Anda di halaman 1dari 25

KAJIAN TATA RUANG PERTUMBUHAN KAWASAN PERUMNAS DI KOTA MEDAN

KAPITA
SELEKTA

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya memberi kesehatan dan kekuatan kepada penulis
guna menyelesaikan makalah kapita selekta ini.
Penyusunan makalah ini

diajukan oleh penulis dalam rangka

memenuhi persyaratan akademis pada mata kuliah Kapita Selekta pada


tahun ajaran 2011/ 2012, program studi S-1 (strata satu) untuk Jurusan
Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Sains dan
Teknologi T.D. Pardede, Medan.
Adapun

topik

dari

makalah

ini

adalah

Perumahan

dan

Permukiman dengan judul Kajian Tata Ruang Pertumbuhan


Kawasan Perumnas di Kota Medan.
Laporan

ini

tersusun

dari

kumpulan

data-data

yang

penulis

dapatkan dari hasil studi literatur, studi banding, studi kasus dan
observasi di lapangan. Laporan ini merupakan observasi atau hasil survei
tiga perumahan elit di Kota Medan.
Penulis juga telah banyak mendapat masukan, bimbingan serta
bantuan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan laporan ini. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada:
1. Ibu Yuanita FD. Sidabutar, ST, MSi., selaku Dosen Pembimbing.
2. Seluruh teman, rekan dan pihak yang telah membantu memberikan
bahan referensi, fasilitas, dukungan yang sangat berarti dalam
menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu segala saran, kritik serta masukan yang sifatnya membangun
sangat diharapkan demi perbaikan di masa mendatang.
Pada akhirnya, penulis berharap agar laporan ini dapat berguna bagi
pembaca dan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi ilmu
arsitektur nantinya.

KAJIAN TATA RUANG PERTUMBUHAN KAWASAN PERUMNAS DI KOTA MEDAN

KAPITA
SELEKTA

Medan, April 2012


Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
Perumahan bukan merupakan tempat perlindungan atau hanya
fasilitas tempat tinggal semata, tetapi terdiri dari sejumlah fasilitas,
pelayanan dan utilitas yang menghubungkan individu dengan keluarganya
untuk berkumpul dan bermasyarakat pada daerah yang tumbuh dan
berkembang.
Ada 3 pola pengadaan rumah secara umum :
1. Perumahan yang dibangun oleh swasta;bermutu baik, mahal, dan
diperuntukkan bagi penduduk yang berpenghasilan menengah ke
atas.
2. Pengadaan perumahan yang pengadaannya untuk dipakai sendiri
baik pribadi maupun oleh sebuah badan. Termasuk dalam pola ini
adalah pengadaan rumah oleh pemerintah atau swasta.
3. Pengadaan perumahan yang jumlahnya besar dan lokasinya
menyebar luas, yaitu kampung. Perumahan ini umumnya dibangun
oleh penghuninya sendiri, tanpa bantuan pemerintah dan selalu
berubah menyesuaikan kesempatan dan keadaan.
Keterbatasan kemampuan pemerintah mendorong usaha-usaha
pembangunan dan perbaikan oleh masyarakat sendiri,yang tentunya lebih
memenuhi

sasaran

dan

itu,dengan

aktifnya

masyarakat

selera

masyarakat
berpartisipasi

itu

sendiri.Lebih

dalam

dari

pembangunan

KAJIAN TATA RUANG PERTUMBUHAN KAWASAN PERUMNAS DI KOTA MEDAN

KAPITA
SELEKTA

perumahan akan terwujudnya gairah membangun dari pembangunan


nasional kita.
I.1.LATAR BELAKANG
Kebutuhan dasar manusia akan perumahan sangat penting
sehingga pengadaan perumahan untuk masyarakat khususnya
masyarakat yang berpenghasilan rendah sangat di butuhkan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.

Tempat tinggal pada hakekatnya

sering di pandang sebagai bentuk fisik sebuah Rumah ( Untuk


memenuhi kebutuhan akan perumahan tersebut pada tahun 1974,
Pemerintah

mendirikan

Perusahaan

Umum

Pembangunan

Perumahan Nasional (Perum Perumnas).


Pembangunan

Perumahan

dan

Permukiman

merupakan

kegiatan yang bersifat satu kebutuhan dasar serta menyangkut


kelayakan dan taraf hidup kesejahteraan kehidupan masyarakat,
juga pendorong pertumbuhan perekonomian.
Pengembangan sebuah rumah seiring dengan perkembangan yang
terjadi pada penghuni rumah tersebut. Perkembangan itu sangat
subyektif tiap orang mempunyai prioritasnya sendiri.
Dalam pemenuhan kebutuhan perumahan oleh pemerintah
yang

berorientasi

pada

produk

pada

akhirnya

di

tangan

penghuninya juga di kembangkan menurut proses kehidupan


mereka.

Untuk memenuhi kebutuhan akan perumahan tersebut

pada tahun 1974, Pemerintah mendirikan Perusahaan Umum


Pembangunan

Perumahan

Nasional

(Perum

Perumnas).

Pengembangan sebuah rumah seiring dengan perkembangan yang


terjadi pada penghuni rumah tersebut.

