Bab 1v Lanjut2
Bab 1v Lanjut2
32,300 pemboran
menggunakan Rig OW-700 milik PDSI. Pemboran sumur eksploitasi ini selesai di
bor pada tanggal 17 juni 2003 dengan hasil minyak pada formasi Baturaja dan
Talangakar. Pemboran dilakukan dengan ketinggian lantai bor 7,65 meter dengan
kedalaman akhir 2755 mku / 2418 mkt, selubung permukaan 30 " diset pada
kedalaman 30 meter, selubung 20" diset pada kedalaman 303 meter, selubung 13 3/8 "
diset pada kedalaman 1083 mku/1003 mkt, selubung 9 5/8" dset pada kedalaman
2240 mku/1981 mkt, sedangkan liner 7 diset pada kedalaman 2754 mku / 2416 mkt.
Lapangan Kejora menambah satu sumur eksploitasi pada bulan September
2003, yaitu pada lokasi G / Sumur X2. Sumur ini di bor secara vertikal sebagai sumur
X2 mulai di tajak 23 september 2003 sampai dengan 7 Desember 2003 dengan
kedalaman akhir 2532 meter dengan hasil minyak di formasi Baturaja dan
Talangakar, menggunakan Rig OW-760 milik PDSI. Pemboran dilakukan dengan
ketinggian lantai bor 6,04 meter, selubung 30" di set pada kedalaman 30 meter,
selubung 20" di set pada kedalaman 350 meter, selubung 13 3/8" di set pada
kedalaman 1900 meter, selubung 9 5/8" di set pada kedalaman 1977 meter, dan
production casing 7" di set pada kedalaman 2525 meter.
4.1. Data Problem Hilang Lumpur Pada Lapangan Kejora.
Jenis Loss
721 761
Partial Loss
1,08
787 792
Total Loss
1,08
792 795
Partial Loss
1,07
837 930
Partial Loss
1,07
960 968
Partial Loss
1,08
974 - 1004
Partial Loss
1,08
Densitas Lumpur
(gr/cc)
Problem hilang lumpur pada sumur X1 dan X2 yang dievaluasi hanya pada
formasi Parigi selain itu hilang lumpur terjadi pada formasi Baturaja, formasi Parigi
merupakan batu gamping terumbu yang didalamnya terdapat rekahan alami (natural
fracture), porositas vugy (cavernous) dan gua-gua. Kedua sumur ini gradien tekanan
formasinya
Tabel 4-2
Daerah Hilang Lumpur Pada Formasi Parigi Sumur X2
Interval
Kedalaman
(meter)
Jenis Loss
Densitas Lumpur
(gr/cc)
723 786
Partial Loss
1,08
800 809
Partial Loss
1,07
908 970
Partial Loss
1,07
970 1005
Partial Loss
1,07
A.
1.
Sumur X1.
Interval kedalaman
Klasifikasi
: Partial Loss
Jenis Lumpur
: Lignosulfonate.
Penanggulangan
dengan LCM Mica-F konsentrasi 40 ppb, pengamatan loss din/stat 50/ 30 lpm,
Spot LCM (Mica-C 40 ppb dan Diaseal-M 40 ppb) Pengamatan loss
dinamis/statis = 10/4 lpm.
2.
Interval Kedalaman
Klasifikasi
: Total Loss
Jenis Lumpur
: Lignosulfonate
Penanggulangan
100 bbls LCM (Mica-F 40 ppb), tidak ada aliran balik. Angkat rangkaian dari
827- 690 mku sirkulasi berhenti ada aliran, tutup BOP (blow out preventer)
lumpur habis, total loss = 95 m3. Buat lumpur 60 m3 dengan densitas 1,07 gr/cc.
sirkulasikan lewat BPM, ablas (buang) dan bakar di flare, api mengecil. Setelah
lumpur dipompa 247 bbls, tidak ada aliran balik (Total Loss = 145 m 3). Lakukan
sirkulasi, terjadi loss. Pengamatan ada aliran dan banyak bubble (gelembung
gas). Tutup sumur sambil membuat lumpur. Ablas (buang) dan bakar di flare.
