Anda di halaman 1dari 39

SHELL AND TUBE

HEAT EXCHANGER

Danar S. Wijayanto - PTM UNS

Konsep
Untuk mendapatkan area perpindahan panas yang
besar dari jenis Double Pipe Heat Exchanger, pipa
yang digunakan mestilah sangat panjang. Akibatnya,
kehilangan tekanan yang terjadi juga besar, dibutuhkan
pompa dengan kapasitas besar, dan sejumlah besar
material yang akhirnya membutuhkan biaya yang relatif
sangat besar.
Hal ini berarti kita membutuhkan bentuk konstruksi
yang kompak untuk keperluan area perpindahan panas
yang besar tersebut, jenis Shell and Tube Heat
Exchanger adalah jenis konstruksi yang sesuai untuk
kebutuhan tersebut.
Danar S. Wijayanto - PTM UNS

Shell and Tube Heat Exchanger


Konstruksinya terdiri dari berkas tube yang ditempatkan di
dalam suatu shell, sehingga dua fluida yang melalui tube
dan shell akan melakukan perpindahan panas secara
konduksi dan konveksi melalui dinding tube. Keuntungan
jenis ini adalah dapat digunakan dalam banyak aplikasi,
mudah dalam perawatan dan memiliki perbedaan
temperatur yang tinggi.

Danar S. Wijayanto - PTM UNS

Shell and Tube Heat Exchanger


In a closed heat exchanger, the fluids do not mix.
This is a shell-and-tube heat exchanger.

Danar S. Wijayanto - PTM UNS

Shell and Tube Heat Exchanger

Danar S. Wijayanto - PTM UNS

Shell and Tube Heat Exchanger

200MW Heat exchanger. For a pulp mill in Kalanti, Finland


Danar S. Wijayanto - PTM UNS

Shell and Tube Heat Exchanger

Danar S. Wijayanto - PTM UNS

Shell and Tube Heat Exchanger

Danar S. Wijayanto - PTM UNS

Shell and Tube Heat Exchanger


Untuk meningkatkan performance, heat exchanger dapat didesain,
sehingga kedua fluida yang melakukan perpindahan panas dapat
bersinggungan beberapa kali dalam satu unit heat exchanger.

Jika kedua fluida bersinggungan hanya satu kali maka disebut

Single-Pass Heat Exchanger .


Jika kedua fluida bersinggungan lebih dari satu kali, maka disebut

Multi-Pass Heat Exchanger.


Umumnya Multi-Pass HE menggunakan jenis U-Bend Tube untuk
mengalirkan kembali fluida sehingga dapat bersinggungan lebih dari satu
kali. Atau dengan menggunakan plat pemisah (baffle) pada sisi shell dari
9
Heat Exchanger tersebut. Danar S. Wijayanto - PTM UNS

Shell and Tube Heat Exchanger

One Shell Pass and One Tube Pass

Baffles are used to


establish a cross-flow and
to induce turbulent mixing
of the shell-side fluid, both
of which enhance
convection.
The number of tube and
shell passes may be varied

One Shell Pass,


Two Tube Passes

Two Shell Passes,


Four Tube Passes
Danar S. Wijayanto - PTM UNS

10

TUBULAR HEAT EXCHANGERS


are so widely used because the technology
is well established for making precision
metal tubes capable of containing high
pressures in a variety of materials.
There is no limit to the range of pressures
and temperatures that can be
accommodated.
Danar S. Wijayanto - PTM UNS

11

TUBULAR HEAT EXCHANGERS

SHELL AND TUBE

DOUBLE-PIPE

Danar S. Wijayanto - PTM UNS

12

Klasifikasi dan Standarisasi


Untuk melindungi pemakai jenis Shell and Tube
Heat Exchanger dari bahaya akibat tekanan dan
temperatur tinggi dan resiko kegagalan alat, suatu
standard telah diaplikasikan dan dianut oleh
banyak industri sebagai pegangan dalam
merencanakan, mengoperasikan dan merawat
Heat Exchanger jenis Shell and Tube.
Standar tersebut adalah Tubular Exchanger
Manufacturers Association (TEMA).
Danar S. Wijayanto - PTM UNS

