VII.

DIAGNOSIS
Gambaran klinis pada patah tulang klavikula biasanya penderita datang dengan
keluhan jatuh atau trauma. Pasien merasakan rasa sakit bahu dan diperparah dengan setiap
gerakan lengan. Pada pemeriksaan fisik pasien akan terasa nyeri tekan pada daerah fraktur
dan kadang-kadang terdengar krepitasi pada setiap gerakan. Dapat juga terlihat kulit yang
menonjol akibat desakan dari fragmen patah tulang. Pembengkakan lokal akan terlihat disertai
perubahan warna lokal pada kulit sebagai akibat trauma dan gangguan sirkulasi yang
mengikuti fraktur. Untuk memperjelas dan menegakkan diagnosis dapat dilakukan
pemeriksaan penunjang.7
Evaluasi pada fraktur clavicula yang standar berupa proyeksi anteroposterior (AP)
yang dipusatkan pada bagian tengah clavicula. Pencitraan yang dilakukan harus cukup luas
untuk bisa menilai juga kedua AC joint dan SC joint. Bisa juga digunakan posisi oblique
dengan arah dan penempatan yang baik. Proyeksi AP 20-60 dengan cephalic terbukti cukup
baik karena bisa meminimalisir struktur toraks yang bisa mengganggu pembacaan. Karena
bentuk dari clavicula yang berbentuk S, maka fraktur menunjukkan deformitas multiplanar,
yang menyebabkan susahnya menilai dengan menggunakan radiograph biasa. CT scan,
khususnya dengan 3 dimensi meningkatkan akurasi pembacaan. 7

VIII.

PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pada fraktur clavicula ada dua pilihan yaitu dengan tindakan bedah
atau operative treatment dan tindakan non bedah atau konsevatif. 5
Pada orang dewasa dan anak-anak biasanya pengobatannya konservatif tanpa reposisi,
yaitu dengan pemasangan mitela. Reposisi tidak diperlukan, apalagi pada anak karena salahsambung klavikula jarang menyebabkan gangguan pada bahu, baik fungsi maupun
keuatannya. Kalus yang menonjol kadang secara kosmetik mengganggu meskipun lamakelamaan akan hilang dengan proses pemugaran. Yang penting pada penggunaan mitela ialah
letak tangan lebih tinggi daripada tingkat siku, analgetik, dan latihan gerak jari dan tangan
pada hari pertama dan latihan gerak bahu setelah beberapa hari. 4
Tidakan pembedahan dapat dilakukan apabila terjadi hal-hal berikut : 5

1.
2.
3.
4.
5.
6.
IX.

Fraktur terbuka.
Terdapat cedera neurovaskuler.
Fraktur comminuted.
Tulang memendek karena fragmen fraktur tumpang tindih.
Rasa sakit karena gagal penyambungan (nonunion).
Masalah kosmetik, karena posisi penyatuan tulang tidak semestinya (malunion).

KOMPLIKASI
Komplikasi akut :7

Cedera pembuluh darah


Pneumouthorax
Haemothorax

Komplikasi lambat :7

X.

Mal union: proses penyembuhan tulang berjalan normal terjadi dalam waktu

semestinya, namun tidak dengan bentuk aslinya atau abnormal.


Non union: kegagalan penyambungan tulang setelah 4 sampai 6 bulan

PROGNOSIS
Prognosis jangka pendek dan panjang sedikit banyak bergantung pada berat ringannya
trauma yang dialami, bagaimana penanganan yang tepat dan usia penderita. Pada anak
prognosis sangat baik karena proses penyembuhan sangat cepat, sementara pada orang
dewasa prognosis tergantung dari penanganan, jika penanganan baik maka komplikasi dapat
diminimalisir.7

DAFTAR PUSTAKA

1.

Rasjad C. Trauma. In: Pengantar ilmu bedah ortopedi. 6 th ed. Jakarta: Yarsif Watampone, 2009,

2.

p. 355-356.
Pecci M, Kreher JB. Clavicle fracture. [Cited] January, 1 st 2008. Available from: URL:

3.

http://www.aafp.org/afp/2008/0101/p65.html. Accessed: November 22th 2012.