Dalam pemenuhan

kebutuhan perumahan oleh pemerintah yang berorientasi pada


produk pada akhirnya di tangan penghuninya juga di kembangkan
menurut proses kehidupan mereka .
I.2.PERUMUSAN MASALAH

KAJIAN TATA RUANG PERTUMBUHAN KAWASAN PERUMNAS DI KOTA MEDAN

KAPITA
SELEKTA

Apakah perumahan nasional di kota Medan sudah memenuhi


kriteria sebagai perumahan yang layak dan baik dari syaratsyaratnya, elemen-elemen pembentuk, fasilitas-fasilitas, dan

keberadaan perumahan itu sendiri?


Apakah perumahan nasional di kota Medan cukup membantu
masyarakat-masyarakat dalam memenuhi kebutuhan primer
(papan) mereka?

I.3.BATASAN PENELITIAN
Penelitian ini menyangkut penelitian bidang perumahan dan
permukiman. Masalah yang terkait dengan ekonomi, konfigurasi
ruang publik, kualitas estetika ruang sekitar publik tidak dibahas
dalam penelitian ini. Sedangkan variabel yang dibahas menyangkut:

Perumahan yang dibahas dalam hal ini adalah perumahan


nasional. Perumahan nasional akan dilihat pada kondisi fisik dan

lingkungan.
Kaitan perumahan nasional dengan lingkungan sekitar. Perilaku
masyarakat sekitar serta tanggapan dari masyarakat umum

tentang perumahan nasional di Kota Medan.


Penyesuaian keberadaan perumahan nasional dengan RUTRK
Kota Medan dan Dasar Perundangan Permukiman (GBHN 1993).

I.4.PENDEKATAN
Pendekatan-pendekatan dalam penyelesaian masalah pada
perancangan dilakukan dengan berbeagai cara diantaranya:

Pengumpulan data
a. Studi lapangan
Cara yang digunakan

untuk

mendapatkan

data

yang

sebenarnya dengan mengobservasi lapangan secara langsung


baik dengan wawancara maupun dokumentasi terhadap objek
yang diteliti.
b. Studi literatur
Cara yang digunakan untuk mendapatkan data dengan
meneliti buku-buku, majalah maupun dari internet untuk

KAJIAN TATA RUANG PERTUMBUHAN KAWASAN PERUMNAS DI KOTA MEDAN

KAPITA
SELEKTA

melengkapi data masukan yang dibutuhkan mengingat data


yang diperlukan tidak hanya sebatas data dari lapangan.
c. Bimbingan langsung dengan dosen pembimbing
Cara yang digunakan untuk mendapat arahan dari dosen
pembimbing dengan cara mengasistensi keseluruhan isi dari
hasil laporan untuk diberikan masukan-masukan serta koreksi
atas masalah yang ada untuk penyempurnaan hasil laporan
ini, berupa menganalisis keseluruhan data yang diperoleh
untuk

mengetahui

kekurangan,

kelebihan

serta

pemecahannya.
I.5.MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan dari Kajian terhadap Perumahan Elit ini
adalah:

Mengadakan realisasi peraturan daerah tentang konservasi

kawasan di kota Medan


Memperdalam sejarah Kota Medan
Mempelajari karakteristik Arsitektur Kolonial
Mengetahui seberapa besar peran serta pemerintah kota dan
masyarkat sekitar dalam pelestarian bangunan bersejarah di kota

Medan
Sebagai masukan bagi individu atau konstitusi yang peduli
terhadap bangunan bersejarah sebagai upaya mencari strategi

yang tepat dalam melestarikan bangunan bersejarah.


Menjadi acuan bagi perencana kota dalam pembangunan wilayah
perkotaan sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan dan
penyusunan program pembangunan agar warisan sejarah tetap
dipertahankan.

I.6.KERANGKA BERPIKIR
LATAR BELAKANG MASALAH

IDENTIFIKASI MASALAH

FEEDBAC

DATA
KESIMPULAN
ANALISA
DAN SARAN

KAJIAN TATA RUANG PERTUMBUHAN KAWASAN PERUMNAS DI KOTA MEDAN

KAPITA
SELEKTA

I.7.SISTEMATIKA PENULISAN
Pada penelitian kali ini sistematika penulisannya adalah:
BAB I,

Pendahuluan,

menjelaskan

tentang

latar

belakang

permasalahan yang berisi tentang suatu kajian arsitektur


terhadap perumahan nasional di kota Medan.
BAB II,

Tinjauan Pustaka, berisi tentang kajian literatur yang

akan dipakai dalam penelitian ini, lingkup kajian teori ini


meliputi pengertian judul itu sendiri, perancang kota, dan
perumahan dan permukiman yang akan dipergunakan untuk
pemahaman.
BAB III,

Metode Penelitian, menjelaskan tentang metode yang

akan dipakai pada penelitian kali ini. Tujuan utama adalah


dengan diperolehnya pemahaman menyeluruh tentang suatu
fenomena yang diteliti dengan pendekatan menyeluruh.
BAB IV,

Deskripsi Objek Dan Pembahasan Penelitian, berisi

tentang

keadaan

perumahan

nasional

Simalingkar

dan

perumahan nasional Mandala, serta data fisik maupun non


fisik dari kawasan yang diambil untuk objek penelitian.
Disertai dengan penganalisaan untuk perumahan nasional
Simalingkar dan perumahan nasional Mandala sebagai objek
penelitian. Analisa ini membahas tentang pengolahan hasil uji

KAJIAN TATA RUANG PERTUMBUHAN KAWASAN PERUMNAS DI KOTA MEDAN

KAPITA
SELEKTA

responden serta variabel-variabel yang diangkat dari Kajian


teori dengan menggunakan metode penelitian.
BAB VI,

Kesimpulan dan Saran, menjelaskan tentang kesimpulan

akhir dari penelitian tentang kajian tata ruang pertumbuhan


kawasan perumnas di kota Medan, yang kemudian diikuti
dengan memberikan saran.

KAJIAN TATA RUANG PERTUMBUHAN KAWASAN PERUMNAS DI KOTA MEDAN

KAPITA
SELEKTA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. PENGERTIAN TOPIK
PENGERTIAN PERUMAHAN
Menurut beberapa ahli, pengertian perumahan adalah:
a. Perumahan merupakan tempat tiap individu yang ada saling
berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain serta memiliki
sense of belonging atas lingkungan tempat tinggalnya. (Abrams,
1964 : 7)
b. Perumahan merupakan salah satu bentuk sarana hunian yang
memiliki kaitan yang sangat erat dengan masyarakatnya. Hal ini
berarti perumahan di suatu lokasi sedikit banyak mencerminkan
karakteristik masyarakat yang tinggal di perumahan tersebut.
(Pedoman Perencanaan Lingkungan Perumahan, 1983 : 24)
c. Perumahan

dapat

pengejawantahan

diartikan
dari

diri

sebagai
pribadi

suatu

cerminan

manusia,

baik

dan

secara

perorangan maupun dalam suatu kesatuan dan kebersamaan


dengan lingkungan alamnya dan dapat juga mencerminkan taraf
hidup, kesejahteraan, kepribadian, dan peradaban manusia
penghuninya, masyarakat ataupun suatu bangsa. (Yudhohusodo,
1991: 1)
d. Perumahan ialah bangunan atau bagiannya, termasuk halaman
dan jalan keluar masuk yang dianggap perlu yang dipergunakan
oleh seseorang, perusahaan, atau badan-badan lain untuk
tempat tinggal dan atau keperluan lain. (BAB I Ketentuan Umum
Pasal 1 ayat a, Peraturan Pemerintah No. 49 Tahun 1963 tentang
Hubungan Sewa Menyewa Perumahan dalam Hamzah, 2000 : 90)

KAJIAN TATA RUANG PERTUMBUHAN KAWASAN PERUMNAS DI KOTA MEDAN

KAPITA
SELEKTA

e. Soedarsono, staf Ahli Menteri Negara Perumahan Rakyat Bidang


Hukum mengemukakan, jika suatu daerah telah tumbuh dan
berkembang, rumah-rumah sebagai suatu proses bermukim,
yaitu kehadiran manusia dalam menciptakan ruang dalam
lingkungan

masyarakat

dan

alam

sekitarnya

dinamakan

perumahan. Jadi, dapat dikatakan bahwa perumahan adalah


kumpulan rumah-rumah sebagai tempat bermukim manusia
dalam melangsungkan kehidupannya. (Ridho, 2001 : 18)
f. Perumahan (housing) adalah tempat (ruang) dengan fungsi
dominan untuk tempat tinggal. (Anonimous, 2008)
g. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai
lingkungan

tempat

tinggal

atau

lingkungan

hunian

yang

dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. (Musthofa,


Bisri. 2008 : 64)
h. Perumahan tidak dapat dilihat sekedar sebagai suatu benda mati
atau sarana kehidupan semata-mata, tetapi lebih dari itu,
perumahan
manusia

merupakan

dalam

suatu

menciptakan

proses

bermukim,

ruang

hidup

di

kehadiran
lingkungan

masyarakat dan alam sekitarnya. (Juhana, 2000 : 31)


i. Perumahan (housing) adalah tempat (ruang) dengan fungsi
dominan untuk tempat tinggal. Untuk pengertian secara lanjut.
Perumahan

dapat

diartikan

dari

beberapa

elemen

dari

perumahan, yaitu :

Shelter, perlindungan terhadap gangguan eksternal (alam,

binatang), dan sebagainya.


House, struktur bangunan untuk bertempat tinggal.
Housing, perumahan, hal hal yang terkait dengan aktivitas
bertempat tinggal (membangun, menghuni).

KAJIAN TATA RUANG PERTUMBUHAN KAWASAN PERUMNAS DI KOTA MEDAN

KAPITA
SELEKTA

Human settlement, kumpulan (agregat) rumah dan kegiatan

perumahan (permukiman).
Habitat, lingkungan kehidupan (tidak sebatas manusia).

FUNGSI PERUMAHAN
Adapun fungsi dari perumahan itu sendiri adalah:
a. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai
lingkungan

tempat

tinggal

atau

lingkungan

hunian

yang

dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. (UU No. 4


Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Permukiman)
b. Pemakaian atau penggunaan perumahan adalah sah apabila ada
persetujuan pemilik dengan mengutamakan fungsi perumahan
bagi kesejahteraan masyarakat. (Pasal 7 Ayat (1) UU No. 1 Tahun
1964 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No.
6 Tahun 1962 Tentang Pokok-Pokok Perumahan).
PENGERTIAN PERMUKIMAN
Menurut beberapa ahli, pengertian perumahan adalah:
a. Permukiman memiliki dua arti, antara lain (De Van Der Zee
dalam Ritohardoyo,2006:6)
Proses dengan cara apa orang bertempat tinggal menetap

dalam suatu wilayah.


