Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Kayu putih secara Destilasi Uap-air langsung
LAPORAN PRAKTIKUM
( 1207136350 )
Lukman Arifin
( 1207121229 )
Rahmawati
( 1207121230 )
Zubaidah
( 1207112157 )
( 1207136350 )
Lukman Arifin
( 1207121229 )
Rahmawati
( 1207121230 )
Zubaidah
( 1207112157 )
Dosen Pembimbing
Edo Galisman
NIM :
NIP : 195704151986091001
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang. Minyak atsiri
merupakan bahan yang bersifat mudah menguap (volatile), mempunyai rasa getir, dan bau mirip
tanaman asalnya yang diambil dari bagian-bagian tanaman seperti daun, buah, biji, bunga, akar,
rimpang, kulit kayu, bahkan seluruh bagian tanaman. minyak atsiri selain dihasilkan oleh
tanaman, dapat juga sebagai bentuk dari hasil degradasi oleh enzim atau dibuat secara sintetis
(Faridatul Aulia, 2012).
Peranan minyak atsiri dalam kehidupan manusia telah mulai dikenal sejak beberapa abad
yang lalu. Tanaman yang menghasilkan minyak atsiri diperkirakan berjumlah 150 200 spesies,
yang termasuk dalam famili Pinaceae, Labiatae, Compositae, Lauraceae, Myrtaceae, dan
Umbeliferae. Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap bagian tanaman yaitu dari , buah, bunga,
biji, batang, kulit buah dan akar. Salah satu minyak atsiri itu adalah kayu putih (Ketaren, 1986).
Kayu putih (Melaleuca leucadendron L) merupakan jenis tumbuhan yang memiliki rasa
tawar, netral dan bersifat penenang. Daun kayu putih memiliki rasa pedas dan hangat. Secara
kimia kayu putih mengandung lignin, melaleucin, serta minyak atsiri. Dalam membudidayakan
kayu putih tidaklah terlalu sulit dapat dilakukan dengan beberapa cara biji dan anak batangnya,
memerlukan air yang cukup dan menjaga kelembaban tananya. Khasiat minyak kayu putih
sangat banyak sekali terutama dalam bidang kesehatan, diantara bagian-bagian dari kayu putih
yang dapat dimanfaatkan untuk kesehatan adalah daun, ranting, kulit kayu dan buahnya. Berikut
ini adalah beberapa khasiat kayu putih untuk mengobati berbagai penyakit dan cara mengolahnya
(Khasiat Daun Alami, 2012).
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan yang diduga
mengandung minyak atau lemak. Adapun cara ekstraksi ini bermacammacam, yaitu rendering
(dry rendering dan wet rendering), mechanical expression dan solvent extraction.
Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang diduga
mengandung minyak atau lemak dengan kadar air yang tinggi Menurut pengerjaannya rendering
dibagi dalam dua cara yaitu: wet rendering dan dry rendering.
Dry Rendering merupakan cara rendering tanpa penambahan air selama
proses
berlangsung. Pemanasan dilakukan pada suhu 2200F sampai 2300F (1050C-1100C). Ampas bahan
yang telah diambil minyaknya akan diendapkan pada dasar ketel. Minyak atau lemak yang akan
dihasilkan akan dipisahkan dari ampas yang telah mengendapkan dan pengembilan minyak
dilakukan pada bagian atas ketel.
Wet rendering adalah proses rendering dengan penambahan air selama berlangsungnya
proses tersebut. Cara ini dikerjakan pada ketel yang terbuka atau tertutup dengan menggunakan
temperatur yang tinggi serta tekanan 40 sampai 60 pound tekanan uap (40-60 psi) Penggunaan
temperatur rendah dalam proses wet rendering dilakukan jika diinginkan flavor netral dari
minyak atau lemak (Kataren,1986).
2.2 Isolasi
Salah satu cara untuk meng-isolasi minyak atsiri dari bahan tanaman penghasil minyak
atsiri adalah dengan penyulingan, yaitu pemisahan komponen yang berupa cairan dua macam
campuran atau lebih berdasarkan perbedaan titik didih. Proses tersebut dilakukan terhadap
minyak atsiri yang tidak larut dalam air.
