Anda di halaman 1dari 17

METODE PELAKSANAAN BANGUNAN

1. A.

PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan persiapan diawali dengan pembersihkan lahan dari rumput, humus, pohon dan dari
sampah. Selanjutnya dilakukan pemasangan pagar pengaman pada sekeliling area proyek
penentuan as dan peil bangunan, terakhir pemasangan bouwplank. Selain itu air kerja dan
listrik kerja harus sudah diperhitungkan penyediaannya oleh pemborong dengan
membelinya. Administrasi proyek juga diurus pada pekerjaan persiapan.
1. B.

PEKERJAAN TANAH

Pekerjaan tanah dimulai dengan pekerjaan galian tanah. Kemudian mengurug lantai pondasi
dengan pasir. Setelah itu mengurug tanah kembali.
1. C.

PEKERJAAN PONDASI

Pekerjaan pondasi dimulai dari pemasangan profil pondasi, lalu memasang batu kali dengan
adukan.
1. D.

PEKERJAAN BETON BERTULANG

Pekerjaan beton bertulang diawali dari pekerjaan sloof, kolom, balok, plat, dan terakhir ring
balk. Tahap awal pada tiap-tiap item pekerjaan di atas adalah pekerjaan pembesian, lalu
memasang bekisting, betonisasi, melepas bekisting, dan terakhir merawat beton.
1. E.

PEKERJAAN DINDING

Pekerjaan dinding diawali dengan memasang batu bata kemudian dilanjutkan pekerjaan
plesteran. Pekerjaan dinding dilakukan setelah pekerjaan kolom, balok, dan plat selesai.
Pemasangan pasangan batu bata dilakukan diatas sloof. Pemasangan harus lurus, tegak, tidak
siar dan tidak ada batu bata yang pecah melebihi 5 % dan pemasangan batu bata maksimal 1
m per hari.
Pekerjaan plester yaitu bagian yang akan diplester disiram dengan air terlebih dahulu dan
plesteran harus menghasilkan bidang yang rata dan sponeng yang lurus. Semua dinding harus
diplester dengan 1pc : 3ps untuk pasangan.
1. F.

PEKERJAAN KUSEN, PINTU, DAN JENDELA

Pekerjaan kayu merupakan pekerjaan kering harus dipisahkan dari pekerjaan pasangan dan
pekerjaan beton yang merupakan pekerjaan basah. Pemisahan ini untuk memperjelas jenis
pekerjaannya dan tidak saling menggaggu pekerjaan dan pengangkutan material.
1. G.

PEKERJAAN PENUTUP ATAP

Pekerjaan penutup atap diawali dengan pemasangan kuda-kuda, kemudian pemasangan


rangka atap, gording, reng, usuk, dan terakhir pemasangan genteng.

1. H.

PEKERJAAN SANITASI

Pekerjaan sanitasi dikerjakan mulai saat atau setelah pemasangan Bouwplank atau setelah
pemasangan plafond dan sebelum pemasangan lantai. Pekerjaan ini meliputi pembuatan
septictank, pemasangan pipa-pipa, pemasangan kloset dan bak mandi. Pemasangan kloset dan
pipa perlu diperhatikan agar semuanya berfungsi dengan baik dan tidak ada yang bocor.
1. I.

PEKERJAAN KERAMIK

Pekerjaan keramik terdiri dari lantai keramik dan dinding keramik.Bahan lantai keramik 30 x
30 cm dan keramik 20 x 20 cm. Sedang bahan dinding keramik adalah keramik 20 x 20 cm.
Keramik yang akan dipasang menggunakan spes dan harus disetujui terlebih dahulu oleh
direksi. Pemasangan nat sesuai dengan warna keramik dan lantai tidak boleh bergelombang.
1. J.

PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

Pekerjaan instalasi listrik dikerjakan mulai saat atau setelah pemasangan Bowplank atau
sebelum pemasangan plafond dan sebelum pengecatan dinding. Pekerjaan ini meliputi
pemasangan titik lampu pada tempat yang telah ditentukan dan pemasangan saklar dan stop
kontak. Pemasangan kabel pada dinding menggunakan pipa sebagai selubung kabel.
Penyelesaian dinding sebagai akibat dari pemasangan saklar perlu diperhatikan dan
permukaan dinding harus tetap rapi.
1. K.