13

Klasifikasi dan Standarisasi


Tubular Exchanger Manufacturers Association
(TEMA), dari sisi design dan fabrikasi membagi jenis
Shell and Tube Heat Exchanger ini dalam 3 kelas :
1. Kelas R, HE yang didesain dan difabrikasi untuk kondisi
berat pada industri gas dan petroleum.
2. Kelas C, HE yang didesain dan difabrikasi untuk kondisi
yang lebih ringan dan untuk keperluan industri umum.
3. Kelas B, HE yang didesain dan difabrikasi untuk
keperluan proses-proses kimia.
Ketiga jenis kelas tersebut, semua diaplikasikan dalam
kilang LNG
Danar S. Wijayanto - PTM UNS

14

Klasifikasi dan Standarisasi


Misalnya kilang LNG yang banyak menggunakan jenis HE shell and
tube dan menurut standard TEMA mengikuti kelas fabrikasi kelas
RCB, maka yang menjadi patokan utama dari kelas RCB adalah:
Hasil perkalian nominal diameter shell (inch) dan Design Pressure
(PSI) tidak lebih dari 60.000.
Inside diamater Shell tidak lebih dari 60 inch
Design pressure tidak lebih dari 3000 PSI
Standard Test dilakukan dalam kondisi 1,5 kali Design Pressure
jika menggunakan cairan (Hydrotest), dan 1,25 kali design
pressure jika menggunakan udara (pneumatic test).
Serta beberapa standard lain yang bersifat sangat detail (lebih
banyak digunakan oleh designer)
Danar S. Wijayanto - PTM UNS

15

Aplikasi Shell & Tube HE


Jenis Shell and Tube Heat Exchanger kebanyakan dipakai
pada aplikasi proses berikut (termasuk proses di kilang LNG):

1. COOLERS

Danar S. Wijayanto - PTM UNS

16

Shell & Tube Heat Exchanger, TEMA Class RCB


Dari bentuk konstruksinya terbagi atas 3 bagian yaitu,
Front-End Stationary Head, Shell dan Rear-End Head.

Type AES

Type CFU

Type AKT
Danar S. Wijayanto - PTM UNS

17

Aplikasi Shell & Tube HE


2. CONDENSER

Danar S. Wijayanto - PTM UNS

18

Aplikasi Shell & Tube HE


3. WASTE HEAT
BOILER

Danar S. Wijayanto - PTM UNS

19

Aplikasi Shell & Tube HE


4. KETTLE TYPE
REBOILER

Danar S. Wijayanto - PTM UNS

20

10

Aplikasi Shell & Tube HE


5. THERMOSYPHON
REBOILER

Danar S. Wijayanto - PTM UNS

21

Aplikasi
Shell & Tube HE

6. MAIN HEAT EXCHANGER

Danar S. Wijayanto - PTM UNS

22

11

Konstruksi Shell & Tube Heat Exchanger


Seperti ditampilkan sebelumnya, berikut jenis-jenis
konstruksi Shell & Tube Heat Exchanger berdasarkan
standar TEMA kelas RCB.

Danar S. Wijayanto - PTM UNS

23

Konstruksi Shell & Tube Heat Exchanger


Penamaan (istilah) dari bagian konstruksi Shell & Tube Heat Exchanger
Tube side

Bagian dalam Tube.

Shell side

Bagian luar tube, diantara tube dan dinding shell.

Tube sheet

Suatu plat tebal yang dilengkapi lubang (1 lubang untuk setiap tube), tempat
dimana tube ditanam.

Tube bundle

Berkas kumpulan tube terdiri dari tube, tube sheet dan baffle plate

Shell

Suatu silinder dimana tube bundle ditempatkan.

Channel

Suatu jenis bagian depan HE tempat fluid dimasukkan dan dikeluarkan ke dan dari
tube side. Memiliki dinding pemisah yang memisahkan aliran yang masuk dan keluar.
Serta mempunyai penutup yang dapat dilepaskan.

Bonnet

Seperti Channel tapi dengan penutup yang tidak bisa dilepaskan (menyatu).

