SKRIPSI
Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
Oleh :
Marni Wahyuningsih
NIM S10026
SKRIPSI
Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
Oleh :
Marni Wahyuningsih
NIM S10026
ii
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, yang telah
melindungi dan melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul Efektifitas aromaterapi lavender
(Lavandula Angustifolia) dan massage effleurage terhadap tingkat nyeri
persalinan kala I fase aktif pada primigravida.
Dalam pembuatan skripsi ini, penulis banyak menghadapi kesulitan dan
hambatan, namun berkat bantuan berbagai pihak, maka penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1.
Ibu Dra.Agnes Sriharti M.Si selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2.
3.
4.
Ibu Febriana Sartika Sari, S.Kep.,Ns selaku pembimbing kedua yang telah
memberikan motivasi, bimbingan, arahan, dan saran dalam penyusunan
skripsi ini hingga selesai.
5.
6.
Segenap dosen Prodi S-1 dan Staff pengajar STIKes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan ilmu dan bimbingan pada penulis.
7.
Kedua Orang tua yang telah memberikan semangat, doa, dorongan baik
material dan spiritual dalam pembuatan skripsi ini.
8.
9.
10. Ida Rusmiati, Amd.Keb selaku Bidan di BPS UTAMI yang telah membantu
dan membimbing peneliti selama proses penelitian
iv
11. Responden yang telah membantu peneliti sehingga penelitian ini dapat
berjalan dengan lancar
12. Teman-teman S10 yang telah memberikan semangat, motivasi, dan arahan
dalam pembuatan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka dengan ini penulis mengharapkan saran dan kritik yang
sifatnya membangun untuk perbaikan dikemudian hari.
Surakarta, Juli 2014
Peneliti
DAFTAR ISI
ii
iii
iv
vi
ix
xi
xiii
ABSTRAK ......................................................................................................
xiv
ABSTRACT .....................................................................................................
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
1.2.
Rumusan Masalah................................................................
1.3.
10
1.4.
1.5.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
12
12
13
vi
14
18
19
21
2.2.1. Definisi.....................................................................
22
22
23
25
29
31
35
39
41
46
46
53
55
61
2.4.
75
2.5.
76
2.6.
Hipotesis ..............................................................................
77
2.2.
2.3.
78
3.2.
79
3.2.1. Populasi....................................................................
79
79
3.3.
81
3.4.
82
3.5.
83
3.6.
88
3.7.
92
vii
Analisa Univariat
94
94
95
96
BAB V
96
Analisa Bivariat
97
97
98
PEMBAHASAN
5.1.
5.2.
99
5.3.
5.4.
101
103
Keterbatasan Penelitian
108
BAB VI PENUTUP
6.1.
Simpulan
109
6.2.
Saran
109
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
No
Judul Tabel
Halaman
Tabel
1.1
Keaslian Penelitian
10
3.1
4.1
94
95
96
96
ix
97
DAFTAR GAMBAR
No
Judul Gambar
Halaman
Gambar
2.1
42
2.2
43
2.3
44
2.4
44
2.5
Massage Effleurage
61
2.6
64
Angustifolia)
2.7
Kerangka Teori
75
2.8
Kerangka Konsep
76
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
: Instrumen Penelitian
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
: Jadwal Penelitian
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
xi
Lampiran 18
Lampiran 19
Lampiran 20
Lampiran 21
Lampiran 22
: Hasil SPSS 18
Lampiran 23
: Dokumentasi
xii
DAFTAR SINGKATAN
AKI
MPS
VDS
VAS
NRS
TENS
ILA
xiii
Marni Wahyuningsih
Efektifitas Aromaterapi Lavender (Lavandula Angustifolia) dan Massage
Effleurage terhadap Tingkat Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif
Pada Primigravida di BPS UTAMI dan Ruang PONEK
RSUD Karanganyar
Abstrak
Proses persalinan dimulai pada saat terjadi kontraksi uterus yang teratur
dan progresif serta akan diakhiri dengan keluarnya janin. Aromaterapi dan
massage merupakan salah satu metode non farmakologi, aromaterapi dapat
menimbulkan sesuatu yang menyenangkan, menurunkan nyeri, stress, cemas serta
massage dapat menimbulkan efek relaksasi.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas aromaterapi lavender
dan massage effleurage terhadap tingkat nyeri persalinan kala I fase aktif pada
primigravida.
Jenis penelitian quasi experiment dengan menggunakan desain penelitian:
pre and post test without control. Sampel penelitian diambil dengan teknik
Consecutive sampling sebanyak 48 orang. Penelitian ini dilakukan pada bulan
Januari-Mei 2014. Metode analisis data menggunakan teknik analisis statistik non
parametrik Wilcoxon.
Tingkat nyeri persalinan sebelum diberikan perlakuan adalah nyeri tingkat
berat (rata-rata 8,52) dan setelah diberikan perlakuan adalah nyeri tingkat sedang
(rata-rata 5,58). Penurunan tingkat nyeri setelah diberikan perlakuan adalah 2,938.
Hasil uji statistik diperoleh nilai p 0,00 lebih kecil dari nilai a 0,05 dengan
demikian aromaterapi lavender dan massage effleurage efektif menurunkan
tingkat nyeri persalinan kala I fase aktif pada primigravida. Harapannya hasil
penelitian ini dapat dijadikan SOP di BPS UTAMI dan Ruang PONEK RSUD
Karanganyar.
Kata Kunci: Nyeri, fase aktif, aromaterapi lavender, massage effleurage
Daftar Pustaka: 55 (2000-2013)
xiv
Marni Wahyuningsih
The Effectiveness Of Lavender (Lavandula Angustifolia) Aromatherapy And
Effleurage Massage On The Level Of Labor Pain Of Stage I Of Active Phase
In Primigravida At Utami Private Midwifery Practice And At
Comprehensive Emergency Obstetric And Newborn Care
Room Of Local General Hospital Of Karanganyar
Abstract
The labor process begins from the regular and progressive uterine
contraction to the discharge of fetus. Aromatherapy and massage are nonpharmacological methods. The former arouses excitement and reduces pain,
stress, and anxiety, and the latter induces relaxation effects.
The objective of this research is to investigate the effectiveness of
lavender aromatherapy and effleurage massage on the level of labor pain of Stage
I of active phase in primigravida.
This research used the quasi experimental research with the pretest and
posttest without control design. It was conducted from January to May 2014. The
samples of the research consisted of 48 persons. The data of the research were
analyzed by using the statistical non-parametric Wilcoxon Test.
Prior to the treatment, the level of labor pain is severe (the average is
8.52), and following the treatment it is moderate (the average is 5.58). Thus, the
level of labor pain declines as much as 2.938 following the treatment. The result
of the analysis shows that the value of p is 0. 00, which is smaller than the value
of a = 0.05, meaning that the lavender aromatherapy and the effleurage massage
are effective to reduce the labor pain of Stage I of active phase in primigravida.
The result of this research is expected to be considered for the Standard
Operating Procedure at Utami Private Midwifery Practice and at Comprehensive
Emergency Obstetric and Newborn Care Room of Local General Hospital of
Karanganyar.
Keywords: Pain, active phase, lavender aromatherapy, and effleurage massage
References: 55 (2000-2013)
xv
BAB I
PENDAHULUAN
16
17
18
kondisi psikologis ibu, proses persalinan, dan kesejahteraan janin (Potter &
Perry 2005).
