Anda di halaman 1dari 43

Kuliah 13 & 19 Mei 2014

Karsinoma NASOFARING

dr. Stephani Linggawan, SpTHT-KL

FK. Universitas Wijaya Kusuma Surabaya


1

Tumor koli

Penderita KNF

KNF perlu diketahui oleh Dokter Umum, krn:


Sering dijumpai di Indonesia
Tumor ganas terbanyak di bidang THT
Sebagian besar awalnya datang pd dokter
umum
Sebagian besar datang sdh dlm kondisi
stadium lanjut (95%)
Dr perlu ceramah KNF ke masyarakat (pedesaan)
3

Anatomi
Nasofaring = rinofaring = epifaring
Ruang yg terletak langsung di bwh tengkorak, di
belakang kavum nasi, di atas palatum
anterior
posterior
inferior
superior
lateral

: koane / nares posterior


: setinggi kolumna vertebra C1-2
: dinding atas palatum mole
: basis kranii (os occipital & sfenoid)
: fossa Rosenmlleri kanan & kiri

Anatomi

Anatomi
fosa Rossenmlleri resesus faringealis
epitel peralihan
foramen laserum
aliran limfe tdk mengindahkan garis tengah
tubuh metastasis ke leher kontralateral

Tumor ganas nasofaring (TGN) adalah


keganasan yang berasal dari epitel mukosa,
jaringan penyangga / lunak atau kelenjar yang
terdapat pada nasofaring
:
Umur rata-rata

=2:1
= 30 50 th

Etiologi
Virus Epstein Barr (EBV)
Bahan karsinogenik (nitrosamin, dll)
Genetik (ras HLA)
Lain2 : Iritasi menahun
- asap
- panas, pedas
- radang kronis (nasofaringitis kr)
Sosial-ekonomi
8

Lokalisasi
fosa Rosenmlleri (>>>)
sekitar tuba Eustachius
dinding belakang nasofaring
atap nasofaring

Klasifikasi KNF (WHO, 1097)


Ada 3 tipe :
Karsinoma sel skuamosa dg pembentukan
bahan tanduk
= WHO tipe 1
(diferensiasi baik, sedang dan jelek)
Karsinoma sel skuamosa tanpa pembentukan
bahan tanduk
= WHO tipe 2
Karsinoma tanpa diferensiasi
(undifferentiated Ca)
= WHO tipe 3
(karsinoma sel transisional & limfoepitelial)

10

Berdasarkan Patologi Anatomi


keganasan di nasofaring dapat berupa :
Karsinoma nasofaring
Adenosarkoma
Karsinoma adenokistik (= silindroma)
Jenis yang lain :

- melanoma maligna
- limfoma maligna

Bentuk & cara tumbuh:


endofitik (>>), ulseratif, eksofitik

11

Anamnesis & Gejala Klinik


Gejala dini:
Telinga
Hidung

: mendenging/grebek2 (tinitus),
pendengaran menurun, otalgi
: pilek lama, ingus/dahak campur
darah, buntu hidung

12

Gejala lanjut:
Ekspansif:
ke depan menutup koane buntu
hidung
ke bawah mendesak palatum
bombans palatum mole

13

Infiltratif:
ke atas melalui foramen laserum ke
endokranium sindroma petrosfenoidal,
gejala :
sakit kepala
paresis N. VI (m. rektus lateralis)
strabismus, diplopi
paresis N. V & cabang2nya
trigeminal neuralgi
paresis N. III, IV
ptosis & oftalmoplegi
14

ke samping lewat foramen jugulare, atau


spatium parafaring sindroma parotidean,
gejala :
parese N. IX, X
sulit menelan, regurgitasi, bindeng
- Paresis N.XI
kelemahan otot bahu/leher
paresis N. XII
deviasi lidah, ggn menelan

15

Pemeriksaan Neurologis
untuk menentukan adanya paresis / paralisis
N. I XII
(kanan, kiri, atau keduanya)

gejala intrakranial
16

Pemeriksaan lokal Nasofaring


R.A.

R.P.
Nasofaringoskopi (+ biopsi)
17

Pemeriksaan Leher
metastasis ke KGB leher ?
Paling sering metastasis ke KGB servikalis
profunda laterokranialis
Lokasi :
kaudal dari ujung mastoid
dorsal dari angulus mandibula
medial dari m. sternokleidomastoideus
Tumor leher (65-85%)
keluhan tersering px datang berobat ke dokter
18

Sign & symptoms of NPC


19

Waspada TGN bila dijumpai TRIAS GEJALA

Tumor leher
Gejala telinga
Gejala hidung

Gejala intrakranial
Gejala telinga
Gejala hidung
Tumor leher
Gejala intrakranial
Gejala hidung
20

Pemeriksaan radiologis
Tujuan menentukan:
Lokasi, besar / luas tumor primer
invasi tumor ke organ sekitar
adanya destruksi tulang dasar tengkorak
metastasis ke KB leher
metastasis jauh
stadium tumor
21

Pemeriksaan radiologi....
foto tengkorak (AP, lateral, dasar tengkorak,

Waters)
CT scan / MRI
foto torak (PA) metastasis ke paru?
USG abdomen metastasis ke hepar?
bone scintigraphy metastasis ke tulang?

