Anda di halaman 1dari 35

MASA DEPAN INDONESIA TANPA KORUPSI

Indonesia tanpa korupsi?


Wow.
Pastinya Indonesia bakal lebih maju daripada sekarang. Jauh lebih maju. Pasti.
Kenapa?
Karena jika masyarakat tidak ada yang korupsi, berarti masyarakat Indonesia pada jujur semua.
Kalau masyarakat Indonesia pada jujur-jujur semua, berarti iman masyarakat Indonesia kuat-kuat,
yang berarti juga masyarakat Indonesia pinter menggunakan ilmunya di jalan yang benar.
Kalau masyarakat Indonesia imannya kuat & pinter-pinter berarti kualitas pendidikan di Indonesia
bagus. Kalau kualitas pendidikan di Indonesia bagus, berarti kondisi ekonomi Indonesia bagus
juga dong. Karena untuk penyediaan fasilitas pendidikan, mencetak guru-guru yang berkualitas,
pasti uangnya tidak sedikit.
Nah kalo ekonomi di Indonesia bagus, rakyat juga seharusnya makmur.
Tapi kenyataannya?
Rakyat kurang makmur, pendidikan yang kualitasnya rendah, kondisi iman dan taqwa masyarakat
masih rendah, ekonomi yang . . . tidak usah dipertanyakan lagi lah, dan tak semua pemerintah
jujur-jujur, rakyatnya juga tidak semua jujur.

Korupsi.
Sebenernya korupsi itu apa sih?

Kata korupsi berasal daru kata corruptio (latin), dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk.
rusak,

atau

mudah

disuap.

Harfiahnya,

korupsi

adalah

perilaku

seseorang

yang

menyalahgunakan kekuasaan yang dimilikinya untuk memperkaya dirinya sendiri.


Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar mencakup unsur-unsur
sebagai berikut:

perbuatan melawan hukum;

penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana;

memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi;

merugikan keuangan negara atau perekonomian negara;

Selain itu terdapat beberapa jenis tindak pidana korupsi yang lain, di antaranya:

memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan);

penggelapan dalam jabatan;

pemerasan dalam jabatan;

ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara);

menerima gratifikasi (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara).

Melihat Indonesia sekarang ini, mewujudkan Indonesia tanpa korupsi nampaknya adalah hal yang
mustahil.
Seperti yang sudah kita ketahui betul bahwa korupsi di Indonesia itu sudah mendarah daging.
Dan seramnya lagi, para ahli mengatakan bahwa korupsi di Indonesia sudah membudaya bahkan
sejak zaman kerajaan.
Sampai hari ini, kata korupsi sudah tidak aneh lagi di telinga kita. Pejabat-pejabat yang ditangkap
karena

kasus

korupsi

sudah

bukan

berita

yang

asing

lagi.

Tapi menurut penulis, korupsi itu bukan hanya pejabat, dan bukan hanya masalah uang.
Seperti

yang

sering

terjadi

di

lingkungan

sekitar

penulis,

Mah, minta uang dong untuk bayar praktikum 500 ribu, padahal total biaya praktikum hanya
300 ribu.

Atau yang lain lagi, Anak-anak, meskipun masih ada waktu setengah jam lagi, mari kita sudahi
perkuliahan ini, Korupsi waktu sering dilakukan oleh guru jika sedang malas mengajar. Meskipun
tidak satupun siswa yang protes, termasuk penulis. J Padahal itu adalah hak kita untuk mendapat
pengajaran.
Atau yang sering terjadi di pasar, terdapat pedagang yang mencurangi timbangannya supaya
mendapat untung yang lebih.
Malah lebih parah, korupsi bahan-bahan konstruksi bangunan. Yang seharusnya perbandingan
semennya 1:3, supaya untung diubah jadi 1:8. Yang seharusnya tiang pondasi digali hingga
kedalaman 10 meter, hanya digali 5 meter. Yang seharusnya 2 ton aspal untuk 2 kilometer jalan,
supaya

untung

ton

aspal

itu

digunakan

untuk

kilometer

jalan.

Jadi tidak heran jikalau jalan-jalan cepat rusak, bangunan-bangunan digoyang gempa sedikit saja
jadi ambruk.
Kalau saja korupsi di Indonesia tidak ada, bisa diberantas tuntas hingga ke akar-akarnya, hal-hal
seperti itu mungkin dakti akan terjadi.
Dari mana kita harus mulai? Perbaikan moral? Tentunya sebelum itu pendidikan harus berkualitas
agar outputnya juga berkualitas. Tapi untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas harus
ditunjang oleh perekonomian negara yang baik. Tapi perekonomian negara kapan akan maju jika
pemerintahnya banyak yang melakukan korupsi? Lagi-lagi kembali ke masalah moral.
Yah, lingkaran memang tidak punya titik awal dan akhir.
Kita jangan cuma berharap saja Indonesia bebas korupsi. Kita, sebagai manusia yang
berpendidikan juga harus berusaha memberantas korupsi mulai dari diri kita sendiri.
Ingat kata Aa Gym, 3M :
1. Mulai dari diri sendiri
2. Mulai dari hal-hal kecil, dan
3. Mulai dari saat ini
Jadi marilah kita wujudnya Indonesia bebas korupsi. Mulai tanamkan kejujuran pada diri sendiri.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Korupsi

http://www.baladika.info

sumber: https://ranggablack89.wordpress.com/2010/10/09/masa-depan-indonesiatanpa-korupsi/

It`s My Second Home,, Happy


Surfing! n_n.
Pansus Century Mungkin Akan Panggil Sby
Pentingnya pansus memanggil SBY ini dikarenakan sudah ada cukup alasan untuk meminta
keterangan Presiden. Hanya, jangan sampai pemanggiian Presiden sebagai saksi dibawa ke wilayah
personal. Pansus perlu mengklarifikasi beberapa hal kepada Presiden, yaitu soal pengakuan Sri Mulyani yang mengirim SMS ke Presiden dan Wapres.
Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi (Kompak) mendukung pemanggilan Presiden SBY. SBY harus
dipanggil oleh pansus, untuk menjelaskan apakah is mengetahui proses bailout Century seperti
yang dikatakan Sri Mulyani, ujar Koordinator Kompak, Effendi Gazali.
Bila Presiden tidak mau datang, kata Effendi, berarti ia tidak mendukung pengungkapan kasus
Century secara terang benderang seperti yang selama ini digembar-gemborkan.
Sementara Yudi Latif menyayangkan munculnya iklan tokoh-tokoh yang menyerang Pansus Angket
Bank Century DPR. Mungkin para tokoh tidak tabu tujuan awalnya dari iklan itu. Akan tetapi,
pansus berhak menuntut dan menyelidiki kasus Century ini, maka harus bekerja lebih mampu dan
maju lagi ke depan, kata Yudi Latif.
Aktivis Kompak lainnya, Fadjroel Rachman menilai, jika benar Sri Mulyani merasa tertipu oleh data
yang diberikan BI yang menjadi dasar pengucuran dana talangan untuk Bank Century, semua
alasan pemerintah tentang situasi krisis dan dampak sistemik yang menjadi alasan perlunya Bank
Century diberi dana talangan menjadi tidak penting. Alasannya, Sri Mulyani menyatakan dirinya
hanya bertanggung jawab atas dana talangan senilai Rp 632 miliar. Sementara, sisanya sebesar Rp
6,068 triliun dari total Rp 6,7 triliun harus ditelusuri pansus.
Jika benar, Sri Mulyani tertipu maka pansus harus menelusuri bagaimana caranya Sri Mulyani bisa
tertipu dan ke mana mengalir uang hasil penipuan tersebut yang jumlahnya Rp 6,08 triliun.