Nyeri yang tidak cepat teratasi dapat menyebabkan kematian pada ibu
dan bayi, karena nyeri menyebabkan pernafasan dan denyut jantung ibu akan
meningkat yang menyebabkan aliran darah dan oksigen ke plasenta
terganggu. Penanganan dan pengawasan nyeri persalinan terutama pada kala I
fase aktif sangat penting, karena ini sebagai titik penentu apakah seorang ibu
bersalin dapat menjalani persalinan normal atau diakhiri dengan suatu
tindakan dikarenakan adanya penyulit yang diakibatkan nyeri yang sangat
hebat (Hermawati 2009).
Rasa nyeri, tegang, rasa takut yang mengganggu pada ibu hamil dapat
menghasilkan sejumlah katekolamin (hormon stress) yang berlebihan seperti
ephinephrin dan norephinephrin. Tingkat katekolamin yang tinggi dalam
darah bisa memperpanjang persalinan dengan mengurangi efisiensi kontraksi
rahim dan dapat merugikan janin dengan mengurangi aliran darah menuju
plasenta. Keadaan ini dapat mengakibatkan penatalaksanaan persalinan
menjadi kurang terkendali dan memungkinan terjadi trauma pada bayi
(Astuti 2009).
Banyak cara yang dapat digunakan dalam menghilangkan rasa sakit
saat persalinan, cara tersebut antara lain dengan tindakan farmakologis dan
tindakan non farmakologis. Tindakan farmakologis yang digunakan antara
lain penggunaan analgesik, suntikan epidural, Intracthecal Labor Analgesik
(ILA), dan lain-lain. Tindakan-tindakan tersebut hampir semua mempunyai
19
efek samping pada ibu dan juga janin. Misalnya pada analgesik dapat
menembus plasenta sehingga menimbulkan efek terhadap pernapasan bayi.
Efek samping pada ibu adalah adanya perasaan mual dan pusing, serta ibu
menjadi tidak dapat mengandalkan otot perutnya dan mendorong ketika
terjadi kontraksi rahim, sehingga persalinan menjadi lebih lama (Wong
2004).
Berdasarkan alasan tersebut diatas, tindakan nonfarmakologis dalam
manajemen nyeri merupakan trend baru yang dapat dikembangkan dan
merupakan metode alternatif dapat digunakan pada ibu untuk mengurangi
nyeri persalinan. Metode non farmakologis dapat memberikan efek relaksasi
kepada pasien dan dapat membantu meringankan ketegangan otot dan emosi
serta dapat mengurangi nyeri persalinan (Astuti 2009).
Metode nonfarmakologi juga dapat meningkatkan kepuasan selama
persalinan, karena ibu dapat mengontrol perasaannya dan kekuatannya.
Relaksasi, teknik pernapasan, pergerakan dan perubahan posisi, massage,
hidroterapi, terapi panas/dingin, musik, guided imagery, akupresur,
aromaterapi merupakan beberapa teknik nonfarmakologi yang dapat
meningkatkan kenyamanan ibu saat bersalin dan mempunyai pengaruh pada
koping yang efektif terhadap pengalaman persalinan (Arifin 2008).
Ibu yang dipijat dua puluh menit setiap jam selama persalinan akan
lebih terbebas dari rasa sakit. Hal ini disebabkan karena pijatan merangsang
tubuh untuk melepaskan senyawa Endorphin yang merupakan pereda rasa
sakit. Endorphin juga dapat menciptakan perasaan nyaman, enak, rileks dan
20
nyaman dalam persalinan. Banyak wanita merasa bahwa pijatan sangat efektif
dalam menghilangkan rasa sakit pada saat melahirkan yang secara umum
akan membantu menyeimbangkan energi, merangsang dan mengatur tubuh
memperbaiki sirkulasi darah, kelenjar getah bening sehingga oksigen, zat
makanan, dan sisa makanan dibawa secara efektif dari jaringa tubuh ibu ke
plasenta dengan mengendurkan ketegangan yang membantu menurunkan
emosi (Danuatmaja 2004).
Penelitian Handayani (2011) dengan judul "Pengaruh Massage
Effluerage Terhadap Nyeri Primipara Kala I Persalinan Fisiologis (Studi
Kasus Di RSIA Bunda Arif Purwokerto)" membuktikan bahwa massage
effluerage dapat mengurangi nyeri dari skala 7,647 menjadi 6,117.
Metode nonfarmakologi selanjutnya adalah aromaterapi. Aromaterapi
adalah terapi yang menggunakan essensial oil atau sari minyak murni untuk
membantu memperbaiki atau menjaga kesehatan, membangkitkan semangat,
menyegarkan serta membangkitkan jiwa raga (Hutasoit 2002).
menimbulkan
21
22
belum
memberikan terapi
nonfarmakologi
seperti
aromaterapi dan massage kepada ibu saat melahirkan, sehingga ibu terus
merasakan nyeri saat melahirkan.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti berkeinginan
melakukan penelitian mengenai efektifitas aromaterapi lavender (Lavandula
Angustifolia) dan massage effleurage terhadap tingkat nyeri persalinan kala I
fase aktif pada primigravida di BPS UTAMI dan Ruang PONEK RSUD
Karanganyar.
23
2.
24
3.
25
Judul Penelitian
Metode
Hasil
pre
eksperimen
dengan desain one
group
pretestpostest
quasi experiment,
dengan
menggunakan
desain penelitian:
non
equivalent
control
group
pretest
and
diperoleh
intensitas
nyeri
sebelum
dilakukan
metode
massage
effleurage
rata-ratanya
adalah
7,647.
Setelah
dilakukan
metode
massage
effleurage
diperoleh rata-ratanya
adalah 6,117. Nilai
perbedaan
rata-rata
sebelum dan sesudah
dilakukan
metode
massage
effleurage
adalah 1,53 (t-hitung:
8,260 dan t-tabel:
1,960).Dengan nilai p
(0,000) < (0,050).
Hasilnya tingkat nyeri
sesudah
diberikan
aromaterapi
pada
kelompok perlakuan
adalah nyeri berat
dengan rata-rata 7,30
dan tingkat nyeri pada
Pengaruh
Aromaterapi
Terhadap
Nyeri
Persalinan Kala I
Pada Primipara di
Bidan
Praktik
Swasta Kecamatan
26
Polokarto
Nama Peneliti
Insaffitan 2006
posttest design
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi nyeri
Batasan atau definisi nyeri yang diusulkan oleh The
International Association for the Study of Pain adalah suatu
pengalaman perasaan dan emosi yang tidak menyenangkan yang
berkaitan dengan kerusakan sebenarnya ataupun yang potensial
pada suatu jaringan. Nyeri merupakan perasaan tubuh atau
bagian dari tubuh manusia, yang senantiasa tidak menyenangkan
dan keberadaan nyeri dapat memberikan suatu pengalaman alam
rasa (Judha 2012).