Baffle plate

Dapat dibentuk dengan model yang bervariasi, namun bentuk dasarnya adalah
segmental. Memiliki dua fungsi yaitu ; sebagai pendukung tube dan sebagai
pengarah aliran pada shell side sehingga didapatkan perpindahan panas yang lebih
efektif.

Tie rods

Batang yang dipasang diantara tube sheet untuk mendukung baffles. Juga berfungsi
untuk mengurasi vibrasi (getaran).

Danar S. Wijayanto - PTM UNS

24

12

Konstruksi Shell & Tube Heat Exchanger


Penamaan (istilah) dari bagian konstruksi Shell & Tube Heat Exchanger

1. Inlet (or outlet) tube side


2. Outlet (or inlet) tube side
3. Inlet (or outlet) shell side
4. Outlet (or inlet) shell side
5. Bonnet without partition wall
6. Fixed tube sheet
7. Shell
8. Straight tubes
9. Baffle plate
10. Bonnet with partition wall
11. Tube sheet

12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.

U tubes
Channel with partition wall
Channel cover
Floating-head tube sheet
Floating-head backing device
Floating-head cover
Shell cover
Shell nozzle
Liquid level connection
Liquid level connection
Weir

Danar S. Wijayanto - PTM UNS

25

Konstruksi Shell & Tube Heat Exchanger


Bagian-bagian utama dari Shell & Tube Heat Exchanger :
1. TUBE, merupakan media mengalirnya salah satu dari
dua fludia yang melakukan perpindahan panas dalam
Shell & Tube HE. Dinding tube merupakan bidang
pemisah dari kedua fluida dan sekaligus berfungsi
sebagai bidang perpindahan panas.
Bahan dan ketebalan dinding
tube
harus
dipilih
agar
diperoleh penghantaran panas
yang baik dan juga mampu
pada tekanan operasi fluidanya
serta tidak mudah terkorosi atau
tererosi oleh fluida kerjanya.
Danar S. Wijayanto - PTM UNS

26

13

Konstruksi Shell & Tube Heat Exchanger


2. SHELL, bagian yang merupakan media mengalirnya fluida
yang akan dipertukarkan panasnya dengan fluida yang
mengalir di dalam tube, konstruksi shell ini sangat ditentukan
oleh keadaan tube yang akan ditempatkan di dalamnya.
Shell dapat dibuat dari sebuah pipa
yang berdiameter besar atau dari plat
yang dirol. Untuk shell ini terdapat
standard yang menentukan jenis
bahan dan minimum ketebalan yang
harus dipenuhi untuk berbagai
ukuran diamater shell. Standard
tersebut selain TEMA juga standard
ASME Section VIII Pressure Vessel.
Danar S. Wijayanto - PTM UNS

27

Konstruksi Shell & Tube Heat Exchanger


3. BAFFLE, berfungsi untuk mengubah arah aliran fluida
didalam shell dan sebagai pendukung dari berkas tube.
Bentuknya berupa piringan yang dilubangi untuk
penempatan tube, dibentuk sedemikian rupa agar aliran
fluida dalam shell dapat menyentuh permukaan tube
secara efektif untuk perindahan panas.

Danar S. Wijayanto - PTM UNS

28

14

Konstruksi Shell & Tube Heat Exchanger


4. TUBESHEET, merupakan penyatuan bagian ujung dari
berkas tube yang memisahkan fluida yang satu terhadap
fluida lainnya. Tubesheet harus dibuat kuat terhadap
tegangan geser dan momen untuk menghindari
kebocoran, karena bagian ini yang paling rentan
terhadap kebocoran.

Danar S. Wijayanto - PTM UNS

29

Shell and Tube Heat Exchanger


Can you identify
shells, tubes, and
baffles?

Danar S. Wijayanto - PTM UNS

30

15

Contoh Jenis Shell & Tube HE


TEMA-Type AEW
Memiliki design yang fleksibel dengan jenis floating
tubesheet dan removable tube bundle.
Aplikasi
Heater atau cooler untuk electrolyte, condensate, brine, boiler blowdown atau
hydraulic, turbine, dan compress oils/fluids.
Keuntungan

Floating tubesheet memungkinkan terjadinya differential thermal expansion


antara shell dan tubes.

