PASAR MONOPOLI
1. Pengertian
Monopoli adalah suatu keadaan dimana didalam pasar hanya ada satu
penjual sehingga tidak ada pihak lain yang menyainginya. Ini adalah kasus
monopoli murni atau pure monopoly. Dalam kenyataan sulit untuk mendapatkan
suatu perusahaan yang memberi contoh monopoli murni. Dimana tidak ada
unsur persaingan dari perusahaan yang lain. Karena seandainya pun hanya ada
satu penjual dipasar, sehingga tidak ada persaingan langsung dari perusahaan
lain, kemungkinan masih ada perusahaan yang tidak langsung, misalnya dari
produk atau barang-barang dari perusahaan lain yang bias sebagia substitusi
(meski substitusi tidak sempurna)
perusahaan monopoli.
Misalnya, PLN mendapat persaingan dari perusahaan yang menjual
genset. Macam persaingan yang tidak
lain menuju Hjawaii kecuali melalui Los Angles. Bila orang ingin berlibur ke
Hawaii, maka ia harus berhadapan dengan seorang monopolis murni, seperti
yang didefenisikan di atas. Tetpi jelas ada tempat lain untuk berlibur, misalnya
pergi ke Meksiko. Tentu saja pengganti ini bukan merupakan pengganti yang
mirip. Jadi sebaiknya kita mengganti defenisi kita semula tentang monopoli murni
dengan membacanya sebagai tidaka ada pengganti yang mirip, ketimbang tidak
ada penggantinya, Tanpa berhayal terlalu jauh, kita selalu dapat menemukan
pengganti bagi suatu barang dan jasa.
Kondisi monopoli murni jarang sekali terdapat, walaupun bentuk pasar
yang mendekati defenisi kita pernah ada dalam sejarah. Perusahaan pos dan
Perusahaan angkatan udara merupakan beberapa contoh monopoli murni yang
pernah terwujud pada waktu yang lalu. Sekarang pertambangan timah dan
perusahaan listrik dapat dipandang sebagai monopolis
Monopoli mengharuskan adanya suatu cara untuk menyingkirkan para
pesaing dari arena sebuah industri tertentu. Memang terdapat kendala (barriers)
untuk memasuki monopoli murni, dan sebagian besar kendala tersebut terdapat
juga dalam bentuk pasar yang lain, seperti oligopoli. Diantara beberapa jenis
kendala yang ada, terdapat kendala yang berbentuk paten dan lisensi yang
dikeluarkan oleh pemerintah, pengendalian bahan baku, penggunaan merek
dagang, kebijaksanaan harga yang dimaksudkan untuk menegah para pesaing
agar tetap berada di luar arena, besarnya modal investasi yang diperlukan untuk
memasuki sebuah industri, dan luasnya pasar. Penjelasan tentang semua hal
barang yang seperti itu dan tidak terdapat barang mirip (close subtitute) yang
dapat menggantikan barang tersebut.
3. Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk ke dalam industri
Sifat ini merupakan sebab utama yang menimbulkan perusahaan yang
mempunyai kekuasaan monopoli. Keuntungan perusahaan monopoli tidak
akan menyebabkan perusahaan-perusahaan lain memasuki industri tersebut.
Adanya hambatan kemasukan yang sangat tangguh menghindarkan
berlakunya keadaan yang seperti itu. Ada beberapa bentuk hambatan
kemasukan ke dalam pasar monopoli. Ada yang bersifat legal, yaitu dibatasi
oleh undang-undang. Ada yang bersifat teknologi, yaitu teknologi yang
digunakan sangat canggih dan tidak mudah dicontoh. Dan ada pula yang
bersifat keuangan, yaitu modal yang diperlukan sanagt besar.
4. Dapat mempengaruhi penentuan harga
Oleh karena perusahaan monopoli merupakan satu-satunya penjual di dalam
pasar, maka penentuan harga dapat dikuasainya. Oleh sebab itu perusahaan
monopoli dipandang sebagai penentu harga atau price setter.