Hasil atau akibat dari proses tersebut.

b. Permukiman adalah perumahan dengan segala isi dan kegiatan


yang ada di dalamnya.Berarti permukiman memiliki arti lebih
luas daripada perumahan yang hanya merupakan wadah fisiknya
saja, sedangkan permukiman merupakan perpaduan antara
wadah (alam, lindungan, dan jaringan) dan isinya (manusia yang
10

KAJIAN TATA RUANG PERTUMBUHAN KAWASAN PERUMNAS DI KOTA MEDAN

KAPITA
SELEKTA

hidup bermasyarakat dan berbudaya di dalamnya). (Kuswartojo


dan Salim, 1997 : 21)
c. Permukiman merupakan suatu kawasan perumahan lengkap
dengan prasarana lingkungan, prasarana umum, dan fasilitas
sosial

yang

keselarasan

mengandung
pemanfaatan

keterpaduan
sebagai

kepentingan

lingkungan

dan

kehidupan.

(Soedarsono dalam Ridho, 2001 : 19)


d. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan
lindung,

baik

yang

berupa

kawasan

perkotaan

maupun

perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal


atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan. (UU No. 4 Tahun 1992 Tentang
Perumahan dan Permukiman)
e. Permukiman (shettlement) dapat diartikan sebagai bagian dari
permukiman bumi yang dihuni manusia dengan segala sarana
dan prasarana yang menunjang kehidupan penduduk, yang
menjadi

satu

kesatuan

dengan

tempat

tinggal

yang

bersangkutan (Sumaatmadja dalam Sunarno, 2004 : 39)


f. Permukiman sebagai bagian dari lingkungan binaan manusia
merupakan

bentuk

tatanan

kehidupan

yang

di

dalamnya

mengandung unsur fisik dalam arti permukiman merupakan


wadah

aktivitas

tempat

bertemunya

komunitas

untuk

berinteraksi sosial dengan masyarakat. (Niracanti, Galuh Aji,


2001 : 51)
g. Permukiman yang merupakan hasil dari pembentukan, sebagai
cerminan dari beberapa faktor, yaitu faktor primer (faktor
kekuatan sosial budaya, yang meliputi agama, struktur keluarga,
organisasi sosial, mata pencaharian, dan hubungan individu) dan
faktor sekunder (modifikasi). (Rapoport dalam Niracanti, 2001 :
51)
11

KAJIAN TATA RUANG PERTUMBUHAN KAWASAN PERUMNAS DI KOTA MEDAN

KAPITA
SELEKTA

h. Permukiman dapat diartikan sebagai perumahan atau kumpulan


rumah dengan segala unsur serta kegiatan yang berkaitandan
yang ada di dalam

permukiman. Permukiman dapat terhindar

dari kondisi kumuh dan tidak layak huni jika pembangunan


perumahan sesuai dengan standar yang berlaku, salah satunya
dengan menerapkan persyaratan rumah sehat. (Doxiadis dalam
Dian, 2009)
i. Permukiman

sering

disebut

perumahan

dan

atau

sebaliknya.Permukiman berasal dari kata housing dalam bahasa


Inggris

yang artinya

settlement

yang

adalah perumahan dan kata human

artinya

permukiman.

Menurut

Doxiadis,

permukiman (human settlement) akan berjalan dengan baik jika


terkait dengan beberapa unsur, yaitu : nature (alam), man
(manusia), society (kehidupan sosial), shell (ruang), dan networks
(hubungan). (Doxiadis dalam Anonimous, 2008)
j. Permukiman menurut Suparno Sastra M. dan Endi Marlina (dalam
Dian, 2009) adalah suatu tempat bermukim manusia untuk
menunjukkan suatu tujuan tertentu. Apabila dikaji dari segi
makna, permukiman berasal dari terjemahan kata settlements
yang

mengandung

pengertian

suatu

proses

bermukim.

Permukiman memiliki 2 arti yang berbeda, yaitu :

Isi Yaitu menunjuk pada manusia sebagai penghuni maupun

masyarakat di lingkungan sekitarnya.


Wadah Yaitu menunjuk pada fisik hunian yang terdiri dari alam
dan elemen-elemen buatan manusia.

FUNGSI PERMUKIMAN
menurut Yudhohusodo, 1991, fungsi permukiman adalah:
a. Sebagai rumah tinggal dalam suatu lingkungan yang mempunyai
sarana dan prasarana yang diperlukan oleh manusia untuk
memasyarakatkan dirinya.

12

KAJIAN TATA RUANG PERTUMBUHAN KAWASAN PERUMNAS DI KOTA MEDAN

KAPITA
SELEKTA

b. Sebagai alat pengaman diri, namun rumah tidak dimaksudkan


untuk pelindung yang menutup diri penghuninya seperti sebuah
benteng, tetapi pelindung yang justru juga harus membuka diri
dan menyatu sebagai bagian dari lingkungannya.
c. Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara sebagai insan
sosial rumah dianggap sebagai alat pemenuhan kebutuhan sosial
budaya dalam masyarakat dan sebagai insan ekonomi, rumah
dipandang sebagai investasi jangka panjang oleh manusia.
Untuk

mencapai

tujuan

permukiman

yang

idealsangatlah

dipengaruhi oleh kelima elemen dasar tersebut.Yaitu kombinasi


antara

alam,manusia,

bangunan,

masyarakat

dan

sarana

prasarana.Elemen dasar tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

Alam: iklim, kekayaan alam, topografi, kandungan air, tempat

tumbuh tanaman,tempat binatang hidup.


