BAB IV
KEGIATAN YANG DIAMATI
DETAIL A
Page 56
Page 57
Page 58
Page 59
Page 60
Gambar
Tulangan
Gambar3.xx
4.26Fabrikasi
Area fabrikasi
besi
Gambar4.27
3.xxArea
Fabrikasi
Bekisting
Gambar
fabrikasi
bekisting
Page 61
Page 62
Page 63
bawah
: 200 mm
atas
: 100 mm
tinggi
: 300 mm
tebal kerucut
: 1.6 mm
Page 64
Page 65
Page 66
Slu
Pengujian Besi
Pengujian besi dilakukan oleh kontraktor sesuai dengan
Page 67
A. Alat
a) Tower Crane
Alat ini merupakan alat yang sangat vital bagi kelancaran
pekerjaan suatu proyek mengingat fungsinya sebagai sarana
mobilisasi material maupun pekerjaan. Produktivitas suatu
proyek dapat dilihat dari produktivitas tower crane dalam
proyek tersebut, semakin tinggi kegiatan mobilisasi yang
dilakukan tower crane maka semakin tinggi pula produktivitas
proyek.
Dalam proyek LAvenue Apartment and Office, digunakan
tower crane sebanyak 1 buah. Dengan masing-masing tower
crane memiliki jangkauan mencapai kisaran 40-60 m. Dengan
kapasitas angkut maksimal mencapai 2,5 ton.
Page 68
Page 69
f) Korinplex
Page 70
Page 71
Page 72
Page 73
Page 74
Page 75
Page 76
merupakan
alat
yang
digunakan
untuk
Page 77
Page 78
Page 79
Page 80
Page 81
Page 82
Page 83
digunakan untuk melawan gaya tarik Ground Anchor itu dan untuk
mengikat Ground Anchor pada tanah yang cocok. Kebanyakan dari
Ground Anchor biasanya terdiri dari baja tendon dengan kekuatan
tinggi yang dipasang pada sudut kemiringan (inklinasi) tertentu dan
pada kedalaman yang diperlukan untuk melawan beban yang ada.
b. Waller Beam
Waller beam sebenarnya hanyalah bagian dari sistem retaining wall
tanah. Pada saat proses penggalian di suatu lokasi dilakukan apalagi
penggalian dengan elevasi yang dalam-, diperlukan adanya struktur
tersendiri untuk menahan tanah agar tidak runtuh.
Salah satu jenis retaining wall tanah adalah contiguous pile yang
merupakan semacam pondasi bore pile yang terdiri campuran semen
dan bentonite dan tanpa tulangan yang disusun membentuk barisan
satu layer ataupun lebih (tergantung kebutuhan). Biasanya struktur
seperti ini sudah cukup untuk menahan tanah, namun pada lokasi
dengan galian yang dalam dan kondisi tanah yang buruk, maka
diperlukan perlakuan khusus untuk memperkuat retaining wall, yaitu
sistem angkur. Karena pengangkuran tidak mungkin dilakukan di tiap
angkur, maka dibuatlah waller beam sebagai pengikat antar pile
sehingga contiguous pile bekerja menjadi satu sistem penahan tanah.
Selain itu, waller beam juga difungsikan sebagai dudukan angkur.
Struktur waller beam sendiri sebenarnya sama dengan balok biasa yang
terdiri dari beton bertulang. Selain sebagai pembentuk, tulangan pada
waller beam juga dimasukkan ke contiguous pile untuk memperkuat
ikatan antara waller dan pile.
Page 84