Isolasi bahan alam dilakukan berdasarkan sifat bahan alam tersebut, dan dapat
digolongkan menjadi isolasi cara fisis dan isolasi cara kimia. Isolasi secara fisis didasarkan pada
sifat fisik bahan alam, seperti kelarutan dan tekanan uap. Isolasi berdasarkan perbedaan kelarutan
bahan alam dalam pelarut tertentu dapat dilakukan dengan pelarut dingin atau pelarut panas.
Isolasi dengan pelarut dingin digunakan untuk mengisolasi bahan alam yang dapat larut dalam
keadaan dingin. Tekniknya dapat dilakukan dengan merendam sumber bahan alamnya dalam
pelarut tertentu selama beberapa lama (jam atau hari). Untuk bahan alam yang larut dalam
keadaan panas digunakan teknik isolasi secara kontinyu dengan alat Soxhlet. Isolasi berdasarkan
penurunan tekanan uap dilakukan dengan cara destilasi uap. Cara ini digunakan untuk senyawa
yang tidak larut dalarn air, bertitik didih tinggi, mudah terurai sebelum titik didihnya dan mudah
menguap.
2.3 Destilasi
Destilasi merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan perbedaan titik didik
atau titik cair dari masing-masing zat penyusun dari campuran homogen. Dalam proses destilasi
terdapat dua tahap proses yaitu tahap penguapan dan dilanjutkan dengan tahap pengembangan
kembali uap menjadi cair atau padatan. Atas dasar ini maka perangkat peralatan destilasi
menggunakan alat pemanas dan alat pendingin.
Proses destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang memiliki titik didih lebih
rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju kondenser yaitu pendingin, proses
pendinginan terjadi karena kita mengalirkan air kedalam dinding (bagian luar condenser),
sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair. Proses ini berjalan terus menerus dan akhirnya
kita dapat memisahkan seluruh senyawa-senyawa yang ada dalam campuran homogen tersebut.
2.3.1 Macam-Macam Destilasi
1. Distilasi Sederhana, prinsipnya memisahkan dua atau lebih komponen cairan berdasarkan
perbedaan titik didih yang jauh berbeda.
2. Distilasi Fraksionasi (Bertingkat), sama prinsipnya dengan distilasi sederhana, hanya
distilasi bertingkat ini memiliki rangkaian alat kondensor yang lebih baik, sehingga
mampu memisahkan dua komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang
berdekatan.
3. Distilasi Azeotrop : memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih komponen
yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang dapat
memecah ikatan azeotrop tersebut, atau dengan menggunakan tekanan tinggi.
4. Distilasi Kering : memanaskan material padat untuk mendapatkan fasa uap dan cairnya.
Biasanya digunakan untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu atau batu bata.
5. Distilasi Vakum: memisahkan dua kompenen yang titik didihnya sangat tinggi, motede
yang digunakan adalah dengan menurunkan tekanan permukaan lebih rendah dari 1 atm,
sehingga titik didihnya juga menjadi rendah, dalam prosesnya suhu yang digunakan
untuk mendistilasinya tidak perlu terlalu tinggi (Van Winkel, 1967)
2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Destilasi
1.
2.
1.
2.
Kelebihan Destilasi
Dapat memisahkan zat dengan perbedaan titik didih yang tinggi.
Produk yang dihasilkan benar-benar murni.
Kekurangan Destilasi
Hanya dapat memisahkan zat yang memiliki perbedaan titik didih yang besar.
Biaya penggunaan alat ini relatif mahal.
yang berbeda.
b. Minyak essensial
Karena merupakan senyawa essential atau konstituen berbau dari tanaman penghasil.
c. Minyak eteris
2.4.2
a.
b.
c.
d.
e.
2.4.3
Cara Mekanik
Metode yang sering disebut expression ini merupakan cara cold pressing tidak ada panas
yang dibutuhkan pada cara ini. Prosesnya adalah penekanan/pemerasan (squeezing). Bahan dasar
yang bisa diambil minyaknya dengan pengepresan secara mekanik biasanya berupa biji-bijian
atau kacang-kacangan maupun buah-buahan (citrus oil). Beberapa buah yang mengandung citrus
oil diantaranya bergamot, grapefruit, lemon, lime, mandarin, orange, dan tangerine. Ada tiga cara
yang berbeda untuk memungut citrus oil :
1. Sponge, dulu dilakukan secara manual (dengan tangan). Daging buah dipisahkan, kulit
buah dan biji direndam dalam air panas. Setelah lebih elastis kemudian sponge/busa ditempelkan
pada kulit buah lalu diperas/ditekan. Minyak atsiri yang keluar akan terserap oleh sponge.
