Anda di halaman 1dari 4

Selanjutnya dilakukan uji motilitas.

Media uji motilitas digunakan untuk


menentukan motilitas dari suatu mikroorganisme. Uji motilitas sering kali
digunakan dalam diferensiasi dari Enterobacteriaceae. Uji motilitas dilakukan
dengan cara Uji motilitas berperan dalam mengetahui pergerakan bakteri (Shields
dkk, 2013).
Untuk uji motilitas dilakukan dengan cara ose kawat lurus yang sudah
disterilisasi, suspensi bakteri ditusukkan secara tegak lurus ke dalam tabung reaksi
yang berisi media agar (padat). Tabung diinkubasikan selama 24 jam dan diamati.
Hasilnya tidak didapatkan adanya pergerakan bakteri (negatif) dimana pada media
pertumbuhan bakteri tidak terdapat kekeruhan pada media yang telah ditusukkan.
Menurut Shields (2013), bakteri yang dinyatakan positif motil atau bergerak akan
ditunjukan dengan adanya kekeruhan pada media uji yang menunjukan
pertumbuhan koloni.
Motilitas merupakan salah satu ciri penting pengkarakterisasian bakteri.
Sifat ini diakibatkan oleh adanya alat motor cambuk yang disebut flagela sehingga
sel bakteri dapat berenang di dalam lingkungan air. Motilitas sebagian besar jenis
bakteri motil pada suhu relatif rendah 15-25 C dan mungkin tidak motil pada suhu
37 C. Namun suatu resiko tersendiri bagi organisme berukuran kecil untuk
menerima kenyataan bahwa dengan ukurannya tersebut sel bakteri dapat
dipengaruhi

oleh

aktivitas

molekul

air/pelarut

disekitarnya

yang

dinamakan Brownian movement. Gerak brown adalah gerak partikel koloid yang
bergerak dengan arah tak beraturan, gerakan ini disebabkan oleh molekul-molekul
pelarut dengan molekul koloid yang saling berbenturan. Gerakan acak molekul air
ini dapat membuat sel bakteri bergoyang-goyang cepat atau lebih tepatnya
bergetar tak beraturan sehingga bagi mata yang awas akan terlihat motil. Sel yang
terpengaruh gerak brown dapat diamati pada perbesaran 1000X dengan
mikroskop cahaya, tentunya dengan preparat ulas sederhana dari media kaldu atau
koloni yang dicampur air, dapat juga dengan metode hanging drop preparation
(Barrow, 1993).

Barrow, G.I. and R.K.A. Feltham. 1993. Cowan and Steels, Manual for the
Identification of Medical Bacteria. New York: Cambridge University Press.
Selanjutnya dilakukan uji Indol. Menurut Leboffe (2011), Uji indol
bertujuan mengidentifikasi kemampuan bakteri menghasilkan indol dengan
menggunakan enzim tryptophanase. Uji indol dilakukan pada ose yang sudah
distrelisasi, suspensi bakteri dipindahkan ke dalam tabung, yang didalamnya
berisi media cair yang mengandung 10-20 tetes reagen kovac. Tabung
diinkubasikan 24 jam kemudian hasil diamati. Bila dalam biakan tersebut terdapat
indol, maka dibagian atas biakan akan segera terbentuk lapisan berwarna merah.
Hasil yang didapat adalah negative, dapat ditunjukkan dengan tidak terbentuknya
lapisan warna merah. Produksi indol di dalam media dimungkinkan karena
adanya tryptophan. Bakteri yang memiliki enzim tryptophanase menghidrolisis
tryptophan. menjadi indol, piruvat dan amonia. Hal ini digunakan sebagai bagian
dari prosedur IMViC, sebuah tes yang dirancang untuk membedakan antara
anggota keluarga Enterobacteriaceae (Hemraj, 2013).
Tryptophan adalah asam amino esensial, yang teroksidasi oleh beberapa
bakteri yang mengakibatkan pembentukan indol, asam piruvat dan amonia. Uji
indol dilakukan dengan inokulasi organisme uji ke dalam tryptophan broth, yang
mengandung tryptophan. Indol yang dihasilkan dideteksi dengan menambahkan
reagen Kovacs ini yang menghasilkan cincin berwarna merah. Lapisan alkohol
berkonsentrasi warna merah berbentuk cincin terdapat di bagian atas. Hasil indol
positif dinyatakan dengan adanya cincin merah hal ini disebabkan karena Indol
bereaksi dengan aldehida (Sridhar, 2006).
Leboffe MJ and Pierre BE. 2011. A Photographic Atlas for the
Microbiology Laboratory. Morton Publishing Company.
Hemraj V, Diksha S, Avneet G. A Review On Commonly Used
Biochemical Test for Bacteria. Innovare Journal of Life Science. 2013. 1-7.
Sridhar, RPN. 2006. IMViC Reaction. JJMMC.