22

Tumor
nasofaring

CT Scan

23

Diagnosis
A. Diagnosis klinik
1. umur (biasanya usia tua > 40 th)
2. gejala klinis dini / lanjut
3. pemeriksaan lokal tumor di nasofaring
4. radiologis mass di nasofaring
B. Diagnosis histopatologis (Dx pasti)
- biopsi nasofaring sel ganas +
(WHO tipe 1,2 / 3)
C. Diagnosis serologis : IgA anti VCA, IgA anti EA
24

Klasifikasi TNM
Tumor primer (T)
T1 : terbatas nasofaring
T2 : ekstensi ke orofaring dan atau fosa
nasal
T2a : tanpa perluasan parafaring
T2b : dengan perluasan parafaring
T3 : invasi tulang dan atau sinus
paranasal
T4 : ekstensi ke intracranial, saraf otak,
fosa
infratemporal, hipofaring atau
orbita
25

Limfonodi (N)
No : tidak ada pembesaran kelenjar
N1 : pembesaran kelenjar ipsilateral <6cm
N2 : pembesaran kelenjar bilateral <6cm
N3 : pembesaran kelenjar >6cm / ekstensi ke su
Metastasis jauh (M)
Mo : tidak ada metastasis jauh
M1 : ada metastasis jauh

26

Stadium (TNM) Karsinoma Nasofaring


STADIUM

T1

N0

M0

II

T1

N1

M0

T2

N0-1

M0

T1-2

N2

M0

T3

N0-2

M0

T4

N0-2

M0

T1-4

N3

M0

T1-4

N0-3

M1

III

IV

27

Diagnosis banding
angiofibroma nasofaring juvenilis
angiofibroma nasofaring
adenoid persisten
TBC nasofaring

28

Terapi
Radioterapi
dosis : 6600 7000 rad
Sitostatika
(neoajuvan, konkuren, ajuvan kemoterapi)
mis.: cisplatin, carboplatin, 5 FU,
bleomisin, paclitaxel, docetaxel

Prognosis
Stadium dini 5 ysr: 70 80 %
Stadium lanjut 5 ysr : 15-25%
29

Tumor Ganas SINONASAL

30

Semua jenis tumor ganas penanganannya


sama
3% tumor ganas daerah kepala & leher
Peringkat no. 2/3 di bidang THT
Letak tumor & kemungkinan perluasannya:
Sinus maksilaris : 60%
Rongga hidung : 20%
Sinus etmoidalis : 15%
Vestibulum nasi : 4%
Sinus frontalis & sfenoid : 1%

Laki-laki : wanita = 2 : 1
31

32

Etiologi:
Pasti ???
Kelainan/kerusakan konstitusi genetik
Tumor ganas sinus maksilaris byk pd org Jepang

Karsinogenik kimiawi
Kerusakan gen yg mengatur pertumbuhan & diferensiasi sel
(proto-onkogen onkogen)
1. Langsung (direct acting carcinogen)
Gas mustard
2. Tak langsung (pro carcinogen)
Ion radium, isopropil alkohol

Lingkungan hidup
(85% kanker ok/ pengaruh lingkungan hidup)
Terutama pd industri/pabrik: kayu, nikel (debu nikel), krom,
sepatu, arloji, batere, pemutih, gelas, bahan penyamak kulit
33

Letak tumor & prognosisnya


Suprastruktur

Mesostruktur

Infrastruktur

Sebileaus Three Planes

Level I ke level II prognosis makin


jelek
34

Ohngrens Plane
Anterior prognosisnya baik
Posterior prognosisnya jelek
35

Gejala tumor ganas pd hidung & sinus


paranasal
Untuk waktu agak lama tanpa keluhan sehingga

diagnosis
dini sulit

Gejala awal yg perlu diperhatikan


Usia lanjut
Obstruksi nasi unilateral
Rinore unilateral
Epistaksis unilateral
Foetor nasi
Hipoestesi cabang N. Trigeminus
Rasa tertekan wajah & kepala
36

Gejala perluasan tumor ke jaringan


sekitarnya
Sefalgi perluasan ke intra kranial
Gangguan gerakan bola mata
Pendesakan bola mata
Pembengkakan daerah medial canthus, palpebra,
pipi, palatum dan alveolar
Gigi rahang atas goyang
Pembesaran limfonodi regional

37

Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan THT
Endoskopi
Biopsi diagnosis pasti
X-foto (Waters, skull lateral, Rheeze), CT scan,
MRI
Konsultasi dg ahli penyakit mata dan saraf
Dicari metastasis jauh
Sistem TNM

38

Klasifikasi TNM
Tumor (T)
T1
T2
T3

: tumor pada sinus maksilaris (antrum)


: infrastruktur, palatum durum, hidung
: etmoid, dinding posterior sinus maksilaris,
dasar orbita, pipi (bukal)
T4 : rongga orbita & struktur lain di sekitarnya

39

Limfonodi (N)
N0
: tidak ada metastasis limfonodi regional
N1
: metastasis pada satu sisi limfonodi ipsilateral,
ukuran <3cm
N2
: metastasis pada satu sisi limfonodi ipsilateral/
multipel ipsilateral/ bilateral/ kontralateral,
ukuran 3-6cm
N3
: metastasis pada limfonodi, ukuran >6cm
Metastasis jauh (M)
M0
: tidak ada metastasis jauh
M1
: ada metastasis jauh

40

Stadium (TNM) Tumor Ganas Sinonasal


STADIUM

T1

N0

M0

II

T2

N0

M0

III

T3

N0

M0

T1-3

N1

M0

T4

N0-2

M0

T1-4

N3

M0

T1-4

N0-3

M1

IV

41

Diagnosis banding
Infeksi sinus paranasalis dan komplikasinya
Tumor jinak rongga hidung dan sinus paranasal

Terapi
(tergantung jenis, lokalisasi & perluasan)
1. Operasi

Rinotomi lateral
Maksilektomi parsial
Maksilektomi total
Maksilektomi total + eksenterasi bulbi

2. Radiasi
Post operasi 6000 Rad
Sebagai paliatif

3. Kemoterapi

Dengan terapi yg tepat 5 ysr 30-40%


42

TERIMA KASIH

43

Anda mungkin juga menyukai