Anda di halaman 1dari 5

Keteguhan Seorang Pemuda Dalam Kisah Ashabul Ukhdud

PADA zaman bani Israil, hiduplah seorang pemuda shalih dan raja yang
zalim.

Pemuda

tersebut

begitu

kuat

mempertahankan

aqidahnya

walaupun berbagai macam siksaan telah menimpa dirinya, Hingga


akhirnya

sang

raja

berhasil

membunuhnya.

Namun,

apa

yang

dikhawatirkan sang raja sungguh-sungguh terjadi. Seluruh penduduk


bani Israil yang ada di bawah kekuasaannya beriman kepada Allah Swt.
Kisah ini diceritakan langsung oleh Nabi Saw kepada para sahabat,
seperti yang diriwayatkan oleh Muslim. Bahwasannya telah menceritakan
kepada kami Haddab bin Khalid, telah menceritakan kepada kami
Hammad bin Salamah, telah menceritakan kepada kami Tsabit, dari
Abdurrahman bin Abu Laila dari Shuhaib, bahwa Rasulullah Saw
bersabda:
Dahulu sebelum kalian ada seorang raja. Ia memiliki tukang sihir, saat
tukang sihir itu sudah semakin tua, ia berkata kepada rajanya: Aku
sudah tua, kirimlah seorang pemuda kepadaku untuk aku ajari sihir.
Lalu seorang pemuda datang kepadanya. Kemudian tukang sihir itu
mengajarkan sihir kepada pemuda. Antara tukang sihir dan raja terdapat
seorang rahib. Pemuda itu mendatangi rahib dan mendengar katakatanya, ia kagum akan kata-kata rahib itu sehingga bila pemuda itu
datang ke penyihir dan menceritakannya, ia pasti dipukul. Pemuda itu
menceritakan hal yang menimpa dirinya kepada rahib, rahib pun
berkata: Bila tukang sihir hendak memukulmu, katakanlah: Keluargaku
menahanku, dan bila kau takut pada keluargamu, katakanlah: tukang
sihir menahanku.
Pada suatu hari, pemuda itu bertemu dengan seekor hewan yang besar
dan menghalangi jalanan manusia. Ia berkata: Hari ini aku akan tah,
apakah tukang sihir lebih baik ataukah rahib yang lebih baik. ia pun
mengambil batu lalu berkata: Ya Allah, bila urusan rahib lebih Engkau
sukai daripada tukang sihir maka bunuhlah hewan ini hingga manusia

bisa lewat. Pemuda itu melemparkan batunya dan berhasil membunuh


hewan besar tersebut. Orang-orang pun dapat lewat. Ia memberitahukan
kejadian itu pada rahib, rahib berkata: Anakku, saat ini engkau lebih
baik dariku dan urusanmu telah sampai seperti yang aku lihat, engkau
akan mendapat ujian. Bila kau mendapat ujian, jangan memberitahukan
perihal diriku.
Kemudian pemuda itu bisa menyembuhkan kebutaan, sopak, lepra dan
berbagai penyakit. Salah seorang hamba raja yang terkena penyakit buta
mendengar cerita mengenai si pemuda. Lalu ia mendatangi pemuda
dengan membawa hadiah yang banyak, ia berkata: Sembuhkan aku dan
k au akan mendapatkan apa yang aku kumpulkan disini. Pemuda
berkata: Aku tidak menyembuhkan seorang pun, yang menyembuhkan
hanyalah Allah, bila kau beriman pada-Nya, aku akan berdoa kepadaNya agar menyembuhkanmu. Hamba raja itu pun beriman kepada Allah
lalu pemuda berdoa kepada Allah dan ia pun sembuh.
Hamba raja itu kemudian mendatangi raja, lalu duduk di dekatnya. Raja
berkata: Hai fulan, siapa yang menyembuhkan matamu ? orang itu
menjawab: Rabbku. Raja berkata: Kau punya Rabb selainku ? orang
itu bekata: Rabbku dan Rabbmu adalah Allah. Raja menangkapnya lalu
menyiksanya hingga orang tersebut menunjukkan pada pemuda itu. Lalu
pemuda itu dibawa ke hadapan raja, raja berkata: Hai pemuda, apakah
sihirmu yang bisa menyembuhkan orang buta, sopak dan kau melakukan
ini dan itu ? Pemuda itu berkata: Bukan aku yang menyembuhkan,
yang menyembuhkan hanyalah Allah. Raja menangkapnya dan terus
menyiksanya hingga ia menunjukkan kepada sang rahib. Rahib pun
didatangkan lalu dikatakan padanya: Tinggalkan agamamu. Orang
tersebut tidak mau lalu raja meminta gergaji. Kemudian digergajilah
kepala orang itu hingga sebelah bagian tubuhnya terkapar ke tanah.
Setelah itu pemuda didatangkan lalu dikatakan padanya: Tinggalkan
agamamu. Pemuda tidak mau. Lalu raja berkata: Bawalah dia ke
gunung

hingga puncaknya, bila

ia mau meninggalkan agamanya

(biarkanlah

dia)

dan

bila

tidak

mau,

lemparkanlah

dari

atas

gunung. Mereka membawanya ke puncak gunung lalu pemuda itu


berdoa: Ya Allah, cukupilah aku dari mereka sekehendakMu. Tiba-tiba
gunung berguncang dan mereka semua jatuh. Pemuda itu kembali
hingga tiba di hadapan raja. Raja bertanya: Apa yang terjadi pada para
bawahanku