Kemudian dilakukan uji Hidrogen Sulfide (H2S)/ TSIA. .Pembentukan


H2S positif ditandai dengan adanya endapan berwarna hitam. TSIA agar adalah
media deferensial yang digunakan dalam menentukan fermentasi karbohidrat dan
produksi H2S. Selain itu, ujia TSIA ini juga dapat mendeteksi adanya gas hasil
dari metabolisme karbohidrat. TSIA membedakan bakteri berdasarkan fermentasi
mereka laktosa, glukosa dan sukrosa dan produksi hidrogen sulfida. TSIA yang
paling sering digunakan dalam identifikasi Enterobacteriaceae, meskipun berguna
untuk bakteri gram negatif lainnya (Lehman, 2005). Proses uji H 2S/ TSIA
dilakukan dengan tabung reaksi diinokulasikan dengan ose yang disterilisasi
dengan cara digoreskan secara zigzag ke agar miring suspensi bakteri. Tabung
diinkubasikan selama 24 jam. Kemudian, amati perubahan. Hasil uji H 2S/TSIA
menunjukkan hasil positif. Hasil positif ditunjukkan dengan adanya endapan
hitam dengan gas. Gas positif dikarenakan gas yang dihasilkan oleh fermentasi
karbohidrat akan muncul sebagai celah di media atau akan mengangkat agar-agar
dari bagian bawah tabung (Leboffe, 2011).
Uji Sitrat bertujuan mendeteksi kemampuan suatu organisme untuk
memanfaatkan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon dan energi. Bakteri
diinokulasi pada medium yang mengandung natrium sitrat dan indikator pH
bromothymol biru. Pemanfaatan sitrat melibatkan enzim citrat permease, yang
memecah sitrat menjadi oksaloasetat dan asetat. Oksaloasetat lebih lanjut dipecah
menjadi piruvat dan CO2. Produksi Na2CO3 serta NH3 dari pemanfaatan natrium
sitrat dan garam amonium masing-masing menghasilkan pH basa. Hal ini
menyebabkan perubahan warna medium dari hijau menjadi biru (Hemraj, 2013).
Bromothymol blue digunakan sebagai indikator saat asam sitrat dimetabolisme,
menghasilkan karbondioksida yang menggabungkan natrium dengan air untuk
membentuk

natrium

karbonat

yang

merupakan

produk

alkaline

yang

menghasilkan perubahan warna dari hijau menjadi biru dan hal ini menunjukkan
tes tersebut positif (Sridhar, 2006).

Dalam uji Sitrat dilakukan dengan tabung reaksi diinokulasikan dengan


ose yang disterilisasi dengan cara digoreskan secara zigzag ke agar miring
suspensi bakteri. Tabung diinkubasikan selama 24 jam. Kemudian, amati
perubahan. Hasilnya berupa negatif dimana tidak terjadi perubahan warna pada
media suspensi bakteri.

Anda mungkin juga menyukai