( RISK MANAGEMENT )
DI SUSUN OLEH:
M.Bagus Bawono Aji
NPM:201310215185
Prodi : Teknik Industri
(semester IV)
Kata pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya, saya bisa menyusun dan menyajikan makalah yang berisi
tentang audit personalia sebagai salah satu tugas kuliah sekurity industri. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada para dosen pembimbing ,yang telah memberikan
bimbingannya kepada penulis dalam proses penyusunan makalah ini. Tak lupa penulis
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan dorongan dan
motivasi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran yang membangun guna menyempurnakan makalah ini dan dapat menjadi acuan dalam
menyusun makalah-makalah atau tugas-tugas selanjutnya.
Penulis juga memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan
pengetikan dan kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam memahami maksud
penulis.
Penulis
PAGE i
Daftar isi
Kata pengantar......................................................................................................................................... i
Daftar isi .................................................................................................................................................. ii
BAB I ........................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
I.1
I.2
I.3
I.4
I.5
BAB II ....................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 3
II.1
II.2
II.3
II.4
II.5
DOKUMENTASI ...................................................................................................................... 25
II.6
KESIMPULAN ......................................................................................................................... 28
III.2
SARAN ................................................................................................................................... 28
PAGE ii
UNIVERSITAS BHAYANGKARA
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar belakang
Konsep manajemen risiko mulai diperkenalkan di bidang keselamatan dan
kesehatan kerja pada era tahun 1980-an setelah berkembangnya teori accident
model dari ILCI dan juga semakin maraknya isu lingkungan dan kesehatan.
Tujuan dari manajemen risiko adalah minimisasi kerugian dan
meningkatkan kesempatan ataupun peluang. Bila dilihat terjadinya kerugian dengan
teori accident model dari ILCI, maka manajemen risiko dapat memotong mata
rantai kejadian kerugian tersebut, sehingga efek dominonya tidak akan terjadi. Pada
dasarnya manajemen risiko bersifat pencegahan terhadap terjadinya kerugian
maupun accident.
I.2
Perumusan masalah
Dalam menyusun makalah ini, penulis merumuskan beberapa masalah yang
berkaitan dengan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
I.3
Metode penulisan
Dalam menyusun makalah ini, penulis menggunakan metode literatur yaitu
dengan mengkaji buku sebagai acuan yang sesuai dengan pembahasan dan
browsing data di internet.
PAGE 1
UNIVERSITAS BHAYANGKARA
I.5
Sistematika penulisan
Sistematika penulisan dalam penyusunan makalah ini, yaitu sebagai berikut
PENDAHULUAN
Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan
penulisan, meteode penulisan dan sistematika penulisan.
PEMBAHASAN
Pada bab ini membahas Prinsip dasar manajemen resiko (risk
management),Pra syarat manajemen resiko,Gambaran manajemen resiko,Proses
manajemen resiko,Dokumentasi,Langkah langkah pengembangan dan penerapan
manajemen resiko
PENUTUP
Pada bab ini berisi mengenai kesimpulan dan saran.
PAGE 2
UNIVERSITAS BHAYANGKARA
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 PRINSIP DASAR MANAJEMEN RISIKO (RISK MANAGEMENT)
II.1.1 PENDAHULUAN
Tujuan
Konsep manajemen risiko mulai diperkenalkan di bidang keselamatan dan
kesehatan kerja pada era tahun 1980-an setelah berkembangnya teori accident
model dari ILCI dan juga semakin maraknya isu lingkungan dan kesehatan.
Tujuan dari manajemen risiko adalah minimisasi kerugian dan
meningkatkan kesempatan ataupun peluang. Bila dilihat terjadinya kerugian dengan
teori accident model dari ILCI, maka manajemen risiko dapat memotong mata
rantai kejadian kerugian tersebut, sehingga efek dominonya tidak akan terjadi. Pada
dasarnya manajemen risiko bersifat pencegahan terhadap terjadinya kerugian
maupun accident.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup proses manajemen risiko terdiri dari:
a.
b.
Identifikasi risiko,
c.
Analisis risiko,
d.
Evaluasi risiko,
e.
Pengendalian risiko,
f.
g.
Aplikasi
Pelaksanaan manajemen risiko haruslah menjadi bagian integral dari
pelaksanaan sistem manajemen perusahaan/ organisasi. Proses manajemen risiko
Ini merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk terciptanya perbaikan
berkelanjutan (continuous improvement). Proses manajemen risiko juga sering
dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi.