Nyeri adalah suatu yang tidak menyenangkan dan
disebabkan oleh stimulus spesifik seperti mekanik, termal,
kimia, atau elektrik pada ujung-ujung saraf serta tidak dapat
diserahkan kepada orang lain. Nyeri bersifat subjektif dan hanya
pasien yang dapat merasakan adanya nyeri. Perawat dapat
mengetahui adanya nyeri dari keluhan pasien dan tanda umum
atau respon fisiologis tubuh pasien terhadap nyeri. Keluhan dan
respon tubuh terhadap nyeri dapat berupa pasien tampak
12
13
nyeri
mencapai
korteks
serebral,
maka
otak
14
Usia
Anak yang masih kecil mempunyai kesulitan memahami
nyeri. Anak-anak kecil yang belum dapat mengucapkan katakata juga mengalami kesulitan untuk mengungkapkan secara
verbal dan mengekspresikan nyeri kepada orang tua dan petugas
kesehatan. Pengkajian nyeri pada lansia mungkin sulit karena
perubahan fisiologis dan psikologis yang menyertai proses
penuaan. Nyeri pada lansia dialihkan jauh dari tempat cedera
atau penyakit. Persepsi nyeri pada lansia berkurang akibat dari
perubahan patologis berkaitan dengan beberapa penyakit, tetapi
pada lansia yang sehat persepsi nyeri mungkin tidak berubah
(Judha 2012).
2.
Jenis kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda dalam
memaknai dan berespon terhadap nyeri. Terdapat kebudayaan
yang mempengaruhi jenis kelamin, misalnya anggapan bahwa
15
Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara
individu dalam mengatasi nyeri. Terdapat perbedaan dalam
memaknai dan menyikapi nyeri di berbagai kelompok budaya.
Misalnya, suatu daerah menganut kepercayaan bahwa nyeri
adalah akibat yang harus diterima karena mereka melakukan
kesalahan, jadi mereka tidak mengeluh jika ada nyeri. Budaya
dan etnik mempunyai pengaruh pada bagaimana seseorang
berespon terhadap nyeri. Namun budaya dan etnik tidak
mempengaruhi persepsi nyeri. Sebagai seorang perawat harus
bereaksi terhadap persepsi nyeri pasien dan bukan pada perilaku
nyeri, karena perilaku berbeda dari pasien satu dengan pasien
yang lainnya (Judha 2012).
4.
Makna nyeri
Makna seseorang yang dikaitkan dengan nyeri akan
mempengaruhi pengalaman nyeri dan cara beradaptasi terhadap
nyeri. Individu akan mempersepsikan nyeri dengan cara
berbeda-beda, nyeri dapat memberi kesan ancaman, suatu
kehilangan, hukuman dan tantangan.
16
5.
Perhatian
Tingkat seorang klien dalam memfokuskan perhatiannya
terhadap nyeri dapat mempengaruhi persepsi nyeri. Perhatian
yang meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat,
sedangkan upaya distraksi dihubungkan dengan respon nyeri
yang menurun.
6.
Ansietas
Ansietas seringkali meningkatkan persepsi nyeri. Stimulus
nyeri mengaktifkan bagian sistem limbik yang diyakini
mengendalikan emosi seseorang, khususnya ansietas. Sistem
limbik dapat memproses reaksi emosi terhadap nyeri, yakni
memperburuk atau menghilangkan nyeri. Ansietas yang relevan
dan berhubungan dengan nyeri dapat meningkatkan persepsi
pasien terhadap nyeri (Judha 2012).
7.
Keletihan
Keletihan dapat meningkatkan persepsi terhadap nyeri.
Rasa kelelahan menyebabkan sensasi nyeri semakin intensif dan
menurunkan kemampuan koping.
8.
Pengalaman sebelumnya
Pengalaman nyeri sebelumnya tidak selalu berarti bahwa
individu tersebut akan menerima nyeri dengan lebih mudah pada
masa yang akan datang. Apabila individu sejak lama sering
mengalami serangkaian episode nyeri tanpa pernah sembuh atau
17
menderita nyeri yang berat maka ansietas atau bahkan rasa takut
dapat muncul. Sebaliknya apabila individu mengalami nyeri,
dengan jenis yang sama berulang-ulang, tetapi kemudian nyeri
tersebut berhasil dihilangkan, akan lebih mudah bagi individu
tersebut untuk menginterpretasikan sensasi nyeri. Individu yang
mempunyai pengalaman multipel dan berkepanjangan tentang
nyeri akan lebih sedikit gelisah dan lebih toleran terhadap nyeri
dibanding orang yang hanya mengalami sedikit nyeri (Judha
2012).
9.
Gaya koping
Apabila klien mengalami nyeri selama dalam perawatan
kesehatan, klien merasa tidak berdaya dengan rasa sepi. Hal
yang sering terjadi adalah klien merasa kehilangan kontrol
terhadap lingkungan. Dengan demikian, gaya koping akan
mempengaruhi kemampuan individu tersebut dalam mengatasi
nyeri.
18
yang
juga
mempermudah
dan
menghambat
perjalanan impuls.
2.
3.
19
4.
5.
Menurut Tempatnya
a.
Perifer Pain
Yaitu pada daerah perifer biasanya di rasakan pada
permukaanbtubuh seperti kulit dan mukosa.
b.
Deep Pain
Yaitu nyeri yang di rasakan dari stuktur somatic dalam
meliputi periosteum, otot, tendon, sendi, pembuluh darah.
20
c.
d.
(vertebrata,
alat-alat
viseral,
otot)
yang
Psikogenic Pain
Nyeri yang dirasakan tanpa penyebab organik tetapi akibat
trauma psikologis yang mempengaruhi keadaan fisik.
f.
Phantom Pain
Nyeri yang dirasakan pada bagian tubuh yang sebenarnya
bagian tubuh tersebut sudah tidak ada. Contoh: nyeri pada
ujung kaki yang sebetulnya sudah diamputasi.
g.
Interactable Pain
Nyeri yang resistan
2.
Menurut Serangannya
a.
Nyeri Akut
Nyeri akut terjadi kurang dari 6 bulan biasanya nyeri
dirasakan mendadak dan area nyeri dapat diidentifikasi.
21
Nyeri
akut
mempunyai
karakteristik
meningkatnya
Nyeri Kronik
Nyeri yang bertahan lebih dari 6 bulan, sumber nyeri tidak
dapat diketahui dan nyeri sulit dihilangkan. Sensasi nyeri
dapat berupa nyeri difus sehingga sulit untuk diidentifikasi
secara spesifik sumber nyeri tersebut.
3.
Menurut sifatnya
a.
Insidental
Nyeri
timbul
sewaktu-waktu
kemudian
menghilang.
Stedy
Nyeri yang timbul menetap dan dirasakan dalam waktu
lama, misalnya abses.
c.
Paroxymal
Nyeri yang dirasakan dangan intensitas tinggi dan kuat,
biasanya menetap kurang lebih 10-15 menit kemudian
hilang dan timbul lagi.
22
dibagi menjadi empat kala, yaitu kala I, kala pembukaan servik atau
jalan lahir, dimana servik membuka sampai terjadi pembukaan
10cm. Kala II disebut kala pengeluaran janin. Kala III disebut kala
pelepasan dan pengeluaran plasenta. Kala IV observasi dini terhadap
perdarahan postpartum (Wiknjosastro 2005).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadipada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18-24
jam tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Sumarah 2008).
2.2.2. Jenis Persalinan
Jenis persalinan antara lain :
1.
b.
2.
Abortus
(keguguran):
adalah
terhentinya
kehamilan
23
b.
c.
d.
e.
f.
Teori keregangan
Otot rahim mempunyai kemampuan meregangn dalam
batas tertentu. Setelah melewati batas waktu tersebut terjadi
kontraksi sehingga persalinan dapat mulai. Keadaan uterus yang
terus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemia
otot-otot uterus. Hal ini mungkin merupakan faktor yang dapat
mengganggu
sirkulasi
uteroplasenter
sehingga
plasenta
24
3.
4.
Teori prostaglandin
Konsentrasi
prostaglandin
meningkat
sejak
umur
25
5.
ini
menunjukkan
pada
kehamilan
dengan
7.
Faktor lain
Tekanan pada
ganglion
servikale
dari
pleksus
26
Lightening
Lightening yang mulai dirasa kira-kira dua minggu
sebelum persalinan, adalah penurunan bagian presentasi bayi ke
dalam pelvis minor. Pada presentasi sevalik, kepala bayi
biasanya menancap setelah lightening. Sesak nafas yang
dirasakan sebelumnya selama trimester ketiga kehamilan akan
berkurang karena kondisi ini akan menciptakan ruang yang
besar di dalam abdomen atau untuk ekspansi paru. Namun, tetap
saja lightening menimbulkan masa tidak nyaman yang lain
akibat tekanan bagian presentasi tidak nyaman yang lain akibat
tekanan bagian presentasi pada struktur di area pelvis minor.
Hal-hal spesifik berikut akan dialami ibu :
a.
b.
sensasi
terusmenerus
bahwa
sesuatu
perlu
27
d.
Peningkatan
statis
vena
yang
menghasilkan
edema
ballotte
terhadap
kepala
janin
yang
Perubahan serviks
Mendekati persalinan serviks menjadi matang, selama
masahamil serviks dalam keadaan menutup, panjang dan lunak.
Selama proses persalinan serviks masih lunak dan mengalami
sedikit penipisan (effacement) dan kemungkinan sedikit dilatasi.
Evaluasi kematangan serviks akan tergantung pada individu ibu
dan paritasnya. Perubahan serviks terjadi akibat peningkatan
intensitas kontraksi Braxton Hiks. Serviks menjadi matang
selama
periode
Kematangan
persalinan.
yangberbeda-beda
serviks
sebelum
mengindikasikan
persalinan.
kesiapan
untuk
28
a.
Persalinan palsu
Persalinan palsu terdiri dari kontraksi uterus yang
sangat nyeri, yang memberi pengaruh signifikan terhadap
serviks. Kontraksi pada persalinan palsu timbul akibat
kontraksi BraxtonHicks yang tidak nyeri, yang telah terjadi
sejak enam minggu kehamilan. Persalinan palsu dapat
timbul berhari-hari atau secaraintermiten bahkan tiga atau
empat minggu sebelum proses persalinan sejati. Persalinan
palsu sangat nyeri dan ibu dapat mengalami kurang tidur
dan kekurangan energi dalam menghadapinya.
b.
Lonjakan energi
Sebelum terjadi proses persalinan, ibu bersalin
dalam waktu 24 jam atau 48 jam mengalami lonjakan energi
selama alamiah. Hal ini dapat dimanfaatkan dalam proses
persalinan.
c.
29
Power
Power adalah kekuatan-kekuatan yang ada pada ibu
sepertikekuatan His dan mengejan yang dapat menyebabkan
serviks membuka dan mendorong janin keluar. His yang normal
mulai dari salah satu sudut di fundus uteri yang kemudian
menjalar merata simetris ke seluruh korpus uteri dengan adanya
dominasi kekuatan pada fundusuteri dimana lapisan otot uterus
paling dominan, kemudian mengadakan relaksasi secara merata
dan menyeluruh, hingga tekanan dalam ruang amnion kembali
ke asalnya.
2.
Passage
Passage
30
Passanger
Passanger adalah janinnya sendiri, bagian yang paling
besar dan keras pada janin adalah kepala janin, posisi dan besar
kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan, kepala janin ini
pula yang paling banyak mengalami cedera pada persalinan,
sehingga dapat membahayakan hidup dan kehidupan janin
kelak, hidup sempurna, cacat atau akhirnya meninggal. Biasanya
apabila kepala janin sudah lahir, maka bagian-bagian lain
dengan mudah menyusul kemudian.
4.
Psikis
Psikis adalah kejiwaan ibu, ada keterkaitan antar faktorfaktor somatic (jasmaniah) dengan faktor-faktor psikis, dengan
demikian segenap perkembangan emosional dimasa dari ibu
yang bersangkutan ikut berperan dalam kegiatan mempengaruhi
mudah sukarnya proses kelahiran bayinya. Pada proses
melahirkan bayi, pengaruh-pengaruh psikis bisa menghambat
dan
memperlambat
proses
kelahiran,
atau
bisa
juga
31
Penolong
Penolong adalah dokter, bidan yang mengawasi ibu
inpartu sebaik-baiknya dan melihat apakah semua persiapan
untuk persalinan sudah dilakukan, memberikan obat atau
melakukan tindakan hanya apabila ada indikasi untuk ibu
maupun janin (Sumarah 2008).
Fase laten
Merupakan periode waktu dari awal persalinan
pembukaan mulai berjalan secara progresif, yang umumnya
32
dimulai sejak kontraksi mulai muncul hingga pembukaan 34 cm atau permulaan fase aktif berlangsung dalam 7-8 jam.
Selama fase ini presentasi mengalami penurunan sedikit
hingga tidak sama sekali.
b.
Fase Aktif
Merupakan periode waktu dari awal kemajuan aktif
pembukaan menjadi komplit dan mencakup fase transisi,
pembukaan pada umumnya dimulai dari 3-4 cm hingga 10
cm dan berlangsung selama 6 jam. Penurunan bagian
presentasi janin yang progresif terjadi selama akhir fase
aktif dan selama kala dua persalinan. Fase aktif dibagi
dalam 3 fase , antara lain:
1) Fase Akselerasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan 3
cm menjadi 4 cm.
2) Fase Dilatasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan
sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
3) Fase Deselerasi, yaitu pembukaan menjadi lamban
kembali dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi
lengkap
2.
33
b.
c.
d.
e.
kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang
panggul sehingga terjadi tekanan pada otot-otot dasar panggul
yang secara reflek timbul rasa mengedan. Karena tekanan pada
rectum, ibu seperti ingin buang air besar dengan tanda anus
terbuka. Pada waktu his kepala janinmulai terlihat, vulva
membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan yang
terpimpin akan lahir kepala dengan diikuti seluruh badan janin.
Kala II pada primi: 1 - 2 jam, pada multi - 1 jam
(Mochtar 2003).
3.
bayi
lahir
dan
miometrium
mulai
34
c.
dan
permukaan
maternal
plasenta
(darah
35
4.
Kala IV
Kala pengawasan selama 2 jam setelah plasenta lahir untuk
mengamati keadaan ibu terutama bahaya perdarahan postpartum
(Prawirohardjo 2008).
Definisi
Beberapa jam terakhir pada kehamilan manusia ditandai
dengan kontraksi uterus yang menyebabkan dilatasi serviks dan
mendorong janin melalui jalan lahir. Banyak energi yang
dikeluarkan pada waktu ini, oleh karena itu penggunaan istilah
labor (kerja keras) dimaksudkan untuk menggambarkan proses
ini. Kontraksi miometrium pada persalinan dapat menyebabkan
rasa nyeri, sehingga istilah nyeri persalinan digunakan untuk
mendiskripsikan proses ini (Cunningham dkk 2005).
