Anda di halaman 1dari 2

1.

HASIL

No

Jenis Perlakuan

Pengamatan Kontraksi Jantung


Frekuensi/10 Amplitudo
Keterangan
detik
(cm)

Normal

14

0,5

15

0,5

19

0,2

17

0,3

16

0,5

11

0,5

14

0,6

20

0,5

10

0,2

12

0,2

18

0,3

12

0,4

37oC
2

Suhu
5oC

Adrenalin
3

Obat
Acetylcholin

Parsial
4

Blok
Total

F : naik ; A: turun

F : turun ; A: naik

F : naik ; A: naik

F : turun ; A: turun

F : naik ; A: naik

F : turun ; A: turun
Atrium

Otomasi

masih

berkontraksi ;
Ventrikel sudah tidak
berkontraksi

1. Pengaruh obat-obatan terhadap kontraksi jantung


a. Adrenalin
Berdasakan hasil pengamatan, didapatkan bahwa adrenalin dapat
meningkatkan frekuensi dan amplitudo otot jantung. Hal ini dikarenakan
adrenalin mempunyai sifat yang sama dengan perangsang simpatis. Ketika
adrenalin dilepaskan, maka terjadi permeabilitas pada natrium dan kalsium. Di
dalam nodus SA peningkatan permeabilitas terhadap natrium penyimpangan

potensial membrane istirahat, sehingga terjadi percepatan dalam penghantaran


rangsang. Pada nodus AV, kenaikan permeabilitas terhadap natrium
memudahkan rangsangan antar satu serabut terhadap serabut lainnya. Sedangkan
kenaikan permeabilitas terhadap kalsium akan meningkatkan kontraksi otot.
Akibatnya, jumlah darah yang mengalir akan meningkat (Hukum Frank
Starling), sehingga frekuensi otot jantung meningkat.
b. Acetylcholine
Berdasarkan hasil pengamatan, didapatkan bahwa

acetylcholine

dapat

menurunkan frekuensi dan amplitudo otot jantung. Hal ini dikarenakan


acetylcholine mempunyai sifat yang sama dengan perangsang parasimpatis.
Ketika acetylcholine dilepas, maka akan terjadi 2 hal. Pertama, terjadi penurunan
frekuensi nodus SA. Kedua akan terjadi penurunan eksitabilitas serabut
penghubung dengan serabut penghubung AV dan terjadi penurunan permeabilitas
membrane serabut terhadap kalium. Sehingga ion kalium mudah terjadi
kebocoran, sehingga terjadilah hiperpolarisasi. Di dalam nodus - SA,
hiperpolarisasi mengakibatkan penurunkan potensial membran istirahat ke arah
negatif, sehingga dibutuhkan waktu yang lama untuk mencapai potensial ambang
rangsang. Akibatnya frekuensi irama serabut nodus SA akan lambat. Sementara
di dalam nodus AV, hiperpolarisasi menyebabkan serabut-serabut penghubung
sukar merangsang serabut nodus, sehingga akan memperlambat konduksi impuls.

Anda mungkin juga menyukai