PAGE 3
UNIVERSITAS BHAYANGKARA
Manajemen risiko adalah metode yang tersusun secara logis dan sistematis
dari suatu rangkaian kegiatan: penetapan konteks, identifikasi, analisa, evaluasi,
pengendalian serta komunikasi risiko.
Proses ini dapat diterapkan di semua tingkatan kegiatan, jabatan, proyek,
produk ataupun asset. Manajemen risiko dapat memberikan manfaat optimal jika
diterapkan sejak awal kegiatan. Walaupun demikian manajemen risiko seringkali
dilakukan pada tahap pelaksanaan ataupun operasional kegiatan.
Beberapa contoh penerapannya dapat dilihat pada lampiran A.
II.1.2 Definisi
1.
Konsekuensi
Akibat dari suatu kejadian yang dinyatakan secara kualitatif atau kuantitatif,
berupa kerugian, sakit, cedera, keadaan merugikan atau menguntungkan.
Bisa juga berupa rentangan akibat-akibat yang mungkin terjadi dan
berhubungan dengan suatu kejadian.
2.
Biaya
Dari suatu kegiatan, baik langsung dan tidak langsung, meliputi berbagai
dampak negatif, termasuk uang, waktu, tenaga kerja, gangguan, nama baik,
politik dan kerugian-kerugian lain yang tidak dinyatakan secara jelas.
3.
Kejadian
Suatu peristiwa (insiden) atau situasi, yang terjadi pada tempat tertentu
selama interval waktu tertentu.
4.
5.
PAGE 4
UNIVERSITAS BHAYANGKARA
6.
Frekuensi
Ukuran angka dari peristiwa suatu kejadian yang dinyatakan sebagai jumlah
peristiwa suatu kejadian dalam waktu tertentu. Terlihat juga seperti
kemungkinan dan peluang.
7.
Bahaya (hazard)
Faktor intrinsik yang melekat pada sesuatu dan mempunyai potensi untuk
menimbulkan kerugian.
8.
Monitoring/ Pemantauan
Pengecekan, Pengawasan, Pengamatan secara kritis, atau Pencatatan
kemajuan dari suatu kegiatan, tindakan, atau sistem untuk mengidentifikasi
perubahan-perubahan yang mungkin terjadi.
9.
Probabilitas
Digunakan sebagai gambaran kualitatif dari peluang atau frekuensi.
Kemungkinan dari kejadian atau hasil yang spesifik, diukur dengan rasio
dari kejadian atau hasil yang spesifik terhadap jumlah kemungkinan
kejadian atau hasil. Probabilitas dilambangkan dengan angka dari 0 dan 1,
dengan 0 menandakan kejadian atau hasil yang tidak mungkin dan 1
menandakan kejadian atau hasil yang pasti.
10.
Risiko Ikutan
Tingkat risiko yang masih ada setelah manajemen risiko dilakukan.
11.
Risiko
Peluang terjadinya sesuatu yang akan mempunyai dampak terhadap sasaran.
Ini diukur dengan hukum sebab akibat. Variabel yang diukur biasanya
probabilitas, konsekuensi dan juga pemajanan.
12.
13.
Analisis risiko
Sebuah sistematika yang menggunakan informasi yang didapat untuk
menentukan seberapa sering kejadian tertentu dapat terjadi dan besarnya
konsekuensi tersebut.
PAGE 5
UNIVERSITAS BHAYANGKARA
14.
Penilaian risiko
Proses analisis risiko dan evalusi risiko secara keseluruhan. Lihat diagram
3.1
15.
Penghindaran risiko
Keputusan yang diberitahukan tidak menjadi terlibat dalam situasi risiko.
16.
Pengendalian risiko
Bagian dari manajemen risiko yang melibatkan penerapan kebijakan,
standar, prosedur perubahan fisik untuk menghilangkan atau mengurangi
risiko yang kurang baik.
17.
Evaluasi risiko
Proses yang biasa digunakan untuk menentukan manajemen risiko dengan
membandingkan tingkat risiko terhadap standar yang telah ditentukan,
target tingkat risiko dan kriteria lainnya.
18.
Identifikasi Risiko
Proses menentukan apa yang dapat terjadi, mengapa dan bagaimana.
19.