Nyeri persalinan merupakan perasaan yang tidak
menyenangkan yang terjadi selama proses persalinan. Rasa
nyeri merupakan salah satu mekanisme pertahanan alami yaitu
suatu peringatan tentang adanya bahaya. Pada kehamilan,
serangan nyeri memberitahukan bahwa ibu tengah mengalami
kontraksi rahim. Persalinan tanpa nyeri adalah kejadian yang
berbahaya seperti halnya silent coronary thrombosis. Banyak
teknik baru ditemukan dalam menanggulangi nyeri tetapi
metode yang sempurna untuk menghilangkan nyeri pada
36
Penyebab
Penyebab terjadinya persalinan sampai saat ini masih
merupakan teori-teori yang kompleks. Faktor-faktor humoral,
pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus,
pengaruh saraf dan nutrisi disebut sebagai faktor-faktor
dimulainya persalinan. Perubahan biokoimia dan biofisika telah
banyak mengungkapkan dimulai dan berlangsungnya persalinan,
antara lain penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron.
Menurunkan kadar kedua hormon tersebut terjadi kira-kira 1
sampai
minggu
sebelum
persalinan
dimulai.
Kadar
37
b.
c.
d.
e.
f.
g.
dan
16
jam
pada
wanita
multipara.
WHO
38
pergeseran-pergeseran
ketika
serviks
membuka
(Prawirohardjo 2008).
Kala I persalinan selesai ketika serviks sudah membuka
lengkap sehingga memungkinkan kepala janin lewat. Oleh
karena itu, kala I persalinan disebut stadium pendataran dan
dilatasi serviks. Kala II persalinan mulai ketika dilatasi serviks
sudah lengkap yaitu sekitar 10 cm dan berakhir ketika janin
sudah lahir. Kala II persalinan adalah stadium ekspulsi janin.
Sedangkan kala III persalinan mulai segera setelah janin lahir,
dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban janin.
Kala III persalinan adalah stadium pemisahan dan ekspulsi
plasenta (Cunningham 2005).
39
2.
Paritas
Wanita primipara mengalami persalinan yang lebih
panjang, mereka merasa letih. Hal ini menyebabkan peningkatan
nyeri. Pasien yang mengalami persalinan untuk pertama kalinya
umumnya akan terasa lebih nyeri jika dibandingkan dengan
pasien yang sudah pernah mengalami persalinan. Rasa nyeri
pada satu persalinan di bandingkan dengan nyeri pada
persalinan berikutnya akan berbeda.
3.
Budaya
Pengaruh budaya dapat menimbulkan harapan yang tidak
realistis dan dapat mempengaruhi respon serta persepsi individu
terhadap nyeri. Misalnya wanita asli dari Amerika menahan
nyeri dengan menunjukkan sikap diam, sedangkan wanita
40
Keletihan
Keletihan dan kurang tidur dapat memperberat nyeri.
Keletihan akibat nyeri terus menerus yang mengakibatkan
penurunan kontraksi uterus. Hal ini dapat mengakibatkan
lamanya persalinan. Persalinan yang lama akan membahayakan
ibu dan membahayakan bayi yang di kandungnya. Keletihan,
kekhawatiran,
dan
ketakutan
akan
rasa
nyeri
dapat
Emosi
Ketegangan emosi akibat rasa cemas sampai rasa takut
memperberat persepsi nyeri selama persalinan. Rasa cemas yang
berlebihan
juga
menambah
nyeri.
Nyeri
dan
cemas
41
2.
42
4
5
Gamb
Gambar 2.1
2.1.
10
43
Gambar 2.2
4.
44
Gambar 2.3
Keterangan dari
dan
memberi
kebebasan
penuh
klien
untuk
intervensi
teraupetik,
mudah
digunakan
dan
Gambar 2.4
Intensitas nyeri pada skala 0 tidak terjadi nyeri, intensitas
nyeri ringan pada skala 1 sampai 3, intensitas nyeri sedang pada
skala 4 sampai 6, intensitas nyeri berat pada skala 7 sampai 10.
Cara penggunaan skala ini adalah : berilah tanda salah satu
45
2. 1-3
3. 4-6
4. 7-10
Analgesia psikologi
46
serta
dapat
mengendalikan
perasaan
nyeri
(Mander 2003).
2.
Relaksasi
Relaksasi adalah metode pengendalian nyeri yang sering
digunakan dan memberikan masukan terbesar bagi seorang
wanita. Dalam pemilihan metode ini perlu dipertimbangkan
mengenai di mana akan mempelajari teknik ini, dan berapa lama
akan terus menggunakan metode ini selama persalinan. Seorang
ibu membutuhkan dukungan dan penguatan dari seorang yang
mendampingi persalinan. Bersamaan dengan pendidikan dan
latihan pernapasan, relaksasi telah menjadi landasan persalinan.
Teori yang menyokong penggunaan relaksasi selama persalinan
terletak pada fisiologi sistem saraf otonom (Mander 2003).
47
Pada
meningkatkan
tahap
kedua,
tekanan
pernapasan
abdomen
dan
dipakai
dengan
untuk
demikian
48
resiko
serta
hanya
memerlukan
sedikit
biaya
melibatkan
wanita
yang
(Bagharpoosh 2006).
3.
Imajinasi
Imajinasi
terbimbing
penting
dalam
teknik
ini,
sehingga
dapat
Hidroterapi
Hidroterapi
adalah
metode
nonfarmakologis
yang
49
otot
hidrokinesis
dan
kemudian
meniadakan
meredakan
pengaruh
nyeri.
gravitasi,
Kedua,
bersama
Musik
Terapi musik digunakan untuk terapi keadaan kronis yang
menggambarkan gangguan emosional. Namun penggunaannya
dalam persalinan kurang dipublikasikan dengan baik. Kerja
musik
membantu
wanita
dalam
menghadapi
nyeri
salah
satu
cara
penanggulangan
nyeri
50
generator
portabel
yang
51
9. Hipnoterapi
Hipnoterapi adalah penggunaan teknik hipnotis yang
menyebabkan keadaan seperti tidak sadar yang tunduk dan dapat
dipengaruhi
dalam
terapi
kondisi
dengan
menggunakan
52
dilakukan
untuk
mempersiapkan
ibu
dalam
kesejahteraan
psikologisnya
juga
dianggap
penting
53
Analgesi
narkotik
bermanffat
terutama
saat
3.
54
5.
55
anestesi blok saraf atau jika ada indikasi janin harus dilahirkan
pervaginam dengan cepat.
2.3.3. Massage
1.
Definisi
Massage adalah tindakan penekanan oleh tangan pada
jaringan lunak, biasanya otot tendon atau ligamen, tanpa
menyebabkan pergeseran atau perubahan posisi sendi guna
menurunkan
nyeri,
menghasilkan
relaksasi,
dan/atau
dan
mendorong
kedepan
dan
kebelakang
satu
metode
yang
sangat
efektif
dalam
56
57
Metode
Beberapa metode massage adalah:
a.
Effleurage
Effleurage yakni tindakan memukul-mukul abdomen
secara perlahan seirama dengan pernapasan saat kontraksi,
digunakan supaya ibu tidak memusatkan perhatiannya pada
kontraksi (Bobak 2004).
Effleurage
merupakan
teknik
pijatan
dengan
dalam
menurunkan
nyeri
secara
efektif.
58
Control
Theory
dapat
dipakai
untuk
59
Massage
Effleurage
adalah
sebagai
berikut:
a. Atur posisi tidur ibu dengan posisi miring kiri dengan
lutut kanan fleksi. Pada waktu timbul kontraksi:
b. Letakkan kedua telapak ujung-ujung jari tangan diatas
simfisis pubis
c. Bersama inspirasi pelan, usapkan kedua ujung-ujung jari
tangan dengan tekanan yang ringan, tegas dan konstan ke
samping abdomen, mengelilingi samping abdomen
menuju ke arah fundus uteri.
