Abstrak: Teknologi merupakan salah satu perangkat yang berbentuk hardware dan software yang bertujuan untuk mempermudah dan
mempersingkat pekerjaan. Dalam dunia pendidikan, teknologi memiliki peran yang sangat signifikan yaitu memperluas, mempermudah dan memperdalam materi dalam proses belajar mengajar
serta untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam artikel ini
akan membahas tentang penerapan teknologi dalam aktivitas
pembelajaran fiqih.
Kata kunci: Teknologi, pembelajaran Fiqh
Pendahuluan
Tujuan pendidikan nasional dijelaskan dalam UU No. 20/2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) pada Bab II pasal 3. Namun,
tujuan pendidikan nasional termasuk pendidikan Islam belum
sepenuhnya tercapai. Kondisi ini berawal dari praktik pembelajaran
yang hanya mentransfer ilmu pengetahuan (knowledge) kepada peserta
didik semata dengan mematikan potensi kreatif dan kritis peserta
didik yang seharusnya ditumbuhkembangkan secara pedagogis. Salah
satu upaya untuk memperbaiki kegagalan tersebut adalah dengan
menerapkan teknologi pembelajaran seoptimal mungkin.
Mata pelajaran fiqih merupakan salah satu mata pelajaran
pendidikan agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta
didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan
hukum Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya
(way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan, pengalaman dan pembiasaan. Karena selama ini image Madrasah Tsanawiyah pada khususnya dalam menggunakan media apa
adanya terutama dalam mata pelajaran fiqih yang selalu identik
dengan muamalah dan ubudiyah.
Berdasarkan latar belakang di atas, artikel ini bertujuan untuk
mengetahui penerapan teknologi, kendala dan solusi penerapan
teknologi dalam aktivitas pembelajaran fiqih, dengan mengambil
objek penelitian di MTs Miftahul Qulub Polagan Galis Pamekasan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik
secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis, hasilnya dapat
memperkaya kajian-kajian tentang penerapan teknologi dalam
aktivitas pembelajaran fiqih. Sedangkan secara praktis, hasilnya
diharapkan mampu membangkitkan pemahaman masyarakat bahwa
pada realitasnya dalam pendidikan, teknologi juga bisa diterapkan
dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam (fiqih). Di samping itu,
hasil kajian ini diharapkan memberikan kontribusi yang bernilai
ilmiah bagi masyarakat muslim, sehingga pada akhirnya mampu
memberikan kontribusi bagi akademik, masyarakat dan pemerintah
tentang pentingnya penerapan teknologi dalam aktivitas pembelajaran
fiqih pada khususnya dan pengembangan pendidikan agama Islam
secara umum.
100
1Noeng
101
5Departemen
102
11Edgar
Dale adalah seorang ahli teori di bidang membaca dan jurnalisme dan
pemimpin dalam tradisi atau komunikasi humanistik bidang teknologi pembelajaran.
Dia menulis tiga buku berurusan dengan "Audio-Visual Metode dalam Pengajaran."
Dale percaya bahwa belajar menjadi lebih berarti ketika belajar abstrak dan
pengalaman beton terkait. Deskripsi Teori: Edgar Dale menciptakan kerucut
pengalaman (1946) bahwa ia menjelaskan dalam bukunya tentang metode audiovisual
dalam mengajar. Kerucut Pengalaman merupakan representasi grafis dari klasifikasi
model Dale visual cara belajar pengalaman. Teori ini membantu dalam
pengembangan memanfaatkan audio-visual dalam metode pengajaran yang
digunakan dalam bidang teknologi pembelajaran. Bentuk kerucut yang digunakan
untuk menciptakan gambaran simbolik pembelajaran dari tingkat yang paling konkret
dari pengalaman terletak di bagian bawah kerucut ke tingkat yang paling abstrak
pengalaman terletak di titik kerucut. kerucut yang dilaksanakan serangkaian
pengalaman bervariasi dari sangat mendasar untuk meningkatkan pengalaman
belajar dengan tujuan untuk merendam pelajar lebih lanjut dalam subjek untuk
mempertahankan pengetahuan yang lebih material. pembelajar ini dimaksudkan
untuk memanfaatkan berbagai indra (gerak, penglihatan, pendengaran, menyentuh)
pada interval yang berbeda pengalaman untuk menciptakan proses pembelajaran
langsung. Kategori-kategori asli's kerucut Dale pengalaman mulai dari bagian atas
kerucut ke bawah adalah sebagai berikut: Verbal Simbol; Visual Simbol; RadioRekaman-Masih Gambar; Gambar Gerak, Pameran, Perjalanan Lapangan,
Demonstrasi; Partisipasi Drama, Pengalaman buat; dan Pengalaman maksud
langsung. http://en.wikipedia.org/wiki/Edgar_Dale. (07 Maret 2010).