erkembangan Kasus Century Di


Pansus Angket

Rate This

Setelah Panitia Khusus (Pansus) Angket Bank Century peroleh keterangan dari berbagai saksi soal
pemberian dana talangan (bailout) terhadap Bank Century, pansus bisa meminta keterangan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengenai pesan singkat (SMS) yang dikirimkan Ketua
Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Sri Mulyani kepada Presiden dan Wakil Presiden Jusuf
Kalla (JK).
Kehadiran Ketua Unit Kerja Presiden untuk Pengelolaan Program Reformasi Marsilam Simanjuntak
dalam rapat KSSK pada 21 November 2oo8, juga layak dipertanyakan. Jadi, alasannya cukup kuat
untuk memanggil Presiden SBY guna dimintai keterangan terkait degan SMS Menkeu Sri Mulyani
dan kehadiran Marsilam Simanjuntak di rapat KSSK itu.
Pansus kini sedang mempertimbangkan dan menjadwalkan kehadiran JK, Sri Mulyani, dan Boediono dalam satu forum yang sama. Sementara Marsilam akan dihadirkan ke DPR pada Senin
(18/1) mendatang.
Anggota Pansus, Bambang mengakui bahwa pansus sudah mendapat serangan dari kelompok
koalisi Demokrat di DPR. Namun, pansus tidak akan mundur untuk menuntaskan skandal Bank
Century ini. Masih menurut Bambang, sesuai dengan fakta, misalnya SMS Sri Mulyani dan
kehadiran Marsilam yang sudah jelas utusan Presiden, tetapi kemudian dibantah. Oleh karena itu,
pansus akan menggelar rapat konfrontasi antara JK, Boediono, dan Sri Mulyani sekitar Februari
nanti.
Terkait dengan pemberian dana talangan yang semula Rp 632 miliar menjadi Rp 6,7 triliun, ini
dapat dilihat ada upaya sistemik Century dirampok oleh Robert Tantular dan kemudian dirampok
lagi oleh prang lain.
Sementara itu, anggota pansus lainnya Maruarar Sirait mempertanyakan, jika BI menerima data
tidak lengkap dari KSSK, mengapa kemudian membuat kebijakan strategic. Juga mengapa ketika
yang diperlukan Rp 632 miliar, tetapi menggelontorkan Rp 6,7 triliun? Sesungguhnya kalau Sri
Mulyani merasa tertipu, ini sudah menegaskan jika ada yang menipu dan jumlah dari tipuan itu
berapa?.

Demo Mahasiswa Di Makasar

Rate This

Sampai saat ini aksi demonstrasi masih menjadi


pilihan untuk mengaspirasikan pendapat, ide juga untuk menentang dan memprotes terhadap
sesuatu.

Biasanya

demonstrasi

dilakukan

oleh

mahasiswa

untuk

memprotes

kebijakan

pemerintah. Entah itu menentang naiknya harga BBM, memprotes kasus bank Century, atau
menuntut presiden SBY turun dari jabatannya.
Aksi demonstrasi atau yang lebih dikenal dengan istilah demo yang sering terjadi di Negara
Indonesia, biasanya tidak lepas dari berteriak-teriak, aksi teatrikal, long march, dan juga yang
buruk adalah aksi anarkis seperti merusak pagar-pagar gedung pemerintahan, memecahkan kaca
dengan melempar batu-batu, membakar ban, dan lain-lain.
Salah satu aksi demo mahasiswa yang terkenal sering rusuh adalah aksi mahasiswa Makassar.
Setiap kali mahasiswa Makassar melakukan demo, ruas-ruas jalan penting di Makassar macet
total bahkan sampai lebih dari sehari . Tidak heran karena jaringan jalan di Makassar tidak
banyak, dan setiap kali mahasiswa Makassar mengadakan demo pasti melakukan aksi blokir
jalan.
Menurut

Yusyran

Darmawan

dalam

artikelnya

Sering Rusuh?, beliau yang merupakan mantan

Mengapa

Demo

Mahasiswa

Makassar

aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)

Makassar, mengatakan cukup paham kapan saja peristiwa bentrok antara mahassiwa dan
Makassar, sebab selalu disosialisasikan dalam pengkaderan. Di antaranya adalah peristiwa demo
menentang penggunaan helm pada awal tahun 1980-an, hingga puncaknya adalah peristiwa
April Makassar Berdarah (Amarah) yang menyebabkan tewasnya tiga orang mahasiswa

Universitas Muslim Indonesia (UMI) pada tahun 1996. Peristiwa ini dikenang setiap tahun dan
menjadi

monumen

kekejaman

aparat,

sebab

hingga

kini

tidak

ada

aparat

yang

bertanggungjawab atas tewasnya tiga mahasiswa tersebut.


Beliau juga mengutarakan pendapatnya mengenai mengapa dalam setiap aksi demo mahasiswa
Makassar sering rusuh yaitu salah satunya diantaranya karena demo rusuh bisa dilihat sebagai
siasat mereka untuk didengarkan. Karena mereka beranggapan bahwa jika demo dilakukan
dengan santun, mereka tidak akan didengarkan. Padahal dampak dari demo ini merugikan
banyak pihak, termasuk mahasiswa sendiri.
Alasan lain yang dikemukakannya adalah karena alasan budaya. Orang Makassar menjunjung
tinggi pada apa yang disebut dengan siri atau harga diri. Beliau berkata, di Makassar, saling
melirik saja bisa menjadi awal perselisihan yang kemudian berakhir pada saling tikam.
Namun ada alasan lain yang dikemukakan beliau yang sangat ironis menurut penulis, bahwa
demo mahasiswa Makassar dijadikan ajang popularitas bagi para aktivis, apakah untuk sekedar
masuk teve, atau untuk menarik perhatian para politisi untuk memasukkan aktivis tersebut ke
dalam tim suksesnya. Karena kabarnya para mahasiswa yang hendak melakukan demo sering
menunda waktu karena menunggu kedatangan jurnalis.
Selain itu, aksi demo mahasiswa ini menurut pendapat Yusyran Darmawan bisa jadi diadakan
karena kepentingan kedua belah pihak antara mahasiswa dan politisi. Karena sudah bukan
rahasia lagi kalau banyak aktivis yang tiba-tiba kaya mendadak. Menurut beliau indikasinya juga
nampak pada setiap kali ada demo yang kemudian rusuh, selalu bersamaan waktunya dengan
peristiwa politik yang cukup besar, apakah itu pemilu, pilkada, atau momen politik penting.
Sebagai warga Negara Indonesia, kita seharusnya dapat menyikapi hal ini dengan baik.
Dan juga kita sebagai insan yang berpendidikan, tentunya kita seharusnya dapat melakukan
perjuangan dengan cara yang benar sehingga kita dapat mengarahkan kembali arah aksi
demonstrasi yang selama ini dianggap semakin anarkis dan telah kehilangan esensinya kea rah
yang lebih baik.

PERAN SISTEM INFORMASI DALAM


DUNIA PENDIDIKAN

8 Votes

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Jika dilihat dari pengertian di atas, pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat berperan
sekali dalam kehidupan masusia, tidak hanya membantu manusia dalam mendapatkan suatu
pengakuan dalam peran nya sebagai insan manusia, tetapi dalam menanggapi perannya sebagai
seorang hamba yang bertakwa kepada tuhan yang maha esa. Karena dalam pendidikan itu lah
manusia diajarkan bagaimana harus berinteraksi dengan manusia yang lain, dan bagaimana
menjalankan suatu perintah yang kaitannya dengan ketakwaan kepada tuhan yang maha esa.
Di Indonesia sendiri, pendidikan dicanangkan dan di masukan kedalam salah satu peraturan
pemerintah (PP) karena pentingnya dunia pendidikan itu sendiri. Atas dasar PP itulah, pemerintah
mencanangkan wajib belajar 9 tahun pada jenjang pendidikan dasar. Pendidikan dasar tersebut
dimulai dari tingkat kelas 1 Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) hingga kelas 9
Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs).
Suatu pendidikan tidak akan berkembang atau berjalan tanpa adanya beberapa faktor
pendukung. Salah satu dari faktor pendukung tersebut adalah dengan adanya Sistem Informasi.
Sebelum penulis menerangkan seberapa besar peran sistem informasi dalam dunia pendidikan,
alangkah baiknya kita mengetahui apa arti dari sistem informasi itu sendiri.
Berikut ini adalah beberapa pengertian dari sistem informasi

Sistem informasi adalah aplikasi komputer untuk mendukung operasi dari suatu organisasi:
operasi, instalasi, dan perawatan komputer, perangkat lunak, dan data

Sistem Informasi adalah sekumpulan komponen dari informasi yang saling terintegrasi untuk
mencapai tujuan yang spesifik. Komponen yang dimaksud adalah komponen input, model,
output, teknologi, basis data (data base), kontrol atau komponen pengendali.

Sistem Informasi adalah sekumpulan hardware, software, brainware, prosedur dan atau aturan
yang diorganisasikan secara integral untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat
guna memecahkan masalah dan pengambilan keputusan.

Sistem Informasi adalah satu Kesatuan data olahan yang terintegrasi dan saling melengkapi
yang menghasilkan output baik dalam bentuk gambar, suara maupun tulisan.

Sistem Informasi adalah Proses yang menjalankan fungsi mengumpulkan, memproses,


menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk kepentingan tertentu;
kebanyakan SI dikomputerisasi.

Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai


keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan
suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Dalam sistem informasi diperlukannya klasifikasi
alur informasi, hal ini disebabkan keanekaragaman kebutuhan akan suatu informasi oleh
pengguna informasi. Kriteria dari sistem informasi antara lain, fleksibel, efektif dan efisien.

Sistem informasi adalah kumpulan antara sub-sub sistem yang salaing berhubungan yang
membentuk suatu komponen yang didalamnya mencakup input-proses-output yang
berhubungan dengan pengolaan informasi (data yang telah dioleh sehingga lebih berguna bagi
user)

Sistem informasi adalah sistem yang saling berhubungan dan terintegrasi satu dengan yang
lain dan bekerja sesuai dengan fungsinya untuk mengatur masalah yang ada.

Suatu sistem informasi (SI) atau information system (IS) merupakan aransemen dari orang,
data, proses-proses, dan antar-muka yang berinteraksi mendukung dan memperbaiki beberapa
operasi sehari-hari dalam suatu bisnis termasuk mendukung memecahkan soal dan kebutuhan
pembuat-keputusan manejemen dan para pengguna yang berpengalaman di bidangnya.

Dari beberapa pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa sistem informasi adalah
suatu proses yang didalamnya terdapat unsur-unsur yang berhubungan dengan komputerisasi
yaitu hardware, software, dan brainware dimana ketiga unsur ini saling berhubungan dan
terintegrasi satu dengan yang lain dan bekerja sesuai dengan fungsinya untuk mengatur dan
menangani masalah yang ada.
Jika sistem informasi diterapkan dalam dunia pendidikan, maka akan terjalin suatu relasi atau
hubungan yang membawa dampak positif bagi dunia pendidikan itu sendiri. Ada beberapa
dampak positif yang dapat penulis jabarkan, diantaranya adalah :
1.

Dengan adanya sistem informasi, teknologi komputerisasi dapat dikenalkan sejak dini atau di
tingkat pendidikan dasar.

2.

Dengan adanya sistem informasi, pemberlakuan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada
tahun 2004 dapat terbantu, terutama dalam bidang pendidikan komputer atau Teknologi
Informasi dan Komunikasi.

3.

Orang-orang yang ada di daerah bisa merasakan kemajuan teknologi komputerisasi, terutama
di bidang pendidikannya.

4.

Adanya sistem pemberlakuan absensi secara elektronik.

5.

Terdapatnya perpustakaan elektronik (e-library) yang membantu para pelajar ketika mencari
bahan pembelajaran.

6.

Adanya sistem pembelajaran elektronik (e-learning) bagi pelajar tingkat lanjut.

Dilihat dari beberapa poin di atas, sudah bisa dipastikan bahwa sistem informasi sangat berperan
sekali dalam dunia pendidikan. Khususnya di negara tercinta ini. Semoga kemajuan teknologi
informasi dapat terus berkembang hingga dapat memajukan dunia pendidikan di Indonesia. Amin

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan

PERAN SISTEM INFORMASI DALAM


DUNIA PENDIDIKAN

8 Votes

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Jika dilihat dari pengertian di atas, pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat berperan
sekali dalam kehidupan masusia, tidak hanya membantu manusia dalam mendapatkan suatu
pengakuan dalam peran nya sebagai insan manusia, tetapi dalam menanggapi perannya sebagai
seorang hamba yang bertakwa kepada tuhan yang maha esa. Karena dalam pendidikan itu lah
manusia diajarkan bagaimana harus berinteraksi dengan manusia yang lain, dan bagaimana
menjalankan suatu perintah yang kaitannya dengan ketakwaan kepada tuhan yang maha esa.
Di Indonesia sendiri, pendidikan dicanangkan dan di masukan kedalam salah satu peraturan
pemerintah (PP) karena pentingnya dunia pendidikan itu sendiri. Atas dasar PP itulah, pemerintah
mencanangkan wajib belajar 9 tahun pada jenjang pendidikan dasar. Pendidikan dasar tersebut

dimulai dari tingkat kelas 1 Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) hingga kelas 9
Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs).
Suatu pendidikan tidak akan berkembang atau berjalan tanpa adanya beberapa faktor
pendukung. Salah satu dari faktor pendukung tersebut adalah dengan adanya Sistem Informasi.
Sebelum penulis menerangkan seberapa besar peran sistem informasi dalam dunia pendidikan,
alangkah baiknya kita mengetahui apa arti dari sistem informasi itu sendiri.
Berikut ini adalah beberapa pengertian dari sistem informasi

Sistem informasi adalah aplikasi komputer untuk mendukung operasi dari suatu organisasi:
operasi, instalasi, dan perawatan komputer, perangkat lunak, dan data

Sistem Informasi adalah sekumpulan komponen dari informasi yang saling terintegrasi untuk
mencapai tujuan yang spesifik. Komponen yang dimaksud adalah komponen input, model,
output, teknologi, basis data (data base), kontrol atau komponen pengendali.

Sistem Informasi adalah sekumpulan hardware, software, brainware, prosedur dan atau aturan
yang diorganisasikan secara integral untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat
guna memecahkan masalah dan pengambilan keputusan.

Sistem Informasi adalah satu Kesatuan data olahan yang terintegrasi dan saling melengkapi
yang menghasilkan output baik dalam bentuk gambar, suara maupun tulisan.

Sistem Informasi adalah Proses yang menjalankan fungsi mengumpulkan, memproses,


menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk kepentingan tertentu;
kebanyakan SI dikomputerisasi.

Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai


keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan
suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Dalam sistem informasi diperlukannya klasifikasi
alur informasi, hal ini disebabkan keanekaragaman kebutuhan akan suatu informasi oleh
pengguna informasi. Kriteria dari sistem informasi antara lain, fleksibel, efektif dan efisien.

Sistem informasi adalah kumpulan antara sub-sub sistem yang salaing berhubungan yang
membentuk suatu komponen yang didalamnya mencakup input-proses-output yang
berhubungan dengan pengolaan informasi (data yang telah dioleh sehingga lebih berguna bagi
user)

Sistem informasi adalah sistem yang saling berhubungan dan terintegrasi satu dengan yang
lain dan bekerja sesuai dengan fungsinya untuk mengatur masalah yang ada.

Suatu sistem informasi (SI) atau information system (IS) merupakan aransemen dari orang,
data, proses-proses, dan antar-muka yang berinteraksi mendukung dan memperbaiki beberapa
operasi sehari-hari dalam suatu bisnis termasuk mendukung memecahkan soal dan kebutuhan
pembuat-keputusan manejemen dan para pengguna yang berpengalaman di bidangnya.

Dari beberapa pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa sistem informasi adalah
suatu proses yang didalamnya terdapat unsur-unsur yang berhubungan dengan komputerisasi
yaitu hardware, software, dan brainware dimana ketiga unsur ini saling berhubungan dan

terintegrasi satu dengan yang lain dan bekerja sesuai dengan fungsinya untuk mengatur dan
menangani masalah yang ada.
Jika sistem informasi diterapkan dalam dunia pendidikan, maka akan terjalin suatu relasi atau
hubungan yang membawa dampak positif bagi dunia pendidikan itu sendiri. Ada beberapa
dampak positif yang dapat penulis jabarkan, diantaranya adalah :
1.

Dengan adanya sistem informasi, teknologi komputerisasi dapat dikenalkan sejak dini atau di
tingkat pendidikan dasar.

2.

Dengan adanya sistem informasi, pemberlakuan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada
tahun 2004 dapat terbantu, terutama dalam bidang pendidikan komputer atau Teknologi
Informasi dan Komunikasi.

3.

Orang-orang yang ada di daerah bisa merasakan kemajuan teknologi komputerisasi, terutama
di bidang pendidikannya.

4.

Adanya sistem pemberlakuan absensi secara elektronik.

5.

Terdapatnya perpustakaan elektronik (e-library) yang membantu para pelajar ketika mencari
bahan pembelajaran.

6.

Adanya sistem pembelajaran elektronik (e-learning) bagi pelajar tingkat lanjut.

Dilihat dari beberapa poin di atas, sudah bisa dipastikan bahwa sistem informasi sangat berperan
sekali dalam dunia pendidikan. Khususnya di negara tercinta ini. Semoga kemajuan teknologi
informasi dapat terus berkembang hingga dapat memajukan dunia pendidikan di Indonesia. Amin

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan

Contoh Penulisan Ilmiah

1 Votes

BAB I
PENDAHULUAN
1.