Rubino LJ. Clavicle Fracture. [Cited] March, 7 th 2012. Available

from:

URL:

http://emedicine.medscape.com/article/1260953-overview#a0199. Accessed: November 22th


4.

2012.
Sjmsuhidajat R, Jong WD. Sistem muskuloskeletal. In: Buku ajar ilmu bedah. 2 nd ed. Jakarta:

5.

Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2004, p. 841.


Abbasi D. Clavicle Fractures. [Cited] November, 9 th 2012. Available from: URL:

6.

http://www.orthobullets.com/trauma/1011/clavicle-fractures Accessed: November 22th 2012.


Wibowo DS, Paryana W. Anggota gerak atas. In: Anatomi Tubuh Manusia. Bandung: Graha

7.

Ilmu Publishing, 2009, p.3-4.


Wright M. Clavicle Fracture.

[Cited]

April,

20 th

2010.

Available

from:

URL:

http://www.patient.co.uk/doctor/Fractured-Clavicle.htm Accessed: November 22th 2012.


PEMBAHASAN PENYAKIT
1. DEFINISI FRAKTUR
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, tulang rawan sendi, tulang
rawan epifisis baik bersifat total ataupun parsial yang umumnya disebabkan oleh tekanan yang
berlebihan. Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung dan trauma tidak
langsung. Trauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan terjadi fraktur pada
daerah tekanan. Trauma tidak langsung, apabila trauma dihantarkan ke daerah yang lebih jauh dari
daerah fraktur, misalnya jatuh dengan tangan ekstensi dapat menyebabkan fraktur pada klavikula,
pada keadaan ini biasanya jaringan lunak tetap utuh.
1. B.

MEKANISME PENYEBAB FRAKTUR

Trauma penyebab fraktur dapat bersifat:


1. Trauma langsung

Frakur terjadi di daerah yang mengalami tekanan langsung

Biasanya kopmunitif

Jaringan lunak mengalami kerusakan

Trauma dihantarkan dari daerah yang lebih jauh dari fraktur

Jaringan lunak utuh

2. Trauma tidak langsung


1. C. ANATOMI CLAVICULA
Dalam anatomi manusia, tulang selangka atau clavicula adalah tulang yang membentuk bahu dan
menghubungkan lengan atas pada batang tubuh.
Clavicula berbentuk kurva-ganda dan memanjang. Ini adalah satu-satunya tulang yang memanjang
horizontal dalam tubuh. Terletak di atas tulang rusuk pertama. Pada ujung medial, clavicula bersendi
pada manubrium dari sternum (tulang dada) pada sendi sternoclavicularis. Pada bagian ujung lateral
bersendi dengan acromion dari scapula (tulang belikat) dengan sendi acromioclavicularis.
Pada wanita, clavicula lebih pendek, tipis, kurang melengkung, dan permukaannya lebih halus.
Fungsi clavicula berguna untuk:

Sebagai pengganjal untuk menjauhkan anggota gerak atas dari bagian dada supaya lengan
dapat bergerak leluasa.

Meneruskan goncangan dari anggota gerak atas ke kerangka tubuh (aksial).

Walaupun dikelompokkan dalam tulang panjang, clavicula adalah tulang satu-satunya yang tidak
memiliki rongga sumsum tulang seperti pada tulang panjang lainnya. Clavicula tersusun dari tulang
spons.
Perlekatan
Otot-otot dan ligamentum yang berlekatan pada clavicula:
Permukaan superior:

Otot deltoideus pada bagian tuberculum deltoideus

Otot trapezius

Permukaan inferior

Otot subclavius pada sulcus musculi subclavii

Ligamentum conoideum (bagian medial dari ligamentum coracoclaviculare) pada


tuberculum conoideum

Ligamentum trapzoideum (bagian lateral dari ligamentum coracoclaviculare pada linea


trapezoidea

Batas anterior:

Otot pectoralis mayor

Otot deltoideus

Otot sternocleidomastoid

Otot sternohyoideus

Otot trapezius

Perkembangan
Clavicula adalah tulang pertama yang mengalami proses pengerasan osifikasi selama perkembangan
embrio minggu ke-5 dan 6. Clavicula juga yang merupakan tulang terakhir yang menyelesaikan
proses pengerasan yakni pada usia 21 tahun.
1. D.