Manusia: kebutuhan biologi (ruang, udara, air, suhu,dll), rasa,
kebutuhan emosi(hubungan manusia, keamanan, keindahan, dll),

nilai moral dan budaya.


Masyarakat: kepadatan

ekonomi, pendidikan,kesehatan, hiburan, hukum.


Bangunan: rumah, fasilitas umum (sekolah,
perdagangan,

dll),

penduduk,

tingkat

tempatrekreasi,

strata,

budaya,

rumah

perkantoran,

sakit,

industri,

transportasi.
Sarana prasarana: jaringan (sistim air bersih, listrik, jalan,
telepon, TV), saranatransportasi, drainase, sampah, MCK.
Adapun elemen dasar lingkungan perumahan menurut Dirjen
Cipta Karya yaitu:

Jalan lingkungan
Jalan setapak
Sistem drainase
Penyediaan air bersih
Pengumpulan dan pembuangan sampah
Fasilitas penyehatan lingkungan (MCK)
13

KAJIAN TATA RUANG PERTUMBUHAN KAWASAN PERUMNAS DI KOTA MEDAN

KAPITA
SELEKTA

II.2.

TERMINOLOGI JUDUL
Kajian Tata Ruang Pertumbuhan Kawasan Perumnas Di Kota
Medan
- Kajian
Kajian adalah suatu pencarian yang sistematik terhadap
maklumat serta suatu proses penyelidikan. Beberapa definisi
yang dirasakan bertepatan dengan maksud kajian itu sendiri,
yaitu:

Kajian

merupakan

pencarian

sesuatu

dan

menyebarkannya kepada umum.

Kajian melengkapi cara penghasilan, pengujian dan

pengesahan ilmu.

Kajian merupakan suatu proses sistematik, kepentingan


umumnya yang mana menyumbang kepada himpunan
ilmu yang membentuk serta memandu bidang akademik
dan/atau praktis.

Kajian adalah mengenai ilmu lanjutan dan pemahaman.


Secara umumya, Fielding dan Schreier (2001) telah

mengklasifikasikan bahawa terdapat tiga jenis metodologi


kajian iaitu:
(i) Kajian kuantitatif

Merupakan suatu pertanyaan terhadap masalah yang


telah dikenalpasti yang mana berdasarkan kepada
pengujian suatu teori yang digubah oleh pembolehubah,
diukur

melalui

perwakilan

nombor,

dan

dianalisa

menggunakan teknik statistikal (Neuman, 2000).

Kaedah

kajian

kuantitatif

yang

biasa

ialah

kajian

eksperimental dan kajian tinjauan (Fellows dan Liu,


1997).
(ii) Kajian kualitatif

Menurut Holloway (1997), kajian kualitatif merupakan


suatu bentuk pertanyaan sosial yang memfokuskan

14

KAJIAN TATA RUANG PERTUMBUHAN KAWASAN PERUMNAS DI KOTA MEDAN

KAPITA
SELEKTA

kepada cara interpretasi manusia dan logikal terhadap


pengalaman mereka serta persekitaran di mana mereka
tinggal.

Kajian kualitatif termasuklah kajian tindakan, kajian kes


dan juga kajian etnografi (Creswell, 1994).

(iii) Kaedah hybrid

Kaedah kajian integrasi antara kaedah kajian kuantitatif


dan keadah kajian kualitatif.

Tata Ruang
Tata ruang atau dalam bahasa Inggrisnya Land use
adalah wujud struktur ruang dan pola ruang disusun secara
nasional, regional dan lokal. Secara nasional disebut Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional, yang dijabarkan ke dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi, dan Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) tersebut perlu dijabarkan ke dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota (RTRWK).
Ruang didefinisikan sebagai wadah yang meliputi ruang
darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam
bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan
makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara
kelangsungan hidupnya.
Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.

Pertumbuhan
Pertumbuhan

dapat

diartikan

sebagai

perubahan

kuantitatif pada materiil sesuatu sebagai akibat dari adanya


pengaruh

lingkungan.

Perubahahan

kuantitatif

ini

dapat

berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi


ada, dari kecil menjadi besar, dari sedikit menjadi banyak, dari
sempit menjadi luas, dan lain-lain.
15

Kawasan

KAJIAN TATA RUANG PERTUMBUHAN KAWASAN PERUMNAS DI KOTA MEDAN

KAPITA
SELEKTA

Kawasan secara umum adalah permukaan tanah atau


air yang sederhana luasnya tetapi lebih besar dari situs.
Umumnya, daerah merupakan bagian dari seluruh permukaan
yang dikaji, misalnya, dunia, negara, Cekungan, pegunungan,
dan sebagainya, atau "daerah New England di Amerika
Serikat". Kawasan ini bisa dilihat sebagai sekelompok unit
yang lebih kecil (misalnya negeri-negeri New England). Ia juga
bisa didefinisikan melalui fitur fisik, fitur manusia, atau fitur
fungsi.
Kawasan merupakan istilah geografi yang paling umum
digunakan

oleh

cabang-cabang

geografi

yang

berbeda,

dengan setiap cabang menguraikan permukaan yang ditinjau


dari segi wilayah. Misalnya, ekokawasan adalah istilah yang
digunakan dalam bidang geografi lingkungan, wilayah budaya
dalam geografi budaya, dan biokawasan dalam biogeografi.
Dalam bidang geografi fisik, ekologi, biogeografi, zoogeografi,
dan geografi lingkungan, wilayah cenderung berdasarkan fitur
alami

seperti

ekosistem

atau

biotop,

biom,

Cekungan

pembuangan, pegunungan, jenis tanah, dan sebagainya.