1. Latar Belakang

Kunci pembangunan masa mendatang bagi Bangsa Indonesia adalah pendidikan. Sebab dengan
pendidikan setiap individu dapat meningkatkan kualitas keberadaannya dan mampu berpatisipasi
dalam gerak pembangunan. Dengan pesatnya perkembangan dunia di era globalisasi ini,
terutama di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), maka pendidikan nasional yang
harus terus menerus dikembangkan seirama dengan zaman.
Dalam undang-undang republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal I Ayat I, bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual dan keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Semakin melemahnya bangsa ini paska krisis moneter yang kita alami telah membuat Indonesia
berada diurutan bawah dalam hal kualitas pendidikannya. Minimnya sarana dan prasarana
pendukung menyebabkan pengajaran tidak dapat dilakukan dengan optimal. Selain itu, kendala
yang menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan terdapat pada pihak siswa sebagai objek
pendidikan dan juga dari pihak pendidik itu sendiri. Namun yang disoroti dalam laporan ini adalah
kendala yang berasal dari siswa.
Kendala dalam belajar berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Misalnya, kurang tersedianya
media gambar sebagai media pendukung sarana belajar yang dapat lebih meningkatkan
pemahaman siswa terhadap mata pelajaran. Dalam hal ini khususnya dalam mata pelajaran
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran (eksak) yang wajib dipelajari di
pendidikan dasar. Mata pelajaran ini megajarkan siswa mengenai dasar dari logika. Baik itu
perhitungan langsung maupun tidak langsung. Sedangkan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial merupakan salah satu mata pelajaran (non eksak) yang membahas tentang keilmuan
dasar yang berhubungan dengan kepentingan sosial. Seperti ilmu-ilmu ekonomi, geografi,
sejarah, dan lain-lain.
Sehubungan dengan hal tersebut, hasil ulangan normative kelas VI SDN Babakanloa IV,
Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut, pada Mata Pelajaran Matematika (eksak) dengan

materi pokok Luas Segitiga dan Mata Pelajaran IPS (non eksak) dengan maeri pokok
Identifikasi Negara-negara tetangga yang termasuk Negara ASEAN, menunjukkan rendahnya
tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran tersebut.
Untuk mata pelajaran Matematika, dari 15 orang siswa yang telah menguasai materi 70% ke atas
sebanyak 6 orang (40%) dan sisanya 9 orang siswa (60%) tingkat penguasaan terhadap materi di
bawah 70%. Dalam mata pelajaran IPS, siswa yang telah telah menguasai materi 70% ke atas
sebanyak 7 orang siswa (46%) sedangkan 8 orang siswa lainnya (54%) tingkat penguasaan
materinya masih di bawah 70%.
Bertitik tolak dari permasalahan di atas penulis merasa tertarik untuk mengkaji lebih dalam
tentang permasalahan yang terjadi dan dituangkan dalam bentuk laporan penelitian dengan
judul Peranan Media Gambar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran
Matematika pada Konsep Menentukan Luas Segitiga di kelas VI SD Babakanloa IV dan
Peranan Media Gambar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran IPS
pada Konsep Mengidentifikasi Negaranegara Tetangga Indonesia di Kelas VI SD
Babakanloa IV.
1.

2. Rumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan dan membatasi
masalah sebagai berikut :
1.

Bagaimana pengaruh penggunaan media gambar terhadap pemahaman siswa pada mata
pelajaran Matematika?

2.

Bagaimana pengaruh penggunaan media gambar terhadap pemahaman siswa pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial?

1.

3. Tujuan Penelitian

Dari rumusan dan pembatasan masalah di atas, maka maksud dan tujuan penulisan laporan ini
adalah :
1.

Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media gambar terhadap pemahaman siswa pada
mata pelajaran Matematika.

2.

Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media gambar terhadap pemahaman siswa pada
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

1.

4. Manfaat Penelitian

1.

Bagi Siswa

1.

Siswa dapat merasakan adanya peningkatan hasil belajar.

2.

Siswa dapat menambah wawasan materi pelajaran.

3.
2.

Bagi Guru
1.

2.

1.

Proses pembelajaran ini dapat menambah pengetahuan dan keterampilan guru


itu sendiri dan guru lainnya.

2.

Perangkat pembelajaran ini dapat digunakan sebagai model untuk diuji


cobakan oleh guru lain.

Bagi Sekolah
1.

Meningkatkan mutu sekolah.

2.

Meningkatkan kualitas lulusan.


BAB II
LANDASAN TEORI

2. 1. Pendidikan
Beberapa definisi mengenai pendidikan dapat dikemukakan di bawah ini: M.J. Langeveld (1995) :
1)

Pendidikan merupakan upaya manusia dewasa membimbing manusia yang belum dewasa

kepada kedewasaan.
2)

Pendidikan ialah usaha menolong anak untuk melaksanakan tugas-tugas hidupnya, agar

bisa mandiri, akil-baliq, dan bertanggung jawab secara susila.


3)

Pendidikan adalah usaha mencapai penentuan-diri-susila dan tanggung jawab.

Stella van Petten Henderson: Pendidikan merupakan kombinasai dari pertumbuhan dan
perkembangan insani dengan warisan sosial.Kohnstamm dan Gunning (1995): Pendidikan adalah
pembentukan hati nurani. Pendidikan adalah proses pembentukan diri dan penetuan-diri secara
etis, sesuai denga hati nurani.
John Dewey (1978): Aducation is all one with growing; it has no end beyond itself. (pendidikan
adalah segala sesuatu bersamaan dengan pertumbuhan; pendidikan sendiri tidak punya tujuan
akhir di balik dirinya).

H.H Horne: Dalam pengertian luas, pendidikan merupakan perangkat dengan mana kelompok
sosial melanjutkan keberadaannya memperbaharui diri sendiri, dan mempertahankan idealidealnya.
Encyclopedia Americana (1978) :

Pendidikan merupakan sebarang proses yang dipakai individu untuk memperoleh pengetahuan
atau wawasan, atau mengembangkan sikap-sikap ataupun keterampilan-keterampilan.

Pendidikan adalah segala perbuatan yang etis, kreatif, sistematis dan intensional dibantu oleh
metode dan teknik ilmiah, diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan tertentu.

Dari berbagai definisi tersebut di atas dapat kita simpulkan bahwa pendidikan merupakan gejala
insani yang fundamental dalam kehidupan manusia untuk mengantarkan anak manusia ke dunia
peradaban. Pendidikan juga merupakan bimbingan eksistensial manusiawi dan bimbingan
otentik, agar anak belajar mengenali jati dirinya yang unik, bisa bertahan hidup, dan mampu
memiliki, melanjutkan-mengembangkan warisan-warisan sosial generasi yang terdahulu.
2. 2. Unsur-unsur pendidikan
Proses pendidikan melibatkan banyak hal, yaitu :
1)

Subjek yang dibimbing (peserta didik).

Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung menyebut demikian
oleh karena peserta didik (tanpa pandang usia) adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang
ingin diakui keberadaannya. Selaku pribadi yang memiliki ciri khas dan otonomi, ia ingin
mengembangkan diri (mendidik diri) secara terus menerus guna memecahkan masalah-masalah
hidup yang dijumpai sepanjang hidupnya
2)

Orang yang membimbing (pendidik).

Pendidik ialah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran
peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkungan yaitu lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Sebab itu yang bertanggung jawab
terhadap pendidikan yaitu orang tua, guru, pemimpin program pembelajaran, pelatihan, dan
masyarakat/organisasi.
3)

Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif).

Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antar peserta didik dengan
pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal

ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif dengan memanifulasikan isi, metode serta alatalat pendidikan. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan).
4)

Tujuan pendidikan bersifat abstrak karena memuat nilai-nilai yang sifatnya abstrak. Tujuan

demikian bersifat umum, ideal, dan kandungannya sangat luas sehingga sulit untuk dilaksanakan
di dalam praktek. Sedangkan pendidikan harus berupa tindakan yang ditujukan kepada peserta
didik dalam kondisi tertentu, tempat tertentu, dan waktu tertentu dengan menggunakan alat
tertentu.
5)

Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan).

Dalam sistem pendidikan persekolahan, materi telah diramu dalam kurikulum yang akan disajikan
sebagai sarana pencapaian tujuan. Materi ini meliputi materi inti maupun muatan lokal. Materi
inti bersifat nasional yang mengandung misi pengendalian dan persatuan bangsa. Sedangkan
muatan lokal misinya mengembangkan kebhinekaan kekayaan budaya sesuai dengan kondisi
lingkungan.
6)

Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode).

Alat dan metode pendidikan merupakan dua sisi dari satu mata uang. Alat melihat jenisnya
sedangkan metode melihat efisiensi dan efektifitasnya. Alat dan metode diartikan sebagai segala
sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan.
7)

Tempat peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan).