Pengurangan Risiko
Penggunaan/ penerapan prinsip-prinsip manajemen dan teknik-teknik yang
tepat secara selektif, dalam rangka mengurangi kemungkinan terjadinya
suatu kejadian atau konsekuensinya, atau keduanya.
20.
PAGE 6
UNIVERSITAS BHAYANGKARA
II.2 PRA SYARAT MANEJEMEN RISIKO
II.2.1 Tujuan
Tujuan dari bagian ini adalah untuk menggambarkan proses formal (harus
dilakukan) untuk menjalankan sebuah program manajemen risiko yang sistematik.
Perkembangan dari kebijakan manajemen risiko sebuah organisasi dan
mekanisme pendukungnya diperlukan untuk memberikan pola kerja dalam
menjalankan program manajemen risiko yang rinci dalam sebuah proyek atau
tingkat sub-organisasi.
II.2.2 Kebijakan Manajemen Risiko
Eksekutif organisasi harus dapat mendefinisikan dan membuktikan
kebenaran dari kebijakan manajemen risikonya, termasuk tujuannya untuk apa, dan
komitmennya. Kebijakan manjemen risiko harus relevan dengan konteks strategi
dan tujuan organisasi, objektif dan sesuai dengan sifat dasar bisnis (organisasi)
tersebut. Manejemen akan memastikan bahwa kebijakan tersebut dapat dimengerti,
dapat diimplementasikan di setiap tingkatan organisasi.
II.2.3 Perencanaan Dan Pengelolaan Hasil
1.
Komitmen Manajemen.
Organisasi harus dapat memastikan bahwa:
a. Sistem manejemen risiko telah dapat dilaksanakan, dan telah sesuai
dengan standar
b. Hasil/ performa dari sistem manajemen risiko dilaporkan ke manajemen
organisasi, agar dapat digunakan dalam meninjau (review) dan sebagai
dasar (acuan) dalam pengambilan keputusan.
2.
PAGE 7
UNIVERSITAS BHAYANGKARA
c. Pencatatan
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
kegiatan
manajemen risiko.
d. Rekomendasi solusi sesuai cara yang telah ditentukan.
e. Memeriksa validitas implementasi solusi yang ada.
f. Komunikasi dan konsultasi secara internal dan eksternal.
3.
Sumber
Organisasi harus dapat mengidentifikasikan persyaratan kompetensi sumber
daya manusia (SDM) yang diperlukan. Oleh karena itu untuk meningkatkan
kualifikasi SDM perlu untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang relevan dengan
pekerjaannya seperti pelatihan manajerial, dan lain sebagainya.
II.2.4 Implementasi Program
Sejumlah langkah perlu dilakukan agar implementasi sistem manajemen
risiko dapat berjalan secara efektif pada sebuah organisasi. Contoh implementasi
dapat dilihat pada lampiran B. Langkah-langkah yang akan dilakukan tergantung
pada filosofi, budaya dan struktur dari organisasi tersebut.
II.2.5 Tinjauan Manajemen
Tinjauan sistem manajemen risiko pada tahap yang spesifik, harus dapat
memastikan kesesuaian kegiatan manajemen risiko yang sedang dilakukan dengan
standar yang digunakan dan dengan tahap-tahap berikutnya.
(lihat klausa 2.2).
II.3 GAMBARAN MANEJEMEN RISIKO
Umum
Manajemen risiko adalah bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen
proses. Manajemen risiko adalah bagian dari proses kegiatan didalam organisasi
dan pelaksananya terdiri dari mutlidisiplin keilmuan dan latar belakang, manajemen
risiko adalah proses yang berjalan terus menerus.
PAGE 8
UNIVERSITAS BHAYANGKARA
mengalikan
kedua
variabel
tersebut
(probabilitas
konsekuensi).
d. Evaluasi risiko
Membandingkan tingkat risiko yang ada dengan kriteria standar. Setelah
itu tingkatan risiko yang ada untuk beberapa hazards dibuat tingkatan
prioritas manajemennya. Jika tingkat risiko ditetapkan rendah, maka
risiko tersebut masuk ke dalam kategori yang dapat diterima dan
mungkin hanya memerlukan pemantauan saja tanpa harus melakukan
pengendalian.
e. Pengendalian risiko
Melakukan penurunan derajat probabilitas dan konsekuensi yang ada
dengan menggunakan berbagai alternatif metode, bisa dengan transfer
risiko, dan lain-lain.