60
gerakan
ini
berulang-ulang
selama
ada
kontraksi.
Gambar 2.5
b.
c.
61
Abdominal Lifting
Abdominal lifting memperlakukan pasien dengan
cara membaringkan pasienpada posisi terlentang dengan
posisi kepala agak tinggi. Letakkan kedua telapak tangan
pada
pinggang
belakang
pasien,
kemudian
secara
2.3.4. Aromaterapi
1.
Definisi
Aromaterapi adalah terapi yang menggunakan essensial
oil atau sari minyak murni untuk membantu memperbaiki atau
menjaga kesehatan, membangkitkan semangat, menyegarkan
serta membangkitkan jiwa raga. Essensial oil yang digunakan
disini merupakan cairan hasil sulingan dari berbagai jenis bunga,
akar, pohon, biji, getah, daun dan rempah-rempah yang
memiliki khasiat untuk mengobati (Hutasoit 2002).
62
minyak
esensial
yang
bermanfaat
untuk
63
hipotalamus
yang
merupakan
pengatur
sistem
Lavender
Lavender
merupakan
bunga
yang
berwarna
64
Gambar 2.6
Minyak lavender diperoleh dengan cara distilasi
bunga. Komponen kimia utama yang dikandungnya adalah
linail asetat, linalool. Minyak lavender digunakan secara
luas
dalam
aromaterapi.
Aroma
lavender
dapat
65
nyeri
pada
makanan)
dilaporkan
memperbaiki
66
kecermatan
dalam
berhitung,
dan
efek
menenangkan.
Lavender
dapat
67
b.
Rosemary
Rosemary yang digunakan melalui inhalasi dapat
bermanfaat
untuk
meningkatkan
kewaspadaan,
d.
e.
Lemon
merupakan
aroma
yang
digunakan
untuk
g.
68
i.
Peppermint
aroma
yang
begitu
menyegarkan,
k.
untuk
ini
memberikan
bermanfaat
rasa
mengatasi
tenang.
sakit
Jenis
selama
69
Pemberian
aromaterapi
selama
persalinan
dapat
aromaterapi
dan
pemijatan
dapat
16
yang
70
Inhalasi
Aromaterapi
inhalasi
71
72
Pijat
Teknik pijat adalah yang paling umum. Melalui
pemijatan, daya penyembuhan yang dikandung oleh minyak
esensial bisa menembus melalui kulit dan dibawa ke dalam
tubuh, mempengaruhi jaringan internal dan organ-organ
tubuh. Karena minyak esensial sangat berbahaya bila
diaplikasikan langsung ke kulit dalam bentuk minyak yang
murni. Minyak esensial baru bisa digunakan setelah
dilarutkan dengan minyak dasar seperti, minyak zaitun,
minyak kedelai, dan minyak tertentu lainnya (Department
of Health 2007).
Aromaterapi apabila digunakan melalui pijat dapat
dilakukan
dengan
langsung
mengoleskan
minyak
73
untuk
mengeluarkan
racun
serta
Kompres
Penggunaan aromaterapi melalui kompres hanya
sedikit membutuhkan minyak aromaterapi. Kompres hangat
dengan minyak aromaterapi dapat digunakan untuk
menurunkan nyeri punggung dan nyeri perut.Kompres
dingin yang mengandung minyak lavender digunakan pada
bagian perineum saat kala kedua persalinan (Department of
Health 2007).
d.
Berendam
Cara lain dalam menggunakan aromaterapi adalah
dengan menambah tetesan minyak esensial ke dalam air
hangat yang digunakan untuk berendam. Dengan cara ini
efek minyak esensial akan membuai perasaan dan membuat
pasien rileks, melarutkan pegal-pegal dan nyeri, juga
memberi efek yang merangsang dan mengembalikan energi.
Pasien akan memperoleh manfaat tambahan dari menghirup
74
75
Persalinan kala I
Aromaterapi
Lavender
Berkurang
Nyeri Persalinan
Tidak
berkurang
Massage Effleurage
Analgesia narkotik
Analgesia regional
ILA
Anestesi lokal
Anestesi umum
1. Analgesia psikologi
2. Relaksasi
3. Imajinasi
4. Hidroterapi
5. Musik
6. TENS
Gambar 2.7 Kerangka Teori
76
Variabel bebas
Variabel terikat
Aromaterapi Lavender
Tingkat nyeri
Persalinan kala I
Massage Effleurage
Keterangan :
: diteliti
: tidak diteliti
Variabel
Pengganggu
Budaya
Paritas
77
2.6. Hipotesis
Ho: aromaterapi lavender dan massage effleurage tidak efektif menurunkan
tingkat nyeri persalinan kala I fase aktif pada primigravida.
Ha: aromaterapi lavender dan massage effleurage efektif menurunkan
tingkat nyeri persalinan kala I fase aktif pada primigravida.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
O1
X1
O2
Gambar 3.1 Quasi experimental pre and post test without control
design
Keterangan:
R
O1
O2
X1
78
79
adalah
keseluruhan
subjek
penelitian
dan
dianggap
mampu
mewakili
seluruh
populasi
Kriteria inklusi
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel
80
a.
b.
Primigravida
c.
Belum
pernah
dilakukan
massage
atau
pemberian
aromaterapi
d.
e.
f.
2.
Kriteria eklusi
Kriteria dimana subyek penelitian tidak layak dijadikan sampel
karena tidak memenuhi syarat sampel penelitian, yaitu:
a.
Multipara
b.
c.
d.
e.
3. Besar Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan
rumus Notoatmodjo (2005) yaitu:
81
n=
N
1 + N (d ) 2
Keterangan:
N: Besar populasi
n: Besar sampel
d: Derajat kepercayaan (5%)
Penggunaan rumus diatas dikarenakan jumlah populasi kurang dari
10.000 (Notoatmodjo 2005).
=
54
1 + 54(0,0025)
54
1,135
= 47,57
Dibulatkan menjadi 48 orang.
82
Massage
Effleurage
Variabel
Dependen
Nyeri
Persalinan
Kala I
Definisi
Operasional
Paramete
r
minyak
lavender dijual
di toko dalam
bentuk cair 1 ml
sama dengan 20
tetes.
Minyak
lavender
diuapkan dengan
alat
tungku
listrik sehingga
menghasilkan
aroma harum
Sebuah
terapi
sentuhan
/
pijatan
ringan
yang diberikan
pada ibu saat
persalinan,
dilakukan
selama 30 menit
selama
ada
kontraksi.
Cara Ukur
Hasil
Ukur
Skala
Menggunakan
kuesioner A,
Numerical
Rating Scale
(NRS), alat ini
menggunakan
warna tertentu
dan kode untuk
mempermudah
pemahaman
ibu
inpartu.
Dengan
gambar
rentang angka
a.
ordinal
Tidak
nyeri :
0
b.
Nyeri
ringan :
1-3
c. Nyeri
sedang
: 4-6
d.
Nyeri
berat :
83
1-10,
7-10
a. Tidak nyeri :
0
b.Nyeri ringan
: 1-3
c.Nyeri sedang
: 4-6
d. Nyeri berat :
7-10
3.5. Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data
3.5.1. Alat Penelitian
1.
Aromaterapi Lavender
Aromaterapi Lavender merupakan terapi yang menggunakan
essensial oil atau sari minyak murni untuk membantu
memperbaiki
atau
menjaga
kesehatan,
membangkitkan
menghasilkan
aroma.