Lingkungan pendidikan biasa disebut tri pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan
masyarakat.
2. 3. Pembelajaran
Salah satu faktor utama yang dapat menciptakan kualitas sumber daya manusia yang baik
adalah seorang guru. Guru yang dimaksudkan adalah guru yang professional yang berdedikasi
tinggi akan profesinya. Dalam suatu proses belajar mengajar diperlukan seorang figur yang dapat
dijadikan contoh, oleh karena itu tidak semua orang bisa dijadikan seorang guru.
Tidak sembarang orang dapat melakukan tugas seorang guru, tetapi orang-orang tertentu yang
memenuhi persyaratan berikut ini yang dipandang mampu menjalankannya: bertakwa, berilmu,
sehat jasmani, dan berkelakuan baik (Zakiah Darajat, 1992).
Tugas guru yang utama diantaranya adalah membantu transfer belajar. Tujuan transfer belajar
ialah menerapkan hal-hal yang telah dipelajari pada situasi baru, artinya apa yang dipelajari itu

dibuat umum sifatnya. Melalui penugasan dan diskusi kelompok misalnya seorang guru dapat
membantu transfer belajar. Oleh karena itu fakta, keterampilan, konsep dan prinsip yang
diperlukan untuk terjadinya transfer belajar sudah dikuasai oleh para siswa yang sedang belajar.
Agar transfer belajar berjalan dengan lancar, maka diperlukan suatu instrument/alat sehingga
penyampaian materi pembelajaran dapat di serap sepenuhnya oleh subjek pendidikan dalam hal
ini siswa. Instrument/alat yang digunakan dalam dunia pendidikan di Indonesia biasa disebut
dengan media pembelajaran.
2. 4. Media
Kata media berasal dari kata medium yang secara harfiah artinya perantara atau pengantar.
Banyak pakar tentang media pembelajaran yang memberikan batasan tentang pengertian media.
Menurut EACT yang dikutip oleh Rohani (1997 : 2) media adalah segala bentuk yang
dipergunakan untuk proses penyaluran informasi. Sedangkan pengertian media menurut
Djamarah (1995 : 136) adalah media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai
penyalur pesan guna mencapai Tujuan pembelajaran.
media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian
rupa sehingga terjadi proses belajar.
(Purnamawati dan Eldarni,2001 : 4)
Banyak sekali jenis media yang sudah dikenal dan digunakan dalam penyampaian informasi dan
pesan-pesan pembelajaran. Setiap jenis atau bagian dapat pula dikelompokkan sesuai dengan
karakteristik dan sifat-sifat media tersebut. Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang baku
dalam mengelompokkan media. Jadi banyak tenaga ahli mengelompokkan atau membuat
klasifikasi media akan tergantung dari sudut mana mereka memandang dan menilai media
tersebut.
Penggolongan media pembelajaran menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Rohani (1997 : 16)
yaitu :
1.

Gambar diam, baik dalam bentuk teks, bulletin, papan display, slide, film strip, atau overhead
proyektor

2.

Gambar gerak, baik hitam putih, berwarna, baik yang bersuara maupun yang tidak bersuara

3.

Rekaman bersuara baik dalam kaset maupun piringan hitam

4.

Televisi

5.

Benda benda hidup, simulasi maupun model

6.

Instruksional berprograma ataupun CAI (Computer Assisten Instruction).

Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar dan pembelajaran adalah suatu
kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri keberadaannya. Karena memang gurulah yang
menghendaki untuk memudahkan tugasnya dalam menyampaikan pesan-pesan atau materi
pembelajaran kepada siswanya. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka materi
pembelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh siswa, terutama materi pembelajaran yang
rumit dan komplek.
Setiap materi pembelajaran mempunyai tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada
bahan pembelajaran yang tidak memerlukan media pembelajaran, tetapi dilain sisi ada bahan
pembelajaran yang memerlukan media pembelajaran. Materi pembelajaran yang mempunyai
tingkat kesukaran tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa, apalagi oleh siswa yang kurang
menyukai materi pembelajaran yang disampaikan.
Manfaat Media Pembelajaran menurut Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) yaitu :
1.

Membuat konkrit konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan peredaran darah.

2.

Membawa obyek yang berbahaya atau sukar didapat di dalam lingkungan belajar.

3.

Manampilkan obyek yang terlalu besar, misalnya pasar, candi.

4.

Menampilkan obyek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang.

5.

Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat.

6.

Memungkinkan siswa dapat berinteraksi langsung dengan lingkungannya.

7.

Membangkitkan motivasi belajar

8.

Memberi kesan perhatian individu untuk seluruh anggota kelompok belajar.

9.

Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut
kebutuhan.

10. Menyajikan informasi belajar secara serempak (mengatasi waktu dan ruang)
11. Mengontrol arah maupun kecepatan belajar siswa.
2. 5. Luas Segitiga
Mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran (eksak) yang wajib dipelajari di
pendidikan dasar. Mata pelajaran ini megajarkan siswa mengenai dasar dari logika. Baik itu

perhitungan langsung maupun tidak langsung. Salah satu bidang keilmuan atau materi yang
diajarkan dalam Mata Pelajaran Matematika adalah mengenai Bangun Datar. Dalam materi
Bangun Datar ini, siswa diwajibkan menguasai materi-materi seperti mencari luas dan keliling
dari bangun datar tersebut.
Macam-macam bangun datar yang wajib diajarkan pada siswa kelas VI adalah sebagai berikut :
a. Persegi Panjang
b. Persegi
c. Segitiga
d. Jajargenjang
e. Belah Ketupat
f. Layang-layang
g. Trapesium
h. Lingkaran

2. 6. PTK
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri
melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa
meningkat. Karakteristik PTK adalah sebagai berikut :
1.

An inquiry of practice from within (penelitian berasal dari kerisauan guru akan kinerjanya).

2.

Selft-reflective inquiry (metode utama adalah refleksi diri, bersifat agak longgar, tetapi tetap
mengikuti kaidah-kaidah penelitian).

3.

Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran.

4.

Tujuannya : memperbaiki pembelajaran.

Dari karakteristik tersebut dapat dibandingkan cirri-ciri PTK dengan penelitian kelas dan
penelitian formal. Guru paling tepat melakukan PTK karena :
1.

Guru mempunyai otonomi untuk menilai kinerjanya.

2.

Temuan penelitian biasa/formal sering sukar diterapkan untuk memperbaiki pembelajaran.

3.

Guru merupakan orang yang paling akrab dengan kelasnya.

4.

Interaksi guru-siswa berlangsung secara unik.

5.

Keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan inovatif yang


mempersyaratkan guru mampu melakukan penelitian di kelasnya.

bersifat

pengembangan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mempunyai manfaat yang cukup besar, baik bagi guru,
pembelajaran/siswa, maupun sekolah :
1.

Bagi Guru

Membantu guru memperbaiki pembelajaran.

Membantu guru berkembang secara professional.

Meningkatkan rasa percaya diri guru.

Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.

1. Bagi Pembelajaran/siswa
PTK bermanfaat untuk meningkatkan proses/hasil belajar siswa, di samping guru yang
melaksanakan PTK dapat menjadi model bagi para siswa dalam bersikap kritis terhadap hasil
belajarnya.
2. Bagi Sekolah
PTK membantu sekolah untuk berkembang karena adanya peningkatan/kemajuan pada diri guru
dan pendidikan di sekolah tersebut.
Di samping manfaat, PTK mempunyai keterbatasan, yaitu validitasnya yang masih sering
dipertanyakan, serta tidak mungkin melakukan generalisasi karena sampelnya hanya kelas dari
guru yang berperan sebagai pengajar dan peneliti.
PTK memerlukan berbagai kondisi agar dapat berlangsung dengan baik dan melembaga. Kondisi
tersebut antara lain dukungan dari semua personil di sekolah, iklim yang terbuka yang
memberikan kebebasan kepada guru untuk berinovasi, berdikusi, berkolaborasi, dan saling
mempercayai di antara personil sekolah, dan juga saling percaya antara guru dan siswa. Birokrasi
yang terlampau ketat merupakan hambatan bagi PTK.
Ada beberapa langkah dalam PTK yang merupakan satu daur atau siklus yang terdiri dari :
1.

Merencanakan perbaikan

2.

Melaksanakan tindakan

3.

Mengamati, dan

4.

Melakukan refleksi.

