Anda di halaman 1dari 12

Topografi dan batuan yang menyusunnya

Pernah lihat peta belum ya ? Seharusnya pernah donk, ya. Peta merupakan gambaran
permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu. Yang paling sederhana seperti
sebuah denah saja deh.
Peta banyak jenis macam ragamnya, salah satu jenis peta adalah peta topografi atau perta
morfologi. Ini merupakan peta dasar yang sering dipakai untuk memetakan peta-peta
lainnya. Dalam peta ini ada satu komponen utama yaitu ketinggian atau topografi yang
memperlihatkan bentuk atau morfologi luar. Ketinggian ini sering direpresentasikan
dalam sebuah garis ketinggian atau garis sama tinggi, ataupun pewarnaan.
Pakdhe kenapa garisnya ada yang halus dan ada yang garisnya kriting ?
Nah, itu emang menarik thole. Bagi geolog bentuk garis ketinggian saja akan
bermakna khusus
Dibawah ini contoh peta yang menunjukkan ketinggian dengan garis kontur ketinggian
dan pewarnaan.

Peta topografi yang lengkap sering berisi informasi lain selain ketinggian. Misalnya:
jalan, sungai, gunung beserta nama-namanya. Sehingga dengan peta dasar itu dapat
dibuat peta-peta lainnya.
Disebelah ini peta sederhana yang hanya menunjukkan ketinggian beserta sungai. Warna
merah menunjukkan tempat yang tinggi (perbukitan) sedangkan warna biru menunjukkan
daerah yang rendah.
Garis warna biru ini merupakan sungai atau lembah berair. Tentusaja air mengalir dari
tempat tinggi ketempat rendah. Lembah berair ini akan berada pada daerah yang sering
bertebing curam berbentuk V. Bentuk-bentuk dari garis kontur ketinggian serta bentuk
sungai merupakan data yang penting buat ahli geologi dalam.
Pada peta skala lebih besar atau mencakup daerah yang besar, maka lembah sungai akan
membentuk konfigurasi yang sangat berbeda-beda tergantung dari batuan yang

dilewatinya. Dibawah ini peta ketinggian daerah Jawa Tengah dibagian selatan. Terlihat
bagaimana bentuk Gunung Api: G Merapi, G Merbabu serta Gunung Sumbing.
Gunung Api terlihat seperti kerucut karena memang sesuai dengan proses
pembentukannya. Namun coba perhatikan Perbukitan Menoreh di Kulon Progo yang
bentuknya tidak seteratur bentuk kerucut Gunung Merapi. Juga disebelah baratnya
terlihat perbukitan atau pegunungan yang tertoreh oleh air membentuk lembah-lembah
sungai berupa ukir-ukiran yang rumit. Lihat juga disebelah timur Jogjakarta daerah
Wonosari dimana bentuk perbukitannya berbeda lagi dengan di daerah Kulon Progo.
Tentunya ada hal lain yang mengontrol bentuk ini selain proses penggerusan oleh air
yang membentuk lembah-lembah ini.

Perhatikan bentuk Gunung Merapi dan Gunung Merbabu, mana yang lebih aktif ?
Dapatkah dilihat dari kehalusannya ? Yups, semakin tua gunung apinya maka semakin
keriput bentuknya. Semakin sering diguyur air dan digerus yang akhirnya tertoreh-toreh.
Dipantai selatan Jogja bentuk morfologinya sangat unik disebut bentang alam eolian,
yang terbentuk bukan karena air tetapi oleh angin. Ukiran angin ini dapat dilihat disini
Gumuk Pasir (Sand Dune), Morfologi hasil ukiran angin.
Lah kok kriput kayak kulitnya Eyang putri ya ? Pakdhe brarti dulu Eyang Putri
cantik dan halus kulitnya, ya ?

Hust, kalau eyang itu karena kadar air serta kadar lemaknya sudah berkurang,
Thole
Semakin aktif maka gunung api itu semakin produktif mengeluarkan material
ini termasuk proses endogen yang membangun. Proses alam dari luar yang menggerus
bangunan ini dilakukan oleh air (air hujan dan aliran air permukaan) yang menoreh
gunung ini disebut proses eksogen.