Dalam
penelitian
ini
84
85
10
2. 1-3
3. 4-6
4. 7-10
86
1.
Uji Validitas
Validitas adalah alat ukur atau instrumen penelitian yang
dapat diterima sesuai standar. Validitas merupakan suatu indeks
yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang
diukur (Hidayat 2007).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Li, Liu, & Herr
(2007) penelitian ini membandingkan empat skala nyeri yaitu
NRS, Face Pain Scale Revised (FPS-R), VRS, dan VAS
menunjukkan bahwa keempat skala nyeri menunjukkan validitas
dan reliabilitas yang baik. Pada uji validitasnya skala nyeri NRS
menunjukkan r= 0,90.
2.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh
mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan
(Hidayat 2007). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Li, Liu,
& Herr (2007) uji reliabilitas menggunakan
intraclass
87
3.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
88
h.
i.
j.
dan
seterusnya.
k.
diberikan
aromaterapi
dan
massage
dengan
89
2.
b.
Usia
1) < 20=1
2) 20-35=2
3) > 35=3
c.
Pendidikan
90
1) Tidak Sekolah =1
2) SD=2
3) SMP=3
4) SMA=4
5) PT=5
3.
4.
Analisa (Analiting)
Data yang telah dikumpul pada saat penelitian kemudian
dilakukan analisis univariat dan bivariat.
5.
Cleaning
Cleaning merupakan pengecekan kembali data yang sudah
dientri apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan tersebut
kemungkinan terjadi pada saat kita mengentri data ke computer
(Hidayat 2007).
Analisa Univariat
91
distribusi
dari
masing-masing
variabel.
(Notoatmodjo 2005)
Analisis univariat dalam penelitian ini adalah data
demografi ibu inpartu kala I fase aktif meliputi usia dan
pendidikan dalam bentuk distribusi frekuensi berupa grafik dan
tabel persentase dengan bantuan SPSS.
2.
Analisa Bivariat
Analisis data bivariat adalah analisa yang dilakukan lebih
dari dua variabel (Notoatmodjo 2005).
Analisa
ini
digunakan
untuk
menguji
efektifitas
92
dimengerti
kepada
responden
mengenai
93
nama
peserta
terkait
dengan
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Usia
< 20 Tahun
20-35 Tahun
> 35 Tahun
Total
Frekuensi
3
45
0
48
94
%
6,25
93,75
0.0
100
95
Pendidikan
SD
SMP
SMA
PT
Total
Frekuensi
2
17
26
3
48
%
4.16
35.42
54.17
6.25
100
96
Waktu Pengukuran
Tingkat Nyeri
Sebelum
Sesudah
Mean SD
Median
48
48
8,520,505
5,580,498
9
6
MinimumMaksimum
8-9
5-6
97
MeanSD
2,9380,245
P (Sig.)
0,000
Asymp.Sig (2-tailed)
Pre
.000
Post
.000
98
aromaterapi
lavender
dan
massage
effleurage
efektif
BAB V
PEMBAHASAN
5.1. Tingkat Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Sebelum diberi Aromaterapi
Lavender dan Massage Effleurage
Berdasarkan hasil penelitian ini tingkat nyeri persalinan pada kala I fase
aktif seperti pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa, tingkat nyeri persalinan
sebelum diberi aromaterapi lavender dan massage effleurage adalah tingkat
nyeri berat (rata-rata 8,52).
Ibu primipara mengalami persalinan yang lebih panjang sehingga
mereka merasa letih. Hal ini menyebabkan peningkatan nyeri. Rasa nyeri
yang terjadi selama kala I fase aktif juga disebabkan oleh kontraksi uterus
yang terus meningkat untuk mencapai pembukaan servik yang lengkap.
Semakin bertambahnya volume dan frekuensi kontraksi uterus maka rasa
nyeri juga akan semakin meningkat. Rasa nyeri akan terus meningkat seiring
dengan bertambahnya pembukaan dari 1 cm sampai pembukaan lengkap
yaitu 10 cm.
Peningkatan nyeri tersebut dikarenakan pada kala I persalinan telah
mencapai kontraksi uterus dengan frekuensi, intensitas, dan durasi yang
cukup untuk menghasilkan pendataran dan dilatasi serviks yang progresif
maka nyeri persalinan juga semakin meningkat (Cunningham 2005).
Nyeri persalinan akan bertambah kuat seiring dengan bertambahnya
pembukaan, puncak nyeri terus meningkat sampai dengan pembukaan
lengkap sampai 10 cm. Hal ini disebabkan oleh anoksia miometrium dimana
terjadi kontraksi otot selama periode anoksia relatif menyebabkan rasa nyeri.
Kalau relaksasi uterus antara saat-saat terjadi kontraksi tidak cukup untuk
memungkinkan oksigenasi yang adekuat, maka beratnya rasa nyeri semakin
bertambah. Persalinan tanpa nyeri adalah kejadian yang berbahaya seperti
halnya silent coronary thrombosis (Harry & William 2003).
Seluruh responden dalam penelitian ini bersuku Jawa. Terdapat
beberapa responden yang terlihat letih, karena menjalani proses persalinan
yang panjang. Selain itu beberapa responden juga terlihat khawatir, cemas
dan takut pada proses persalinan yang sedang dijalani.
Rasa cemas dan rasa takut dapat memperberat persepsi nyeri selama
persalinan. Rasa cemas yang berlebihan juga dapat menambah nyeri. Nyeri
dan cemas menyebabkan otot menjadi spatik kaku dan menyebabkan jalan
lahir menjadi kaku, sempit dan kurang relaksasi. Nyeri dan ketakutan juga
dapat menimbulkan stres. Terjadinya reaksi stres yang kuat dan berkelanjutan
akan berdampak negatif terhadap ibu dan janinnya (Bobak 2004).
Nyeri merupakan sesuatu yang kompleks, sehingga banyak
faktor yang mempengaruhi. Salah satu faktor yang mempengaruhi nyeri
persalinan adalah usia. Pada penelitian ini sebagian besar usia responden
antara 20-35 tahun (93,75%). Usia mempunyai hubungan pengalaman
terhadap suatu masalah kesehatan atau penyakit dan pengambilan keputusan.
Seseorang yang berusia lebih tua akan mampu merespon terhadap stressor
yang dihadapi daripada seseorang yang berusia lebih muda. Setiap orang
5.2. Tingkat Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Setelah diberi Aromaterapi
Lavender dan Massage Effleurage
Berdasarkan hasil penelitian ini tingkat nyeri persalinan pada kala I
fase aktif seperti pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa tingkat nyeri
persalinan setelah diberi aromaterapi lavender dan massage effleurage adalah
tingkat nyeri sedang (rata-rata 5,58). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
terjadi penurunan nyeri persalinan pada kala I fase aktif.
lavender
dapat
membantu
membangkitkan
semangat
dan
dihirup, akan diserap tubuh melalui hidung dan paru-paru yang kemudian
masuk ke aliran darah. Bersamaan saat dihirup, uap air akan berjalan dengan
segera ke sistem limbik otak yang bertangung jawab dalam sistem integrasi
dan ekspresi perasaan, belajar, ingatan, emosi, serta rangsangan fisik. Minyak
esensial lavender sangat efektif dan bermanfaat saat dihirup atau digunakan
pada bagian luar, karena indra penciuman berhubungan dekat dengan emosi
manusia. Saat aroma dari minyak esensial lavender dihirup, tubuh akan
memberikan respon psikologis.
