Anda di halaman 1dari 3

ucapan sang pemimpinan

M. IZZUL MUSLIMIN
Qul khairan auliyasmut", begitu nasehat Nabi. Berbicaralah yang baik atau lebih
baik diam. Pesan Nabi ini tidak kepada sembarangan orang, tetapi ditujukan bagi
mereka yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Nyatanya memang demikian,
kata-kata telah terbukti menjadi sumber bencana, atau sebaliknya menjadi
barakah bagi orang lain Kata-kata bahkan bisa lebih tajam dari pedang, demikian
orang sering mengatakan.
Dampak dari kata-kata akan lebih besar kalau yang berkata adalah seorang
pemimpin yang menjadi panutan dan pedoman bagi banyak orang. 'Idu geni'
demikian orang Jawa mengistilahkan. Artinya, apa yang dikatakan seorang
pemimpin punya dampak yang besar dari sekedar omongan seorang rakyat biasa.
Dua buah negara bisa saling berseteru, bahkan berperang gara-gara sang
pemimpin salah bicara.
Pemimpin yang sudah tidak bisa dipercaya ucapannya berarti sudah kehilangan
salah satu syarat pemimpin yang ideal yaitu sifat amanah atau dapat dipercaya.
Bahkan pemimpin yang demikian sebenarnya sudah dapat dikategorikan sebagai
orang munafik. Ciri orang munafik sebagaimana disebutkan dalam salah satu
hadits ialah bila berkata berdusta, bila berjanji tidak ditepati, dan bila dipercaya
berkhianat.
Maka, di Amerika Serikat yang notabene negara sekuler, kata-kata presidennya
sangat dijaga, seberapapun bejat moralnya. Presiden Bill Clinton pernah hampir
terkena impeachment hanya gara-gara pengakuan soal hubungannya dengan
seorang gadis bernama Monica Lewensky. Yang mereka jadikan persoalan bukan
hubungan perselingkuhan itu, yang bagi kita umat Islam jelas sebuah
pelanggaran besar, tetapi justru soal pernyataan Clinton tentang hubungan itu
benar atau tidak. Bagi sebagian besar orang Amerika, perselingkuhan Clinton
masih bisa dimaafkan, tetapi yang tidak bisa mereka maafkan adalah apabila
presiden mereka memberikan pengakuan yang tidak benar atau berbohong
berkaitan dengan tuduhan perselingkuhan itu. Sebab, bila presiden mereka
terbukti berbohong, meski masalah pribadi sekalipun, sudah merupakan
persoalan yang fatal karena menunjukkan tingkat kepercayaan seseorang yang
rendah. Bagaimana jadinya seorang Presiden yang memimpin jutaan rakyat
Amerika kata-katanya tidak bisa dipercaya?
Kalau kita kembalikan pada keadaan Indonesia sekarang, situasi carut-marut
yang sekarang menimpa negeri kita, sebenarnya juga tidak bisa dilepaskan dari
persoalan ucapan para pemimpinnya. Kata "halal darahnya si Anu" bisa jadi
berubah menjadi tindak anarkhi setelah sampai di rakyat bawah. Demikian juga
kata-kata kasar dan tidak sopan maupun ucapan-ucapan kebohongan yang
diproduksi para pimpinan bisa berakibat kekacauan sosial di masyarakat.
Padahal kita sering melihat dan mendengar hal-hal demikian dilakukan pimpinan
negeri ini. Istilah "esuk dele, sore tempe" (pagi kedelai, sorenya berubah jadi
tempe) adalah ungkapan yang paling tepat untuk menggambarkan kebohongan
pemimpin yang seringkali kita dengar tiap hari. Kebiasaan demikian menyebabkan
rakyat tidak lagi memiliki rasa hormat dan kepercayaan pada pimpinannya. Dan
ketika sebuah kaum tidak lagi memiliki kepemimpinan yang baik, maka tunggulah
saat-saat kehancurannya.
Nasehat Nabi untuk berbicara yang baik atau lebih baik diam memang tidak
berarti bahwa Nabi menyuruh kita bungkam dari sesuatu keadaan yang tidak
benar atau keliru. Al-Qur'an mengajarkan kepada kita untuk ber- "tawaashou bil
haq wa tawaashou bisshobri". Demikian juga dikatakan bahwa selemah-lemahnya
iman ialah bila kita membiarkan kemungkaran berlaku di depan kita, tetapi hati
kita tidak menyetujuinya. Oleh karena itu, menyuarakan kebenaran adalah fardlu

