I.
PENDAHULUAN
Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan
epifisis, baik yang bersifat total maupun yang parsial. Untuk mengetahui mengapa dan
bagaimana tulang mengalami kepatahan, kita harus mengetahui keadaan fisik tulang dan
keadaan trauma yang dapat menyebabkan tulang patah. Kebanyakan fraktur terjadi karena
kegagalan tulang menahan tekanan terutama tekanan membengkok, memutar dan tarikan. 1
II.
III.
ETIOLOGI
Menurut sejarah fraktur pada klavikula merupakan cedera yang sering terjadi akibat
jatuh dengan posisi lengan terputar/tertarik keluar (outstrechedhand) dimana trauma
dilanjutkan dari pergelangan tangan sampai klavikula, namun baru-baru ini telah diungkapkan
bahwa sebenarnya mekanisme secara umum patah tulang klavikula adalah hantaman langsung
ke bahu atau adanya tekanan yang keras ke bahu akibat jatuh atau terkena pukulan benda
keras.3
IV.
KLASIFIKASI
Patah tulang dapat dibagi menurut ada tidaknya hubungan antara patahan tulang
dengan dunia luar, yaitu:4
1. Fraktur tertutup yaitu fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih utuh, tulang tidak
menonjol melalui kulit.
2. Fraktur terbuka yaitu fraktur yang merusak jaringan kulit, karena adanya hubungan
dengan lingkungan luar, maka fraktur terbuka potensial terjadi infeksi.
Lokasi patah tulang pada klavikula diklasifikasikan menurut Dr. FL Allman tahun 1967 dan
dimodifikasi oleh Neer pada tahun 1968, yang membagi patah tulang klavikula menjadi 3
kelompok :5
1. Kelompok 1: patah tulang pada sepertiga tengah tulang klavikula (insidensi kejadian 7580%).
Pada daerah ini tulang lemah dan tipis.
Umumnya terjadi pada pasien yang muda.
2. Kelompok 2: patah tulang klavikula pada sepertiga distal (15-25%)
Terbagi menjadi 3 tipe berdasarkan lokasi ligament coracoclavicular yakni (yakni, conoid
dan trapezoid).
a. Tipe 1. Patah tulang secara umum pada daerah distal tanpa adanya perpindahan
tulang maupun ganguan ligament coracoclevicular.
b. Tipe 2 A. Fraktur tidak stabil dan terjadi perpindahan tulang, dan ligament
coracoclavicular masih melekat pada fragmen.
c. Tipe 2 B. Terjadi ganguan ligament. Salah satunya terkoyak ataupun kedua-duanya.
d. Tipe 3. Patah tulang yang pada bagian distal clavikula yang melibatkan AC joint.
e. Tipe 4. Ligament tetap utuk melekat pata perioteum, sedangkan fragmen proksimal
berpindah keatas.
f. Tipe 5. Patah tulang kalvikula terpecah menjadi beberapa fragmen.
3. Kelompok 3: patah tulang klavikula pada sepertiga proksimal (5%). Pada kejadian ini
biasanya berhubungan dengan cidera neurovaskuler.
V.
ANATOMI
Os clavicula (tulang selangka) berhubungan dengan os sternum di sebelah medial dan
di lateral tulang ini berhubungan dengan os scapula pada acromion yang dapat diraba sebagai
tonjolan di bahu bagian lateral. Tulang ini termasuk jenis tulang pipa yang pendek, walaupun
bagian lateral tulang ini tampak pipih. Bentuknya seperti huruf S terbalik, dengan bagian
medial yang melengkung ke depan, dan bagian lateral agak melengkung ke belakang.