FRAKTUR CLAVICULA

Cukup sering sering ditemukan (isolated, atau disertai trauma toraks, atau disertai trauma
pada sendi bahu ).

Lokasi fraktur klavikula umumnya pada bagian tengah (1/3 tengah)

Deformitas, nyeri pada lokasi taruma.

Foto Rontgen tampak fraktur klavikula

1. E.

KLASIFIKASI FRAKTUR KLAVIKULA

1. Fraktur mid klavikula ( Fraktur 1/3 tengah klavikula)

paling banyak ditemui

terjadi medial ligament korako-klavikula ( antara medial dan 1/3 lateral)

mekanisme trauma berupa trauma langsung atau tak langsung ( dari lateral bahu)

2. Fraktur 1/3 lateral klavikula


fraktur klavikula lateral dan ligament korako-kiavikula, yang dapat dibagi:

type 1: undisplaced jika ligament intak

type 2 displaced jika ligamen korako-kiavikula rupture.

type 3 : fraktur yang mengenai sendi akromioklavikularis.

Mekanisme trauma pada type 3 biasanya karena kompresi dari bahu.


3. Fraktur 1/3 medial klavikula
Insiden jarang, hanya 5% dan seluruh fraktur klavikula. Mekanisme trauma dapat berupa trauma
langsung dan trauma tak langsung pada bagian lateral bahu yang dapat menekan klavikula ke
sternum . Jatuh dengan tangan terkadang dalam posisi abduksi.
1. F.

PATOFISIOLOGI

Pada fraktur sepertiga tengah klavikula otot stemokleidomastoideus akan menarik fragmen medial
keatas sedangkan beban lengannya akan menarik fragmen lateral ke bawah. Jika fraktur terdapat pada
ligament korako-klavikula maka ujung medial klavikula sedikit bergeser karena ditahan ligament ini.
Fraktur yang terjadi kearah medial terhadap fragment maka ujung luar mungkin tampak bergeser
kearah belakang dan atas, sehingga membentuk benjolan dibawah kulit.
1. G.

PEMERIKSAAN KLINIS

Fraktur klavikula sering terjadi pada anak-anak. Biasanya penderita datang dengan keluhan jatuh dan
tempat tidur atau trauma lain dan menangis saat menggerakkan lengan. Kadangkala penderita datang
dengan pembengkakan pada daerah klavikula yang terjadi beberapa hari setelah trauma dan kadangkadang fragmen yang tajam mengancam kulit. Ditemukan adanya nyeri tekan pada daerah klavikula.
1. H.

PEMERIKSAAN RADIOLOGIS

Pemeriksaan rontgen anteroposterior dan klavikula biasanya dapat membantu menegakkan diagnosis
dan fraktur. Fraktur biasanya terjadi pada 1/3 tengah dan fragmen luar terletak dibawah fragmen
dalam. Fraktur pada 1/3 lateral klavikula dapat terlewat atau tingkat pergeseran salah dikira kecil,
kecuali kalau diperoleh foto tambahan pada bahu.
1. I.

INDIKASI OPERASI

Fraktur terbuka.

Fraktur dengan gangguan vaskularisasi

Fraktur dengan scapulothorcic dissociation (floating shoulder)

Fraktur dengan displaced glenoid neck fraktur

Brachial plexus injury

Ruptur ligamentum korakoklavikulare

Delayed/ non union

penderita aktif yang segera akan kembali pada pekerjaan semula.