PEKERJAAN KUNCI DAN TERALIS TANGGA

Pekerjaan memasang kunci terdiri dari kunci tanam biasa dan kunci tanam kamar mandi.
1. L.

PEKERJAAN FINISHING

Setelah semua pekerjaan selesai kemudian mengecat bangunan dan terakhir merapikan dan
membersihkan bangunan kembali.

PENJELASAN TIAP ITEM PEKERJAAN


I.
1. A.

PEKERJAAN PERSIAPAN
Pembersihan lahan

Membersihkan lahan dari rumput, humus, pohon dan dari sampah.

Arah pekerjaan ditentukan dengan mempertimbangkan urutan pekerjaan yang akan


dilaksanakan berikutnya

pembersihan yang merata.

1. B.

Pembuatan pagar pengaman

Pagar terbuat dari seng gelombang dengan tinggi 2 m dan kayu dolken.

Dipasang mengelilingi lahan proyek

1. C.

Penentuan as dan peil bangunan

As dan peil bangunan menentukan letak/posisi dan orientasi bangunan

Posisi As bangunan diukur dari titik acuan yang telah ditentukan

As bangunan harus ditandai dengan jelas(umumnya dengan warna merah) dan


diletakan pada ketinggian referensi (mis. + 0,00)

As bangunan ini menjadi acuan/referensi as-as yang lain untuk mementukan posisi
pondasi, kolom, lantai, dll, pada bangunan yang akan dibuat

1. D.

Pemasangan bouwplank

Bowplank adalah papan-papan yang dipasang disekitar lokasi pekerjaan

Kayu yang digunakan adalah kayu 5/7 x 4m dan kayu papan 3/20

Bowplank dipasang mendatar sesuai ketinggian rencana, dan dipaku pada beberapa
tempat untuk menarik benang-benang as

Benang-benang as ini menjadi acuan dalam semua pekerjaan yang menyangkut letak
elemen bangunan, lebar pondasi dan tembok, kedalaman galian, dan ketinggian
elemen bangunan (lantai, pintu, jendela, dll)

Bowplank tidak perlu dipasang menerus, pada beberapa tempat dapat dikosongkan
untuk jalan pekerja

II.
1. A.

PEKERJAAN TANAH
Pekerjaan galian tanah

Gali tanah sesuai lebar pondasi bagian bawah dan kedalaman rencana

Gali sisi-sisi miringnya sehinga dicapai sudut kemiringan yang tepat

Tanah hasil galian diletakkan di pinggir galian diluar bouwplank, yang nantinya untuk
pekerjaan pengurugan kembali.

Cek posisi, lebar, kedalaman, dan kerapiannya, sesuai dengan rencana

1. Pekerjaan urugan pasir

Parit pondasi diurug pasir setebal 10 cm

1. C.

Pekerjaan urugan tanah

Dilakukan urugan kembali terhadap pondasi yang telah terpasang.

Pemborong harus melaporkan kepada konsultan pengawas tentang rencana jaringan


listrik, telepon, septictank dan lain-lain apabila akan memulai pekerjaan pondasi.

Bekas lubang dan parit dalam bangunan harus ditimbun dengan pasir urug dan
dipadatkan.
III.

1. A.

PEKERJAAN PONDASI
Pasangan pondasi batu kali

Pondasi bangunan yang digunakan adalah pondasi batu kali / batu gunung yang
memenuhi persyaratan teknis atau sesuai keadaan dilapangan .

Pasangan pondasi adalah dari batu kali, ukuran pondasi sesuai dengan gambar rencana
pondasi atau pondasi batu belah dengan perekat 1pc : 3kp : 10 ps dan kemudian
diplester kasar , bagian bawah pondasi dipasang batu kosong (aanstamping) tebal 20
cm dengan sela- selanya disisi pasir urug, disiram air sampai Penuh dan ditumbuk
hingga padat dan rata.

Celahcelah yang besar antara batu diisi dengan batu kecil yang cocok padatnya.

Pasangan pondasi batu kali tidak saling bersentuhan dan selalu ada perekat
diantaranya hinga rapat.

Pada pasangan batu kali sudah harus disiapkan anker besi untuk kolom, kedalaman
anker 30 cm harus dicor dan panjang besi yang muncul diatasnya minimal 75 cm.