Permukaan atasnya relatif lebih halus dibanding dengan permukaan inferior. Ujung medial
atau ujung sternal mempunyai facies articularis sternalis yang berhubungan dengan discus
articularis sendi atau articulatio sternoclavicularis. 6
PATOMEKANISME
Fraktur clavicula paling sering disebabkan oleh karena mekanisme kompressi atau
penekanan, paling sering karena suatu kekuatan yang melebihi kekuatan tulang tersebut
dimana arahnya dari lateral bahu apakah itu karena jatuh, keeelakaan olahraga, ataupun
kecelakaan kendaraan bermotor.1
Pada daerah tengah tulang clavicula tidak di perkuat oleh otot ataupun ligamentligament seperti pada daerah distal dan proksimal clavicula. Clavicula bagian tengah juga
merupakan transition point antara bagian lateral dan bagian medial. Hal ini yang menjelaskan
kenapa pada daerah ini paling sering terjadi fraktur dibandingkan daerah distal ataupun
proksimal.1
DIAGNOSIS
Gambaran klinis pada patah tulang klavikula biasanya penderita datang dengan
keluhan jatuh atau trauma. Pasien merasakan rasa sakit bahu dan diperparah dengan setiap
gerakan lengan. Pada pemeriksaan fisik pasien akan terasa nyeri tekan pada daerah fraktur
dan kadang-kadang terdengar krepitasi pada setiap gerakan. Dapat juga terlihat kulit yang
menonjol akibat desakan dari fragmen patah tulang. Pembengkakan lokal akan terlihat disertai
perubahan warna lokal pada kulit sebagai akibat trauma dan gangguan sirkulasi yang
mengikuti fraktur. Untuk memperjelas dan menegakkan diagnosis dapat dilakukan
pemeriksaan penunjang.7
Evaluasi pada fraktur clavicula yang standar berupa proyeksi anteroposterior (AP)
yang dipusatkan pada bagian tengah clavicula. Pencitraan yang dilakukan harus cukup luas
untuk bisa menilai juga kedua AC joint dan SC joint. Bisa juga digunakan posisi oblique
dengan arah dan penempatan yang baik. Proyeksi AP 20-60 dengan cephalic terbukti cukup
baik karena bisa meminimalisir struktur toraks yang bisa mengganggu pembacaan. Karena
bentuk dari clavicula yang berbentuk S, maka fraktur menunjukkan deformitas multiplanar,
yang menyebabkan susahnya menilai dengan menggunakan radiograph biasa. CT scan,
khususnya dengan 3 dimensi meningkatkan akurasi pembacaan. 7
VIII.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pada fraktur clavicula ada dua pilihan yaitu dengan tindakan bedah
atau operative treatment dan tindakan non bedah atau konsevatif. 5
Pada orang dewasa dan anak-anak biasanya pengobatannya konservatif tanpa reposisi,
yaitu dengan pemasangan mitela. Reposisi tidak diperlukan, apalagi pada anak karena salahsambung klavikula jarang menyebabkan gangguan pada bahu, baik fungsi maupun
keuatannya. Kalus yang menonjol kadang secara kosmetik mengganggu meskipun lamakelamaan akan hilang dengan proses pemugaran. Yang penting pada penggunaan mitela ialah
letak tangan lebih tinggi daripada tingkat siku, analgetik, dan latihan gerak jari dan tangan
pada hari pertama dan latihan gerak bahu setelah beberapa hari. 4
Tidakan pembedahan dapat dilakukan apabila terjadi hal-hal berikut : 5
1.
2.
3.
4.
5.
6.
IX.
Fraktur terbuka.
Terdapat cedera neurovaskuler.
Fraktur comminuted.
Tulang memendek karena fragmen fraktur tumpang tindih.
Rasa sakit karena gagal penyambungan (nonunion).
Masalah kosmetik, karena posisi penyatuan tulang tidak semestinya (malunion).
KOMPLIKASI
Komplikasi akut :7
Komplikasi lambat :7
X.