Kosmetik

1. J.

TEKNIK PENANGANAN TERAPI KONSERVATIF DAN OPERASI

Penatalaksanaan Fraktur Klavikula:


1. Fraktur 1/3 tengah
Undisplaced fraktur dan minimal displaced fraktur diterapi dengan menggunakan sling, yang dapat
mengurangi nyeri.
Displaced fraktur fraktur dengan gangguan kosmetik diterapi dengan menggunakan commersial strap
yang berbentuk angka 8 (Verband figure of eight) sekitar sendi bahu, untuk menarik bahu sehingga
dapat mempertahankan alignment dan fraktur. Strap harus dijaga supaya tidak terlalu ketat karena
dapat mengganggu sirkulasi dan persyarafan. Suatu bantal dapat diletakkan di antara scapula untuk
menjaga tarikan dan kenyamanan. Jika commersial strap tidak dapat digunakan balutan dapat dibuat
dari tubular stockinet, ini biasanya digunakan untuk anak yang berusia <10 tahun.

Pemakaian strap yang baik:


1. menarik kedua bahu, melawan tekanan dipusat, dan daerah interscapula selama penarikan
fraktur.
2. tidak menutupi aksila, untuk kenyamanan dan hygiene.
3. menggunakan bantalan yang bagus.
4. tidak mengganggu sirkulasi dan persyarafan kedua lengan.
Plating Clavikula
Gunakan insisi sesuai garis Langer untuk mengekspos permukaan superior clavikula. Hindari flap
kulit undermining dan kerusakan saraf supraklavikula. Hindari juga diseksi subperiosteal pada
fracture site.
Lakukan reduksi fragmen fraktur jika memungkinkan pasang lag screw melintasi fraktur. Plate
diletakkan di sisi superior clavikula dengan 3 screw pada masing-masing sisi fraktur untuk mencapai
fiksasi yang solid.
Jika diperlukan diletakan subkutaneus drain, luka operasi ditutup dengan jahitan subcuticular.
2. Fraktur lateral
Undisplaced fraktur dapat diterapi dengan sling. Displaced fraktur dapat diterapi dengan sling atau
dengan open reduction dan internal fiksasi.
Jika pergeseran lebih dari setengah diameter klavikula harus direduksi dan internal fiksasi. Bila
dibiarkan tanpa terapi akan terjadi deformitas dan dalam beberapa kasus rasa tidak enak dan
kelemahan pada bahu karena itu terapi diindikasikan melalui insisi supraklavikular, fragmen diaposisi
dan dipertahankan dengan pen yang halus, yang menembus kearah lateral melalui fragmen sebelah
luar dan akromion dan kemudian kembali ke batang klavikula. Lengan ditahan dengan kain
gendongan selama 6 minggu dan sesudah itu dianjurkan melakukan pergerakan penuh.
1. K.

KOMPLIKASI OPERASI

1. Komplikasi dini

kerusakan pada pembuluh darah atau saraf ( jarang terjadi)


2. Komplikasi lanjut

non-union : jarang terjadi dapat diterapi dengan fiksasi interna dan pencangkokan tulang
yang aman.

mal-union :

1. meninggalkan suatu benjolan, yang biasanya hilang pada waktunya.


2. untuk memperoleh basil kosmetik yang baik dan cepat dapat menjalani terapi yang lebih
drastis yaitu fraktur direduksi dibawah anastesi dan dipertahankan reduksinya dengan
menggunakan gips yang mengelilingi dada ( wirass)

kekakuan bahu sering ditemukan, hanya sementara, akibat rasa takut untuk menggerakkan
fraktur. Jari juga akan kaku dan membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk memperoleh
kembali gerakan, kecuali kalau dilatih.