5. Promosi iklan kurang diperlukan
Oleh karena perusahaan monopoli adalah satu-satunya perusahaan di dalam
industri, ia tidak perlu mempromosikan barangnya dengan menggunakan
iklan. Pembeli yang memerlukan barang yang diproduksikannya terpaksa
membeli daripadanya. Walau bagaimanapun perusahaan monopoli sering
membuat iklan. Iklan tersebut bukanlah bertujuan untuk menarik pembeli,
tetapi untuk memelihara hubungan baik dengan masyarakat.
memperoleh harga jual yang tinggi bila produksinya sedikit, dan harga yang
semakin rendah bila produksinya semakin banyak.
Price
D = AR
MR
0 Output
Gambar 1. kurva permintaan monopoli
Sifat permintaan yang dihadapi oleh monopolis sangat berbeda dengan yang
dihadapi oleh perusahaanperusahaan dalam pasar persaingan sempurna.
Perbedaan ini juga menyebabkan perbedaan hubungan antara harga dengan
marginal revenue pasar monopoli, harga selalu lebih tinggi dari marginal
revenue, kecuali untuk unit penjualan yang pertama.
Dalam hal ini berlaku :
P1
Do
Po
D1
Do
MRo
MR1
OQ
Jumlah Komoditas
Gambar 2. Kurva Penawaran Monopoli
3. POSISI KESEIMBANGAN
Karena seorang produsen monopoli adalah satu-satunya produsen
didalam pasar, maka kurva permintaan yang dihadapinya adalah juga kurva
permintaan pasar. Kurva permintaan pasar biasanya menurun dari kiri atas kek
kanan bawah, yang bebrarti bahwa produsen yang mempengaruhi harga pasar
dengan jalan menjual lebih sedikit atau lebih banyak barang produksinya.
Dengan demikian,
P*
MC
AC
C
D
MR
0
Q*
Rp
MC
P*
MR
0
AC
Q*
P
P1
BC
E
MR D
0
Q1
Q1D
0Q1
Karena
DC
CP1
0A
AP1
0A
AP1
Q1C
maka e
CE
Q1C
CE
P
A
e>1
e=1
B
e<1
MR
0Q
Gambar 6 Elastisitas Permintaan Monopoli
Elastisitas permintaan disepanjang A-B adalah > 1 dan pada titik B
elastisitasnya = 1 dan disepanjang B-D adalah < 1. Dengan melihat hubungan
SRTC
R
TR
0Q
dan harga
SRMC
P1
MR
0Q
SRAC
TC = AC x Q
TC = 0C x 0Q1= 0CBQ
turunnya penerimaan total. Pandangan yang salah bahwa kenaikan harga selalu
menguntungkan monopolis adalah jika permintaan yang dihadapi monopolis
bersifat inelastis sempurna.
Ketiga, pandangan yang salah mengenai monopolis adalah bahwa ia
akan memproduksi pada tingkat output yang optimum dsan dalam ukuran pabrik
yang optimum. Dalam jangka panjang, monopolis tidak perlu mendapat laba
murni, tetapi hanya hasil investasi normal (normal return on investment). Agar
monopolis mencapai laba maksimum dalam jangka panjang, maka ia harus
memproduksi output dengan menyamakan antara MR dan LRMC, kemudian ia
menyesuaikan ukuran pabriknya. Maka harga jual di pasar dapat ditentukan.
P1
P0
D
0
P3
P2
P1
P0
D
0
P0
D
0
V. DAMPAK MONOPOLI
P
MC
AC
PM
P1
P2
MR D
0
QM
Q1 Q2
2.