Aromaterapi dapat mempengaruhi sistem limbik di otak yang
merupakan pusat emosi, suasana hati atau mood, dan memori untuk
menghasilkan bahan neurohormon endorphin dan encephalin, yang bersifat
sebagai penghilang rasa sakit dan serotonin yang berefek menghilangkan
ketegangan atau stres serta kecemasan mengahadapi persalinan (Perez 2003).
Hasil dari penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rini Astuti (2009) di Bidan Praktek Swasta Polokarto pada ibu yang sedang
mengalami persalinan. Penelitian ini membandingkan antara kelompok yang
diberi aromaterapi lavender dengan yang tidak diberi aromaterapi lavender.
Hasilnya, kelompok yang diberi aromaterapi lavender selama persalinan
nyerinya turun sebesar 2,28.
Minyak essensial lavender dapat bermanfaat dalam mengurangi nyeri.
Lavender mempunyai efek menenangkan. Aroma lavender dapat memberikan
ketenangan, keseimbangan, rasa nyaman, rasa keterbukaan dan keyakinan.
Disamping itu, lavender juga dapat mengurangi rasa tertekan, stres, rasa sakit,
emosi yang tidak seimbang, hysteria, rasa frustasi dan kepanikan (Hale 2008).
Sebuah studi yang dilakukan oleh Lee & Ming Ho (2004) di 87 rumah
bersalin di New Zealand, bahwa sebanyak 60% dari rumah bersalin yang
diteliti menggunakan aromaterapi untuk mengurangi rasa nyeri selama
persalinan. Hal ini diperkuat oleh Moesley (2005) bahwa penggunaan
aromaterapi di unit maternitas dapat menambah kepuasan ibu saat melahirkan
dan proses persalinan menjadi lebih efektif.
Sebuah
studi
mengungkapkan
bahwa
keuntungan
penggunaan
aromaterapi secara psikologi antara lain dapat menurunkan tingkat nyeri dan
kecemasan. Secara imunologi aromaterapi dapat meningkatkan limfosit pada
pembuluh darah perifer, meningkatkan CD 8 dan CD 16 yang berperan dalam
imunitas (Kuriyama 2005).
Penggunaan aromaterapi mempunyai efek menenangkan jiwa sehingga
dapat mengurangi stress. Pernyataan tersebut bertentangan dengan penelitian
dilakukan oleh Maifrisco (2008) bahwa pemberian aromaterapi tidak
memiliki pengaruh terhadap tingkat stress mahasiswa jurusan psikologi dalam
mengikuti kuliah statistik II.
Pijat (massage) membantu ibu merasa lebih segar, rileks, dan nyaman
selama persalinan. Sebuah penelitian menyebutkan ibu yang dipijit 20 menit
setiap jam selama tahap persalinan akan lebih bebas dari rasa sakit. Hal itu
terjadi karena pijat merangsang tubuh melepaskan senyawa endorphin yang
merupakan pereda sakit alami. Endorphin juga dapat menciptakan perasaan
nyaman dan enak. Dalam persalinan, pijat juga membuat ibu merasa lebih
dekat dengan orang yang merawatnya (Danuatmaja 2004).
Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa terjadi penurunan tingkat
nyeri setelah diberi aromaterapi lavender dan massage effleurage. Salah satu
hal yang dapat menurunkan nyeri adalah karena pemberian massage
effleurage pada abdomen menstimulasi serabut taktil dikulit sehingga sinyal
nyeri dapat dihambat. Stimulasi kulit dengan effleurage ini menghasilkan
pesan yang dikirim lewat serabut A-, serabut yang menghantarkan nyeri
cepat, yang mengakibatkan gerbang tertutup sehingga korteks serebri tidak
menerima sinyal nyeri dan intensitas nyeri berubah/berkurang hal ini sesuai
dengan yang dikemukakan Potter & Perry (2005) dan Mander (2003).
Hasil penelitian ini sesuai dengan Gate Control Teori yaitu bahwa
serabut nyeri membawa stimulasi nyeri ke otak lebih kecil dan perjalanan
sensasinya lebih lambat dari pada serabut yang luas dan sensasinya berjalan
lebih cepat. Ketika sentuhan dan nyeri dirangsang bersama sensasi sentuhan
berjalan ke otak dan menutup pintu gerbang dalam otak dan terjadi
pembatasan intensitas nyeri di otak. Massage merupakan distraksi yang dapat
meningkatkan pembentukan endorphin dalam sistem kontrol desenden
sehingga dapat membuat pasien lebih nyaman karena relaksasi otot (Mander
2003).
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Handayani (2011) bahwa massage effleurage dapat menurunkan intensitas
nyeri sebesar 1,53 pada ibu primipara kala I fase aktif di RSIA Bunda Arif
Purwokerto.
Sebelumnya, penelitian Astuti (2009) menggunakan aromaterapi
lavender dapat menurunkan nyeri sebesar 2,28, sedangkan penelitian
Handayani (2011) dengan menggunakan massage effleurage menurunkan
nyeri sebasar 1,53. Penelitian ini mengkombinasikan antara aromaterapi
lavender dan massage effleurage untuk menurunkan tingkat nyeri persalinan
dan hasilnya efektif, kombinasi antara keduanya dapat menurunkan tingkat
nyeri persalinan sebesar 2,938.
Berdasarkan uraian diatas peneliti berpendapat bahwa rasa nyeri ini bisa
dipengaruhi oleh arti nyeri yang dirasakan seseorang, persepsi nyeri, dan
reaksi nyeri yang merupakan respon seseorang terhadap nyeri seperti
ketakutan, kecemasan, gelisah menangis dan menjerit dan dapat juga
dipengaruhi oleh kondisi sosial dan letak daerah. Nyeri ini dapat diatasi
dengan menggunakan aromaterapi lavender dan massage effleurage. Pasien
yang mendapatkan aromaterapi dan massage ini akan merasa tenang, nyaman,
rileks, puas dan akan lebih dekat dengan petugas kesehatan yang melayani,
karena keduanya dapat dilakukan secara bersamaan sehingga secara tidak
langsung hal ini bisa mengurangi tingkat nyeri yang dirasakan.
BAB VI
PENUTUP
6.3. Simpulan
Berdasarkan pada analisis hasil dan pembahasan tersebut maka dapat
diambil kesimpulan tentang penurunan tingkat nyeri persalinan sebagai
berikut:
1. Tingkat nyeri persalinan kala I fase aktif sebelum diberi aromaterapi
lavender dan massage effleurage adalah nyeri berat dengan rata-rata 8,52.
2. Tingkat nyeri persalinan kala I fase aktif setelah diberi aromaterapi
lavender dan massage effleurage adalah nyeri sedang dengan rata-rata
5,58.
3. Pemberian aromaterapi lavender dan massage effleurage selama kala I fase
aktif efektif menurunkan tingkat nyeri persalinan dengan rata-rata 2,938.
6.4. Saran
Berdasarkan pada kesimpulan hasil penelitian dapat diberikan saransaran sebagai berikut:
1. Bagi institusi pelayanan kesehatan, dapat dijadikan bahan masukan bagi
BPS UTAMI dan Ruang PONEK, bahwa kombinasi pemberian
aromaterapi lavender dan massage effleurage dapat dijadikan SOP dalam
asuhan keperawatan secara komprehensif pada ibu primigravida selama
kala I fase aktif khususnya untuk menurunkan nyeri.
109
110
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
effects
in
aromatherapy
Four
Scale
In
Chinese
adult.Available
from
URL: