PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada suatu masalah
yang memerlukan solusi yang tepat. Dalam kehidupan selalu ada masalah, baik
masalah pribadi, keluarga, masyarakat dan negara. Dari semua masalah tersebut,
tidak semua masalah memerlukan solusi dalam bentuk kegiatan penelitian.
Perbedaanya adalah pada kegiatan penyelesaian masalah. Selain masalah,
komponen penting yang harus ada dalam penelitian adalah tujuan penelitian
sehingga dapat ditentukan metode yang tepat untuk menyelesaikan masalah.
Kegiatan sistematis untuk memecahkan masalah itu disebut dengan penelitian
yang mengikuti metodologi, dikontrol, dan didasarkan teori yang ada serta
diperkuat dengan fenomena yang ada (Sukardi, 2012:3).
Secara umum, penelitian dapat dibedakan dari beberapa aspek, diantaranya
aspek tujuan, aspek metode, aspek kajian. Menurut Gay (dalam Sukardi,
2012:13) aspek tujuan terdiri dari penelitian dasar dan lanjut. Aspek metode terdiri
atas penelitian deskriptif, penelitian sejarah, penelitian survei, penelitian ex-post
facto, penelitian eksperimen, penelitian kuai eksperimen. Sedangkan, aspek kajian
sesuai bidang garapan dapat dibagi menjadi dua, yaitu penelitian kependidikan
dan penelitian nonkependidikan (Sukardi, 2012:13-16). Masalah yang ada di
dalam sebuah penelitian dapat dipecahkan melalui sebuah alat. Alat atau
instrumen yang digunakan adalah metodologi penelitian yang biasanya berisi
tentang cara-cara menggunakan beberapa metode pendekatan untuk memecahkan
masalah yang dihadapi.
Masalah penelitian dapat dibagi dalam berbagai bidang diantaranya bidang
pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, dan lain-lain. Salah satu bidang penelitian
yang memerlukan perhatian khusus adalah bidang penelitian pendidikan. Secara
umum metode penyelesaian masalah pada penelitian pendidikan ada dua, yaitu
metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif yang pengumpulan datanya
dengan cara berinteraksi langsung dengan objek penelitianya dan hasilnya tidak
diperoleh melalui prosedur statistik. Sedangkan metode kuantitatif, pengumpulan
datanya melalui instrumen penelitian berupa populasi dan sampel serta hasilnya
diperoleh melalui prosedur statistik. Salah satu peneltian yang penting dan
bermanfaat dalam dunia pendidikan adalah penelitian korelasional.
Fenomena yang terjadi dalam dunia pendidikan terdapat hubungan antar
unsur-unsurnya. Seperti hubungan antara guru dengan siswa, guru dengan
materi/kurikulum, materi dengan evaluasi, dan lain-lain. Hubungan-hubungan
tersebut dapat diketahui tingkat korelasinya secara ilmiah secara statistik melalui
metode penelitian korelasional.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dapat merumuskan masalah yang
akan dibahas pada makalah ini yaitu sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penelitian Korelasional
Penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan
pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan
antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini dilakukan, ketika kita ingin
mengetahui tentang ada tidaknya dan kuat lemahnya hubungan variabel yang
terkait dalam suatu objek atau subjek yang diteliti. Adanya hubungan dan tingkat
variabel ini penting, karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada,
peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian (dalam
Sukardi, 2012;166).
Penelitian korelasional mempunyai tiga karakteristik penting untuk para
peneliti yang hendak menggunakannya. Tiga karakteristik tersebut, diantaranya
adalah:
a) penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin
melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian
eksperimen,
b) memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan)
nyata, dan
c) memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.
(dalam Sukardi, 2012:166)
Desain korelasional memberikan kesempatan bagi peneliti untuk
memprediksi skor dan menjelaskan hubungan antar variabel. Dalam desain
penelitian korelasional, peneliti menggunakan uji statistik korelasi untuk
menggambarkan dan mengukur derajat asosiasi (atau hubungan) antara dua atau
lebih variabel. Dalam desain ini, para peneliti tidak mencoba untuk mengontrol
atau memanipulasi variabel seperti dalam penelitian lainnya, sebaliknya para
peneliti biasanya hanya mendasarkan pada penampilan variabel sebagaimana
adanya, tanpa mengatur kondisi atau memanipulasi variabel tersebut. Oleh karena
itu, peneliti hendaknya mengetahui cukup banyak alasan yang kuat guna
mempertahankan hasil hubungan yang ditemukan.