Cor stek kolom dan rapikan kembali

Setelah pasangan mengeras, tanah dapat diurug kembali

IV.
1. A.

PEKERJAAN BETON BERTULANG


Pembesian

Cara pengerjaan tulangan balok :

Buat tulangan sengkang dengan syarat :

bengkokan kait minimal 90o ditambah perpanjangan 12d

atau bengkokan kait 135o ditambah perpanjangan 6d

pembengkokan dilakukan dalam keadaan dingin

Potong tulangan memanjang dan bentuk sesuai gambar kerja

Masukan tulangan-tulangan memanjang balok pada sela-sela tulangan kolom/balok


disebelahnya sesuai dengan dimensi balok dan posisi tulangan

Masukan sengkang-sengkang balok sesuai dengan jumlahnya

Masukan tulangan-tulangan memanjang balok pada ujung yang lain ke sela-sela


kolom/balok sebelahnya

Ikat sengkang dengan tulangan memenjang sesuai dengan jarak sengkang yang
ditentukan dengan menggunakan kawat bendrat

Cek kembali hasil pabrikasi dengan gambar kerja yang ada

Pasang pengatur jarak selimut beton/ decking

1. B.

Bekisting

Bekisting dibuat dengan bahan kayu kelas III (terentang) dan balok kayu kelas II,
serta dolken diameter 8/400

Cek jarak sabuk kolom/balok/sloof/ring balk

Cek pertemuan panel sudut bekisting

Permukaan plywood dibersihkan dan dilumasi minyak bekisting

Penyetelan sabuk dan kayu support bekisting

Pemberian mortar pada dudukan bekisting, pastikan mortar yang ditabur mengering

1. C.

Betonisasi

Digunakan beton mutu K-300 dengan campuran 1PC:2PS:3KR

Untuk kolom pengecoran dilakukan tiap satu meter

Untuk plat dan balok pengecoran dilakukan sekaligus

Vibrasi yang cukup selama pengecoran

Pengetokan pada keliling luar bekisting

Untuk beton pada lantai 2 dari molen diangkut secara bertahap ke lantai 2

1. D.

Pelepasan bekisting

Satu hari setelah pengecoran, bekisting dilepas

Melepas scafolding

Melepas plywood

1. E.

Perawatan beton

Menyiram beton setiap siang dan sore selama minimal 3 hari

Menutupi dengan karung basah


V.

PEKERJAAN DINDING

1. A. Pekerjaan pasangan batu bata

Pasang acuan kayu (profil) secara vertikal pada setiap ujung dinding yang akan
dipasang.

Di ukur dan di tandai jarak setiap ketinggian pasangan bata / batako dan di kontrol
kesetimbangan horisontalnya antara ujung satu dengan yang lainnya.

Basahi bata yang akan di pasang sampai tidak menyerap air.

Beri adukan mortar (sebagai perekat) pada setiap sambungan antara batu bata dan
pada setiap sambungan atas dan bawah dari batu bata tidak boleh membentuk garis
lurus/vertikal.

Usahakan potongan batu bata yang besarnya kurang dari setengahnya tidak dipakai
atau tidak dipasang.

Tinggi pemasangan dinding batu bata dalam satu hari supaya tidak lebih dari 1 meter,
untuk menjaga keruntuhan.

1. B. Pekerjaan plesteran dinding

Siapkan material yang akan di pakai pada lokasi yang terdekat atau strategis dari
dinding yang akan di plester.

Siram permukaan bata / bataco dengan air sampai basah secara merata (
curing ).

Buat adukan untuk kamprotan dengan perbandingan tertentu (misalkan = 1 pc :


2 ps)

Lakukan kamprotan pada bidang yang telah dicuring dengan jarak lemparan
50 cm dari permukaan yang dikamprot dengan ketebalan 15 ~ 20 mm.

Setelah bidang yang dikamprot kering, lakukan penyiraman ( curing ) selama 3


hari ; pagi, siang & sore.

Setelah itu mulailah membuat caplakan dengan adukan 1 pc : 3 ps.

Buat kepalaan dengan ketebalan 15 mm.

Lanjutkan dengan penyiraman jika kepalaan telah mengering.

Pastikan bidang yang akan diplester telah dicuring.

Buat adukan 1 pc : 3 ps, gunakan pasir yang diayak ( halus ).