Setelah jenuh, dikumpulkan dengan cara memeras sponge.
2. Equelle a piquer, cara ini lebih hemat tenaga daripada sponge. Metode ini tidak lagi
dilakukan dengan cara manual tapi dengan alat yang yang diputar dan dilengkapi paku-paku
pada pinggirnya untuk menusuk oil cells pada kulit buah. Minyak atsiri dan pigmen dapat
dikeluarkan dari kulit buah, kemudian minyak atsirinya dapat dipisahkan.
3. Machine abrasion, hampir sama dengan cara 2. Mesin dapat melepaskan kulit buah
dan memasukkannya ke dalam centrifuge dengan menambahkan air. Pemisahan secara
sentrifugal ini berjalan sangat cepat, tetapi karena minyak atsiri bercampur dengan zat-zat lain,
kemungkinan dapat terjadi perubahan karena pengaruh enzim.
Cara Kimia-fisika
1. Distilasi (Penyulingan)
Prinsipnya penyulingan destilasi merupakan suatu proses pemisahan komponenkomponen suatu campuran yang terdiri atas dua cairan atau lebih berdasarkan perbedaan tekanan
uap atau berdasarkan perbedaan titik didih komponen-komponen senyawa tersebut. Pada
dasarnya terdapat dua jenis penyulingan yaitu :
a. Hidrodestilasi adalah penyulingan suatu campuran yang berwujud cairan yang tidak saling
bercampur, hingga membentuk dua fasa atau dua lapisan. Proses ini dilakukan dengan bantuan
air maupun uap air. Hidrodestilasi memiliki 3 jenis metode berdasarkan cara penanganan bahan
yang diproses yaitu : destilasi air, destilasi uap dan air serta destilasi uap langsung.
b. Fraksinasi adalah penyulingan suatu cairan yang tercampur sempurna hingga hanya
membentuk satu lapisan. Proses ini dilakukan tanpa menggunakan uap air. Fraksinasi memiliki 3
jenis metode yaitu kohobasi, rektifikasi dan destilasi fraksinasi.
2. Ekstraksi Pelarut, yang dapat berupa :
a.
b.
c.
d.
2.5
Maserasi
Enfleurage
Pelarut mudah menguap
Ekstraksi Hiperkritikal CO2
tumbuhan
kayu
: Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Sub kelas
: Archichlamideae
Ordo
: Myrtales
Famili
: Myrtaceae
Genus
: Melaleuca
Spesies
: Melaleuca leucadendron
(sehingga disebut sebagai jenis daun majemuk). Daun kayu putih mengandung cairan yang
disebut cineol (sineol) (dimana apabila daun diremas, cairan ini akan keluar dan mengeluarkan
aroma yang khas). Selain itu daun kayu putih juga mengandung komponen lain, seperti:
terpineol, benzaldehyde, dipentene, limonene dan pinene.
2.5.2 Minyak Kayu Putih
Minyak kayu putih didapatkan dari hasil penyulingan daun kayu putih. Kandungan
utama minyak kayu putih adalah sineol (cineole). Semakin besar kadar sineolnya, kualitas
minyak kayu putih semakin tinggi. Selain itu daun kayu putih juga mengandung komponen
lain, seperti: terpineol benzaldehyde, dipentene, limonene dan pinene
Proses ekstraksi minyak kayu putih dari daun tanaman ini dilakukan dengan cara
atau proses yang sederhana yaitu berupa penguapan minyak dari daun dan
kemudian
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1
Alat-alat
1.
2.
Unit clavengger
3.
Kondensor
4.
Botol kaca
5.
Gelas ukur
6.
7.
Bahan-bahan
1.
2.
Air/aquades
3.3
Prosedur percobaan
Timbang sampel minyak atsiri berupa daun kayu putih sebanyak 500 gram. Isi ketel
dengan air sebagai wadah pemanas dimana air dan sampel tidak menyentuh. Masukkan sampel
daun kayu putih kedalam ketel yang diberi sekat antara air dan sampel. Rangkai alat destilasi
bersama dengan clavengger dan kondensor. Periksa jangan sampai ada kebocoran pada alat yang
digunakan. Alirkan air pendingin ke dalam kondensor. Hidupkan pemanas.
Karena adanya panas, maka air akan mendidih lalu menguap. Uap air akan naik keatas
membawa komponen minyak yang terdapat pada sampel. Pada kondensor terjadi perubahan fase
dari gas menjadi cair. Lalu air dan minyak tersebut akan tertampung di clavengger. Di dalam
clavengger, air dan minyak akan memisah dikarenakan perbedaan densitas atau berat jenis,
dimana minyak memiliki massa jenis lebih kecil bila dibandingkan dengan air. Sehingga minyak
berada diatas air. Proses destilasi uap air-langsung ini dilakukan 5 jam.
Setelah itu air dan minyak didinginkan serta di pisahkan. Minyak yang telah didapat diukur
massa dengan menggunakan neraca analitik. Lalu hitung massa jenis minyak atsiri dan hitung
rendemen minyak atsiri. Simpan produk didalam botol kaca.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil dan Perhitungan
Berat daun kayu putih (sampel)
= 500 gr
= 12,08 gr
= 1,421 gr
yang mengalir dalm kondensor alasannya adalah supaya proses pendingininan uap untuk menjadi
cairan kembali, berjalan sempurna, karena jika kondensor terlalu panas maka proses pendinginan
uap akan terhambat, sehingga cairan yang seharusnya tertampung tidak ada.
Di dalam clavengger, minyak dan air akan memisah berdasarkan berat jenisnya. Minyak
atsiri akan berada di atas air, hal ini disebabkan minyak atsiri memiliki massa jenis yang
cenderung lebih ringan dibandingkan massa jenis air. Akhirnya, setelah 5 jam berlalu dan
pemanas dimatikan, alat destilasi didinginkan terlebih dahulu selama beberapa menit sebelum
ketel dibuka dan ampas daun kayu putih dibuang.
Berat minyak atsiri yang didapat dari 500 gr daun kayu putih pada praktikum ini adalah
1,421 gr. Rendemen minyak kayu putih yang didapat sebesar 0,2842 %, sedangkan rendemen
teoritisnya sebesar 0,8 sampai 2 %. Perbedaan ini disebabkan oleh beberapa hal berikut :
1. Apabila komposisi sampel yang dipakai sedikit, maka minyak atsiri yang dihasilkan juga akan
sedikit. Semakin banyak komposisi sampel yang digunakan, maka minyak atsiri yang didapatpun
semakin banyak.
2. Setiap sampel tidak memiliki kandungan minyak atsiri yang sama banyak.
3. Lamanya waktu yang digunakan untuk mendestilasi sampel dan kondisi sampel juga akan
4.
permukaan sampel, maka akan semakin cepat minyak dapat ditarik dari sampel, karena uap
langsung masuk ke pori-pori sampel karena memiliki luas penampang yang besar.
5. Temperatur pemanasan selama proses destilasi harus tetap dijaga konstan.
6. Uap yang menguap keluar dari kondensor dapat juga mempengaruhi kandungan minyak atsiri
yang didapat, hal ini dapat terjadi karena suhu pemanasan yang terlalu tinggi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan ,dapat disimpulkan bahwa :
1. Sampel yang digunakan adalah daun minyak kayu putih
2. Volume minyak atsiri yang didapat sebesar 1,5 ml
3.
Berat minyak atsiri yang didapat sebesar 1,421 gram sehingga massa jenisnya sebesar 0,947
gram/ml
4. Rendemen minyak atsiri yang didapat sebesar 0,2842 % sedangkan rendemen secara teoritis
sebesar 0,8 sampai 2 %.
5.2 Saran
Selama proses destilasi, perlu dilakukan pengurangan kadar air yang berada dibawah
minyak, agar minyak yang dihasilkan tidak menggumpal dan masuk kembali ke clavengger.