ditemukan yaitu mangan, batu gamping, batu lempung dan bahan bangunan.
Mangan ditemukan di utara Kampung Waturen (Tanjung Ftulat) berupa
lapisan tipis setebal 5 cm dalam batu gamping pada Formasi Kuma. Untuk
mengetahui potensi serta kemungkinan ditemukannya lokasi mineralisasi
logam berdasarkan data awal tersebut, maka Pusat Sumber Daya Geologi
melaksanakan kegiatan prospeksi mineral logam di Kabupaten Buru Selatan,
Provinsi Maluku pada tahun anggaran 2009.
Secara administrasi wilayah prospeksi berada pada Kabupaten Buru Selatan
yang ibukotanya Namrole, Provinsi Maluku (Gambar 1) dengan luas ?
375.700 Ha.
Koordinat geografis daerah penyelidikan ini adalah 1250 5934 ~ 1270 14 52
Bujur Timur dan -30 18 3 ~ -30 54 20 Lintang Selatan.
Geologi Daerah Penyelidikan
Morfologi
Kondisi Geomorfologi Kabupaten Buru Selatan dan pulau-pulau kecil lainnya
yang termasuk ke dalam Kabupaten Buru Selatan dikontrol oleh geologi
regional Provinsi Maluku yang wilayahnya merupakan ujung barat Busur
Kepulauan Non Magmatik dari Lingkaran Sirkum Pasifik. Oleh karena itu
Kabupaten Buru Selatan dapat dikelompokkan ke dalam beberapa satuan
geomorfologi seperti berikut (Gambar 1 dan Foto 1)
pualam, urat kuarsa bukan hasil magma (Foto 2). Di dalam sayatan tipis
batuan ini holokristalin, menunjukkan tekstur granoblastik, struktur
foliasi/skistositi dan liniasi, berbutir halus hingga berukuran 0,5 mm, bentuk
xenoblast, disusun oleh mineral mineral kuarsa, muskovit/serisit, tremolitaktinolit dan sedikit mineral opak serta zirkon. Kuarsa, tak berwarna,
berukuran hingga 0,5 mm, bentuk butir xenoblast, hubungan antar butirnya
saling bertautan, menunjukkan pemadaman bergelombang, sebagian besar
kuarsa mengelompok. Muskovit/serisit, tak berwarna, berbutir sangat halus
hingga berukuran 0,1 mm, terdapat mengelompok membentuk liniasi/foliasi
dan perulangan dengan mineral-meral kuarsa, umumnya berbentuk
tabular/xenoblast.
Formasi Rana (Pzr), filit, batu sabak, metaarkosa, metagrewake dan pualam,
urat kuarsa (Foto 3). Di dalam sayatan tipis batuan ini menunjukkan tekstur
klastik, berbutir halus hingga berukuran 0,3 mm, kemas terbuka, terpilah
buruk, menyudut tanggung-membundar, sedikit berongga/sarang, terdiri dari
fragmen fragmen fosil didalam masadasar mikrokristalin karbonat. Pada
beberapa bagian tampak mineral kalsit yang mengisi rekahan rakahan
membentuk urat-urat halus yang berpotongan, sedangkan mineral opak
terdapat menyebar. Fragmen Fosil, berukuran hingga 0,3 mm, sebagian
besar fosil nampak utuh dan sebagian berupa pecahan pecahan yang
menyudut, jenis fosil foriminifera, disusun oleh mikrokristalin kalsit yang
berwarna terang, sebagian lagi nampak kusam hingga mendekati opak.
Mineral opak, berwarna hitam kecoklatan, berbutir sangat halus, kedap
cahaya, terdapat menyebar dalam jumlah sangat sedikit (trace). Masa dasar
terdiri dari mikrokristalin karbonat dan fragmen fragmen fosil berbutir halus,
tak berwarna, agak kusam, selain itu terdapat urat halus kalsit yang saling
berpotongan.
Formasi Ghegan (TRg), batugamping dolomit, kalkareus dan serpih serta
napal, serpih umumnya berbitumen (Foto 4).
Formasi Dalan (TRd), metabatupasir, batuserpih, serpentinit, batulanau,
rijang, napal dan konglomerat (Foto 5).
Formasi Mefa (Jm), terdiri dari basal dan tufa yang dicirikan oleh adanya lava
Struktur
Poros lipatan (antiklin dan sinklin) yang berarah baratlaut tenggara
menunjukkan bahwa tekanan gaya kompresional berasal dari timurlaut
baratdaya untuk batuan yang berumur Pra Tersier. Kemudian pada Tersier
pola arah umum perlipatan menjadi timur barat, yang berarti bahwa arah
gaya kompresional berarah utara selatan, hal ini menunjukkan adanya rotasi
dari Pra Tersier ke Tersier.