Mal union: proses penyembuhan tulang berjalan normal terjadi dalam waktu
PROGNOSIS
Prognosis jangka pendek dan panjang sedikit banyak bergantung pada berat ringannya
trauma yang dialami, bagaimana penanganan yang tepat dan usia penderita. Pada anak
prognosis sangat baik karena proses penyembuhan sangat cepat, sementara pada orang
dewasa prognosis tergantung dari penanganan, jika penanganan baik maka komplikasi dapat
diminimalisir.7
DAFTAR PUSTAKA
1.
Rasjad C. Trauma. In: Pengantar ilmu bedah ortopedi. 6 th ed. Jakarta: Yarsif Watampone, 2009,
2.
p. 355-356.
Pecci M, Kreher JB. Clavicle fracture. [Cited] January, 1 st 2008. Available from: URL:
3.
from:
URL:
2012.
Sjmsuhidajat R, Jong WD. Sistem muskuloskeletal. In: Buku ajar ilmu bedah. 2 nd ed. Jakarta:
5.
6.
7.
[Cited]
April,
20 th
2010.
Available
from:
URL:
Biasanya kopmunitif
Sebagai pengganjal untuk menjauhkan anggota gerak atas dari bagian dada supaya lengan
dapat bergerak leluasa.
Walaupun dikelompokkan dalam tulang panjang, clavicula adalah tulang satu-satunya yang tidak
memiliki rongga sumsum tulang seperti pada tulang panjang lainnya. Clavicula tersusun dari tulang
spons.
Perlekatan
Otot-otot dan ligamentum yang berlekatan pada clavicula:
Permukaan superior:
Otot trapezius
Permukaan inferior
Batas anterior:
Otot deltoideus
Otot sternocleidomastoid
Otot sternohyoideus
Otot trapezius
Perkembangan
Clavicula adalah tulang pertama yang mengalami proses pengerasan osifikasi selama perkembangan
embrio minggu ke-5 dan 6. Clavicula juga yang merupakan tulang terakhir yang menyelesaikan
proses pengerasan yakni pada usia 21 tahun.
1. D.
FRAKTUR CLAVICULA
Cukup sering sering ditemukan (isolated, atau disertai trauma toraks, atau disertai trauma
pada sendi bahu ).
1. E.
mekanisme trauma berupa trauma langsung atau tak langsung ( dari lateral bahu)
PATOFISIOLOGI
Pada fraktur sepertiga tengah klavikula otot stemokleidomastoideus akan menarik fragmen medial
keatas sedangkan beban lengannya akan menarik fragmen lateral ke bawah. Jika fraktur terdapat pada
ligament korako-klavikula maka ujung medial klavikula sedikit bergeser karena ditahan ligament ini.
Fraktur yang terjadi kearah medial terhadap fragment maka ujung luar mungkin tampak bergeser
kearah belakang dan atas, sehingga membentuk benjolan dibawah kulit.
1. G.
PEMERIKSAAN KLINIS
Fraktur klavikula sering terjadi pada anak-anak. Biasanya penderita datang dengan keluhan jatuh dan
tempat tidur atau trauma lain dan menangis saat menggerakkan lengan. Kadangkala penderita datang
dengan pembengkakan pada daerah klavikula yang terjadi beberapa hari setelah trauma dan kadangkadang fragmen yang tajam mengancam kulit. Ditemukan adanya nyeri tekan pada daerah klavikula.
1. H.
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
Pemeriksaan rontgen anteroposterior dan klavikula biasanya dapat membantu menegakkan diagnosis
dan fraktur. Fraktur biasanya terjadi pada 1/3 tengah dan fragmen luar terletak dibawah fragmen
dalam. Fraktur pada 1/3 lateral klavikula dapat terlewat atau tingkat pergeseran salah dikira kecil,
kecuali kalau diperoleh foto tambahan pada bahu.
1. I.
INDIKASI OPERASI
Fraktur terbuka.