1. L.

PERAWATAN PASCABEDAH

Rehabilitasi
Commersial strap yang berbentuk angka 8, harus di follow up apakah sudah cukup kencang. Strap ini
harus dikencangkan secara teratur. Anak anak <10 tahun menggunakan strap atau splint selama 3-4
minggu sampai bebas nyeri, sedangkan orang dewasa biasanya membutuhkan waktu 4-6 minggu.
Pasien dianjurkan untuk melakukan pergerakan seperti biasa begitu nyeri berkurang (strap/splint/sling
sudah dilepas).
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan anamnesa didapatkan Sdr. A laki-laki umur 21 tahun dibawa ke UGD RSUD kanjuruhan
kepanjen dengan nyeri pada bahu kiri setelah jatuh dari sepeda ontel sejak 1jam lalu, pingsan (+),
muntah (-), kepala pusing (+).

Primary survey didapatkan circulation : tekanan darah 110/70 mmHg, Nadi; 102x/mnt, disability :
GCS E3 V5 M6.
Secondary survey didapatkan, Look: oedem (+), terdapat deformitas (+) pada sepertiga mid clavicula,
angulasi (+). Feel: nyeri tekan setempat (+), krepitasi (+), cekungan pada 1/3 mid clavicula (+),
sensibilitas (+), suhu rabaan hangat, kapiler refil (+). Move: Gerakan aktif dan pasif terhambat,
Gerakan abduksi lengan kiri terhambat, gerakan rotasi sendi bahu terhambat, sakit bila digerakkan
tampak gerakan terbatas (+).
Berdasarkan anamnesa, primary survey dan secondary survey didapatkan diagnose close fracture mid
1/3 clavicula sinistra.
DAFTAR PUSTAKA
Penanganan

konservatif

dan

operatif

fraktur

clavicula

1/3 Tengah.

Availablehttp://bedahumum.wordpress.com/?s=fraktur+clavicula. Diakses tanggal 19 april


2011.
Indah Kusuma Dewi. 2010. presentasi kasus Fraktur Clavicula dan Fraktur Costae.available at
http//:Scribs.com. diakses tanggal 19 april 2011.
Sjamsuhidajat, R., Jong, W.D., editor., fraktur clavicula, dalam Buku Ajar Ilmu Bedah,Edisi 2. EGC,
Jakarta, 2005,hlm. 858.
Harri Prawira Ezzedin. 2009. Fraktur. Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau.
available at (http://www.Belibis17.tk. Di akses tanggal 6 april 2011.
M, Kevin. Fraktur klavikula. Klinik Olahraga dan Orthopedi Singapura. Available
athttp://indonesian.orthopaedicclinic.com.sg/?p=940. Diakses tanggal 19 april 2011.

Pemeriksaan Fisik Paru (Pulmo)


Tipe pernapasan
Tipe Pernapasan

Diagnosis Banding

Thorakoabdominal Tak ada kelainan (t.a.k)

Paradoksal

pneumothoraks

Inspeksi
Hemithoraks yang patologis disebutkan terlebih dahulu.

Pengembangan Dinding Dada (PD)

Kesan

Statis

PD kanan = kiri

T.a.k.

Trauma di kanan

Massa di kanan

Trauma di kiri

PD kanan < kiri


PD kiri < kanan

Massa di kiri

T.a.k.

Trauma di kanan

Massa di kanan

Trauma di kiri

Massa di kiri

Dinamis
PD kanan = kiri
PD kanan < kiri, atau
Dada kanan tertinggal
PD kiri < kanan, atau
Dada kiri tertinggal

Palpasi
Fremitus Raba (FR)

Kesan Isi Dominan

Cairan

Massa

FR normal

Jaringan paru

FR menurun

Udara

FR meningkat

Perkusi
Perkusi

Hipersonor
Sonor

Redup

Pekak

Kesan Isi Dominan

Diagnosis Banding

Pneumothoraks

PPOK

Paru fisiologis

Hidrothoraks

Pyothoraks atau Empyema

Kilothoraks

Udara
Jaringan paru

Cairan

Darah

Hematothoraks

Padat

Bronkopneumonia

Pneumonia

Massa mediastinum

Massa paru

Auskultasi
Suara

Diagnosis Banding

Suara dasar

Vesikuler

Vesikuler menguat/meningkat

Cairan
o

Hidrothoraks

Pyothoraks atau Empyema

Kilothoraks

Massa
o

Tumor

Jaringan paru

Vesikuler normal
o

Vesikuler melemah/menurun

Udara
o

Pneumothoraks

PPOK

Udara
o

Vesikuler hilang

Bronkhovesikuler
Suara tambahan

Pneumothoraks

Darah
o

Bronkhial

T.a.k.