Pompakan lumpur lewat annulus 89 bbls, pompakan LCM lewat string 587
stroke (41,5 bbls), dorong dengan lumpur sampai ujung pahat (400 stoke / 28,3
bbls). Cabut rangkaian pahat 17
"
cabut. Sirkulasi ada aliran balik, stop pompa. Pengamatan, ada aliran Tutup
BOP. Kumulatif loss = 260 m3. Sirkulasi lewat annulus, loss total (kumulatif
loss =297 m3). Lanjut isi lubang, pengamatan baik. Cabut BHA/ MM dari 545
m sampai sepatu di 300 m sambil atasi swab efect, sumur mengalir gas. Tutup
BOP, isi dan tekan annulus dengan 171 bbls lumpur densitas 1,05 gr/cc. Ablas
tekanan, masih ada bubble gas. Bakar gas di flare dengan jepitan 1/8 " tekanan
turun dan bertahan.. Lakukan BDO dengan pompakan 52 bbls BDO densitas
1,30 gr/cc (200 sak Bentonite + 42 bbls Solar) didahului / diakhir dengan 6/5
bbls Solar, kecepatan rate BDO ke string 3 - 4 bbls, ke annulus 4 bbls lumpur,
desak BDO dengan 60 bbls sampai
sirkulasi untuk buang bubble gas, pengamatan loss, baik. Lanjut sirkulasi untuk
buang bubble gas. Pengamatan, baik. Cabut Pahat 12 " PDC + MM dari 303
"
baik. Sirkulasi. Bor semen dari 800 - 827 m, loss dinamis = 60/20 lpm. Bor
formasi dari 827 - 829 m loss dinamis = 85/35 lpm. Cabut rangkaian Pahat 12
"
bbls water head diikuti 150 bbl semen slurry SG. 1,50 (500 sak semen + sx
Bentonite + 14 sx CaCl2 + 12 gal DF-L) dan 8 bbl water, dorong dengan 40 bbl
lumpur, tidak ada aliran kembali (tutup BOP saat semen keluar dari pahat),
lanjut dorong 48 bbl lumpur dari annulus. Buka BOP, pengamatan annulus turun
dan tutup BOP. TSK (Tutup BOP). Buka BOP, pengamatan, baik. Sambil cabut
rangkaian pahat 12
"
rangkaian pahat 12 " di 800 m. Bor semen selang 800 - 829 m, pengamatan
loss dinamis /statis = 75/25 lpm. Pompakan larutan LCM Micatex-M (50 sak ,
konsentrasi 120 kg/m3) dan dorong dengan 45 bbl sampai keluar pahat.
Pengamatan loss statis = 0 lpm. Sirkulasi sambil masukkan LCM Kwik Seal-C
3.
Interval Kedalaman
Klasifikasi
: Partial Loss
Jenis Lumpur
: Lignosulfonate
Penanggulangan
4.
Interval Kedalaman
Klasifikasi
: Partial Loss
Jenis Lumpur
: Lignosulfonate
Penanggulangan
sudah kering lakukan bor semen dari 1103 1015 mku, pengamatan loss = 0
lpm.
5.
Interval Kedalaman
Klasifikasi
: Partial Loss
Jenis Lumpur
: Lignosulfonate
Penanggulangan
6.
Interval Kedalaman
Klasifikasi
: Partial Loss
Jenis Lumpur
: Lignosulfonate
Penanggulangan
B.
Sumur X2.
1.
Interval kedalaman
: 723 - 800 m.
Klasifikasi
: Partial Loss
Jenis Lumpur
: Freshwater Lignosulfonate.