Kosmetik
1. J.
KOMPLIKASI OPERASI
1. Komplikasi dini
non-union : jarang terjadi dapat diterapi dengan fiksasi interna dan pencangkokan tulang
yang aman.
mal-union :
kekakuan bahu sering ditemukan, hanya sementara, akibat rasa takut untuk menggerakkan
fraktur. Jari juga akan kaku dan membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk memperoleh
kembali gerakan, kecuali kalau dilatih.
1. L.
PERAWATAN PASCABEDAH
Rehabilitasi
Commersial strap yang berbentuk angka 8, harus di follow up apakah sudah cukup kencang. Strap ini
harus dikencangkan secara teratur. Anak anak <10 tahun menggunakan strap atau splint selama 3-4
minggu sampai bebas nyeri, sedangkan orang dewasa biasanya membutuhkan waktu 4-6 minggu.
Pasien dianjurkan untuk melakukan pergerakan seperti biasa begitu nyeri berkurang (strap/splint/sling
sudah dilepas).
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan anamnesa didapatkan Sdr. A laki-laki umur 21 tahun dibawa ke UGD RSUD kanjuruhan
kepanjen dengan nyeri pada bahu kiri setelah jatuh dari sepeda ontel sejak 1jam lalu, pingsan (+),
muntah (-), kepala pusing (+).
Primary survey didapatkan circulation : tekanan darah 110/70 mmHg, Nadi; 102x/mnt, disability :
GCS E3 V5 M6.
Secondary survey didapatkan, Look: oedem (+), terdapat deformitas (+) pada sepertiga mid clavicula,
angulasi (+). Feel: nyeri tekan setempat (+), krepitasi (+), cekungan pada 1/3 mid clavicula (+),
sensibilitas (+), suhu rabaan hangat, kapiler refil (+). Move: Gerakan aktif dan pasif terhambat,
Gerakan abduksi lengan kiri terhambat, gerakan rotasi sendi bahu terhambat, sakit bila digerakkan
tampak gerakan terbatas (+).
Berdasarkan anamnesa, primary survey dan secondary survey didapatkan diagnose close fracture mid
1/3 clavicula sinistra.
DAFTAR PUSTAKA
Penanganan
konservatif
dan
operatif
fraktur
clavicula
1/3 Tengah.
Diagnosis Banding
Paradoksal
pneumothoraks
Inspeksi
Hemithoraks yang patologis disebutkan terlebih dahulu.
Kesan
Statis
PD kanan = kiri
T.a.k.
Trauma di kanan
Massa di kanan
Trauma di kiri
Massa di kiri
T.a.k.
Trauma di kanan
Massa di kanan
Trauma di kiri
Massa di kiri
Dinamis
PD kanan = kiri
PD kanan < kiri, atau
Dada kanan tertinggal
PD kiri < kanan, atau
Dada kiri tertinggal
Palpasi
Fremitus Raba (FR)
Cairan
Massa
FR normal
Jaringan paru
FR menurun
Udara
FR meningkat
Perkusi
Perkusi
Hipersonor
Sonor
Redup
Pekak
Diagnosis Banding
Pneumothoraks
PPOK
Paru fisiologis
Hidrothoraks
Kilothoraks
Udara
Jaringan paru
Cairan
Darah
Hematothoraks
Padat
Bronkopneumonia
Pneumonia
Massa mediastinum
Massa paru
Auskultasi
Suara
Diagnosis Banding
Suara dasar
Vesikuler
Vesikuler menguat/meningkat
Cairan
o
Hidrothoraks
Kilothoraks
Massa
o
Tumor
Jaringan paru
Vesikuler normal
o
Vesikuler melemah/menurun
Udara
o
Pneumothoraks
PPOK
Udara
o
Vesikuler hilang
Bronkhovesikuler
Suara tambahan
Pneumothoraks
Darah
o
Bronkhial
T.a.k.