PAGE 9
UNIVERSITAS BHAYANGKARA
f. Monitor dan Review
Monitor dan review terhadap hasil sistem manajemen risiko yang
dilakukan serta mengidentifikasi perubahan-perubahan yang perlu
dilakukan.
g. Komunikasi dan konsultasi
Komunikasi dan konsultasi dengan pengambil keputusan internal dan
eksternal untuk tindak lanjut dari hasil manajemen risiko yang
dilakukan.
Manajemen risiko dapat diterapkan di setiap level di organisasi.
Manajemen risiko dapat diterapkan di level strategis dan level operasional.
Manajemen risiko juga dapat diterapkan pada proyek yang spesifik, untuk
membantu
PAGE 10
UNIVERSITAS BHAYANGKARA
Ruang lingkup
Identifikasi Resiko
Analisa Resiko
Evaluasi Resiko
Pengendalian Resiko
PAGE 11
UNIVERSITAS BHAYANGKARA
d. Manajemen risiko fokus pada ruang lingkup masalah yang akan
dikelola.
Proses Manajemen Risiko secara rinci terlihat pada gambar 4.1.
2.
Konteks Strategis
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah: mendefinisikan
faktor
pendukung
internal
dan
eksternal
dan
Konteks Organisasi
Sebelum studi manajemen risiko dilakukan, merupakan hal penting untuk
PAGE 12
UNIVERSITAS BHAYANGKARA
manajemen risiko barulah tahap awal untuk terciptanya continuous
improvement.
b. Kegagalan pencapaian sebuah objektif dari organisasi bisa dilihat
sebagai salah satu risiko yang harus dikelola.
c. Jelasnya kebijakan dan pengertian tujuan organisasi akan sangat
membantu dalam menentukan kriteria penilaian terhadap risiko yang
ada, apakah dapat diterima/ tidak, demikian juga dengan penentuan
pilihan-pilihan pengendaliannya.
4.
dilakukan. Hal tersebut ditentukan oleh kesesuaian dan perlakuan risiko yang
didasari kegiatan operasional, teknis, dana, hukum, sosial, kemanusiaan atau
PAGE 13
UNIVERSITAS BHAYANGKARA
kriteria lainnya. Biasanya hal tersebut tergantung dari kebijakan internal, tujuan,
objektifitas, dan kebijakan organisasi perusahaan.
Kriteria dipengaruhi oleh persepsi internal dan eksternal, serta ketentuan
hukum. Sangat penting untuk menyesuaikan kriteria tersebut dengan lingkungan
yang ada. Kriteria risiko harus dibuat sesuai dengan jenis risiko yang ada dan level
risikonya.
PAGE 14
UNIVERSITAS BHAYANGKARA
Penentuan konteks
Konteks strategi
Konteks organisasi
Konteks manajemen resiko
Pengembangan kriteria
Struktur kebijakan
Identifikasi risiko
Apa yang bisa terjadi
Bagaimana itu bisa terjadi
Analisa resiko
Menentukan
Kemungkinan
Menentukan
Konsekuensi
Evaluasi Resiko
Membandingkan kembali dengan kriteria standar
Penetapan prioritas resiko
Ya
Resiko diterima
Penilaian risiko
Tidak
Penanggulangan resiko
Identifikasi penanggulangan resiko
Evaluasi pilihan penanggulangan
Memilih penanggulangan
Menyiapkan rencana penanggulangan
Implementasi penanggulangan
PAGE 15
UNIVERSITAS BHAYANGKARA
6.
Mendefinisikan struktur
Termasuk didalamnya yaitu memisahkan aktivitas atau proyek kedalam
kejadian-kejadian yang dapat berdampak pada setiap elemen kegiatan. Perlu juga
dilakukan pencatatan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi risiko yang ada
secara rinci sehingga menggambarkan proses yang terjadi. Pada dasarnya tahap ini
memberikan eksplorasi gambaran permasalahan yang sedang dihadapi. Tahap ini
nantinya akan memberikan besaran konsekuensi yang dapat terjadi. Konsekuensi
merupakan salah satu variabel penting untuk penentuan level risiko nantinya.
3.
PAGE 16
UNIVERSITAS BHAYANGKARA
PAGE 17
UNIVERSITAS BHAYANGKARA
Tipe Analisis
Analisis risiko akan tergantung informasi risiko dan data yang tersedia.