Peta morfologi dan peta geologi (peta batuan)


Dibawah ini akan ditunjukkan peta lebih luas lagi yang memperlihatkan daerah Jawa
Tengah secara utuh. Coba perhatikan bentuk-bentuk perbukitan di Jawa Tengah ini. Ada
perbukitan berbebtuk kerucut, ada yang kerucutnya halus, ada kerucut yang tertoreh oleh
air hujan secara intensif sehingga bentuknya keriting.
Setiap bentuk-bentuk ini memiliki ciri tersendiri. Juga memiliki proses pembentukannya
yang berbeda.

Perhatikan peta geologi di bawah ini. Peta geologi dibawah ini menunjukkan jenis-jenis
serta umur, juga macam ragam batuan yang menyusun ditempat itu. Setiap daerah
berbeda-beda batuannya. Ada yang berwarna merah yang merupakan batuan volkanik
produk gunung api, juga ada warnna coklat, juga ada biru dan warna kuning serta hijau.
Warna-warni ini menunjukkan batuan yang berbeda.

Apabila peta geologi dan peta morfologi/topografi itu di tampalkan (overlay), maka dapat
dengan mudah kita mengenali berbagai bentuk bukit dan gunung ini sangat khas pada
batuan yang khas.
Daerah berbukit kapur diwarnai dengan warna biru, sedangkan warna kuning dan coklat
menunjukkan bahwa daerah itu tersusun oleh batu pasir atau batuan berbukit kasar
lainnya disebut breksi (breccia).

Morfologi ditentukan oleh bahan dan proses serta waktu (lama


proses itu berlangsung).

Dengan melihat peta-peta diatas dapat dengan mudah kita tahu bahwa bentuk morfologi
sangat ditentukan oleh proses dari dalam yang membangun (endogen), Jenis batuannya,
serta proses yang mengukirnya (eksogen).
Secara detail nantinya bentuk serta konfigurasi garis-garis kontur ketinggiannya akan
jelas memperlihatkan perbedaan-perbedaan yang ada pada batuan penyusunnya.

Gumuk Pasir (Sand Dune), Morfologi hasil


ukiran angin

Gumuk Pasir atau Sand Dune merupakan sebuah bentukan alam karena proses angin
disebut sebagai bentang alam eolean (eolean morphology). Angin yang membawa pasir
akan membentuk bermacam-macam bentuk dan tipe gumuk pasir.
Bentang alam (morphology) ini sering dijumpai di daerah gurun. Namun menariknya
walaupun Indonesia ini beriklim tropis yang banyak hujan ternayat ada juga daerah di
Indonesia yang memiliki bentang alam yang unik ini.
Pakdeh sepertinya menarik untuk dipotret
Ya Thole, Dongengan ini dibuat untuk Tante Ratna kawan Pakde di HESS yang telah
mengabadikan keindahan pantai Parang Tritis.

Pantai Selatan Jawa.


Pantai berpasir di sebelah selatan Jogjakarta hingga sebelah Selatan Kebumen satusatunya tempat di Indonesia yang memiliki bentang alam atau memiliki topografi eolean
ini.
Yang sering menjadi pertanyaan adalah, mengapa ada pasir sebanyak itu, padahal
kebanyakan daerah di Indonesia ini dipenuhi dengan hutan dan pepohonan ?

Jawabannya ternyata juga unik. Dari segi geologi tentunya sulit mendapatkan daerah
yang suangat kering di Indonesia ini. Lah wong daerahnya selalu terkena hujan.
Walaupun banyak penggundulan hutan tetapi toh itu bukan penyebab terbentuknya
daerah gurun looh. Penggundulan hutan menyebabkan longsoran dan juga banjir saja.
Lah trus terbentuknya Gurun itu bagaimana Pakdhe ?
Mengko disik, nanti dongeng setelah ini, ya

Darimana pasir-pasir itu ?

Kalau melihat peta lokasi disebelah ini, dapat dilihat bahwa ada satu sungai utama yang
besar yang menoreh bukit-bukit dan gunung-gunung dan akhirnya membawa material
dari gunung-gunung api yang masih aktif, yaitu Sungai Progo. Sungai Progo merupakan
sungai utama yang membawa hasil gerusan batubatuan volkanik yang berasal dari
Gunung Merapi-Merbabu. Juga hasil penorehan di gunung-gunung Sidoro disebelah barat
laut.
Bongkahan-bongkahan serta pasir -pasir itu dibawa oleh sungai-sungai ini dari ujung
puncak gunung ,,,, nggelundung sebagai bongkah-bongkah kemudian terbawa menjadi
pecah sebagai kerikil terus ngglundung lagi dan pecah menjadi butiran-butiran pasirpasir. Sebagian masih ada yang terendapkan namun tentusaja ada yang jauuh yang
terbawa arus sungai.