Laura
Chad
Patricia
Bill
Rosa
Todd
Angela
Jose
Maxine
Jamal
Skor
horisontal.
Variabel "tingkat depresi" diplot pada sumbu Y, sumbu vertikal.
Penggunaan
Depresi
internet
(Skor
dalam jam
dari 15
per minggu
sampai
17
13
5
9
5
15
7
6
2
18
9,7
45)
30
41
18
20
25
44
20
30
17
45
29.3
Skor
Der
rata-rata
Gambar 1. Contoh Sebaran Plot
Setiap siswa dalam penelitian ini memiliki dua skor: satu skor
untuk jumlah jam per minggu dalam penggunaan internet dan
Tiga catatan penting tentang plot skor ini. Pertama, arah skor
menunjukkan bahwa ketika X meningkat, Y meningkat juga sehingga
menunjukkan hubungan positif. Kedua, titik-titik pada sebaran plot
cenderung membentuk garis lurus. Ketiga, titik akan cukup dekat dengan
garis lurus jika kita menarik garis melalui semua dari mereka. Ketiga
catatan ini berhubungan dengan arah, bentuk hubungan, dan tingkat
hubungan yang dapat kita pelajari melalui sebaran plot ini. Kita akan
menggunakan informasi ini nanti ketika kita membahas hubungan antara
skor dalam penelitian korelasi.
b) Hubungan Antar Skor
Setelah peneliti tentang korelasi memperoleh grafik skor, mereka
kemudian dapat menafsirkan makna hubungan antar skor. Ini bertujuan
untuk memahami arah asosiasi, bentuk asosiasi, derajat asosiasi, dan
kekuatannya.
1) Arah Asosiasi
Ketika memeriksa grafik, penting untuk mengidentifikasi apakah titik
berpotongan, atau bergerak ke arah yang sama atau berlawanan. Dalam
korelasi positif (ditandai dengan koefisien korelasi +) titik bergerak ke
arah yang sama; yaitu ketika X meningkat, begitu juga Y meningkat atau
sebaliknya, jika X menurun, begitu pula Y menurun. Dalam korelasi
negatif (ditandai dengan koefisien korelasi -), titik-titik bergerak ke arah
yang berlawanan; misalnya ketika X meningkat maka Y menurun, dan
ketika X menurun maka Y meningkat.
2)
Bentuk Asosiasi
Dalam studi korelasional, peneliti mengidentifikasi bentuk dari skor
yang diplot sebagai suatu persamaan linier atau nonlinier. Salah satu
contoh ialah mengenai variabel yang berkorelasi positif serta memiliki
sebaran plot mendekati linier (dapat dilihat pada gambar 1). Jenis
hubungan ini hanya salah satu dari beberapa kemungkinan yang mungkin
timbul dari data aktual. Pada kenyataannya, suatu hubungan mungkin
menganggap salah satu dari bentuk yang ditunjukkan pada Gambar 2.
8
10
1
r N
rxy
(X
Sx.Sy
X Y
( X )( Y )
N X Y ( X )( Y )
{N X ( X ) }{( N Y ) ( Y )
i i
X )(Yi Y )
i i
rs 1
6 D1
N N 2 1
11
M1 M 2
St
pq
M2
St
=1-p
12
13
14
G
ambar 3. Varians umum bersama untuk bivariat dan Korelasi Parsial
Perhitungan matematika untuk koefisien korelasi ini tersedia dalam
buku-buku statistik; didasarkan pada koefisien korelasi antara ketiga
variabel dan varians mereka. Daerah menetas ditandai menunjukkan
perbedaan ini bersama tersisa setelah mengeluarkan efek motivasi, dan r2 =
(0,35)2 kini lebih rendah dari korelasi asli r = 0,50.
2) Regresi Ganda
Peneliti yang melakukan studi korelasi akan menggunakan statistik
korelasi untuk memprediksi nilai atau skor di masa depan. Untuk melihat
dampak dari pengaruh beberapa variabel pada hasil (yang akan diprediksi),
peneliti menggunakan analisis regresi. Kita akan mulai dengan memahami
garis regresi dan kemudian beralih ke analisis menggunakan regresi.