Lakukan plesteran pada bidang bidang yang telah ada kepalaannya sampai
selesai seluruh permukaan pada setiap bagian dengan cara dilempar dari jarak
50 cm

Gunakan jidar untuk meratakan permukaan sesuai dengan kepalaan.

Saat plesteran setengah kering, gunakan roskam untuk


dinding sampai halus & rata.

Lanjutkan dengan curing selama 7 hari : pagi, siang dan sore sampai permukaan
plesteran benar benar basah
seluruhnya.

Setelah cukup usia curing, keringkan bidang tersebut selama 1 hari.

Haluskan permukaan dinding dengan amplas halus.

Plamir bidang bidang plesteran yang telah kering dengan menggunakan


plamir yang baik.

Lakukan sebanyak 3 lapis ( tiga kali pelaksanaan ) sampai dinding benar


benar rata dan halus.
VI.

1. A.

mengosok permukaan

PEKERJAAN KUSEN, PINTU, DAN JENDELA


Pemasangan kusen

Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan mudah dijangkau.

Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen terhadap as bouwplank untuk
menentukan kedudukan kusen.

Pasang angker pada kusen secukupnya.

Dirikan kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen pintu/jendela.

Setel kedudukan kusen pintu/jendela sehingga berdiri tegak dengan menggunakan


unting-unting.

Pasang skur sehingga kedudukannya stabil dan kokoh.

Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur sehingga kedudukan menjadi kokoh.

Cek kembali kedudukan kusen pintu/jendela, apakah sudah sesuai pada tempatnya,
ketinggian dan ketegakan dari kusen.

Bersihkan tempat sekelilingnya.

1. B.

Pemasangan daun pintu dan jendela

Ukur lebar dan tinggi kusen pintu/jendela.

Ukur lebar dan tinggi daun pintu/jendela.

Ketam dan potong daun pintu/jendela (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).

Masukkan/pasang daun pintu/jendela pada kusennya, stel sampai masuk dengan


toleransi kelonggaran 3 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi.

Lepaskan daun pintu/jendela, pasang/tanam engsel daun pintu pada tiang daun pintu
(sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan dari sisi bagian atas 25 cm
(untuk pintu/jendela dengan 2 engsel), dan pada bagian tengah (untuk pintu dengan 3
engsel)

Masukkan/pasang lagi daun pintu/jendela pada kusennya, stel sampai baik


kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu/jendela tempat engsel
yang sesuai dengan engsel pada daun pintu/jendela.

Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu/jendela dengan cara melepas pennya,
kemudian pasang/tanam pada tiang kusen

Pasang kembali daun pintu/jendela pada kusennya dengan memasangkan engselnya,


kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga

terpasanglah daun pintu pada kusen pintunya.

Coba daun pintu/jendela dengan cara membuka dan menutup.

Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu/jendela dengan cara melepaskan
pen.

Stel lagi sampai daun pintu/jendela dapat membuka dan menutup dengan baik, rata
dan lurus dengan kusen

1. C.

Pemasangan kaca

Letakkan daun pintu/jendela dengan posisi alur terletak pada bagian atas. Usahakan
letakkan pada meja yang luasnya minimal sama dengan luas daun pintu. Atau
letakkan pada lantai yang datar.

Haluskan seluruh sisi kaca agar tidak tajam.

Pasangkan lembaran kaca dengan hati-hati, gunakan selembar karton atau kain untuk
memegang kaca.

Pasang paku pada list kayu sebelum dipasang pada keempat sisi daun pintu/jendela.

Setelah lis terpasang, perlahan masukkan paku dengan martil.

Sebaiknya letakkan selembar kain di atas permukaan kaca yang sedang dipasang lis
kayu. Ini untuk menghindari goresan pada permukaan kaca karena gerakan martil

VII.
1. A.

PEKERJAAN PENUTUP ATAP


Pemasangan kuda-kuda

Pengangkutan kuda-kuda, bahan dan alat ke lokasi proyek

Pekerjaan pengecatan rangka kuda

Pekerjaan perangkaian kuda-kuda

Pekerjaan menaikan kuda-kuda keatas atap

Rangka kuda-kuda ditempatkan pada angkur yang terdedia, besi angkur merupakan
tulangan dari kolom yang dilebihkan sebagai pengikat antara kudakuda dan dinding.Angkur kemudian ditempatkan pada plat dudukan kuda-kuda yang
sudah dilobangi, kemudian angkur dan plat dudukan kuda-kuda tersebut disambung
dengan baut angkur 12 mm.