Bidang geografi yang mengkaji daerah pada dirinya dikenal
sebagai geografi daerah.
Kawasan merupakan istilah geografi yang paling umum
digunakan

oleh

cabang-cabang

geografi

yang

berbeda,

dengan setiap cabang menguraikan permukaan yang ditinjau


dari segi wilayah. Misalnya, ekokawasan adalah istilah yang
digunakan dalam bidang geografi lingkungan, wilayah budaya
dalam geografi budaya, dan biokawasan dalam biogeografi.
Dalam bidang geografi fisik, ekologi, biogeografi, zoogeografi,
dan geografi lingkungan, wilayah cenderung berdasarkan fitur
alami

seperti

ekosistem

atau

biotop,

biom,

Cekungan

pembuangan, pegunungan, jenis tanah, dan sebagainya.


Bidang geografi yang mengkaji daerah pada dirinya dikenal
sebagai geografi daerah.
16

KAJIAN TATA RUANG PERTUMBUHAN KAWASAN PERUMNAS DI KOTA MEDAN

KAPITA
SELEKTA

Jadi pengertian kawasan adalah sebuah tempat yang


mempunyai

ciri

serta

mempunyai

kekhususan

untuk

menampung kegiatan manusia berdasarkan kebutuhannya


dan setiap tempat yang mempunyai ciri dan identitas itu akan
lebih mudah untuk dicari ataupun ditempati untuk lebih
melancarkan

segala

hal

yang

berhubungan

dengan

kegiatannya.
-

Perumnas
Perumahan

nasional

(perumnas)

merupakan

suatu

pemukiman yang perencanaannya dibangun oleh negara


dimana dengan adanya pemukiman tersebut dapat berguna
membantu masyarakat mendapatkan fasilitas rumah tempat
tinggal yang layak dengan harga yang dapat dijangkau serta
memiliki sistem pembayaran yang dapat diangsur.
Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional
(Perum

Perumnas)

Pemerintah

Nomor

penyempurnaannya
Nomor

21

didirikan
29

Tahun

diatur

Tahun

1988

berdasarkan

Peraturan

1974,

kemudian

dalam

yang

Peraturan

tentang

Pemerintah

Perusahaan

Umum

Pembangunan Perumahan Nasional.


Perumnas adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
yang mempunyai tugas pokok menyediakan perumahan dan
permukiman bagi masyarakat menengah ke bawah.

Diawal

kiprahnya, Perumnas telah melakukan rintisan pembangunan


kawasan baru di hampir semua kota besar di Indonesia.
Perumnas

menjadi

pioneer

pengembangan

kawasan

permukiman skala besar di perkotaan.


Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional
atau disingkat Perum Perumnas adalah Badan Usaha Milik
Negara Indonesia yang bergerak di bidang perumahan dan
pemukiman. Perusahaan yang didirikan pada 18 Juli 1974 ini
telah

17

melaksanakan

pembangunan

perumahan

dan

KAJIAN TATA RUANG PERTUMBUHAN KAWASAN PERUMNAS DI KOTA MEDAN

KAPITA
SELEKTA

pemukiman lebih kurang 400 lokasi di Indonesia dengan total


500.000 unit rumah.

Kota
Kota merupakan kawasan permukiman yang secara fisik
ditunjukkan oleh kumpulan rumah-rumah yang mendominasi
tata

ruangnya

dan

memiliki

berbagai

fasilitas

untuk

mendukung kehidupan earganya secara mandiri.


Kota dibedakan secara kontras dari desa ataupun
kampung

berdasarkan

kepentingan,

atau

ukurannya,

status

kepadatan

hukum.

Desa

penduduk,

atau

kampung

didominasi oleh lahan terbuka bukan permukiman.


-

Medan
Kota

Medan

Utara, Indonesia.
Pulau Sumatera.

adalah
Kota

Kota

ibu

ini

kota

provinsi

merupakan

Medan

kota

merupakan

Sumatera
terbesar

pintu

di

gerbang

wilayah Indonesia bagian barat dan juga sebagai pintu


gerbang

bagi

wisata Brastagi di

para

wisatawan

daerah

untuk

dataran

menuju

objek

tinggi Karo,

objek

wisata Orangutan di Bukit Lawang, Danau Toba.


Kota Medan merupakan salah satu dari 25 Daerah
Tingkat II di Sumatera Utara dengan luas daerah sekitar
265,10 km. Kota ini merupakan pusat pemerintahan Daerah
Tingkat I Sumatera Utara yang berbatasan langsung dengan
Kabupaten Deli Serdang di sebelah utara, selatan, barat dan
timur.Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran
rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai
penting, yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli.
Letak Kota Medan terletak antara: 3.30' - 3.43' Lintang
Utara, 98.35' - 98.44' Bujur Timur Kota Medan dan 2,5 37,5
meter di atas permukaan laut.

18

KAJIAN TATA RUANG PERTUMBUHAN KAWASAN PERUMNAS DI KOTA MEDAN

KAPITA
SELEKTA

BAB III
METODE PENELITIAN
III.1.