Sebuah garis regresi adalah garis "paling cocok" untuk semua titik skor
yang diplot pada grafik. Garis ini paling dekat dengan semua titik-titik
pada plot dan dihitung dengan menggambar garis yang meminimalkan
jarak kuadrat dari selisih antara titik-titik plot dengan garis.
Periksa pada Gambar 4, menunjukkan grafik yang sama dengan pada
Gambar 1, grafik tersebut menunjukkan hubungan antara "jumlah jam
penggunaan internet per minggu" dan "skor tingkat depresi seseorang"
untuk siswa sekolah menengah. Gambar 4 kini mengandung informasi
tambahan: lebih detail tentang garis regresi. Kalian dapat melihat
15
bagaimana garis dekat dengan semua titik-titik pada grafik, dan dengan
korelasi positif antara penggunaan internet dan skor tingkat depresi.
Perhitungan ini memegang peranan untuk memprediksi skor pada hasil
(yaitu, tingkat depresi) dengan yang diketahui adalah prediktornya (yaitu,
jam penggunaan internet per minggu). Berdasarkan rumus matematika,
peneliti dapat menghitung persamaan yang mengungkapkan baris ini:
Y (diprediksi) = b(X) + a
di mana:
Y = skor yang akan diprediksi (tingkat depresi)
X = skor aktual pada jumlah jam penggunaan internet
b = kemiringan garis regresi
a = konstanta, nilai Y (tingkat depresi) diperkirakan ketika X = 0.
16
di mana
2.4
= skor diprediksi
b1
17
18
20
Judul Penelitian
Variabel Penelitaan
Kajian Teoritis
Metode Penelitian
matematika
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode
korelasi, dikarenakan dalam penelitian ini ditujukan
21
responden
Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang
bersifat sementara dari permasalahan
penelitian.
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
H0; Adanya hubungan kemampuan numerik peserta
didik terhadap prestasi belajar matematika
peserta didik kelas VII SMP N 1 Singaraja
H1; Tidak ada hubungan kemampuan numerik
peserta didik terhadap prestasi belajar
matematika peserta didik kelas VII SMP N 1
Singaraja
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas VII SMP N 1 Singaraja sebanyak 240 siswa,
sedangkan sampel dari penelitian ini diperoleh
dengan menggunakan metode random sampling
dipilih sebanyak 148 siswa (menurut aturan R.V.
Subjek Penelitian
Objek Penelitian
2.
Guru
3.
4.
Kepala Sekolah
Objek penelitian ini adalah kemampuan numerik
peserta didik (X) prestasi belajar matematika
Teknik Pengumpulan
Data
Analisis Data
hasil penelitian
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan
pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan
antara dua variabel atau lebih. Sementara itu, menurut Creswell (2012: 339-342),
ada dua rancangan utama dalam penelitian korelasional yaitu Explanatory
Research Design dan Prediction Research Design. Dalam penelitian korelasional,
karakteristik utama yang perlu diperhatikan adalah pertama skor haruslah dapat
ditampilkan dalam suatu grafik. Kemudian dari grafik sebaran-plot skor, kita
dapat memperoleh hubungan antar skor dengan memperhatikan arah asosiasi,
bentuk asosiasi, derajat serta kekuatan asosiasi. Kemudian adapula analisis
variabel yang digunakan dalam penelitian korelasional adalah berupa korelasi
parsial dan regresi berganda.
Langkah-langkah dalam melakukan studi korelasional yang menggunakan
desain penelitian korelasional adalah menghubungkan variabel atau membuat
prediksi, kemudian menentukan subjek penelitian, mengidentifikasi dua atau lebih
tindakan untuk setiap individu dalam penelitian, mengumpulkan data dan
memantau potensi ancaman terhadap validitas skor, menganalisis data dengan
menggunakan statistik korelasi baik untuk data kontinu atau kategoris, dan
menafsirkan kekuatan dan arah hasil.
3.2 Saran
Diharapkan seorang peneliti mampu memahami desain penelitian
korelasional dengan baik. Pemahaman yang baik akan mempermudah peneliti
apabila nantinya peneliti menemukan suatu permasalahan yang dapat diperoleh
solusinya dengan melaksanakan penelitian korelasional.
24