Untuk merencakan perbaikan terlebih dahulu perlu dilakukan identifikasi masalah dan analisis
dan perumusan masalah. Identifikasi masalah dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan
pada diri sendiri tentang pembelajaran yang dikelola. Setelah masalah teridentifikasi, masalah
perlu dianalisis dengan cara melakukan refleksi dan menelaah berbagai dokumen yang terkait.
Dari hasil analisis, dipilih dan dirumuskan masalah yang paling mendesak dan mungkin
dipecahkan oleh guru. Masalah kemudian dijabarkan secara operasional agar dapat memandu
usaha perbaikan.
Setelah

masalah

dijabarkan,

langkah

berikutnya

adalah

mencari/mengembangkan

cara

perbaikan, yang dilakukan dengan mengkaji teori dan hasil penelitian yang relevan, berdiskusi
dengan teman sejawat dan pakar, serta menggali pengalaman sendiri. Berdasarkan ini
dikembangkan cara perbaikan atau tindakan yang sesuai dengan kemampuan dan komitmen
guru, kemampuan siswa, sarana dan fasilitas yang tersedia, serta iklim belajar dan iklim kerja di
sekolah.
Pelaksanaan tindakan dimulai dengan mempersiapkan rencana pembelajaran dan skenario
tindakan termasuk bahan pelajaran dan tugas-tugas, menyiapkan alat pendukung/sarana lain
yang diperlukan, mempersiapkan cara merekam dan menganalisis data, serta melakukan
simulasi pelaksanaan jika diperlukan.
Dalam melaksanakan tindakan atau perbaikan, observsai dan interpretasi dilakukan secara
simultan. Aktor utama adalah guru, namun guru dapat dibantu oleh alat perekam data atau
teman sejawat sebagai pengamat. Agar pelaksanaan tindakan sesuai dengan kaidah PTK, perlu di
terapkan enam kriteria berikut ini :
1.

Metodologi jangan sampai mengganggu komitmen guru sebagai pengajar.

2.

Pengumpulan data jangan sampai menyita waktu guru terlampau banyak.

3.

Metodologi harus reliable (handal) hingga guru dapat menerapkan strategi yang sesuai dengan
situasi kelasnya.

4.

Masalah yang ditangani guru harus sesuai dengan kemampuan dan komitmennya.

5.

Guru harus memperhatikan berbagai aturan (etika) yang berkaitan dengan tugasnya.

6.

PTK harus mendapat dukungan dari masyarakat sekolah.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Subjek Penelitian
3. 1. 1. Tempat dan waktu penelitian
Adapun kegiatan perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan di kelas VI SDN Babakanloa IV Kp.
Sukaraja Desa Babakanloa Kecamatan Pangatikan Kabupaten Garut, mulai tanggal 27 Juli 2009
sampai dengan 4 Agustus 2009. Jadwal pelaksanaan perbaikan untuk setip mata pelajaran adalah
sebagai berikut :
1.

Mata pelajaran Matematika (eksak)


1.

Siklus I, hari senin tanggal 27 Juli 2009, jam ke I (07 30 08 05)

2.

Siklus II, hari senin tanggal 3 Agustus2009, jam ke I (07 30 08 05)

3.

Mata pelajaran IPS (non eksak)


1.

Perbaikan diadakan satu hari yaitu pada tanggal 4 Agustus 2009, jam ke I (07
30 08 05)

2.

2. Karakter Siswa

Siswa siswi yang sekolah di SDN babakanloa IV terutama yang duduk di kelas VI biasa berangkat
ke sekolah dengan berjalan kaki, hal ini dikarenakan lokasi rumah mereka dengan lokasi sekolah
tidak begitu jauh. Keadaaan ekonomi dari masing-masing siswa rata-rata dari tingkat menengah
ke bawah, ini bisa dilihat dari pekerjaan orang tua mereka.
3.2. Deskripsi per Siklus
3.2.1. Rencana Perbaikan Pembelajaran
Bertitik tolak dari perumusan permasalah, kami akan melaksanakan perbaikan pembelajaran
Mata pelajaran Matematika dengan materi Luas Segitiga dan mata pelajaran IPS dengan materi
mengidentifikasi negara tetangga Inidonesia di kelas VI SDN Babakanloa IV. Untuk mata
pelajaran Matematika diadakan dua kali perbaikan (2 siklus), sedangkan untuk mata pelajaran IPS
hanya diadakan satu kali perbaikan.
Untuk melaksanakan tindakan perbaikan, maka disusunlah rencana perbaikan pembelajaran
secara umum, yaitu :

1.

Menetapkan perencanaan, menentukan tujuan pembelajaran dan tujuan perbaikan


pembelajaran.

2.

Merancang lembar observasi, menyampaikan materi dan tindak lanjut.

3.

Menyusun kegiatan yang terdiri dari :


1.

Memilih bahan yang relevan untuk bahan perbaikan.

2.

Menentukan langkah pembelajaran (kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir).

3.

Memilih metode.

4.

Memilih alat peraga/media yang sesuai dengan materi pembelajaran.

5.

Menyusun alat evaluasi untuk mencapai tujuan perbaikan.

3. 2. 2. Prosedur Pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan dalam bentuk proses beralur (siklus), setiap siklus
terdiri dari tahap perencanaan (Planning), tahap tindakan (action), tahap pengamatan
(observation), dan tahap refleksi (reflection). Orientasi yang dilakukan oleh peneliti dengan
peneliti mitra adalah :

Melakukan indentifikasi, analisis, dan merumuskan masalah.

Menyamakan pemahaman antara peneliti dengan observer tentang penggunaan media dan
metode yang dipilih.

Penempatan siklus dan fokus tindakan


pembelajaran yang akan digunakan.

Berdasarkan hasil kesepahaman antara peneliti dan dosen pembimbing, maka disusunlah
rencana pembelajaran dan instrument penelitian.

serta

instrument

dan

administrasi

rencana

Deskripsi pelaksanaan tiap siklus untuk mata pelajaran Matematika


A. Perencanaan

Mengidentifikasi masalah pembelajaran Matematika

Melalui refleksi tehadap pembalajaran yang biasa dilakukan, peneliti menemukan masalah dalam
pembelajaran Matematika di kelas VI SDN Babakanloa IV Kecamatan Pangatikan. Yakni
pembelajaran berlangsung dengan tidak tertib, dan motivasi siswa untuk belajar dirasakan
peneliti masih kurang, hal ini terbukti dengan hasil pembelajaran yang belum memuaskan.

Merumuskan masalah dan tindakan pemecahan masalah pembelajaran Matematika

Setelah mengidentifikasi masalah, peneliti menentukan upaya yang harus dilakukan untuk
mengatasinya, yaitu dengan cara:
1.

Memilih alat bantu yang dapat memotivasi siswa, salah satunya dengan alat peraga realistik

2.

Menggunakan metode yang bervariatif, diantaranya dengan metode latihan (drill), kerja
kelompok, dan diskusi.

B. Tahap Pelaksanaan Tindakan


Pelakasanaan perbaikan dilakukan dalam 2 siklus, dengan menempuh langkah-langkah sebagai
berikut :
1.

1.

1. Prosedur umum pelaksanaan


1.

Merancang tindakan pembelajaran, antara lain: pembuatan rencana pembelajaran,


pembuatan lembar pengamatan, menyiapkan media/alat bantu yang diperlukan, dan
pengelompokan siswa.

2.

Melaksanakan tindakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah dibuat pada
setiap siklus.

3.

Pada saat berlangsung tindakan pembelajaran, peneliti dan siswa diamati oleh teman
sejawat (observer).

4.

Setelah pembelajaran berakhir, peliti bersama dengan teman sejawat merefleksi


proses dan hasil pembelajaran sebagaimana terdapat pada catatan hasil observasi.
Hasil kegiatan refleksi dijadikan pertimbangan dalam menyusun rencana perbaikan
pembelajaran berikutnya.

2. Prosedur Khusus Pembelajaran

Pelaksanaan tindakan secara khusus diterapkan pada masing-masing siklus perbaikan


pembelajaran Matematika sebagai berikut:
SIKLUS I
1.

a. Fokus perbaikan

Tindakan pembelajaran pada siklus I difokuskan pada upaya penanaman konsep yang jelas,
untuk meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran Matematika. Sehingga kemampuan
siswa dalam menentukan rumus luas segitiga diharapkan dapat meningkat.
1.

b. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan utama tindakan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I adalah upaya penanaman
konsep yang jelas, yang dilakuakan dengan metode latihan dan diperkuat oleh aspek hapalan.
Dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Guru menyampaikan tujuan dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran.

Memastikan siswa untuk duduk di kelompoknya masing-masing.

Dengan bimbingan guru, siswa melakukan latihan menentukan rumus luas segitiga.

Siswa menuliskan contoh rumus luas segitiga.

Guru membimbing siswa yang belum paham dalam menentukan rumus luas segitiga.