Di desa Lena, dijumpai sekis dan filit yang tersesarkan dan pada bidang foliasi
terbentuk urat kuarsa namun tidak termineralisasi
Di hulu Sungai Waitina Kecamatan Namrole ditemukan juga gejala perlipatan
dan pensesaran pada sekis namun tidak ditemuka adanya urat-urat kuarsa
yang terbentuk.
Potensi Bahan Galian Logam Kabupaten Buru Selatan
Kabupaten Buru/Buru Selatan merupakan salah satu kawasan di luar Busur
Banda (jalur gunung api) dengan formasi geologi bervariasi antara batuan
sedimen dan metamorfik. Satuan litostratigrafi Kabupaten Buru Selatan
disusun oleh batuan metamorfosa/ malihan regional dinamotermal yang
berumur Pra Tersier (Permo) yang ditutup oleh batuan sedimen baik selaras
maupun tidak selaras di atasnya serta batuan terobosan/intrusi yang
memotong batuan metamorfosa dan batuan sedimen di atasnya. Adanya
poros lipatan (antiklin dan sinklin) dan tekanan gaya kompresional
menyebabkan terjadinya sesar normal/turun tensional dan pasangannya
(shear fault) ditambah dengan tingkat. rekahan yang sangat intensif
diharapkan menjadi faktor pengontrol adanya pembentukan minerali di
wilayah ini. Hasil penyelidikan lapangan di daerah prospeksi ini tidak
menemukan adanya batuan terobosan yang diharapkan menjadi sumber atau
tempat kedudukan mineralisasi. Di lokasi Tanjung Patbana Waisama
ditemukan urat kuarsa yang mengandung oksida/sulfida besi dan pada zona
metamorf ditemukan pirt-pirit halus. Mineral-mineral tersebut diduga bukan
disebabkan oleh adanya aktivitas hidrotermal. Pada batuan sekis dan filit yang
terkena tektonik terbentuk urat-urat kuarsa namun tidak mengandung mineral
Dengan demikian berdasarkan hasil analisis kimia dan fisika yang telah
dilakukan terhadap conto-conto yang diperoleh di lapangan serta uraiannya
dapat disimpulkan bahwa daerah prospeksi Kabupaten Buru Selatan ini,
bahan galian logam yang relatif memiliki prospek yaitu di daerah Waemese.
PEMBAHASAN
Interpretasi Model Endapan
Dari hasil penyelidikan lapangan dan didukung oleh hasil analisis
laboratorium, model endapan yang terjadi di daerah prospeksi ini diperkirakan
berasal dari suatu terobosan yang membawa larutan hidrotermal naik melalui
jalur patahan yang memotong batuan metasedimen kemudian pada
temperatur dan kedalaman tertentu larutan tersebut terendapkan bersama
logam-logam tertentu sementara larutan sisa terus naik kepermukaan
membentuk urat-urat kuarsa. Gambaran interpretasi tersebut dapat dilihat
pada gambar 8.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis kimia terhadap conto batuan menunjukkan Indikasi
pemineralan di daerah Waemese emas 6 gr/ton, As 2,6 gr/ton dan Hg 5,7
gr/ton. Conto lainnya Au 0,41 gr/ton, As 1,3 gr/ton dan Hg 0,3 gr/ton. Angka ini
cukup berarti dan logam yang terkandung berasal dari batuan yang bersifat
hydrous Iron Oxyde yang sifat pemineralannya adalah pengisian pada
retakan-retakannya yang telah mengalami ubahan. Conto batuan ini
singkapannya cukup luas dan berdasarkan hasil analisis kimia didukung oleh
hasil analisis mineragrafi untuk sementara daerah tersebut diperkirakan zona
prospek untuk diteliti lebih lanjut. Berdasarkan indikasi conto endapan sungai
aktif yang telah di analisis di derah prospeksi, nilai kandungan logam tertinggi
Cu 41ppm, Pb 42 ppm, Zn 99 ppm, Mn 859 ppm, Fe 3,51%, Au 56 ppb, Ag 39
ppm, As 14 ppm, Sb 92 ppm dan Hg 178 ppm serta Ti 0,64%. Angka-angka
tersebut tidak terakumulasi pada satu zona/titik dan atau pada satu cekungan
dengan demikian sulit untuk memastikan apakah daerah prospeksi ini
merupakan zona anomali logam atau tidak.