Metode analisis yang digunakan bisa bersifat kualitatif, semi kuantitatif, atau
kuantitatif bahkan kombinasi dari ketiganya tergantung dari situasi dan
kondisinya.
Urutan kompleksitas serta besarnya biaya analisis (dari kecil hingga besar)
adalah: kualitatif, semi kuantitatif, dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan
untuk memberikan gambaran umum tentang level risiko. Setelah itu dapat
dilakukan analisis semi kuantitatif ataupun kuantitatif untuk lebih merinci level
risiko yang ada.
Penjelasan tentang karakteristik jenis-jenis analisis tersebut dapat dilihat
dibawah ini:
MANAJEMEN RESIKO ( RISK MANAGEMENT )
PAGE 18
UNIVERSITAS BHAYANGKARA
A.
Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif menggunakan bentuk kata atau skala deskriptif untuk
menjelaskan seberapa besar potensi risiko yang akan diukur. Hasilnya misalnya
risiko dapat termasuk dalam:
a. Risiko rendah
b. Risiko sedang
c. Risiko tinggi
Catatan: Tabel E1 dan E2 dalam lampiran E menggambarkan contoh bentuk
kualitatif yang mudah atau skala deskriptif dari kemungkinan-kemungkinan yang
ada. Tabel E3 adalah sebuah contoh dari sebuah matriks yang dibuat berdasarkan
prioritas kelas dengan menggambungkan kemungkinan-kemungkinan tersebut.
Tabel tersebut perlu ditata kembali sesuai kebutuhan dari organisasi yang individu
atau subjek tertentu dari penilaian suatu risiko.
Analisis kualitatif digunakan untuk kegiatan skrining awal pada risiko yang
membutuhkan analisis lebih rinci dan lebih mendalam.
B.
Analisis Semi-Kuantitatif
Pada analisis semi kuantitatif, skala kualitatif yang telah disebutkan diatas
PAGE 19
UNIVERSITAS BHAYANGKARA
yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu dan background, tentu saja juga melibatkan
manajer ataupun supervisor di bidang operasi.
C.
Analisis Kuantitatif
Analisis dengan metode ini menggunakan nilai numerik. Kualitas dari
analisis tergantung pada akurasi dan kelengkapan data yang ada. Konsekuensi dapat
dihitung dengan menggunakan metode modeling hasil dari kejadian atau kumpulan
kejadian atau dengan mempekirakan kemungkinan dari studi eksperimen atau data
sekunder/ data terdahulu.
Probabilitas biasanya dihitung sebagai salah satu atau keduanya (exposure
dan probability). Kedua variabel ini (probabilitas dan konsekuensi) kemudian
digabung untuk menetapkan tingkat risiko yang ada. Tingkat risiko ini akan
berbeda-beda menurut jenis risiko yang ada.
5.
Sensitifitas Analisis
Tingkatan sensitifitas analisis (dimulai dari yang paling sensitif sampai
PAGE 20
UNIVERSITAS BHAYANGKARA
1.
PAGE 21
UNIVERSITAS BHAYANGKARA
Ya
Resiko
yang
Diterima
Identifikasi
alternatif
pengendalia
Mengurangi
probabilitas
Mengurangi
konsekuensi
Transfer secara
penuh/sebagian
Mencegah
Komunikasi
dan
Konsultasi
Tdk
Persiapan
alternatif
pengendalia
n
Pelaksanaan
pengendalia
n terpilih
Mengurangi
probabilitas
Mengurangi
konsekuensi
Transfer secara
penuh/sebagian
Bagian yang
dikembalikan
Risiko
yang
diterima
Pencegahan
Bagian
Pengiriman
Ya
Kembali
Tdk
PAGE 22
UNIVERSITAS BHAYANGKARA
2.
besarnya tambahan keuntungan atau kesempatan yang ada. Seleksi dari alternatif
yang paling tepat meliputi keseimbangan biaya pelaksanaan terhadap keuntungan.
Walaupun pertimbangan biaya menjadi faktor penting dalam penentuan
alternatif pengendalian risiko, tetapi faktor waktu dan keberlangsungan operasi
tetap menjadi pertimbangan utama.