1. B.

Pemasangan rangka atap

Perangkaian ikatan angin vertikal

Pekerjaan menaikkan ikatan angin vertikal

Setelah ikatan angin vertikal dinaikkan, pekerjaan selanjutnya adalah perangkaian


antara ikatan angin vertikal dengan kuda-kuda

Setelah ikatan angin terpasang, kemudian balok nok dipasang pada rangka atap.

1. C.

Pemasangan gording

Pengecatan gording

Memindahkan bahan gording ke lantai atas

Gording ditempatkan diatas kuda-kuda pada titik buhul kuda-kuda

1. Pemasangan genteng

Sebelum dilakukan pekerjaan pemasangn genteng sebelumnya disiapkan diatas atap


(disusun) pada titik-titik tertentu.

Genteng dipasang secarah horisontal terlebih dahulu pada bagian atas.

Setelah pada bagian paling atas terpasang diteruskan pada bagian bawahnyasecara
horizontal.

Dengan cara pemasangan genteng pada bagian atas diangkat atau diungkit setelah itu
dimasukan genteng pada bagian bawahnya.

Pertemuan dengan jurai genteng dipotong dengan bentuk segitiga agar rapi.

1. E.

Pemasangan lisplank

Papan lisplank dipaku pada rangka listplank

Pada sambungan papan lisplank dibuat sambungan bibir lurus.

Setelah selesai pemasangan tahap berkutnya yaitu dilakukan pendempulan dan


pengecatan

1. F.

Pemasangan plafond gypsum

Tentukan / marking elevasi plafond dan buat garis sipatan pada dinding & as
sumbu ruangan serta titik titik paku kait pada langit- langit dengan jarak
sesuai shop drawing.

Pasang paku kait. tembakan paku paku kait pada marking titik
telah ada 600 x 1200 mm.

Pasang penggantung rangka plafond ( rod ) yang terdiri dari hanger dan clip
adjuster ( ex. Boral type 223 ), dengan posisi tegak lurus.

Pasang rangka tepi ( steel hollow ) & wall angle profil l 20 x 20 mm


atau moulding profil w sebagai list tepi tepat pada sipatan marking elevasi
plafond.

Tentukan jarak penempatan kait penggantung.

Pasang tarikan benang sebagai pedoman penentu kelurusan dan ketinggian


rangka plafon

Pasang rangka utama / top cross rail ( ex.boral type 201 ) dengan jarak 1200
mm.

Pasang rangka pembagi / furing chanel ( ex.boral type 204 ) dengan jarak 600
mm menggunakan locking clip ( ex. Boral type 210 ).

Pasang dan kencangkan clip / rod.

titik yang

Pasang panel gypsum pada rangka dengan sekrup ceiling menggunakan screw
driver dengan jarak 60 cm dan setiap sambungan harus tepat pada rangka.

Cek kerapihan dan kerataan bidang plafond dengan menggunakan waterpass.

Perataan sambungan plafond dengan men gunakan ceiling net / lakban.

Kemudian ditutup dengan paper tape dan compound ceiling.

Setelah itu diamplas

Finish permukaan plafond gypsum tersebut dengan cat.

Ratakan permukaan plafon gypsum menggunakan plamur sampai terlihat rata


dan lurus.

Haluskan dengan amplas sampai rata dan benar benar halus.

Cat seluruh permukaan plafond secara merata dengan kuas untuk bagian
tepi dan sudut, serta rol cat untuk bidang luas

1. G.

Pemasangan plafond tripleks

Buat marking elevasi, as dan jarak penggantung rangka plafon sesuai


dengan shopdrawing. ( untuk menentukan ketinggian plafond )

Pasang benang nylon dua sisi dan sejajar sebagai pedoman kelurusan &
ketinggian rangka, sesuai elevasi yang telah dibuat.

Pasang instalasi terlebih dahulu sebelum memasang rangka plafond.

Pasang rangka plafond (yang telah dihaluskan, dimeni & dipotong) sesuai
marking yang telah dibuat.

Periksa

kelurusan

Potong

panel plafond

Haluskan bekas potongan plywood dengan amplas.