Hematothoraks

Mengi (wheezing)

Ronkhi basah kasar (RBK)

Ronkhi basah halus (RBH)

Gallop

Asma

Udem pulmo

Dekompensasi kordis sinistra

Gagal jantung kongestif (CHF)[1]

Udem pulmo

Dekompensasi kordis sinistra

Gagal jantung kongestif (CHF)[1]

Infeksi saluran napas akut (ISPA)

PPOK

Udem pulmo

Dekompensasi kordis sinistra

Gagal jantung kongestif (CHF)[1]

Gagal jantung kongestif (CHF)[1]

Wajah

Wajah bulan (moon face)


o
Sindrom nefrotik
o

Sindrom metabolik

Dekompensasi kordis
dekstra

Gagal jantung kongestif


(CHF)[1]

Wajah Coli (facies Coli)


o

Thalasemia

Alfa

Beta

Rambut

Intermediate

Rambut mudah rontok


Rambut jagung

Hidung

Napas cuping hidung (NCH)


Terpasang Nasogastic tube (NGT)

Mata

Minor
(Treat,
pembawa
sifat)

Mayor

Udem kelopak mata


o
Sindrom nefrotik
o

Sindrom metabolik

Dekompensasi kordis
dekstra

Gagal jantung kongestif


(CHF)[1]

Ptosis

Conjungtiva pucat (CP)


o

Anemia

Ikterus

Mata cowong
o

Dehidrasi

Gizi buruk

Reflek cahaya (RC)

Pupil
o

Isokor

Pupil kanan lebih


besar

Lateralisasi
ke kanan

Lateralisasi
ke kiri

Mulut

DHF

Dosis berlebih obat


antikoagulan (misal:
warfarin)

Papil lidah atrofi

Sariawan akut

Sariawan kronis
HIV/AIDS

Mukosa mulut
o

Demam tifoid

Terpasang mayo
Penurunan kesadaran

Udem leher
o
Sindrom nefrotik
o

Sindrom metabolik

Dekompensasi kordis
dekstra

Gagal jantung kongestif


(CHF)[1]

Tekanan vena jugularis (JVP:


Jugular venous pressure)
o

R + 3 -> Tidak
meningkat -> Tak ada
kelainan (T.a.k)

> R + 3 -> Meningkat ->


Peningkatan tekanan
jantung kanan

Bibir kering
Sariawan

Pupil kiri lebih


besar

DD

Leher

Anisokor

Normal

Sindrom vena kava


superior

Dekompensasi
kordis dekstra

Gagal jantung
kongestif (CHF)[1]

Basah

Normal

Dehidrasi

Gusi berdarah

Kering

Sklera ikterik (SI)


o

Sulit dievaluasi (sde)

Sindrom nefrotik

Sindrom metabolik

Dekompensasi
kordis dekstra

Gagal jantung
kongestif (CHF)[1]

Gagal napas

Ekstremitas (Ext)

Akral hangat
Akral dingin (ad)

Oedem (oed)

Kelenjar getah bening (KGB)


o

T.a.k.

