1. PENDAHULUAN
Poros merupakan salah satu bagian terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin
meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Fungsi utama dalam transmisi seperti
itu dipegang oleh poros. Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir, lentur, dan
lentur putar. Kelelahan dapat terjadi akibat menerima beban secara berulang yang mana
dalam hal ini poros menerima beban sambil berputar untuk meneruskan daya, oleh karena
itu poros harus direncanakan hingga cukup kuat untuk menahan beban-beban tersebut.
Banyak faktor yang mempengaruhi batas lelah suatu material (fatigue limit) antara lain:
faktor keandalan (reliability), faktor ukuran (size), faktor kekasaran permukaan (surface
roughness), temperatur, perlakuan panas (heat treatment),faktor pengelasan dan lain-lain.
Bagi seorang mekanik adalah sangat penting untuk mengetahui umur lelah suatu material.
Poros yang mendapat beban lentur putar, selain untuk meneruskan daya dan putaran, juga
mendapat beban lentur berupa beban kerja akibat transmisi lain seperti sabuk V, transmisi
roda gigi, atau bahkan poros menerima beban lentur secara langsung seperti beban untuk
menggiling, memecahkan, dan memeras sesuatu.Kebanyakan poros yang menerima beban
seperti tersebut diatas terdapat pada peralatan Teknologi Tepat Guna. Beban lentur putar ini
juga berubah-ubah sesuai dengan beban yang diterima [23].
Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan, 17 Desember 2008
B-1
Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah, mencari pengaruh kekasaran
permukaan akibat pembebanan lentur putar terhadap umur lelah dan batas lelah baja
poros AISI 1045. Untuk mempertajam kekhususan dalam penelitian ini diambil asumsi
dan batasan masalah sebagai berikut:
Uji Lelah yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji lentur putar yang mana hasilnya
adalah kurva S-N eksperimental yang kemudian dibandingkan kurva S-N dengan hasil
perhitungan secara analitis. Pengujian lentur putar adalah salah satu pengujian untuk
menganalisis kegagalan material pada beban dinamis yang mengalami dua tegangan
sekaligus yaitu tarik dan tekan. Sebagai contoh, ketika sebuah poros berputar 1800 rpm
dan dikenai beban lentur putar, maka poros tersebut mengalami tegangan tarik dan tekan
secara bergantian dan terus menerus sebanyak 1800 kali per menit sampai pada suatu
jumlah siklus tertentu akan mengalami patah akhir secara tiba-tiba.
Memprediksi beban maksimum yang diberikan pada poros yang mendapat pembebanan
lentur putar agar poros tersebut mempunyai umur yang panjang adalah hal yang sangat
penting dalam desain.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Setiap material mempunyai batas lelah atau batas ketahanan yang menunjukkan bahwa di
bawah tegangan lelahnya, material tersebut tidak mengalami kegagalan. Jika tegangan
diberikan di bawah batas lelah material, struktur tersebut mempunyai umur takberhingga
(infinite life). Batas lelah suatu material dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
kekasaran permukaan, temperatur, konsentrasi tegangan, kepekaan takik, ukuran,
lingkungan, dan keandalan [2].
Pengujian material pada umumnya ataupun pada aplikasinya, tegangan maksimum terjadi
pada permukaan material, oleh karena itu umur lelah material sangat tergantung dari
kondisi permukaan material tersebut. Bekas pengerjaan bubut biasanya berupa takikan
kecil yang dapat menimbulkan cacat awal,sehingga dalam kondisi ini pada material perlu
pengerjaan permukaan lebih lanjut untuk mengurangi takikan. Hasil studi menunjukkan
bahwa pengaruh pengerjaan permukaan pada umur lelah suatu material adalah kualitatif,
walaupun demikian pengaruh tersebut mempunyai kecenderungan tertentu [9].
Pengerjaan permukaan memengaruhi kekuatan lelah suatu material pada tiga aspek yaitu:
adanya konsentrasi tegangan yang ditimbulkan oleh kekasaran permukaan, adanya
perubahan sifat fisik pada lapisan paling luar dari material, dan adanya tegangan sisa.
Faktor kekasaran permukaan juga tergantung dari harga kekerasan material tersebut [16].
Pengerjaan permukaan mempunyai pengaruh yang signifikan pada batas lelah material
[23], seperti terlihat pada gambar 1 di bawah ini.
Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan, 17 Desember 2008
B-2
........(1)
- 1)q.Cs ..........(2)
Besarnya harga fatique stress consentration factor pada pembebanan 103 siklus (Kf).