103
Lambang
Verbal
Lambang
Visual
Radio, Rekaman, Gambar
Gambar Hidup
Pameran
Karyawisata
Dramatisasi
Demonstrasi
Pengalaman Buatan
Pengalaman Langsung
104
pada tahun 1952. Harun Hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat Barat II (Yogyakarta:
Kanisius, 2004), hlm.133. Relevansi pemikiran John Dewey pada pendidikan di
Indoensia adalah Pendidikan partisipatif. Pendidikan partisipatif merupakan
pendidikan yang dalam prosesnya menekankan pada keterlibatan peserta didik dalam
pendidikan. Pola pendidikan partisipatif menuntut para peserta didik agar dapat
melakukan pendidikan secara aktif. Bukan hanya pasif, mendengar, mengikuti,
mentaati, dan mencontoh guru. Tanpa mengetahui apakah yang diikutinya baik atau
buruk. Dalam pendidikan partisipatif seorang pendidik lebih berperan sebagai tenaga
fasilitator, sedangkan keaktivan lebih dibebankan kepada peserta didik. Pendidikan
partisipatif dapat diterapkan dengan cara mengaktifkan peserta didik pada proses
pembelajaran yang berlangsung. Siswa dituntut untuk dapat mengembangkan
kecerdasan emosional, keterampilan, kreatifitas. Dengan cara melibatkan siswa secara
langsung ke dalam proses belajar. Sehingga nantinya peserta didik dapat secara
mandiri mencari problem solving dari masalah yang ia hadapi. Muis Sad Iman,
Pendidikan Partisipatif: Menimbang Konsep Fitrah dan Progresivisme John Dewey
(Yogyakarta: Safiria Insani Press & MSI UII, 2004), hlm. 3.
105
13Taman
106
107
108
109
18Munir,
110
111
b. Fiqih Muamalah meliputi: Memahami macam-macam muamalah, Memahami muamalah di luar jual beli, Melaksanakan
kewajiban terhadap orang sakit, jenazah dan ziarah kubur, dan
Melakukan pergaulan remaja sesuai syariat Islam.
c. Fiqih Jinayat: Memahami jinayat, hudud dan sanksinya
d. Fiqih Siyasah: Mematuhi undang-undang negara dan syariat
Islam, memahami kepemimpinan dalam Islam, dan memelihara, mengolah lingkungan dan kesejahteraan sosial.
Jadi, teknologi pembelajaran fiqih adalah proses kegiatan yang
memerlukan energi dalam belajar-mengajar untuk membantu menumbuhkembangkan kreativitas berfikir siswa, menganalisis dan memecahkan masalah belajar siswa dalam mata pelajaran fiqih.
Pelaksanaan Pembelajaran Fiqih di MTs Miftahul Qulub Polagan
Pelaksanaan pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih di MTs. Miftahul
Qulub Polagan, Galis, Pamekasan dapat di bagi menjadi 2, yaitu:
a. Waktu dan Pelaksanaan
Mata Pelajaran Fiqih di MTs. Miftahul Qulub Polagan Galis
Pamekasan diajarkan atau diberikan sebanyak 1 jam pelajaran
dalam setiap minggu, baik untuk kelas VII A, B dan C, kelas VIII
A, B dan C, maupun kelas IX A, B dan C. Untuk 1 jam pelajaran
selama 40 menit, berarti untuk 2 jam pelajaran selama 80 menit.
Mata Pelajaran Fiqih kelas VII A pada hari senin jam ketujuh
dan kedelapan (11.20-12.40), kelas VII B hari senin jam pertama
dan kedua (07.00-08.20) dan kelas VII C hari rabu jam kelima dan
keenam.
Untuk kelas VIII A Mata Pelajaran Fiqih pada hari kamis jam
ketiga dan keempat (08.20-09.40). Kelas VIII B hari minggu jam
ketujuh dan kedelapan (11.20-12.40), sedangkan kelas VIII C hari
rabu jam ketiga dan keempat (08.20-09.40).
Kelas IX A untuk Mata Pelajaran Fiqih, yaitu hari sabtu jam
kelima dan keenam (10.00-11.20). Hari kamis untuk kelas IX B jam
ketujuh dan kedelapan (11.20-12.40, sedangkan untuk kelas IX C
hari Sabtu jam ketiga dan keempat (08.20-09.40).
113
b. Alat-alat Pembelajaran
Alat-alat pembelajaran merupakan salah satu faktor yang tidak
kalah pentingnya di dalam proses belajar dan mengajar, karena
alat-alat itu turut menunjang dan membantu tercapainya tujuan
pendidikan.20 Oleh karena itu alat-alat termasuk salah satu
komponen dari komponen-komponen pendidikan.
Buku paket dan buku mata pelajaran fiqih termasuk salah satu
dari pada alat-alat pembelajaran. Dalam hal ini buku mata
pelajaran fiqih yang digunakan di MTs. Miftahul Qulub adalah
karya Nor Hadi Ayo Memahami Fiqih, Untuk MTs/SMP Islam Kelas
VII, VIII dan IX . selain buku paket Fiqih, yang dijadikan sebagai
sumber belajar adalah al-Quran dan terjemahannya, kitab hadits,
VCD, komputer dan OHP serta media diam seperti poster atau
gambar salat dan lain sebagainya.