Pasang panel plafond plywood tersebut dengan mengatur :

kelurusan & kerapatan nad plafond

kerataan plafond

dan

kerataan rangka menggunakan waterpass & siku besi.


plywood

dengan gergaji sesuai shop drawing.

Pemasangan plafond dimulai dari tepi ( mengikuti gambar kerja) dan


diperkuat dengan paku yang diketok dengan palu besi.

Cek kerataan permukaan plafond yang sudah jadi dengan waterpass.

Rapikan & haluskan permukaan plafond plywood yang telah


dengan amplas sampai rata / licin.

Bersihkan permukaan yang telah diamplas dengan kain lap.

VIII.

PEKERJAAN SANITASI

1. A.

Pemasangan kloset duduk

2. B.

Pemasangan kloset jongkok

3. C.

Pemasangan kran air

4. D.

Pemasangan bak cuci piring

5. E.

Pekerjaan bak mandi

6. F.

Pekerjaan bak peresapan

7. G.

Pekerjaan septictank

8. H.

Pemasangan pipa PVC 1/2

9. I.

Pemasangan pipa PVC 3/4

10. J.

Pemasangan pipa PVC 3

11. K.

Pemasangan pipa PVC 4

IX.

PEMASANGAN KERAMIK
1. A.

Pemasangan lantai keramik

Siapkan peralatan dan bahan bahan yang akan digunakan.

Pahami gambar kerja, pola pemasangan dan lain lain.

Sortir keramik agar menghasilkan keseragaman :

ukuran / dimensi.
presisi.
warna.

terpasang

Rendam keramik yang akan dipasang kedalam bak air ( ember ) selama 1 jam.

Keramik dianginkan dengan cara diletakan pada tempat dudukan / tatakan


keramik, setelah pro ses perendaman.

Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai. Penentuan peil ini untuk
seluruh kesatuan

Pasang benang arah horizontal dan vertikal pada lantai sesuai elevasi pada
shop drawing. Kedudukan benang harus datar dan siku , apabila dinding
yang ada adalah dinding keramik, maka kedudukan nad lantai harus
disesuaikan dengan yang ada pada dinding.

Pasang keramik sebagai pasangan kepalaan , sepanjang garis dasar yang telah
terpasang

Cek kesikuan keramik dengan besi siku dan kerataan elevasi keramik
dengan waterpass.

Isi bagian / daerah permukaan lantai yang lain nya dengan adukan / spesi.

Setelah itu pasang keramik berikutnya sesuai posisinya sampai selesai,


usahakan supaya tidak ada las lasan

Jika keramik sudah terpasang semua, ketuk per mukaan keramik dengan palu
karet untuk mendatarkan / meratakan permukaan keramik supaya tidak rusak
/ cacat.

Setelah itu cek kerataan elevasi keramik dengan waterpass

Bersihkan permukaan pasangan keramik yang telah terpasang dengan kain /


lap basah sampai bersih.

Untuk menghindari naiknya lantai ( menggelembungnya lantai ) maka buatlah


delatasi.

Kemudian siapkan isian / bahan cor nad pada bak air ( ember ) dan aduklah
hingga rata

Setelah adukan rata , isi sela sela nad dengan bahan cor nad dengan
menggunakan sendok spesi ( sekop ). Pengisian nad dilakukan apabila
kedudukan keramik telah kuat atau spesi telah kering

Kemudian rapikan nad tersebut dengan cape.

Diamkan dan tunggu sampai nad tersebut benar -benar kering.

Setelah kering, bersihkan permukaan pasangan keramik yang sudah dipasang


nad dari sisa sisa bahan cor nad dengan menggunakan kain / lap basah
sampai bersih

1. B.

Pemasangan dinding keramik (2020)

Siapkan peralatan dan bahan bahan yang akan digunakan.

Pahami gambar kerja, pola pemasangan dan lain lain.