Shell dapat dibersihkan dengan steam atau secara mekanikal.

Bundle dapat dengan mudah diperbaiki atau diganti.

Kekurangan

Susunan Tube terbatas hanya untuk satu pass.

Terbatas dari sisi design temperature dan tekanan.


Danar S. Wijayanto - PTM UNS

31

Contoh Jenis Shell & Tube HE


TEMA-Type BEM
Memiliki design dengan jenis external floating head
dengan entrance area yang besar sehingga memudahkan
dari sisi maintenance.
Aplikasi
Untuk sirkulasi regenerasi dari liquid yag bersifat krosif, gas atau uap (vapor)
Keuntungan

Floating head memungkinkan terjadinya differential thermal expansion antara shell dan
tubes.

Shell dapat dibersihkan dengan steam atau secara mekanikal.

Bundle dapat dengan mudah diperbaiki atau diganti.


Kekurangan

Fluida sisi shell terbatas pada fluida non-toxic dan non-volatile seperti lube oil dan
hydraulic oil

Susunan Tube terbatas hanya untuk satu pass atau 2 pass

Terbatas dari sisi design temperature dan tekanan.


Danar S. Wijayanto - PTM UNS

32

16

Contoh Jenis Shell & Tube HE


TEMA-Type BEP
Memiliki design dengan jenis fixed tubesheet dengan
removable channel atau bonnet sehingga heat transfer
maksimum terjadi pada sisi shell.
Aplikasi
Untuk heating atau cooling oil, air atau fluida untuk proses kimia.
Keuntungan

Lebih murah dari jenis removable bundle.

Susunan tube dapat untuk multipass flow

Kekurangan

Shell hanya dapat dibersihkan dengan proses chemical cleaning

Diperlukan tambahan seperti expansion joint untuk mengatasi masalah therml expansion

Danar S. Wijayanto - PTM UNS

33

Contoh Jenis Shell & Tube HE


TEMA-Type AES
Memiliki design dengan jenis Straight tubes dan internal
clamp-ring floating head cover. Tube bundle jenis
removable sehingga mudah dalam pemeliharaan.
Aplikasi
Paling banyak dipakai pada process plant termasuk untuk cooling dan heating atau
condensing vapor.
Keuntungan

Memungkinkan terjadinya thermal expansion antara shell dan tube

Sangat baik untuk fluida yang mudah terbakar atau beracun

Susunan tube dapat untuk multipass flow

Kekurangan

Shell cover dan clamp-ring floating head cover harus dibuka terlebih dahulu untuk
melepaskan bundle sehingga memiliki biaya pemeliharaan yang lebih besar.

Lebih mahal jika dibandingkan dengan jenis desain fixed tube atau U-Tube.
Danar S. Wijayanto - PTM UNS

34

17

Pemasangan, Pengoperasian dan Perawatan


Standard TEMA dan ASME juga mengatur masalah instalasi,
pengoperasian dan perawatan Heat Exchanger.
1. Instalasi / Pemasangan
Pada pemasangan suatu Heat Exchanger yang perlu diperhatikan
adalah, daerah bebas untuk perbaikan, pembersihan atau bahkan
untuk penggantian dari heat exchanger tersebut. Untuk jenis U-Tube,
pada daerah Stationary Head (Channel Head) harus diberi ruangan
cukup luas untuk penarikan tube bundle atau ruangan dibelakang
exchanger tersebut mempunyai daerah yang cukup luas untuk
penarikan shell pada saat perbaikan. Untuk jenis removable bundle,
pada daerah stationary head (channel head) harus mempunyai
ruangan cukup luas untuk penarikan tube bundle dalam waktu
perbaikan.
Pondasi dari heat exchanger tersebut juga harus cukup kuat untuk
menahan berat exchanger sehingga tak mengakibatkan kedudukan
exchanger berubah dan akan menyebabkan pipa inlet atau outlet
mengalami tarikan / tekanan sehingga menyebabkan kerusakan pada
nozzle exchanger. Danar S. Wijayanto - PTM UNS
35

Pemasangan, Pengoperasian dan Perawatan


2.