? Pemuda

itu

menjawab:

Allah

mencukupiku

dari

mereka. Lalu raja menyerahkan kembali ke sekelompok tentaranya, raja


berkata: Bawalah dia ke sebuah perahu lalu kirim ke tengah laut. Bila ia
mau meninggalkan agamanya (bawalah dia pulang) dan bila ia tidak mau
meninggalkannya, lemparkanlah dia. Mereka membawanya ke tengah
laut dan pemuda itu berdoa: Ya Allah, cukupilah aku dari mereka
sekehendakMu. Tiba-tiba perahu terbalik dan mereka semua tenggelam.
Pemuda itu kembali hingga tiba di hadapan raja. Raja bertanya: Apa
yang terjadi pada para bawahanku ? Pemuda itu menjawab: Allah
mencukupiku dari mereka. Setelah itu ia berkata kepada raja: Kau
tidak akan bisa membunuhku hingga kau mau melakukan apa yang aku
perintahkan. Raja bertanya: Apa yang kau perintahkan ? Pemuda itu
berkata: Kumpulkan semua orang di tanah luas lalu saliblah aku di atas
pelepah, ambillah anak panah dari sarung panahku ini lalu ucapkanlah:
Dengan nama Allah, Rabb pemuda ini. Bila kau melakukannya kau
baru bisa membunuhku.
Akhirnya raja itu melakukannya. Ia meletakkan anak panah di tengahtengah busur panah lalu melesatkannya seraya berkata: Dengan nama
Allah, Rabb pemuda ini. Anak panah dilesakkan tepat menembus pelipis
pemuda itu lalu ia meletakkan tangannya di tempat panah menancap
kemudia ia wafat. Orang-orang berkata: Kami beriman kepada Rabb
pemuda itu.
Kemudian dikatakan kepada raja: Tahukah kamu akan sesuatu yang kau
khawatirkan ? Demi Allah kini telah menimpamu. Orang-orang beriman
seluruhnya

kepada

Allah. Raja

kemudian

memerintahkan

para

tentaranya untuk membuat parit di jalanan kemudian disulut api. Raja

berkata: Siapapun yang meninggalkan agamanya maka biarkan hidup,


siapapun

yang

tidak

meninggalkan

agamanya,

bakarlah

di

dalamnya. Lalu para suruhan raja melakukan apa yang diperintahkan,


terjadilah dorong mendorong dan tarik menarik hingga datanglah
seorang wanita bersama bayinya, sepertinya ia hendak mundur agar
tidak terjatuh ke dalam kubangan api, akan tetapi sang bayi berkata:
Wahai ibuku, bershabarlah. Sesungguhnya engkau berada di atas AlHaq (kebenaran). (HR. Muslim No. 5327; kitab Zuhd wa Ar-Raqaiq, bab
Qashashul Ashabul Ukhdud)
Kisah ini juga diabadikan oleh Allah dalam surat Al-Buruj. Ibnu Abbas r.a
berkata Kisah ini terjadi 70 tahun sebelum kelahiran Nabi Muhammad
Saw.
Ada banyak ibrah yang dapat kita petik dari kisah tersebut, di antaranya
adalah keteguhan seorang pemuda dalam mempertahankan aqidahnya.
Sang penguasa boleh membawa pemuda tersebut ke tempat paling
mengerikan di dunia ini, namun mereka tidak akan mampu membawanya
ke tempat yang di sana tidak ada Allah Swt. Penderitaan yang sangat
berat hingga mengundang kematian tak mampu memisahkan keimanan
dari hati sang pemuda.
Sunnatullah akan selalu terulang hingga hari kiamat. Siapa yang meniti
jalan menuju syurga, maka ada konsekwensi khusus yang harus
diterimanya. Seperti yang difirmankan Allah Swt: Apakah kamu mengira
bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu
(cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?
mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan
(dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan
orang-orang yang beriman bersamanya: Bilakah datangnya pertolongan
Allah? Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (QS.
Al-Baqoroh: 214)

Demikian pula orang-orang yang memilih jalan kebatilan. Mereka akan


diberi kekuasaan di muka bumi, bersuka ria dan tertawa-tawa karna
keberhasilannya mengalahkan orang-orang beriman. Namun seperti para
pendahulunya, Kekuasaan mereka hanya ada di dunia sedangkan
kematian selalu mengintai di belakangnya. Jika manusia-manusia zalim
itu tidak bertobat sampai ajal menjemput, maka mereka akan disiksa di
neraka jahannam kekal selama-lamanya. [azam/islampos]

Anda mungkin juga menyukai