Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP

INVOLUSI UTERUS PADA IBU POST


PARTUM DI RUANG POST PARTUM KELAS
III RSHS BANDUNG

RENI ZARIA PUTRI

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya
angka kematian ibu sehabis melahirkan yang
disebabkan oleh perdarahan. Salah satu cara
untuk mengatasi perdarahan itu dengan cara
melakukan pijat oksitosin. Pijatan ini dapat
merangsang hormon oksitosin yang menyebabkan
kontraksi uterus sehingga proses involusi bisa
berjalan normal.Tujuan penelitian ini untuk
mengidentifikasi pengaruh pijat oksitosin pada ibu
post partum yang dipijat oksitosin dan yang tidak
dipijat oksitosin.

PENDAHULUAN
Indikator kemampuan pelayanan kesehatan suatu
negara menurut WHO bisa dilihat dari angka
kematian ibu selama masa perinatal, intranatal,
dan postnatal. Hal ini sesuai dengan visi yang
ditetapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan
pemerintah Indonesia. Visi Indonesia sehat 2015
mempunyai delapan sasaran (Millennium
Development Goals/MDGs) MDGs yang salah
satunya yaitu mengurangi angka kematian bayi dan
ibu pada saat persalinan.

Angka kematian ibu melahirkan


disebabkan oleh beberapa faktor,
diantaranya karena pendarahan.
Pendarahan menjadi penyebab utama
kematian ibu di Indonesia. Penyebab
kedua ialah eklamsia lalu infeksi
(Depkes RI, 2011).

Upaya untuk mengendalikan terjadinya


perdarahan dari tempat plasenta dengan
memperbaiki kontraksi dan retraksi serat
myometrium yang kuat dengan pijatan
oksitosin.
Oleh karena itu, upaya mempertahankan
kontraksi uterus melalui pijatan untuk
merangsang keluarnya hormon oksitosin
merupakan bagian penting dari perawatan post
partum (Bobak, Lowdermik, Jensen, 2005).

METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan desain kuasi eksperimen,
dengan bentuk post test only design.
Pengukuran ini dilakukan setelah
kelompok intervensi diberikan pijat
oksitosin dan pada kelompok kontrol
yang tidak diberikan pijat oksitosin.

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari


variabel intervensi yaitu ibu post partum
yang dipijat oksitosin dan variabel
kontrol ibu post partum yang tidak
dipijat oksitosin. Hipotesa yang akan
dibuktikan dalam penelitian ini adalah
hipotesa alternatif (Ha), adanya
pengaruh antara pijat oksitosin
terhadap proses involusi uterus.

HASIL
Berdasarkan tabel 1 diatas dapat digambarkan
bahwa proses involusi uterus yang dinilai dari
penurunan tinggi fundus uterus pada responden
intervensi / yang dipijat oksitosin mengalami
involusi uterus normal lebih banyak daripada
involusi uterus yang tidak dipijat oksitosin.
Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan ada
pengaruh pijat oksitosin terhadap proses involusi
uterus yang ditunjukkan dengan nilai p 0.01<0.05
yang berarti Ho ditolak.

Hasil pengamatan ini sesuai dengan


pengertian pijat oksitosin itu sendiri
yaitu pemijatan tulang belakang pada
nervus ke 5 - 6 sampai ke scapula
yang akan mempercepat kerja saraf
parasimpatis yang merangsang
hipofise posterior

untuk mengeluarkan oksitosin


(Hamranani 2010). Efek fisiologis dari
pijat oksitosin ini adalah merangsang
kontraksi otot polos uterus baik pada
proses saat persalinan maupun setelah
persalinan sehingga bisa mempercepat
proses involusi uterus (Cuningham,
2006; Indiarti 2009).

KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh pijat
oksitosin terhadap involusi terus pada
ibu post partum kelas III RSHS
Bandung dengan nilai uji statistik
melalui chi square dengan nilai p <
0.05.

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai