Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN TEORITIS
1. 1.

Definisi

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari
biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair /setengan padat,
dapat disertai frekuensi yang meningkat.

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau
setengahcairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan
normalyakni 100-200 ml sekali defekasi (Hendarwanto, 1999).

Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga
kalisehari.

Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebihdari 3
kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau ataudapat bercampur
lendir dan darah (Ngastiyah, 1997).

Anak usia TODDLER adalah anak usia antara 1 sampai 3 tahun (Donna L. Wong)

2. Etiologi Diare
1.
Faktor infeksi : 1.Bakteri: enteropatogenic escerichia coli, salmonella, shigella,
yersiniaenterocolitica.
2.Virus: enterovirus, adenovirus, rotavirus.
3.Jamur: candida enteritis
4.Parasit: giardia clamblia, cryptosporidium
5.Protozoa
Bukan faktor infeksi:
1.Alergi makanan: susu, protein
2.Gangguan metabolik atau malabasorbsi: penyakit celiac, cystic fibrosispada pancreas.

3.Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan


4.Obat-obatan: antibiotic
5.Penyakit usus: colitis ulcerative, crohn disease, enterocolitis
6.Obstruksi usus
(Hidayat Azis,2006)
2.

Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada anak-anak).

3.

Faktor malabsorbsi : Karbihidrat, lemak, protein.

4.
Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran dimasak
kurang matang.
5.

Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas

3. manifestasi klinis
1.Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
2.Terdapat tanda dan gejala dehidrasi; turgor kulit jelek (elastisitas kulitmenurun), ubun-ubun
dan mata cekung, membran mukosa kering
3.Kram abdominal
4.Demam
5.Mual dan muntah
6.Anoreksia
7.Lemah
8.Pucat
9.Perubahan tanda-tanda vital; nadi dan pernapasan cepat
10.Menurun atau tidak ada pengeluaran urine
Mula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, napsu makan berkurangkemudian
timbul diare. Tinja mungkin disertai lendir dan atau darah. Warna tinja makin lamaberubah
kehijauan karena bercampur dengan empedu. Daerah anus dan sekitarnya timbulluka lecet
karena sering defekasi dan tinja yang asam akibat laktosa yang tidak diabsorbsiusus selama

diare.Gejala muntah dapat timbul sebelum atau selama diare dan dapat disebabkan
karenalambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.
Bilakehilangan cairan terus berlangsung tanpa penggantian yang memadai, gejala dehidrasi
mulaitampak yaitu: berat badan menurun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun
besarcekung (pada bayi), selaput lendir bibir dan mulut serta kulit kering.Bila dehidrasi terus
berlanjut dapat terjadi renjatan hipovolemik dengan gejala denyut jantung menjadi cepat, denyut
nadi cepat dan lemah bahkan tidak teraba, tekanan darahmenurun, klien tampak lemah dengan
kesadaran menurun. Karena kekurangan cairan
( sumber : http://www.scribd.com/doc/87736742/Asuhan-Keperawatan-Diare-Pada-AnakToodler)
4. tanda dan gejala
Karena terjadinya mencret dan muntah yang terus menerus, pada awalnya anak akan merasa haus
karena telah terjadi dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) ringan. Bila tidak ditolong, dehidrasi
bertambah berat dan timbullah gejala-gejala: anak tampak cengeng, gelisah, dan bisa tidak
sadarkan diri pada dehidrasi berat. Mata tampak cekung, ubun-ubun cekung (pada bayi), bibir
dan lidah kering, tidak tampak air mata walaupun menangis, turgor berkurang yaitu bila kulit
perut dicubit tetap berkerut, nadi melemah sampai tidak teraba, tangan dan kaki teraba dingin,
dan kencing berkurang. Pada keadaan dehidrasi berat nafas tampak sesak karena tubuh
kekurangan zat basa (menderita asidosis). Bila terjadi kekurangan elektrolit dapat terjadi kejang.
Anak dinyatakan menderita diare bila buang air besarnya lebih encer dan lebih sering dari
biasanya. Tinja anak diare dapat mengandung lendir dan darah, tergantung pada penyebabnya.
Gejala ikutan lainnya adalah demam dan muntah. Kadangkala gejala muntah dan demam
mendahului gejala mencretnya
( sumber : http://www.idai.or.id/kesehatananak/artikel.asp?q=200741515310)
5. Patofisiologi Diare
Proses terjadinya Gastroenteritis dapat disebabkan oleh berbagaikemungkinan faktor
diantaranya:
1.Faktor infeksi, proses ini dapat diawali adanya mikroorganime (kuman)yang masuk ke dalam
saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel mukosa usus yang
dapat menurunkan daerahpermukaan usus. Selanjutnya terjadi perubahan kapasitas usus yang
akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus dalam absorbsi cairan danelektrolit. Atau juga
dikatakan adanya toksin bakteri akan menyebabkansystem transport aktif dalam usus halus, sel
di dalam mukosa intestinalmengalami iritasi dan meningkatnya cairan dan
elekrtolit.Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa intestinalsehingga menurunkan
area permukaan intestinal, perubahan kapasitasintestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan
dan elektrolit.

2.Faktor malabsorbsi merupakan kegagalan dalam melakukan absorbsiyang mengakibatkan


tekanan osmotic meningkat sehingga terjadipergeseran air dan eletrolit ke ronga usus yang dapat
meningkatkan isirongga usus sehingga terjadilah Gastroenteritis.

3.Faktor makanan ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampudiserap dengan baik.
Sehingga terjadi peningkatan peristaltic usus yangmengakibatkan penurunan kesempatan untuk
menyerap makanan yangkemudian menyebabkan Gastroenteritis.

4.Faktor psikologi dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan peristalticusus yang akhirnya


mempengaruhi proses penyerapan makanan yangdapat mnyebabkan Gastroenteritis
6. Diare menurut WOC
Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari.
Diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya , yaitu diare akut dan kronis
(Mansjoer,A.1999,501).

7. Pemeriksaan Diagnostik
1)

Laboratorium :

Feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candida


Serum elektrolit : Hipo natremi, Hipernatremi, hipokalemi
AGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, pO2 meningkat, pcO2 meningkat, HCO3 menurun)
Faal ginjal : UC meningkat (GGA)
2)

Radiologi : mungkin ditemukan bronchopneumoni

8. pengobatan terapi
Pengobatan dietetic
Untuk anak di bawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan berat badan kurang dari 7kg, jenis
makanannya adalah:

Susu (ASI dan atau susu formula yang mengandung rendah laktosa dan asam lemak
tak jenuh)

Makanan setengah padat ( bubur susu) atau makanan padat (nasi tim)

Susu khusus, sesuai indikasi kelainan yang ditemukan

1.Untuk anak di atas 1 tahun dengan berat badan lebih dari 7 kg. Jenis makanannya adalah
makanan padat atau makanan cair/ susu sesuai dengan kebiasaan makan di rumah.
Obat obatan
Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja dengan atautanpa
muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau kar bohidrat lain(gula, air
tajin, tepung beras, dll)
1.Obat antisekresi
2.Obat antispasmolitik
3.Obat pengeras tinja
4.Antibiotika, kapan perlu
( sumber : http://www.scribd.com/doc/55870150/askep-anak)
9.Pencegahan
Pada umumnya, anak buang air besar sesering-seringnya 3 kali sehari dan sejarang-jarangnya
sekali tiap 3 hari. Bentuk tinja tergantung pada kandungan air dalam tinja. Pada keadaan normal,
tinja berbentuk seperti pisang. Dilihat dari kandungan airnya bentuk tinja bervariasi mulai dari
cair (kadar airnya paling tinggi, biasanya terjadi pada diare akut), lembek (seperti bubur),
berbentuk (tinja normal, seperti pisang), dan keras (kandungan air sedikit seperti pada
keadaan sembelit). Pada bayi berusia 0-2 bulan, apalagi yang minum ASI, frekuensi buang air
besarnya lebih sering lagi, yaitu bisa 8-10 kali sehari dengan tinja yang encer, berbuih dan
berbau asam. Selama berat badan bayi meningkat normal, hal tersebut tidak tergolong diare,
tetapi merupakan intoleransi laktosa sementara akibat belum sempurnanya perkembangan
saluran cerna.
Warna tinja yang normal adalah kuning kehijauan, tetapi dapat bervariasi tergantung makanan
yang dikonsumsi anak. Yang perlu diperhatikan adalah bila tinja berwarna merah (mungkin
darah) atau hitam (mungkin darah lama/beku) atau putih seperti dempul (pada penyakit hati).
10. Perawatan dirumah
Prinsip pengobatan diare

Penyakit diare dapat mengakibatkan kematian bila dehidrasi tidak diatasi dengan baik dan dapat
mencetuskan gangguan pertumbuhan (kurang gizi) bila tidak diberikan terapi gizi yang adekuat.
Sebagian besar diare pada anak akan sembuh sendiri (self limiting disease) asalkan dicegah
terjadinya dehidrasi yang merupakan penyebab kematian. Oleh karena itu, prinsip pengobatan
diare adalah:

Rehidrasi: mengganti cairan yang hilang, dapat melalui mulut (minum) maupun melalui
infus (pada kasus dehidrasi berat).

Pemberian makanan yang adekuat: jangan memuasakan anak, pemberian makanan seperti
yang diberikan sebelum sakit harus dilanjutkan, termasuk pemberian ASI. Pada diare
yang ringan tidak diperlukan penggantian susu formula.

Larutan Garam-Gula

Larutan Garam-Tajin

Bahan terdiri dari 1 sendok teh


gula pasir, seperempat sendok teh
garam dapur dan 1 gelas (200 ml)
Bahan terdiri dari 6 (enam) sendok makan munjung (100
air matang.
gram) tepung beras, 1 (satu) sendok teh (5 gram) garam
dapur, 2 (dua) liter air. Setelah dimasak hingga mendidih
Setelah diaduk rata pada sebuah
akan diperoleh larutan garam-tajin yang siap digunakan.
gelas diperoleh larutan garam-gula
yang siap digunakan.

Anda mungkin juga menyukai