Sortir keramik agar menghasilkan keseragaman : :


o ukuran / dimensi.
o presisi.
o warna.
o Rendam keramik yang akan dipasang kedalam bak air ( ember ) selama
1 jam.
o Keramik dianginkan dengan cara diletakan pada tempat dudukan /
tatakan keramik, setelah pro ses perendaman.
o Membuat garis-garis sipatan waterpas pada dinding keramik keliling +/- 1m
untuk menentukan ketinggian dan kedataran pemasangan keramik.
o Membuat lot pada dinding di tiap pojok ruangan dan kesikuannya serta garis
pertengahan dinding untuk pembagian keramik.
o Mengukur jarak-jarak dinding untuk lebar dan tinggi ruangan, serta bagianbagian yang terpasang pada ruangan tersebut.
o Berdasarkan data data pengukuran kemudian membuat gambar kerja untuk
pembagian pemasangan keramik dinding tersebut.
o Ukuran pemasangan keramik mengikuti gambar yang sudah dibuat
sebelumnya sebagai acuan kerja.
o Pada pelaksanaan pekerjaan keramik dinding, sebaiknya keramik lantai belum
terpasang sehingga nantinnya mendapat nut yang segaris antara dinding dan
lantai.
o Pemasangan keramik harus padat dan rata sehingga tidak ada keramik dengan
spesi kosong
o Membuat kepalaan keramik baik secara horisontal maupun vertikal mengikuti
garis sipatan dan lot ketegakan yang telah dibuat sebelumnya.

o Sebelum keramik dipasang sebelumnya dinding dibasahi terlebih dahulu


dengan air.
X.

PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

Semua hantaran (kabel) yang ditarik dalam pipa / cabelduct harus diusahakan tidak
tampak dari luar (tertanam).

Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum pengecoran. Pemasangan sparingsparing listrik yang melintas di plat, balok, kolom beton harus dipasang terlebih
dahulu sebelum pengecoran, kabel diusahakan dimasukkan bersamaan dengan
pemasangan sparing.

Pipa yang dipasang pada dinding dilaksanakan sebelum pekerjaan plesteran dan acian
dikerjakan.

Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan di daerah yang mudah


dicapai untuk perbaikan (perawatan).

Sambungan harus menggunakan klem / isolasi kabel supaya terlindung dengan baik
sehingga tidak tersentuh atau menggunakan lasdop dan ditempatkan pada Te Dos.

Lekukan/belokan pipa harus beradius > 3 kali diameter pipa dan harus rata (untuk
memudahkan penarikan kabel).

Jaringan arde harus dipasang tersendiri/terpisah dengan arde penangkal petir.

tidak boleh ada sambungan

dihubungkan dengan elektroda pentanahan

ditanam sampai minimal mencapai air tanah

Pada hantaran di atas langit-langit, harus diklem pada bagian bawah plat / balok atau
pada balok kayu rangka langit-langit.

Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding bata/beton pada shaft harus
diklem atau dengan papan dan kabeltrey bila jaringan terlalu rumit (banyak).

Stop kontak dan saklar. Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari lantai, saklar
dipasang setinggi

150 cm dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya). Pemasangan stop kontak dan
saklar harus rata dengan dinding.

Box / kotak Panel bodynya harus diarde, untuk menghindari adanya arus.
XI.

PEKERJAAN KUNCI DAN TERALIS BESI

1. Kunci tanam
2. Kunci kamar mandi
3. Engsel pintu
4. Engsel jendela
5. Teralis tangga
XII.

PEKERJAAN FINISHING

1. A.

Pengecatan

Bersihkan permukaan dinding dari debu , kotoran dan bekas percikan plesteran
dengan kain lap.

Lindungi bahan bahan / pekerjaan lain yang berbatasan dengan dinding yang akan
dicat dengan kertas semen / koran dan lakban.

Gunakan skrap untuk memperbaiki bagian bagian dinding yang retak & kurang
rata dengan plamir, kemudian tunggu sampai kering.

Haluskan plamir yang telah kering dengan amplas hingga rata.

Cek, kerataan permukaan dinding.

Jika permukaan sudah rata, maka lakukan pengecatan dasar dengan alat rol pada
bidang yang luas & dengan kwas untuk bidang yang sempit ( sulit ).

Jika cat dasar tersebut sudah kering, lakukan pengecatan finish yang pertama.

Jika cat finish yang pertama sudah kering, lakukan pengecatan finish yang kedua /
terakhir ( jumlah pelapisan cat sesuai dengan spesifikasi ).

Cek kerataan pengecatan yang terakhir.

Apabila sudah rata, bersihkan cat cat yang mengotori bahan bahan / pekerjaan
lain yang seharusnya tidak terkena cat dengan kain lap.

1. B.

Pembersihan kembali

Anda mungkin juga menyukai