Penanggulangan
dikedalaman 723 m (puncak parigi di 717 m). Lanjut bor formasi sampai 732 m.
Pompakan 25 bbls LCM konsentrasi 50 ppb (30 sak Diaseal-M + 20 sak Kwik
Seal-M), dorong dengan 34 bbls lumpur, pengamatan loss statis = 18 lpm.
Angkat rangkaian sampai 665 m, tunggu reaksi Diaseal-M & desak bertahap
150 psi, loss = 0 lpm. Masuk kembali rangkaian pahat 12 " sampai 732 m, bor
formasi sampai 751 m. Sedang bor formasi sampai 800 m, mulai 786 m terjadi
loss dinamis/statis = 170/70 lpm
2.
Interval kedalaman
: 800 - 809 m.
Klasifikasi
: Partial Loss.
: Lignosulfonate.
Penanggulangan
pengamatan loss dinamis / statis = 80/30 lpm. Spot 25 bbls LCM-II konsentrasi
80 ppb (40 sak Diaseal-M + 20 sak Kwik Seal-F + 20 sak Wallnut) dorong
dengan 37 bbls lumpur, pengamatan loss statis = 18 lpm. Angkat rangkaian
sampai 665 m, tunggu reaksi Diaseal-M, dan desak bertahap 110 psi,
pengamatan loss statis = 7 lpm.
3.
Interval Kedalaman
: 908 970 m.
Klasifikasi Loss
: Partial loss.
Jenis Lumpur
: Lignosulfonate
Penanggulangan
803 - 970 m
4.
Interval Kedalaman
Jenis Loss
: Partial Loss
Jenis Lumpur
: Lignosulfonate
Penanggulangan
Sumur X1
Interval Kedalaman
(saat loss)
SF
GF
Perhitungan :
:
:
:
:
1159
Sumur X2
Interval Kedalaman
: 723 -786 mku.
(saat loss)
: 1,08 gr/cc = 8,996 ppg.
SF
: 9 % = 0,09
Gf
: 0,428 psi/ft.
D1 = 723 x 3,281 = 2372,2 ft.
D2 = 786 x 3,281 = 2578,9 ft.
Pf1 = Gf x D1 = 0,428 x 2372,2 = 1015 psi.
Ph1= 1015 x ( 1 + 0,09 ) = 1107 psi.
1107
Sumur X1
Interval Kedalaman (TVD)
(saat loss)
:
:
2367,5 2493,2 ft
1,08 gr/cc = 8,996 ppg
(perhitungan)
Gf
Perhitungan :
:
:
Ph L1 Pf 1
1107 1008
x 100 %
x 100 % 9,8 %.
Pf 1
1008
PhB1 =
Ph B2 Pf 1
1098 - 1008
x100%
x 100 % 8,9 %.
Pf 1
1008
C.
PhL2 =
1168 1062
x 100 % 9,8 %.
1062
PhB2 =
1159 1062
x 100 % 8,9 %.
1062
Sumur X2
Interval Kedalaman
: 723 786 m.
(saat loss)
(analisa)
Gf
: 0,428 psi/ft.
Perhitungan :
D1 = 723 x 3,281 = 2372 ft.
Ph L1 Pf 1
1110 1015
x 100 %
x 100 % 9,3 % .
Pf 1
1015
PhB1 =
Ph B1 Pf 1
1107 1015
x 100 %
x 100 % 8,9 % .
Pf 1
1015
1206 1104
x 100 % 9,3 %.
1104
PhB2 =
1203 1104
x 100 % 8,9 %.
1104
Untuk kedalaman yang lainnya bisa dilihat pada lampiran tabel A2.
Sumur X1
1482
B.
Sumur X2
Pada pemboran Sumur X2 dilakukan Mud Of Test pada kedalaman 721
mku/mkt ( 2365,6 ft ) dengan densitas lumpur 1,08 ppg, tekanan permukaan 350
psi.