Standard TEMA dan ASME juga mengatur


pengoperasian dan perawatan Heat Exchanger.
Pengoperasian

masalah

instalasi,

Suatu heat exchanger tidak boleh dioperasikan pada kondisi yang melebihi
seperti yang telah tertera pada name plate exchanger tersebut.
Start Up Operation, Untuk exchanger jenis removable bundle dioperasikan
pertama kali dengan membentuk sirkulasi dengan fluida dingin (cold medium),
dan dilanjutkan dengan mengalirkan fluida panas (hot medium). Selama proses
start up semua valve venting harus dalam keadaan terbuka dan tetap terbuka
sampai semua bagian shell dan tube terisi penuh oleh fluida. Untuk jenis fixed
tubesheet fluida harus dialirkan secara simultan untuk memperkecil ekspansi
yang terjadi antara shell dan tube.
Shut Down Operation, untuk jenis removable bundle dapat dilakukan dengan
menghentikan aliran fluida panas secara bertahap kemudian diikuti penghentian
aliran fluida dingin. Untuk jenis fixed tubesheet, dapat dilakukan dengan
mempertahankan ekspansi antara shell dan tube seminimal mungkin. Semua
sisa fluida di kedua bagian shell dan tube harus dibuang (drain) sampai bersih.
Danar S. Wijayanto - PTM UNS

36

18

Pemasangan, Pengoperasian dan Perawatan


Standard TEMA dan ASME juga mengatur
pengoperasian dan perawatan Heat Exchanger.
3. Perawatan

masalah

instalasi,

Pemeriksaan heat exchanger harus dilakukan dalam setiap jangka waktu


tertentu pada bagian luar dan dalam dari heat exchanger. Pemeriksaan tersebut
terdiri dari :
Indikasi Fouling, adalah indikasi penumpukan sisa-sisa fluida di dalam heat
exchanger yang dapat mengurangi efisiensi heat exchanger secara serius.
Fouling ini dapat dilihat dari adanya kehilangan tekanan yang besar atau
kinerja heat exchanger yang kurang maksimal.
Indikasi kebocoran tube, Umumnya ada 2 cara pengetesan yang dilakukan
untuk mendeteksi adanya kebocoran pada tube, yaitu Standard Test dan
Pneumatic Test. Standard Test dilakukan secara HydroTest dengan
menggunakan air. Tekanan uji untuk cara ini adalah 1,5 kali design pressure.
Bila liquid (air) tidak boleh digunakan, test dengan media gas / udara
(pneumatic test) dapat dilakukan dengan batasan tekanan uji 1,25 kali design
pressure.
Danar S. Wijayanto - PTM UNS
37

SHELL AND TUBE HE

Danar S. Wijayanto - PTM UNS

38

19

SHELL AND TUBE HE


are the most commonly used
heat exchangers in oil refineries
and other large chemical
processes.
are used when a process
requires large amounts of fluid
to be heated or cooled.
provide transfer of heat
efficiently.
use baffles on the shell-side
fluid to accomplished mixing or
turbulence.
Danar S. Wijayanto - PTM UNS

39

SHELL AND TUBE HE


tube : strong, thermally
conductive, corrosion
resistant, high quality
outer shell : durable,
highly strong
inner tube : having
effective combination of
durability, corrosion
resistant and thermally
conductive

APPLICATIONS:
Oil refining,
Vapor recovery
systems
Permanent engines,
Industrial paint
systems.

Danar S. Wijayanto - PTM UNS

40

20

SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGERS

U - TUBE HEAT EXCHANGERS

FIXED TUBE HEAT EXCHANGERS

FLOATING HEAD HEAT EXCHANGERS

Danar S. Wijayanto - PTM UNS

41

U - TUBE HEAT EXCHANGERS


Heat exchanger systems consisting of straight
length tubes bent into a U-shape surrounded by
a shell.

Danar S. Wijayanto - PTM UNS

42

21

U - TUBE HEAT EXCHANGERS

Both initial and maintenance costs are


reduced by reducing the number of joints.