Guru memberikan komentar/umpan balik.

Guru memberikan LK dan media gambar kepada masing-masing kelompok untuk diamati.

Siswa mengisi LK sesuai dengan hasil pengamatan dan rundingan teman sekelompoknya.

Dengan bimbingan guru, siswa melaporkan hasil diskusi oleh perwakilan masing-masing
kelompok.

Guru dan siswa bertanya jawab untuk membahas hasil laporan dari tiap kelompok.

Guru memberikan soal latiahan kepada siswa untuk dikerjakan.

Guru dan siswa menyimpulkan materi pelajaran.

1.

c. Observasi terhadap Pelaksanaan dan Hasil Pembelajaran

Observasi kegiatan di kelas di bantu oleh teman sejawat yang duduk di belakang, untuk
mengamati proses pembelajaran yang berlangsung. Sementara penulis sendiri melakukan
tindakan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan pengamatan terhadap siswa. Alat yang
digunakan untuk mengumpulkan data tersebut adalah: lembar observasi untuk guru dan siswa,
LK, dan soal latihan yang dibuat oleh guru untuk memperoleh hasil belajar siswa.
1.

d. Refleksi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Kegiatan refleksi dilakukan setelah selesai pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I. Dalam
kegiatan refleksi peneliti dan teman sejawat (observer) menganalisa dan mengevaluasi
pelaksanaan dan hasil dari tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus I. berdasarkan hasil
analisis dan hasil refleksi, peneliti merancang tindakan perbaikan untuk dilaksanakan pada
pembelajaran siklus ke II.

SIKLUS II
1.

a. Fokus Perbaikan Pembelajaran

Fokus tindakan pada siklus II adalah berlatih memecahkan masalah yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari. Yaitu mencakup masalah cara mencari luas segitiga.
1.

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Kegiatan utama yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut :

Guru menyampaikan tujuan dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran.

Memastikan siswa untuk duduk di kelompoknya masing-masing.

Guru memberikan LK dan media gambar kepada masing-masing kelompok untuk diamati.

Siswa mengisi LK sesuai dengan hasil pengamatan dan rundingan teman sekelompoknya.

Dengan bimbingan guru, siswa melaporkan hasil diskusi oleh perwakilan masing-masing
kelompok.

Guru dan siswa bertanya jawab untuk membahas hasil laporan dari tiap kelompok.

Guru memberikan soal latihan kepada siswa untuk dikerjakan.

Guru dan siswa menyimpulkan materi pelajaran.

1.

c. Observasi terhadap Pelaksanaan dan Hasil Pembelajaran

Observasi terhadap kegiatan di kelas dilakukan teman sejawat (observer). Alat pengumpul data
yang digunakan antara lain, yaitu: lembar observasi untuk guru dan siswa, LK, dan soal latihan
yang di buat oleh guru untuk memperoleh hasil belajar.
1.

d. Refleksi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Kegiatan refleksi dilakukan setelah selesai pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II. Dalam
kegiatan refleksi peneliti dan teman sejawat (observer) menganalisa dan mengevaluasi
pelaksanaan dan hasil dari tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus II, apakah sudah
berhasil atau belum?
Deskripsi Siklus untuk Mata Pelajaran IPS
1.

A. Perencanaan
1.

Mengidentifikasi masalah pembelajaran IPS

Hasil kegiatan mengidentifikasi permasalahan pada pembelajaran IPS di kelas VI SDN Babakanloa
Kecamatan Pangatikan, yang dihadapi selama ini dilapangan adalah kemampuan siswa
terhadap meteri pembelajaran mengidentifikasi negara-negara tetangga Indonesia. Guru kurang
memberikan rangsangan pada siswa untuk membiasakan bertanya.
Selain itu guru tidak menggunakan alat bantu pada waktu pembalajaran berlangsung. Sehingga
siswa kurang termotivasi dan terpancing untuk mengeluarkan suatu pendapat, gagasan, atau ide.
Dari permasalahan di atas, perlu diadakan upaya memperbaiki sistem pembelajaran yang selama
ini dihadapkan pada kelemahan, baik dari guru maupun aspek lain yang berdampak pada
rendahnya kualitas proses dan hasil pembelajaran.
1.

Merumuskan masalah dan tindakan pemecahan masalah pembelajaran IPS

Dalam rangaka upaya memperbaiki proses dan hasil pembelajaran, maka guru merumuskan
masalah yang dihadapi, yaitu: bagaimana cara menggunakan alat peraga relistik untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi negara-negara tetangga. Melalui
Penelitian

Tindakan

Kelas,

diharapkan

penggunaan

alat

peraga

realistik

pada

proses

pembelajaran dapat dirasakan manfaatnya baik oleh guru maupun oleh siswa. Dalam upaya
peningkatan keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang mencakup aspek pengetahuan,
sikap, dan keterampilan.
1.

B. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan perbaikan dilakukan dalam satu siklus saja, dengan menempuh langkah-langkah
sebagai berikut :
1.

1. Prosedur Umum Pelaksanaan


1.

Merancang tindakan pembelajaran, antara lain: pembuatan rencana pembelajaran,


pembuatan lembar pengamatan, menyiapkan media/alat bantu yang diperlukan, dan
pengelompokan siswa

2.

Melaksanakan tindakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah dibuat

3.

Pada saat berlangsung tindakan pembelajaran, peneliti dan siswa diamati oleh teman
sejawat (observer).

4.

Setelah pembelajaran berakhir, peneliti bersama dengan teman sejawat merefleksi


proses dan hasil pembelajaran sebagaimana terdapat pada catatan hasil observasi.
Hasil kegiatan refleksi dijadikan pertimbangan dalam menyusun rencana perbaikan
pembelajaran berikutnya.

5.

2. Prosedur Khusus Pembelajaran

Pelaksanaan tindakan secara khusus diterapkan pada

perbaikan pembelajaran IPS sebagai

berikut:
1.

a. Fokus Perbaikan

Fokus tindakan pembelajaran pada perbaikan adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam
mengidentifikasi negara-negara tetangga Indonesia. Yaitu dengan cara mengulang cara
pengamatannya.
1.

b. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan utama yang dilakukan pada perbaikan adalah penggunaan alat bantu konkrit untuk
membantu pemahaman siswa terhadap deskripsi materi melalui langkah-langkah sebagai berikut
:

Guru menyampaikan tujuan dan kegiatan yang akan dilakuakn selama pembelajaran

Memastikan siswa untuk duduk di kelompoknya masing-masing

Siswa menyimak penjelasan dari guru sambil mengamati alat peraga/media peta

Siswa menunjukkan negara-negara yang disebutkan oleh guru secara bergiliran

Guru memberikan komentar/umpan balik dan penguatan terhadap kegiatan yang dilakukan
siswa

Guru memberikan LK kepada masing-masing kelompok untuk diamati

Siswa mengisi LK sesuai dengan hasil pengamatan dan rundingan teman sekelompoknya

Dengan bimbingan guru, siswa melaporkan hasil diskusi oleh perwakilan masing-masing
kelompok

Guru dan siswa bertanya jawab untuk membahas hasil laporan dari tiap kelompok

Guru memberikan soal latiahan kepada siswa untuk dikerjakan

Guru dan siswa menyimpulkan materi pelajaran.

1.

c. Observasi terhadap Pelaksanaan dan Hasil Pembelajaran

Observasi terhadap kegiatan di kelas dilakukan teman sejawat (observer). Alat pengumpul data
yang digunakan antara lain, yaitu: lembar observasi untuk guru dan siswa, LK, dan soal latihan
yang di buat oleh guru untuk memperoleh hasil belajar.
1.

d. Refleksi Pelaksanaan Pembelajaran Perbaikan

Kegiatan refleksi dilakukan setelah selesai pelaksanaan tindakan pembelajaran perbaikan. Dalam
kegiatan refleksi peneliti dan teman sejawat (observer) menganalisa dan mengevaluasi
pelaksanaan dan hasil dari tindakan perbaikan pembelajaran pada perbaikan, apakah sudah
berhasil atau belum?
Dalam kegiatan ini peneliti dan teman sejawat (observer) membandingkan data dan temuan
yang diperoleh selama pembelajaran Matematika dan IPS. Hasil dari refleksi dan evaluasi
dijadikan bahan bagi kegiatan tindak lanjut dari penelitian ini.
1.

3. Aspek yang diobservasi


1.

a. Mata pelajaran Matematika


1.