Teraba

Limfadenitis
Limfadenopati

Sindrom metabolik

Dekompensasi kordis
dekstra

Dekompensasi kordis
sinistra

Gagal jantung kongestif


(CHF)[1]

Ulkus (Ulk)

Simetris
Retraksi sela tulang iga

Organ genital bengkak


o
Sindrom nefrotik
o

GGK[2]

Sindrom metabolik

Dekompensasi kordis
dekstra

Gagal jantung kongestif


(CHF)[1]

Terpasang kateter
o

Hiperplasia prostat benigna


(BPH)

Gagal jantung kongestif


(CHF)[1]

Diabetes Mellitus (DM)

Jari tabuh (Clubbing finger)


o

Organ Genital

Thoraks

Sindrom nefrotik

Tidak teraba

ASD[3]

Flat nail

Spoon nail

Pemeriksaan Fisik Abdomen


Inspeksi
Perbandingan Dinding Dada (DD) dan Dinding
Perut (DP)

DD // DP

Diagnosis Banding

T.a.k.

Gizi buruk

PPOK

Megakolon kongenital

Hamil

Asites

Ileus

DD > DP

DP > DD

Auskultasi
Auskultasi

Diagnosis Banding

BU (+) < 5

BU (+) 5 34

tak ada kelainan

BU (+) > 34

Ileus obstruktivus

BU (-)

Ileus paralitikus

Suara dentingan logam (metallic sound) Ileus obstruktivus

Perkusi

Timpani/hipertimpani/pekak
Pekak alih (PA), pekak sisi (PS)

Palpasi
Otot Perut

Diagnosis Banding

Supel

Tak ada kelainan

Distensi (distended)

Ileus obstruktivus

Epistotonus

Tetanus

Hepar (Hati)

Diagnosis Banding

Tidak teraba besar (ttb)

Tak ada kelainan

Teraba besar

Hepatomegali
Anemia hemolitika
Thalasemia

Teraba sekian (sebutkan) cm di bawah


Arcus Costa Dextra (BACD)

Dekompensasi kordis
sinistra

Sekian (sebutkan) cm di bawah Processus


Xyphoideus (BPX)

Gagal jantung kongestif


(CHF)[1]

Lien (Empedu)
Liver span normal

Diagnosis Banding
Tak ada kelainan
Splenomegali

Liver span di atas normal

Anemia hemolitika
Thalasemia

Dekompensasi kordis
dekstra

Gagal jantung kongestif


(CHF)[1]

Splenomegali idiopatik

Pemeriksaan Fisik Jantung (Cor)


Inspeksi

Ictus Cordis
(IC)

tidak tampak

Kesan

Jantung terkompensasi (Cor


compensated)

Gizi kurang

Kardiomegali (pembesaran jantung)

Tampak
Palpasi
Letak IC
Pada orang dewasa normal, IC ada pada Spatium intercostal (SIC) V
di sebelah medial linea midklavikularis sinistra.

Letak IC

Tidak bergeser

Jantung terkompensasi

Bergeser
Ke lateral

Kardiomegali

Kesan

Ke
kaudolateral

Right ventricle enlargement


(RVE)

Left ventricle enlargment (LVE)

Kekuatan IC

Kekuatan IC

Tidak kuat
angkat

Kesan

Jantung
terkompensasi

Gizi kurang

Kardiomegali

Kuat angkat
Perkusi
Batas jantung normal pada orang dewasa

Kanan atas: SIC II Linea Para Sternalis Dextra

Kanan bawah: SIC IV Linea Para Sternalis Dextra

Kiri atas: SIC II Linea Para Sternalis Sinistra

Kiri bawah: SIC IV Linea Medio Clavicularis Sinistra

Kesan perkusi batas jantung

Batas Jantung

Kesan tidak melebar


Kesan melebar
Ke lateral

Kesan

Jantung
terkompensasi

Kardiomegali

Ke kaudolateral

RVE

LVE

Auskultasi
Bunyi jantung (BJ) I-II
o Interval

Normal

Tidak normal

Atrial fibrillation (AF)[1]

Keteraturan

Reguler

Jantung terkompensasi

Ireguler

Jantung terkompensasi

AF

Bising
o

Pansistolik

Kelainan katup

Mitral stenosis (MS)

Mitral regurgitasi (MR)

Diagnosis banding

Hipertension heart disease (HHD)

Penyakit jantung rematik (PJR)

Anda mungkin juga menyukai