They have drawbacks like inability to


replace individual tubes except in the outer
row and inability to clean around the bend.
Danar S. Wijayanto - PTM UNS

43

U - TUBE HEAT EXCHANGERS


Examples : reboilers, evaporators and Kettle type.
They have enlarged shell sections for vapor-liquid
separation.

Danar S. Wijayanto - PTM UNS

44

22

FIXED TUBE HEAT EXCHANGERS


have straight tubes that are secured at both
ends to tube sheets welded to the shell.

Danar S. Wijayanto - PTM UNS

45

FIXED TUBE HEAT EXCHANGERS

They are the most economical type design.


They have very popular version as the heads
can be removed to clean the inside of the
tubes.
Cleaning the outside surface of the tubes is
impossible as these are inside the fixed part.
Chemical cleaning can be used.
Danar S. Wijayanto - PTM UNS

46

23

FLOATING HEAD HEAT EXCHANGER

one tube is free to float within the shell and


the other is fixed relative to the shell.

Danar S. Wijayanto - PTM UNS

47

FLOATING HEAD HEAT EXCHANGERS


A floating head is excellent for applications
where the difference in temperature between
the hot and cold fluid causes unacceptable
stresses in the axial direction of the shell and
tubes.
The floating head can move, so it provides
the possibility to expand in the axial direction.
Design allows for bundle to be removed for
inspection, cleaning or maintenance.
Danar S. Wijayanto - PTM UNS

48

24

FLOATING HEAD HEAT EXCHANGERS


Examples : kettle boilers which have dirty heating
medium.
They have the most highest construction cost of all
exchanger types.

Danar S. Wijayanto - PTM UNS

49

Danar S. Wijayanto - PTM UNS

50

25

Danar S. Wijayanto - PTM UNS

51

Heat Exchanger Gallery

Danar S. Wijayanto - PTM UNS

52

26

Heat Exchanger Gallery

Danar S. Wijayanto - PTM UNS

53

PLATE HEAT EXCHANGERS


Konstruksinya terdiri dari sekumpulan plat bentukan yang diikat
dalam suatu frame yang menekan gasket untuk mencegah terjadi
kebocoran. Plat tersebut begitu tipis sehingga memungkinkan
lebih banyak kontak yang terjadi untuk mendapatkan heat
transfer rate yang lebih besar. Keuntungannya dapat
diaplikasikan untuk banyak jenis aliran fluida namun memiliki
keterbatasan tekanan dan temperatur terhadap material gasket.

Danar S. Wijayanto - PTM UNS

54

27

PLATE HEAT EXCHANGERS

GASKETED PLATE
SPIRAL PLATE
LAMELLA
Danar S. Wijayanto - PTM UNS

55

PLATE HEAT EXCHANGERS


Limited to below 25 bar and
250 C
Plate heat exchangers have
three main types : gasketed,
spiral heat exchangers and
lamella
The most common of the
plate-type heat exchangers
is the gasketed plate heat
exchanger
Danar S. Wijayanto - PTM UNS

56

28

GASKETED PLATE HE
The most
common of the
plate-type heat
exchangers is the
gasketed plate
heat exchanger

Danar S. Wijayanto - PTM UNS

57

SPIRAL PLATE HE
Ideal flow conditions and the smallest
possible heating surface

Danar S. Wijayanto - PTM UNS

58

29

LAMELLA
Consisting of cylindrical
shell surrounding a
number heat transfering
lamellas.
Similar to tubular heat
exchanger

Danar S. Wijayanto - PTM UNS

59

ADVANTAGES OF PLATE HE
Plate heat exchangers yield heat transfer
rates three to five times greater than other
types of heat exchangers.
The design of the plate heat exchanger
allows to add or remove plates to optimize
performance, or to allow for cleaning, service,
or maintenance with a minimum of downtime.
Plate exchangers offer the highest efficiency
mechanism for heat transfer available in
industry.
Danar S. Wijayanto - PTM UNS

60

30

EXTENDED SURFACE HEAT


EXCHANGERS

- PLATE FIN HEAT EXCHANGER


- TUBE FIN HEAT EXCHANGER
Danar S. Wijayanto - PTM UNS

61

DISADVANTAGES OF PLATE HE
Plate exchangers are limited when high
pressures, high temperatures, or
aggressive fluids are present.
Because of this problem these type of heat
exchangers have only been used in small,
low pressure applications such as on oil
coolers for engines.
Danar S. Wijayanto - PTM UNS