Pfrac = 350 + ( 0,052 x 8,996 x 2365,6 ) = 1460 ft
1460
K=
300
(511) n
300
600
Va =
Vc
24,5 x Q
Di 2 Do 2
3,878.10 4 x K
MW
1
2n
2,4
2n 1
x
x
Di
Do
3n
n
2n
Apabila Va lebih kecil dari Vc maka aliranya laminer, jika Va lebih besar dari Vc
maka alirannya turbulen.
Kehilangan tekanan (Pf) yang terjadi diannulus dapat ditentukan dengan persamaan :
-
K L
300 ( Di Do)
( Di Do) 3 x ( Di Do)1,8
Pf
Pf
MW
0,052 x TVD
Dan besarnya tekanan lubang bor pada saat sirkulasi (BHCP) adalah :
BHCP 0,052 x ECD x TVD
Dimana :
PV
YP
MW
Q
Di
Do
Va
Vc
L
TVD
Pf
ECD
BHCP
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
=
=
=
=
=
17 cps.
18
lb/100
8,996
ppg.sq ft.
400 gpm.
17 "
DCS
DDC
=
=
20 "
6,25 "
DDP
LCS
LDC
=
=
=
5"
994 ft (casing)
59,1 ft (drill collar)
300 = 18 + 15 = 33
600 = 18 + 33 = 55
n
= 3,32 log
35
511 0, 263
42
= 0,611
35
0,797
24,5 x 350
36,7 ft / menit .
17,5 2 13,5 2
24,5 x 350
3.375.10 4 x 0,979
8,996
1
2 0 , 611
2 x 0,979 1
2,4
x
x
3 x 0,979
20 6,25
0 , 611
2 0 , 611
Vc Cs Dc
3,878.10 4 x 0,979
8,996
1
2 0 , 611
2 x 0,611
2,4
x
x
20 6,25 3 x 0,611
0 , 611
2 0 , 611
Pf Dh Dc
= 2,4 x 36,7
2 x 0,611 1
x
3 x 0,611
17,5 6,25
( 2,1 ) x ( 0,7 )
=
= 1,3 x 0,02
= 0,05 psi
0 , 611
0 , 611
0,979 x 59,1
58
x
3375
Pf Dcs Dc
=
=
3 x 0,611
20 6,25
0 , 611
0,979 x 994,1
300 ( 20 6,25 )
(
14
,
5
)
x
(
1
,
93
)
x
8
,
996
20
5
3
x 0,979
1950
VcDcsDp =
0,71
=
2,4
x
3,3
= ( 29289,9 )
x ( 0,16 x 1,35 ) 0, 44
1,081
psi.
= =339,75
x 0,52
= 168,3 ft/menit.
b.
0 , 611
2 0 , 611
2,4 Va
2n 1
Pf
x
3n
Di Do
KL
300 (Di - Do)
3 x 0.611
20 5
0 , 611
0.979 x 2313,1
300 ( 20 5)
problem hilang lumpur pada formasi Parigi, formasi ini merupakan jenis batu
gamping terumbu yang memiliki rekahan alami (natural fracture), porositas vugy
(cavernous) dan adanya gua-gua pada beberapa titik kedalaman. Formasi Parigi
memilki gradien tekanan formasi relatif rendah (subnormal), yaitu sebesar 0,426
psi/ft, untuk Sumur X1, sedangkan pada Sumur X2 sebesar 0,428 psi/ft.
Penanggulangan problem hilang lumpur pada sumur X1 dan X2 sudah cukup
baik, penanggulangan yang dilakukan pada zona loss semua berhasil ditangani
walaupun masih ada kehilangan lumpur saat membor formasi selanjutnya. Ini
terbukti dengan tercapainya target kedalaman di formasi produktif.
Evaluasi dari hasil penanggulangan problem hilang lumpur, pada setiap interval
kedalaman dapat dilihat pada tabel berikut.