Ukuran
penurunan
implement
Tingkatan
risiko (nilai
risiko)
tasi
Penggunaan
peraturan
Tidak
ekonomis
PAGE 23
UNIVERSITAS BHAYANGKARA
4.
oleh mereka yang benar-benar mengerti. Tanggung jawab tersebut harus disetujui
lebih awal. Pelaksanaan pengendalian risiko yang baik membutuhkan sistem
manajemen yang efektif, pembagian tanggungjawab yang jelas dan kemampuan
individu yang handal.
5.
langkah atau tahapan dalam proses manejemen risiko. Sangat penting untuk
mengembangkan rencana komunikasi, baik kepada kontributor internal maupun
eksternal sejak tahapan awal proses manajemen risiko.
Komunikasi dan konsultasi termasuk didalamnya dialog dua arah diantara
pihak yang berperan didalam proses manajemen risiko dengan fokus terhadap
perkembangan kegiatan.
Komunikasi internal dan eksternal yang efektif penting untuk meyakinkan
pihak manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan.
Persepsi risiko dapat bervariasi karena adanya perbedaan dalam asumsi dan
konsep, isu-isu, dan fokus perhatian kontributor dalam hal hubungan risiko dan isu
yang dibicarakan. Kontributor membuat keputusan tentang risiko yang dapat
diterima berdasarkan pada persepsi mereka terhadap risiko. Karena kontributor
sangat berpengaruh pada pengambilan keputusan maka sangat penting bagaimana
persepsi mereka tentang risiko sama halnya dengan
persepsi keuntungan-
PAGE 24
UNIVERSITAS BHAYANGKARA
II.5
DOKUMENTASI
II.5.1 Umum
Setiap tingkatan dari proses manajemen risiko harus didokumentasikan.
Dokumentasi harus meliputi asumsi, metode, sumber data dan hasil.
II.5.2 Alasan Pendokumentasian
Alasan untuk pendokumentasian adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Lihat lampiran H.
II.6 PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN PROGRAM MANAJEMEN
RISIKO
TAHAP 1: Dukungan dari senior manajemen
Mengembangkan
filosofi
dan
kesadaran
pengorganisasian
PAGE 25
UNIVERSITAS BHAYANGKARA
b.
para
pekerja
untuk
berinisiatif
melaksanakan
manajemen risiko.
c.
TAHAP 2:
b.
c.
TAHAP 3:
d.
e.
Komunikasi Peraturan
Tujuan :
a.
b.
c.
d.
e.
TAHAP 4:
Proses
PAGE 26
UNIVERSITAS BHAYANGKARA
berintegrasi dengan strategi perencanaan dan proses manajemen
organisasi secara keseluruhan. Ini akan melibatkan tehnik
pendokumentasian sbb:
a.
b.
c.
d.
Pengendalian risiko.
e.
f.
TAHAP 5:
Pengendalian Risiko
Pengendalian risiko melalui rencana kegiatan program dan tingkatan
tim. Pada tahap ini perlu dilakukan pengembangan sebuah program
untuk pengendalian risiko di masing-masing bagian maupun area
organisasi.
TAHAP 6:
PAGE 27
UNIVERSITAS BHAYANGKARA
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
III.1 KESIMPULAN
Pelaksanaan manajemen risiko haruslah menjadi bagian integral dari
pelaksanaan sistem manajemen perusahaan/ organisasi. Proses manajemen risiko
Ini merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk terciptanya perbaikan
berkelanjutan (continuous improvement). Proses manajemen risiko juga sering
dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi.
Manajemen risiko adalah metode yang tersusun secara logis dan sistematis
dari suatu rangkaian kegiatan: penetapan konteks, identifikasi, analisa, evaluasi,
pengendalian serta komunikasi risiko.
Proses ini dapat diterapkan di semua tingkatan kegiatan, jabatan, proyek,
produk ataupun asset. Manajemen risiko dapat memberikan manfaat optimal jika
diterapkan sejak awal kegiatan. Walaupun demikian manajemen risiko seringkali
dilakukan pada tahap pelaksanaan ataupun operasional kegiatan.
III.2 SARAN
Meningkatkan kesadaran betapa pentingnya Manajemen Risiko dalam
lingkungan kerja ,Mamberi pengetahuan yang lebih luas tentang manajemen
risiko,Memberi pengertian tentang manajemen risiko,Meningkatkan mutu sumber
daya alam,Memberi jaminan dari adanya risiko yang bisa muncul setiap saat
PAGE 28