Coba tengok gambar sungai disebelah ini. Sumbernya berasa dari gunung disebelah
utaranya. Bukit ini akhirnya tertoreh oleh air hujan dan akhirnya dibawa ke laut dan
diendapkan sebagai endapan delta di muaranya.
Secara mudah delta terbentuk karena proses-proses sungai ini. Delta merupakan tempat
penumpukan material-material yang dibawa oleh sungai. Karena di muara sungai arusnya
sudah sangat lemah maka seluruh barang bawaan sungai ini ditaruh saja di mulut sungai.

Kenapa tidak terbentuk delta di selatan Jawa ini ?


Disinilah uniknya laut selatan. Kalau di Balikpapan dimana lautnya berhadapan dengan
Selat Makassar yang alun ombaknya tenang, maka disana terbentuk delta yang disebut
dengan Delta Mahakam. Sedangkan di selatan Pulau Jawa ini alun atau ombaknya sangat
kuat sehingga batuan atau sedimen pasir yang barusaja diendapkan akan terkena ombak.
Oleh sebab itu karena ombaknya sangat besar, maka diselatan disekitar muara Sungai
Progo tidak ada delta yang terbentuk hal ini disebabkan semua sedimennya di acak-acak
lagi oleh gempuran laut selatan.
Jadi pasir yang sudah sampai di pinggir laut tadi tidak tertumpuk di mulut sungai tetapi
disebarkan ke kiri kanan selebar hingga 50-60 Km. Mulai dari Pantai Parang Tritis di
selatan Jogja, Pantai Samas, hingga pantai Congot di sebelah baratnya.

Nah gunung api yang ada disebelah selatan Pulau Jawa ini sangat aktif. Terutama saat ini
Gunung Merapi yang selalu mengeluarkan material berupa batu, kerikil dan pasir.

Material-material pasir inilah yang menjadikan pantai selatan ini Jogja sangat kaya
dengan pasir.
Bagaimana terbentuknya gumuk-gumuk pasir yang indah ini ?
Setelah disendapkan di pinggir pantai, tentusaja air lau hanya menahannya dengan
ombaknya yang sangat kuat. Namun juga angin dari Samodera Hindia juga sangat kuat.
Angin inilah yang akhirnya mendistribusikan kembali ke utara. Angin dari laut selatan ini
yang menatah dan mengukir akhirnya menjadi arsitektur-arsitektur alam di Pantai Selatan
Jogja.

Terbentuknya bukit pasir


Kalau gunung-gunung itu terbentuk akibat muntahan lahar dan lava. Sedangkan bukitbukit gamping itu akibat terangkatnya batuan-batuan ini oleh gaya tektonik, gumukgumuk pasir ini sedikit demi sedikit dikumpulkan dan dibangun oleh angin. Ya oleh angin
!
Angin yang berhembus cukup kuat ini akhirnya mengumpulkan pasir-pasir ini
membentuk dune (gumuk pasir) seperti disebelah ini.

Keindahan bukit ini tidak hanya bentuknya tetapi juga tekstur-tekstur permukaan yang
unik akibat hembusan angin. Banyak ragam bentukan indah ini bisa dinimati di Pantai
Selatan Jogja hingga pantai selatan Kebumen sepanjang 50-60 Km !
Sumber gambar http://www.indiana.edu/
Nah, sekarang gantian kita lihat bagaimana Tante Ratna mengabadikan indahnya
bentuk-bentuk pasir ini dibawah ini
Foto ini dibuat menghadap ke Timur. Disebelah timur adalah Pegunungan Selatan. Di
bukit inilah banyak dijumpai batu gamping yang dulunya berada di dasar laut tetapi
terangkat oleh gaya tektonik yang sudah didongengkan disini :Pantai Selatan Jawa
Didongkrak !

Dibawah ini dua tekstur permukaan bukit pasir yang diabadikan Ratna disini.

Anda mungkin juga menyukai