Kalau bentuk
4. ANTI MONOPOLI
Di dalam pasal 1 angka 1 UU Antimonopoli, monopoli didefiniskan "suatu
penguasaan atas produksi dan/atau pemasaran barang dan/atau atas
penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku
usaha". Dapat diartikan bahwa monopoli ada jika satu pelaku usaha atau satu
kelompok pelaku usaha menguasai suatu produksi atau pemasaran barang atau
penggunaan jasa tertentu. Dengan kata lain, monopoli ada jika hanya ada satu
pelaku usaha yang memproduksi atau menjual suatu barang tertentu pada pasar
yang bersangkutan.
Monopoli sebenarnya tidak dilarang sepanjang hal itu atas hasil usaha
pelaku yang bersangkutan secara fair. Misalnya jika suatu pelaku usaha A
menghasilkan (memproduksi) suatu produk baru di pasar, otomatis pelaku usaha
dan hal ini menjadikan pasar menjadi terdistorsi, maka Komisi Pengawas
Persaingan Usaha (KPPU) harus memulihkan pasar yang terdistorsi tersebut
menjadi sehat.
Pasar yang terdistorsi tersebut adalah suatu persaingan usaha tidak
sehat. Oleh karena itu, di pasal 1 angka 6 dalam UU Antimonopoli didefinisikan
persaingan usaha tidak sehat. Menurut pasal 1 angka 6 tersebut, persaingan
usaha tidak sehat adalah persaingan antarpelaku usaha dalam menjalankan
kegiatan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang dilakukan
dengan cara tidak jujur atau melawan hukum atau menghambat persaingan
usaha.
Dari ketentuan pasal 1 angka 6 tersebut, dapat kita simpulkan bahwa di
dalam pasal 1 angka 6 diatur secara bersamaan masalah persaingan usaha
tidak sehat yang dilakukan secara tidak jujur (curang) dan melawan hukum atau
menghambat persaingan usaha. Sementara di dalam UU Antimonopoli itu sendiri
tidak mengatur masalah persaingan usaha yang tidak secara tidak jujur (curang).
kerugian karena perusahaan lain tidak akan masuk ke dalam industri tersebut.
Maka selama ia tidak diperlukan, perubahan dalam teknologi dan inovasi tidak
akan dilakukan oleh monopoli.
Pandangan II : Monopoli Merangsang Inovasi
Golongan ini berpendapat bahwa monopoli akan mendorong
perkembangan teknologi dan inovasi didasarkan kepada dua alas an berikut :
Perkembangan teknologi dan inovasi adalah suatu cara untuk mengurangi
biaya per unit dan meninggikan keuntungan.
Memiliki teknologi yang lebih baik dari perusahaan lain adakalanya
merupakan sumber dari terwujudnya monopoli.
harga yang lebih rendah. Perlu diketahui bahwa pajak persentase dan pajak
tetap tidak diteruskan atau dibebankan kepada konsumen, sedangkan sebagian
dari pajak per unit menjadi beban konsumen. Tetapi semua pengendalian ini
mengurangi laba murni monopoli dan dengan demikian merubah distribusi
pendapatan.
DAFTAR PUSTAKA
Erlangga, Jakarta.
Boediono,1992, Ekonomi Mikro, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
Business News, tanggal 15 September 1997.
Ida, Nuraini, 2005. Pengantar Ekonomi Mikro. Universitas Muhammadiyah
Malang Press, Malang.
Kadariah.1994. Teori Ekonomi Mikro. Fe-UI. Jakarta.
Nasution. S.H dan Tarmizi, H.B, 1996. Ekonomi mikro. USU Press, medan.
Nuraini, I. 2005. Pengantar Ilmu Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Malang,
Malang.
Pindyck, R.S., Daniel L.R.,2003. Mikro Ekonomi. PT. Indeks, Jakarta.
Sudarman, Ari dan Algifari, 1992. Ekonomi Mikro-Makro (Teori, Soal, dan
Jawaban): Edisi II. BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.
Sugiarto, Tedy Herlambang, Brastoro, Rachmat Sudjana, dan Said Kelana,
2005. Ekonomi Makro; Sebuah kajian Komprehensif. PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.