Siklus I

a)

Apakah dalam membuka pelajaran melakukan apersepsi?

b)

Apakah perhatian siswa terpusat pada materi pelajaran?

c)

Apakah guru terlalu cepat dalam memberikan penjelasan?

d)

Apakah guru menggunakan alat peraga yang kongkrit?

e)

Apakah siswa diberi kesempatan untuk bertanya?

f)

Apakah guru memberi motivasi?

g)

Apakah guru memberikan contoh dalam penjelasan pelajaran?

h)

Apakah guru memberikan evaluasi pada siswa?

1.

Siklus II

a)

Apakah dalam membuka pelajaran melakukan apersepsi?

b)

Apakah perhatian siswa terpusat pada materi pelajaran?

c)

Apakah guru terlalu cepat dalam memberikan penjelasan?

d)

Apakah guru menggunakan alat peraga yang kongkrit?

e)

Apakah siswa diberi kesempatan untuk bertanya?

f)

Apakah guru memberi motivasi?

g)

Apakah guru memberikan contoh dalam penjelasan pelajaran?

h)

Apakah guru memberikan evaluasi pada siswa?

1.

b. Mata pelajaran IPS

a)

Apakah dalam membuka pelajaran melakukan apersepsi?

b)

Apakah perhatian siswa terpusat pada materi pelajaran?

c)

Apakah guru terlalu cepat dalam memberikan penjelasan?

d)

Apakah guru menggunakan alat peraga yang kongkrit?

e)

Apakah siswa diberi kesempatan untuk bertanya?

f)

Apakah guru memberi motivasi?

g)

Apakah guru memberikan contoh dalam penjelasan pelajaran?

h)

Apakah guru memberikan evaluasi pada siswa?


BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1. Pembahasan
4. 1. 1. Pembahasan Mata Pelajaran Matematika
Pada proses perbaikan Mata Pelajaran Matematika yang dilakukan melalui dua siklus, hasilnya
menunjukan hal yang positif. Dari 15 orang siswa yang mengikuti perbaikan, persentase
penguasaan materi sebelum perbaikan adalah 59%, lalu meningkat menjadi64% setelah
dilakukan

perbaikan

pada

siklus

I,

persentase

penguasaan

materi

kembali

meningkat

menjadi 83% setelah dilakukan perbaikan pada siklus II. Hal ini menunjukan bahwa pengalaman
siswa bertambah dari siklus sebelumnya. Perbaikan pembelajaran pada Mata Pelajaran
Matematika terjadi setelah guru memberi penjelasan dengan perlahan-lahan, pemberian contoh
yang jelas, penggunaan alat peraga, dan diadakannya Tanya jawab.
Dalam tabel 1.3, percobaan analisis soal siklus II untuk mata pelajaran matematika pada 15 siswa
mengalami peningkatan persentase untuk setiap soal dari 1-5 dibandingkan dengan analisis soal
siklus I pada tabel 1.2. sebagai contoh ada peningkatan persentase dari percobaan soal siklus I

pada soal 1 yaitu mengalami peningkatan persentase dari 80% menjadi 93% pada percobaan
soal siklus II
Berikut ini adalah rincian nilai yang didapat siswa sebelum diadakan perbaikan sampai
diadakannya perbaikan siklus ke dua.
Sebelum Perbaikan
Sebelum diadakan perbaikan rincian perolehan nilai 15 orang siswa adalah sebagai berikut :
1)

Nilai 90 ada 1 siswa

2)

Nilai 80 ada 1 siswa

3)

Nilai 70 ada 2 siswa

4)

Nilai 60 ada 5 siswa

5)

Nilai 50 ada 4 siswa

6)

Nilai 40 ada 2 siswa

Jika dilihat dari perolehan nilai di atas, nilai maksimal yang di peroleh siswa adalah 90 dan nilai
terendahnya adalah 40. Siswa yang mendapat nilai di atas KKM yang ditentukan yaitu 60 ada 9
orang siswa, sedangkan nilai yang masih di bawah KKM ada 6 orang.
Siklus I
Perbaikan pembelajaran Matematika telah meningkat dilihat dari jumlah siswa yang mendapat
nilai :
1)

Nilai 90 ada 1 siswa

2)

Nilai 80 ada 2 siswa

3)

Nilai 70 ada 3 siswa

4)

Nilai 60 ada 5 siswa

5)

Nilai 50 ada 4 siswa

6)

Nilai 40 ada siswa

Tapi walaupun demikian masih ada siswa yang masih belum menguasai materi dilihat dari jumlah
siswa yang mendapat nilai di bawah KKM yaitu 50 sebanyak 4 siswa.
Siklus II
Pada siklus ini, pencapaian pembelajaran sudah ada yang mencapai nilai 100. Selain itu, sudah
tidak ada siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. Berikut datanya :
1)

Nilai 100 ada 2 siswa

2)

Nilai 90 ada 5 siswa

3)

Nilai 80 ada 4 siswa

4)

Nilai 70 ada 3 siswa

5)

Nilai 60 ada 1 siswa

1.

2. Pembahasan Mata Pelajaran IPS

Pada proses perbaikan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, hasilnya menunjukan hal yang
positif. Dari 15 orang siswa yang mengikuti perbaikan, persentase penguasaan materi sebelum
perbaikan adalah 77%, lalu meningkat menjadi 87% setelah dilakukan perbaikan. Hal ini
menunjukan

bahwa

pengalaman

siswa

bertambah

dari

siklus

sebelumnya.

Perbaikan

pembelajaran pada Mata Pelajaran Matematika terjadi setelah guru memberi penjelasan dengan
perlahan-lahan, pemberian contoh yang jelas, penggunaan alat peraga, dan diadakannya Tanya
jawab.
Dalam tabel 1.5, percobaan analisis soal perbaikan untuk mata pelajaran matematika pada 15
siswa bisa dibilang sangat memuaskan, hal ini bisa di lihat dari persentase lima soal yang di
jawab dimana tingkat kebenaran dari tiap soal soal sudah mencapai 80-100%.
Berikut ini adalah rincian nilai yang didapat siswa sebelum diadakan perbaikan sampai
diadakannya perbaikan.
Sebelum Perbaikan
Sebelum diadakan perbaikan rincian perolehan nilai 15 orang siswa adalah sebagai berikut :
1)

Nilai 90 ada 3 siswa

2)

Nilai 80 ada 6 siswa

3)

Nilai 70 ada 4 siswa

4)

Nilai 60 ada 2 siswa

Jika dilihat dari perolehan nilai di atas, nilai maksimal yang di peroleh siswa adalah 90 dan nilai
terendahnya adalah 60. Siswa yang mendapat nilai di atas KKM yang ditentukan yaitu 65 ada 13
orang siswa, sedangkan nilai yang masih di bawah KKM ada 2 orang.
Setelah Perbaikan
Pada perbaikan ini, pencapaian pembelajaran sudah ada yang mencapai nilai 100%. Selain itu,
sudah tidak ada siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. Hal ini di karenakan sebelum
dilakukan perbaikan ada yang sudah menguasai materi. Berikut datanya :
1)

Nilai 100 ada 5 siswa

2)

Nilai 90 ada 2 siswa

3)

Nilai 80 ada 6 siswa

4)

Nilai 70 ada 2 siswa


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1. Kesimpulan
Dari hasil pengolahan dan analisis data, maka program perbaikan pembelajaran dengan
menggunakan media gambar menunjukan pengaruh yang positif. Hal ini bisa dilihat dari nilai
rata-rata pembelajaran dari tiap mata pelajaran yang mengalami peningkatan. Dimana untuk
Mata Pelajaran Matematika nilai rata-rata sebelum diadakan perbaikan adalah 58,7 lalu
meningkat menjadi 64 setelah dilakukan perbaikan pada siklus I, nilai rata-rata kembali
meningkat menjadi 82,6 setelah dilakukan perbaikan pada siklus II.
Sedangkan

untuk

Mata

Pelajajaran

IPS

nilai

rata-rata

sebelum

diadakan

perbaikan

adalah 76,6 lalu meningkat menjadi 86,6 setelah dilakukan perbaikan.


5. 2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, beberapa hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran diantaranya adalah :

1.

Pengunaan alat bantu konkrit sangat diperlukan untuk menanamkan pengertian siswa.

2.

Metode demonstrasi sangat penting untuk memantapkan pengertian dan keterampilan.

3.

Pada perencanaan perbaikan pengajar harus mencantumkan pertanyaan yang akan disajkan,
supaya pertanyaan lebih terarah.

4.

Penelitian Tindakan Kelas sangat perlu disosialisasikan kepada para guru sekolah dasar
sebagai keterampilan professional dalam memecahkan permasalahan pembelajaran yang
dihadapi di kelas.

Anda mungkin juga menyukai