khifayah bagi setiap muslim. Dan tidak benar dalam situasi dimana orang lain
berbuat dlalim berlaku pepatah: diam adalah emas.
Maka sungguh sangat aneh bila ada sebagaian orang yang mengatakan bahwa
tindakan DPR yang mengingatkan presiden dengan memorandum I dan II akibat
sikap-sikap dan ucapannya yang seringkali tidak konsisten adalah tindakan yang
melampaui batas dan sekedar mencari-cari kesalahan. Salah satu tugas DPR
memang harus selalu mengawasi dan mengingatkan presiden. Dan bila Presiden
ketahuan berbuat tidak benar, seperti berbohong misalnya, DPR wajib
memperingatkannya.
Hanya memang dalam menyampaikan kritik atau mengingatkan, hendaklah
dengan cara-cara yang baik, tidak disertai dengan hawa nafsu dan amarah.
Sebab, dengan bercampurnya hawa nafsu dan amarah mungkin langkah yang
semula berawal dari niat yang baik dapat berubah menjadi tindakan yang tidak
tepat dan berdampak kepada sesuatu yang tidak baik. Maka sikap arif menjadi
kunci pokoknya. Al-Quran mengajarkan cara: bil hikmah, wa mauidlotil khasanah,
wa jadilhum billati hiya ahsan. Jika ketiga cara tersebut tidak mempan baru
diambil jalan tegas, perangi hingga mereka mau tunduk kepada kebenaran.
Nah, Sudahkah semua langkah itu dilakukan? Bila sudah, maka jalan tegas
barulah pantas untuk dilakukan, menggunakan kekuasaan untuk mencegah
kemungkaran yang lebih jauh. DPR punya kekuasaan untuk mengajukan usulan
Sidang Istimewa MPR, dan MPR punya kekuasaan untuk menimbang-nimbang
mandat Presiden, diteruskan atau dicabut. Wallahu a'lam.

Langkah Cina membeli perusahaan dunia bukan kali ini saja. Sebelumnya, masih di Desember ini,
PetroChina telah menyiapkan dana US$1,63 miliar untuk membeli 28,3% saham BHP Billiton untuk
proyek gas alam, Browse di Australia Barat. "Akuisisi ini untuk memenuhi permintaan gas dan minyak di
pasaran Cina," ujar Tony Regan, perusahaan konsultasi Tri-Zen kepada BBC.
Adapun China Investment Corporation (CIC), pada November kemarin, membeli 10% saham perusahaan
Heathrow Airport Holdings Ltd., senilai 450 juta poundsterling ekuivalen Rp7 triliun. Gergasi tersebut
merupakan pemilik bandara Heathrow dan Stansted di London, Southampton (Inggris), Glasgow, dan
Aberdeen di Skotlandia. Sebelumnya, CIC juga membelanjakan uangnya untuk memperoleh 8,68%
perusahaan Inggris lainnya, Thames Water.
Aksi Cina "membeli" dunia membuat gusar Amerika. Kendati demikian, Abang Sam tidak bisa menolak
saat Cina memborong obligasi mereka. Pada Oktober kemarin, Negeri Tirai Bambu menambah
kepemilikan obligasi AS sebesar US$7,9 miliar. Total kepemilikan obligasi menjadi US$1,16 triliun.
Pemerintah Cina sendiri mengatakan getolnya mereka membeli obligasi AS bukan karena faktor politik,
melainkan karena pasar AS adalah pasar penting baginya. "Apa lagi yang dapat kami beli jika bukan surat
utang AS? Terlalu berisiko membeli ekuitas," ujar Wang Chaocai, peneliti di Kementerian Keuangan
Cina.
Kisah Perjalanan ke Selatan
Sebagaimana dilansir Peoples Daily, peneliti Chinese Academy of Social Sciences, Yan Xiaona,
mengatakan aset berdenominasi dolar AS masih menarik bagi investor di seluruh dunia. Dolar AS pun
masih lebih aman dibandingkan euro, karena berlipatgandanya krisis utang pemerintah di zona Eropa.
Tampilnya Cina sebagai kekuatan ekonomi dunia tidak bisa dilepaskan dari sang arsitek, almarhum Deng
Xiaoping. Pemimpin Cina era 19781992 itu, sadar runtuhnya Uni Soviet pada 1991, memicu krisis
kepercayaan. Apakah komunisme Cina akan runtuh juga? Bagaimana menyiasatinya. Februari 1992,
Deng melakukan keterbukaan ekonomi dengan perjalanan ke Cina bagian selatan, yaitu Guangdong,
Shenzhen, Zuhai, dan Shanghai. Sejenak kemudian, investor dari seluruh dunia membanjiri Cina.
Meski demikian, Deng tidak menjadikan Cina sebagai pasar, harus ada kedaulatan ekonomi. Konsep ini
dikenal dengan sebutan Most Favoured Nation (MFN), yaitu status perlakuan yang diberikan satu negara
ke negara lain harus setara dalam perdagangan internasional. Investor Amerika pun mulai menyerbu Cina.
Sebaliknya, produk murah dari Cina membanjiri pasar AS. Kontrol pemerintah terhadap devisa yang

diterapkan pun jitu. Cina imun dari Badai Krisis Asia pada 1997, saat negara-negara Asia Tenggara dan
Korea Selatan mengalami kemunduran.
Perjalanan ke selatan yang dilakukan Deng, menjadi tonggak perekonomian Cina saat ini. Peristiwa
tersebut bahkan disandingkan dengan kisah Perjalanan ke Barat yang dilakukan Pendeta Tong pada abad
ke-16 dalam mencari kitab Budha.

Anda mungkin juga menyukai