METODE PENENTUAN DAERAH PENELITIAN


Penelitian

ini

merupakan

penelitian

terapan

(Applied

research). Menurut Haryadi (1995) tujuannya adalah menjawab


persoalan-persoalan taktis yang dihadapi masyarakat, karena ingin
memecakan permasalahan sehari-hari. Penelitian aplikatif agar
hasilnya dapat segera dimanfaatkan untuk memecahkan masalahmasalah praktis di bidang perancangan arsitektur dan perancangan
kota.
Berdasarkan tujuan yang akan dicapai dan jenis yang akan
ditinjau maka dipilih penelitian kualitatif. Tujuan utama adalah
diperolehnya pemahaman menyeluruh tentang suatu fenomena
yang

diteliti

pendekatan

fenomena

perilaku

menyangkut

dengan

cakupan

dan

kedalaman

dalam

yang

menyeluruh.

masyarakat,

maka

meneliti

kualitatif

Katena
keluasan
sangat

diutamakan (Lexy Moeloeng) Di dalam penelitian kualitatif dikenal


beberapa pendekatan antara lain pendekatan kuantitatif dan
fenomenologis, namun pendekatan fenomenologis ini merupakan
pendekatan yang populer di dalam penelitian studi perilaku. Untuk
penelitian ini digunakan pendekatan fenomenologi rasionalistik.
Menurut Haryadi (1995), pendekatan fenomenologis bertujuan
untuk menggambarkan dan menjelaskan kompleksitas hubungan
antara perilaku dengan lingkungan. Pendekatan fenomenologi tidak
menyarankan pemahaman suatu fenomena yang dilakukan secara
parsial, dengan memecah-mecah kompleksitas fenomena menjadi
hubungan setara beberapa variabel yang sederhana melainkan
serentak dan menyeluruh.Pendekatan rasionalistik yaitu proses
pengujian kebenaran tidak hanya melalui empiri sensual (diukur
dengan indera) tapi dilanjutkan melalui pemaknaan atas empiri
sensual, empiri logik (pikir) dan empiri budi (etik). Empiri sensual,
19

KAJIAN TATA RUANG PERTUMBUHAN KAWASAN PERUMNAS DI KOTA MEDAN

KAPITA
SELEKTA

empiri logik dan empiri etik serta berdasarkan landasan teori


digunakan untuk penggalian data, pamaknaan terhadap perilaku,
melakukan

analisis

data,

mempresentasikan

temuan

dan

pembahasan (pemaknaan hasil temuan).


Secara Teritorial penelitian ini akan mempunyai lingkup
cakupan di beberapa perumahan nasional di kota Medan yaitu
Perumahan Nasional Simalingkar dan Perumahan Nasional Mandala.
Adapun

daerah

penelitian

ditentukan

dengan

pertimbangan-

pertimbangan perumahan tersebut merupakan perumahan nasional.


Hal ini dapat diketahui dengan mengamati langsung ke lapangan
dan data yang didapat dari internet.
III.2.

METODE PENGUMPULAN DATA


Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data

primer dan data sekunder. Adapun data yang digunakan dalam


penelitian ini adalah :
1. Data Primer, yakni data yang diperoleh peneliti secara langsung
dari sumbernya. Data primer dalam penelitian ini adalah data
hasil dari wawancara pada responden yang menjadi sampel
dalam penelitian ini.
2. Data Sekunder, yakni buku-buku pendukung, dokumen dan
sumber referensi lainnya yang relevan dengan penelitian dimana
peneliti dapat memperoleh data secara tidak langsung dari
sumbernya. Kemudian dari hasil wawancara yang dilakukan di
lapangan.
III.3.

BAHAN DAN ALAT PENELITIAN


Alat penelitian yang diguanakan untuk mengumpulkan data :

Daftar

pertanyaan

sebagai

panduan

wawancara

responden yang akan dijawab oleh responden


Foto pada obyek yang akan diteliti
Kertas atau gambar untuk membuat sketsa
Kertas untuk mancatat hasil dari penelitian

20

dengan

KAJIAN TATA RUANG PERTUMBUHAN KAWASAN PERUMNAS DI KOTA MEDAN

KAPITA
SELEKTA

Prinsip dasar kuesioner adalah menemui responden sebagai


subyek penelitian dan menanyakan secara lisan atau tertulis, data
pribadi ataupun pendapat mengenai suatu hal.

21

KAJIAN TATA RUANG PERTUMBUHAN KAWASAN PERUMNAS DI KOTA MEDAN

KAPITA
SELEKTA

III.4.

LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
Sesuai dengan tujuan metode penelitian, maka langkah-

langkah yang akan dilakukan secara umum ada 2 yaitu :


1.

2.

Penelitian Kepustakaan.
Penelitian Kepustakaan merupakan tahap awal atau bagian dari
kegiatan peneliti berupa kegiatan pencari data-data dari pustaka.
Penelitian Lapangan.
Penelitian Lapangan merupakan kegiatan penelitian yang
dilakukan di lapangan dengan mengadakan wawancara terhadap
penghuni ataupun pengunjung yang berada di lokasi perumahan.

III.4.1.

Tahap Penelitian
Meliputi pembuatan proposal penelitian yang didahului

dengan mengadakan survey untuk menjajaki fenomena yang


terjadi yang diangkat sebagai masalah penelitian.
Tahap penelitian lapangan meliputi :

Observasi lapangan, pengamatan langsung


Pengambilan data primer (wawancara dengan kuisioner)
Pengambilan data skunder, yaitu kegiatan pencarian data
dari pustaka.