Dalam mengaplikasikan materi pembelajaran dibutuhkan
suatu metode atau pendekatan untuk menuangkan gagasan
kepada murid di kelas. Adapun metode yang digunakan di MTs
Miftahul Qulub Polagan Galis Pamekasan pada mata pelajaran
fiqih adalah metode ceramah, tanya jawab, diskusi, pemberian
tugas belajar (resitasi), kerja kelompok, sosio-drama dan bermain
peran, serta metode demonstrasi.
c. Penilaian
Penilaian dalam Mata Pelajaran Fiqh tidak hanya merupakan
kegiatan tes formal (ulangan harian, resitasi, UTS dan UAS),
melainkan juga perhatian terhadap peserta didik ketika duduk,
berbicara, dan bersikap, pengamatan ketika peserta didik berada
di ruang kelas, di tempat ibadah, dan ketika mereka bermain. Dari
berbagai pengamatan itu ada yang perlu dicatat secara tertulis
terutama tentang perilaku yang menonjol atau kelainan pertumbuhan yang kemudian harus diikuti dengan langkah bimbingan.
Penilaian terhadap pengamatan dapat digunakan observasi dan
wawancara.
20Sudarwan
114
115
kompetensi tersebut ditunjukkan secara fungsional, yaitu kemampuannya mengelola kegiatan belajar dan pembelajaran. Oleh karena
itu, maka solusi atau langkah yang diambil oleh MTs Miftahul
Polagan untuk mengatasi kendala tersebut adalah:
1) Mengadakan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Fiqih
yang diadakan satu kali dalam seminggu di MTs. Pademawu,
yang membahas tentang SK, KD, serta penggunaan media
pembelajaran sesuai dengan bab yang akan diajarkan dan
media yang cocok untuk digunakan.
2) Semua guru mata pelajaran fiqih di MTs. Miftahul Qulub
Polagan, belajar kepada guru TIK bagaimana cara mengoperasikan media pembelajaran yang akan digunakan oleh
guru mata pelajaran fiqih.
3) Meminta guru yang lain, orang tua dan kepala sekolah untuk
memberikan bimbingan motivasi, menegur dan menjaga
peserta didik dalam kehidupannya mengingat fiqih memiliki
kompenen antara hablu min Allh dan hablu min al-ns.
c. Solusi Sarana dan Prasana
Sesuai dengan UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
dan Peratuan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 /2007 pasal 1 di
tetapkan Standar Sarana Dan Prasarana pendidikan untuk tingkat
Madrasah Tsanawiyah atau tingkat Sekolah Menengah Pertama. Di
antara proses dalam pengimplementasian Peratuan Menteri
Pendidikan No. 24/2007 pasal 1 ditetapkan Standar Sarana dan
Prasarana pendidikan untuk tingkat Madrasah Tsanawiyah atau
tingkat Sekolah Menengah harus dilaksanakan di seluruh sekolah
atau madrasah karena itu jadi kewajiban sekolah dalam melengkapi
sarana dan prasarana pendidikan di sekolah.
Standar yang harus dilaksanakan itu adalah melengkapi komponen-komponen yaitu gedung, ruang kelas, ruang perpustakaan,
ruang laboratorium IPA, ruang pimpinan, ruang guru, ruang tata
usaha, tempat beribadah, ruang konseling, ruang UKS, ruang
organisasi kesiswaan, jamban, gudang, ruang sirkulasi, tempat
bermain/berolahraga. Dari hasil penelitian tersebut, dalam upaya
implementasi sarana dan prasarana pendidikan, sekolah berupaya
Tadrs. Volume 6, Nomor 1, Juni 2011
117
Daftar Pustaka
Brata, Sumadi Surya. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1998.
Dahlan. M. Kamus Induk Istilah Ilmiah Seri Intelektual. Surabaya: Target
Press, 2003.
Danim, Sudarwan. Media Komunikasi Pendidikan, Pelayaran Profesional
Pembelajaran dan Mutu Hasil Belajar. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 1991.
Dunne, Richard dan Ted Wragg, Pembelajaran Efektif. Jakarta:
Gramedia, 1996.
Goetz, Judith Preissle dan Margaret Diane Le Compte. Etnography and
Qualitative Design in Educational Research. London: Academic
Press,1984.
H. Olson, B.R. Hergenhahn Mettew. An Introduction to Theory of
Learning. Amerika: Prectice Hall, 1977.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran. (20 April 2010).
http://en.wikipedia.org/wiki/Edgar_Dale. (07 Maret 2010).
Iman, Muis Sad. Pendidikan Partisipatif: Menimbang Konsep Fitrah dan
Progresivisme John Dewey. Yogyakarta: Safiria Insani Press &
MSI UII, 2004.
Muhadjir, Noeng. Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Rake
Sarasin, 2000), 4. Bogdan, Robert L. dan Sari Kuop Biklen.
Qualitative Research for Education: an Introducing to Theory and
Methods. Boston: Allyn dan Bacon, 1982.
Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi. Bandung: Alfabeta, 2008.
Nasution. S. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Tadrs. Volume 6, Nomor 1, Juni 2011
119
120