Hematothoraks
Mengi (wheezing)
Gallop
Asma
Udem pulmo
Udem pulmo
PPOK
Udem pulmo
Wajah
Sindrom metabolik
Dekompensasi kordis
dekstra
Thalasemia
Alfa
Beta
Rambut
Intermediate
Hidung
Mata
Minor
(Treat,
pembawa
sifat)
Mayor
Sindrom metabolik
Dekompensasi kordis
dekstra
Ptosis
Anemia
Ikterus
Mata cowong
o
Dehidrasi
Gizi buruk
Pupil
o
Isokor
Lateralisasi
ke kanan
Lateralisasi
ke kiri
Mulut
DHF
Sariawan akut
Sariawan kronis
HIV/AIDS
Mukosa mulut
o
Demam tifoid
Terpasang mayo
Penurunan kesadaran
Udem leher
o
Sindrom nefrotik
o
Sindrom metabolik
Dekompensasi kordis
dekstra
R + 3 -> Tidak
meningkat -> Tak ada
kelainan (T.a.k)
Bibir kering
Sariawan
DD
Leher
Anisokor
Normal
Dekompensasi
kordis dekstra
Gagal jantung
kongestif (CHF)[1]
Basah
Normal
Dehidrasi
Gusi berdarah
Kering
Sindrom nefrotik
Sindrom metabolik
Dekompensasi
kordis dekstra
Gagal jantung
kongestif (CHF)[1]
Gagal napas
Ekstremitas (Ext)
Akral hangat
Akral dingin (ad)
Oedem (oed)
T.a.k.
Teraba
Limfadenitis
Limfadenopati
Sindrom metabolik
Dekompensasi kordis
dekstra
Dekompensasi kordis
sinistra
Ulkus (Ulk)
Simetris
Retraksi sela tulang iga
GGK[2]
Sindrom metabolik
Dekompensasi kordis
dekstra
Terpasang kateter
o
Organ Genital
Thoraks
Sindrom nefrotik
Tidak teraba
ASD[3]
Flat nail
Spoon nail
DD // DP
Diagnosis Banding
T.a.k.
Gizi buruk
PPOK
Megakolon kongenital
Hamil
Asites
Ileus
DD > DP
DP > DD
Auskultasi
Auskultasi
Diagnosis Banding
BU (+) < 5
BU (+) 5 34
BU (+) > 34
Ileus obstruktivus
BU (-)
Ileus paralitikus
Perkusi
Timpani/hipertimpani/pekak
Pekak alih (PA), pekak sisi (PS)
Palpasi
Otot Perut
Diagnosis Banding
Supel
Distensi (distended)
Ileus obstruktivus
Epistotonus
Tetanus
Hepar (Hati)
Diagnosis Banding
Teraba besar
Hepatomegali
Anemia hemolitika
Thalasemia
Dekompensasi kordis
sinistra
Lien (Empedu)
Liver span normal
Diagnosis Banding
Tak ada kelainan
Splenomegali
Anemia hemolitika
Thalasemia
Dekompensasi kordis
dekstra
Splenomegali idiopatik
Ictus Cordis
(IC)
tidak tampak
Kesan
Gizi kurang
Tampak
Palpasi
Letak IC
Pada orang dewasa normal, IC ada pada Spatium intercostal (SIC) V
di sebelah medial linea midklavikularis sinistra.
Letak IC
Tidak bergeser
Jantung terkompensasi
Bergeser
Ke lateral
Kardiomegali
Kesan
Ke
kaudolateral
Kekuatan IC
Kekuatan IC
Tidak kuat
angkat
Kesan
Jantung
terkompensasi
Gizi kurang
Kardiomegali
Kuat angkat
Perkusi
Batas jantung normal pada orang dewasa
Batas Jantung
Kesan
Jantung
terkompensasi
Kardiomegali
Ke kaudolateral
RVE
LVE
Auskultasi
Bunyi jantung (BJ) I-II
o Interval
Normal
Tidak normal
Keteraturan
Reguler
Jantung terkompensasi
Ireguler
Jantung terkompensasi
AF
Bising
o
Pansistolik
Kelainan katup
Diagnosis banding