III.4.2.

Tahap Pelaksanaan
Tahap

pelaksanaan

penelitian

ini

dibagi

menjadi

beberapa tahapan yaitu :

Tahap
Tahap
Tahap
Tahap

aktifitas yang terjadi dan diperkuat foto untuk validasi data


Setelah
semua
terkumpul,
kemudian
dilakukan

penyelesaian dan pengelompokan data


Tahap selanjutnya adalah penstrukturan kembali data

observasi secara umum


wawancara secara umum
wawancara dengan mengadakan kuisioner
pembuatan sketsa lingkungan fisik dan fenomena

kuantitatif
III.4.3.
22

Tahap Kesimpulan

KAJIAN TATA RUANG PERTUMBUHAN KAWASAN PERUMNAS DI KOTA MEDAN

KAPITA
SELEKTA

Tahap kesimpulan merupakan tahap menentukan yaitu


upaya untuk menyimpulkan data dan menginterprestasikan
analisis data secara benar sesuai dengan metodologi yang
dipergunakan sehingga akan dapat mencapai tujuan.
III.5.

POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN


Populasi yang dipilih adalah Perumahan Nasional Simalingkar

dan Perumahan Nasional Mandala. Pengambilan sampel secara


purposive sampling responden dianggap mewakili dari fenomena
yang ada. Pengambilan sample berdasarkan teori fenomenologis
rasionalistik dipilih mengingat di ruang publik terdiri dari topik
penelitian guna mengetahui atribute dan property perumahan yang
di jadikan objek survey sehingga penentuan sampel harus mewakili
kondisi dan pendapat populasi.
III.6.

METODE PENGAMBILAN DATA


Metode pengumpulan data pada penelitian ini dapat juga

dilakukan pada teknik kuisioner yang terkait dengan Kajian Tata


Ruang Pertumbuhan Kawasan Perumnas di Kota Medan.
Untuk

mendapatkan

data

seperti

yang

diharapkan

selain

pendistribusian kuesioner, peneliti juga akan melakukan wawancara


dengan beberapa responden. Selain wawancara juga akan dilakukan
pengamatan (observasi) secara langsung pada obyek penelitian.
Sebelum dilakukan penelitian, perlu dilakukan survey data di
lapangan untuk melihat data yang diperlukan dan pemecahan
masalah yang tepat dengan data yang diperlukan melalui beberapa
pertanyaan
III.6.1.

yang

disajikan

dalam

kuesioner

terlampir.

Observasi
Menurut Hasan (2002 : 86), observasi adalah pemilihan,
pencatatan dan pengkodean serangkaian perilaku dan
suasana yang berkenaan dengan organisasi itu sesuai
dengan tujuan-tujuan empiris.

23

KAJIAN TATA RUANG PERTUMBUHAN KAWASAN PERUMNAS DI KOTA MEDAN

KAPITA
SELEKTA

Menurut Naution seperti dikutip Sugiyono (2005 : 64),


observasi adalah

dasar semua ilmu pengetahuan. Para

ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data yaitu fakta


mengenai

dunia

kenyataan

yang

diperoleh

melalui

observasi. Kelebihan dari teknik observasi menurut Hasan

(2005 : 86) yaitu:


Data yang diperoleh adalah data aktual atau segar dalam
arti bahwa data diperoleh dari responden pada saat

terjadinya tingkah laku.


Keabsahan alat ukur dapat diketahui secara langsung.
Tingkah laku yang diharapkan muncul mungkin akan
muncul juga tidak muncul. Karena tingkah laku dapat
dilihat atau diamati maka dapat dikatakan yang diukur
memang sesuatu yang dimaksud untuk diukur memang
sesuatu yang dimaksud untuk diukur. Selain melalui
wawancara, penulis melakukan penelitian juga melalui
observasi yaitu mengamati secara langsung perkembangan
penggunaan jejaring sosial yang disalahgunakan untuk halhal negatif.
Pengumpulan Variabel
Variabel penelitian adalah setiap hal dalam suatu
penelitian

yang

datanya

ingin

diperoleh.

Dinamakan

variabel karena nilai dari data tersebut beragam. Variabel

III.6.2.

yang digunakan dalam penelitian ini berupa:


Umur
Pekerjaan
Alamat
Wawancara
Wawancara adalah cara memperoleh keterangan dan

data dengan berhadapan langsung dengan responden melalui


seperangkat daftar pertanyaan. Wawancara dilakukan kepada
masyarakat yang tinggal di Perumahan Nasional Simalingkar

24

KAJIAN TATA RUANG PERTUMBUHAN KAWASAN PERUMNAS DI KOTA MEDAN

KAPITA
SELEKTA

dan Perumahan Nasional Mandala. dan juga masyarakat yang


tinggal di sekitar kawasan perumahan tersebut.
Adapun

untuk

mendapatkan

informasi

tersebut

dilakukan dengan struktur pertanyaan :


Mengenai

tanggapan

terhadap

masing-masing

baik

masyarakat yang tinggal di dalam perumahan maupun


masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan perumahan
mengenai keberadaan perumahan ini.
Mengenai fasilitas, taraf kehidupan, dan sarana penunjang
pengadaan kehidupan di kawasan perumahan sebagai
bagian dari permukiman.

25

Anda mungkin juga menyukai