62

31

PLATE FIN HEAT EXCHANGER


For gas to gas
applications.
Widely used in
cryogenic, energy
recovery, process
industry,
refrigeration and air
coditioning
systems.
Danar S. Wijayanto - PTM UNS

63

TUBE FIN HEAT EXCHANGER


For gas to liquid heat
exchangers.
Used as condersers in
electric power plant,
as oil coolers in
propulsive power
plants, as ir cooled
exchangers in process
and power industires.
Danar S. Wijayanto - PTM UNS

64

32

PHASE CHANGE
HEAT EXCHANGERS

1.Reboilers
(Evaporaters)

2.Condensers

Danar S. Wijayanto - PTM UNS

65

1)REBOILER
to generate vapor to drive fractional
distillation separation
Most Common Reboilers Types
Kettle Reboilers
Forced Recirculation Reboilers
Thermosiphon Reboiler

Danar S. Wijayanto - PTM UNS

66

33

Kettle Reboilers

Danar S. Wijayanto - PTM UNS

67

Major factors influence reboiler type


selection:
Plot space available
Total duty required
Fraction of tower liquid traffic vaporized
Fouling tendency
Temperature approach available
Temperature approach required
Danar S. Wijayanto - PTM UNS

68

34

Kettle Reboilers
Advantages
Insensitive to
hydrodynamics
High heat fluxes are
possible
Can handle high
vaporization
Simple piping
Unlimited area

Disadvantages
All the dirt collects
and non volatiles
accumulate
Shell side is difficult to
clean
Difficult to determine
the degree of mixing
Oversize shell is
expensive

Danar S. Wijayanto - PTM UNS

69

Thermosiphon Reboiler

Danar S. Wijayanto - PTM UNS

70

35

Thermosiphon Reboiler
operate using natural circulation with
process flow on the shell side
process flow on the tube or shell side in
vertical units.
not require a pump for recirculation
have sensible heat transfer followed by
nucleate boiling.
Danar S. Wijayanto - PTM UNS

71

Forced Recirculation Reboilers

Danar S. Wijayanto - PTM UNS

72

36

Forced Recirculation Reboilers


These reboiler types have two
mechanisms of heat transfer: sensible
heat transfer followed by nucleate boiling.
Process flow is typically on the tube side
of a standard exchanger in the vertical
position.
Danar S. Wijayanto - PTM UNS

73

2)CONDENSERS
a) Water-Cooled
Condensensers
Horizontal shell
and tube
Vertical shell and
tube
Shell and coil
Double pipe

b) Air- Cooled
Condensers
Phases:
1) de-super-heating
2) Condensing
3) Subcooling

Danar S. Wijayanto - PTM UNS

74

37

Single-Pass Condenser
Danar S. Wijayanto - PTM UNS

75

SELECT AN WATER-COOLED
CONDENSER
IF:
1. Adequate water supplies are available from tower, city or
well sources.
2. Water supply is of good quality.
3. Heat recovery is not practical or unimportant.
4. Plant ambient temperatures consistently exceed 95F.
5. Ambient air is polluted with large dust and dirt particles.
ADVANTAGE & DISADVANTAGES
1. Offer lower capital investment.
2. Operates more efficiently on hot summer days.
3. Easier to operate.
4. Does not offer summer ventilation.
Danar S. Wijayanto - PTM UNS

76

38

SELECT AN AIR-COOLED
CONDENSER
...WHEN:
1. Adequate water supply not available from tower or well
sources.
2. Water supply is not of good quality.
3. Heat recovery is practical and important.
4. Plant ambient temperature will not consistently exceed 95F.
5. Ambient air is not polluted with large dust and dirt particles.
ADVANTAGE & DISADVANTAGES
1. Somewhat more costly to purchase and operate.
2. Gives less cooling on hot summer days.
3. Consumes more electricity.
4. Offers summer ventilation and winter supplement heating.
Danar S. Wijayanto - PTM UNS

77

39

Anda mungkin juga menyukai