K ' f =1 +( Kf - 1)(severity at 10 3 cycle ) ..........(4)
B-3
B-4
Keterangan: L = 210 cm : D = 15 cm : d = 12 cm
Gambar 4. Spesimen Uji
Tegangan Nominal untuk Beban Bending
B-5
16.a.W
....................(6)
d 3
a) Kekasaran tinggi
b) Kekasaran sedang
c) kekasaran rendah
Gambar 6. Kurva S-N pada berbagai tingkat kekasaran permukaan
Pada Gambar 6: a,b,c Menunjukkan hubungan antara besarnya tegangan yang dialami oleh
poros dengan jumlah siklus sampai poros tersebut mengalami kegagalan. Masing-masing
pada hasil eksperimen: Kekasaran tinggi, kekasaran sedang, dan kekasaran rendah
mempunyai kecendrungan yang sama yaitu semakin besar tegangan yang dialami oleh
poros maka semakin sedikit jumlah siklus sampai poros tersebut mengalami kegagalan.
Perbandingan Jumlah Siklus untuk Tegangan yang Sama pada Variasi Kekasaran
Permukaan
B-6
B-7
lelah material hasil eksperimen lebih kecil dari perhitungan teoritis.Akan tetapi batas lelah
teoritis modifikasi ternyata jauh lebih rendah (0.314yield) dari eksperimen laboratoium
Kurva S-N Untuk Kekasaran Rendah (Rz = 4 m)
B-8
Nilai batas lelah pada variasi kekasaran permukaan adalah: kekasaran tinggi (Rz =
28 m) sekitar (0.208yield); kekasaran sedang (Rz = 12 m) sekitar (0.314yield) dan
kekasaran rendah (Rz = 4 m) sekitar (0.357yield)
Semakin tinggi nilai kekasaran permukaan suatu material, maka umur lelahnya
semakin rendah pada tegangan yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Amaral, R., and Ho Chong, L.(2002), Surface Roughness, International Journal of
Mechanical Engineering, vol.2, Feb.2002
An Engineering Toolbox Calculation Module, (2005), Stress-Life Fatigue Analysis, Engrasp,
Inc.
ASM Handbook Committe, (1996), Fatigue and Fracture, American Society for Metal, Vol.
19.
ASM Handbook Committe, (1998), Failure Analysis and Prevention, 9 th edition, American
Society for Metal, Vol. 11.
ASM Handbook Committe, (2002), Failure Analysis and Prevention, 9 th edition, American
Society for Metal, Vol. 11.
Berata, W. (2006), Kekuatan Material, Diktat Kuliah: Kekuatan Material Lanjut, Institut
Sepuluh Nopember-Surabya.
Browel, R.(2006), Calculating and Displaying Fatigue Results, ANSYS, Inc.
Colangelo, V.J (1989), Analysis of Metallurgical Failures, second edition, 3 rd edition, John
Wiley & Sons, Inc., Singapore.
Cusolito, M., Mapelli, C., dan Nicodemi, W. (2002), Correct Management of Inclusional
Defect Based on Failure Analysis, Journal of Metalurgical Science and Technology, Eds:
Antona, P. et.al, Teksid S.p.A, Italy.
Fuchs, H.O dan Stephens, R.I, (1980), Metal Fatigue In Engineering, John Wiley & Sons,
Inc., New York.
Hertzeberg, R.W, (1996), Deformation and Fracture Mechanich of Engineering Materials, 4th
edition, John Wiley & Sons, Inc., New York.
Hung Ta Instrument, (1998),Operation Manual For HT-8120 Rotary Bending Fatigue Testing
Machine, Shimaden Co.Ltd
Juvenen, P, (2004), Effects of Non-Metallic Inclusions on Fatigue Properties of Calcium
Treated Steels, Thesis Ph.D., Helsinki University of Technology, Finland.
Juvinall, R.C,(1967), Engineering Considerations of Stress, Strain, and Strength, by
McGraw-Hill, Inc., New York.
Juvinall, R.C, dan Marshek, K.M, (2000), Fundamentals of Machine Component Design, 3 rd
edition, John Wiley & Sons, Inc., New York.
Mische, C.R,(2006), Prediction of Stochastic Endurance Strength, ASME Journal of
Vibration, Acoustic, Stress, and Reliability in Design, University of Philadelphia.
Reitz, W, (2008), Elements of Failure Analysis, Reitz Consulting, Ltd.