Anda di halaman 1dari 13

PETUNJUK PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK

BLOK BSHB JURUSAN KEDOKTERAN FKIK UNSOED


TATA TERTIB PRAKTIKUM
(menyesuaikan aturan blok)
1.
2.
3.
4.
5.

Mahasiswa wajib mengikuti semua kegiatan praktikum yang telah dijadwalkan


Mahasiswa wajib hadir 10 menit sebelum praktikum dimulai.
Mahasiswa wajib memakai jas praktikum.
Mahasiswa wajib membawa kartu praktikum.
Mahasiswa wajib mengisi daftar hadir praktikum setiap kali mengikuti kegiatan
praktikum
6. Sebelum praktikum dimulai dilakukan pretest, nilai pretest masuk dalam komponen
nilai praktikum
7. Praktikum dilaksanakan dengan tertib dan sungguh-sungguh.
8. Mahasiwa wajib mengikuti praktikum dengan tertib, dilarang merokok bersendau
gurau, tidak berbicara diluar konteks mata acara praktikum yang sedang berlangsung
dan atau melakukan kegiatan/perilaku yang dapat mengganggu kegiatan praktikum
9. Di dalam ruang praktikum, mahasiswa wajib bekerja dengan hati-hati untuk
menghindari kecelakaan di dalam ruang praktikum (laboratorium)
10. Mahasiswa wajib mengganti alat-alat praktikum. apabila memecahkan.
11. Tiap kelompok wajib membuat laporan sementara hasil praktikum dan disahkan
oleh dosen pembimbing praktikum. Laporan tetap dikumpulkan maksimal 3 hari
setelah praktikum
12. Sebelum meninggalkan ruangan, pastikan alat-alat dan reagen praktikum dalam
keadaan bersih dan rapi.
13. Mahasiswa yang berhalangan hadir dalam praktikum wajib memberitahukan secara
tertulis kepada seksi akademik atau ketua blok dengan tembusan kepada bagian
Patologi Klinik.
14. Ketidakhadiran dalam praktikum harus disertai dengan alasan yang dapat diterima.
Alasan yang dapat diterima untuk tidak hadir dalam praktikum adalah:
i) Ada anggota keluarga (Bapak, Ibu dan Adik/Kakak) yang meninggal
ii) Sakit, yang harus dibuktikan dengan surat keterangan dokter. Ketua dan seksi
akademik blok BSHB berwenang memutuskan apakah surat keterangan sakit
tersebut valid atau tidak
iii) Melaksanakan tugas dari Jurusan Kedokteran FKIK Unsoed yang dibuktikan
dengan surat tugas dari Sekjur 3

PEMERIKSAAN DARAH RUTIN


MACAM PEMERIKSAAN DARAH RUTIN (secara konvensional) terdiri dari:
1. Pemeriksaan kadar Hemoglobin.
2. Jumlah Leukosit.
3. Laju Endap Darah.
4. Hitung jenis Leukosit / Diff. Count.
Pada blok BSHB ini hanya akan dilakukan identifikasi sel leukosit, sedangkan
hitung jenis akan dilakukan di blok hemato imunologi (HI)
1. PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN
Metode yang dipergunakan :
A. Kolorimetri visual
1. Tallquis.
2. Spencer.
3. Haden Housser.
4. Sahli.
B. Kolorimetrik / Fotoelektrik
A.4. Metode SAHLI
Alat dan bahan:
- Darah kapiler atau darah vena dengan antikoagulan EDTA
- Hemometer Sahli, yang terdiri dari:
Tabung pengencer panjang 12 cm (terdapat skala angka 2 - 2)
Tabung standart Hb.
Pipet Hb (terdapat skala angka 20 l).
Pipet HCL.
Botol tempat aquadest dan HCL 0,1 N.
Batang pengaduk ( dari kaca )

Prinsip pemeriksaan :
Mengukur kadar Hb berdasar warna yang terjadi akibat perubahan Hb menjadi asam
hematin setelah penambahan HCL 0,1 N ( tidak semua Hb terukur ).
Cara pemeriksaan :
- Isi tabung pengencer dengan HCL 0,1 N sampai angka 2 (kurang lebih sebanyak
5 tetes).
- Dengan pipet Hb hisap darah sampai angka 20 ul, jangan sampai ada gelembung
udara yang ikut terhisap.
- Hapus darah yang ada pada ujung pipet.
2

Tuang darah kedalam tabung pengencer, bilas dengan HCL bila masih ada darah
dalam pipet, aduk.
Diamkan 1 3 menit.
Tambahkan aquadest tetes demi tetes, aduk dengan batang kaca pengaduk.
Bandingan larutan dalam tabung pengencer dengan warna larutan standart.
Persamaan campuran dgn batang standard harus dicapai dalam waktu 3 5
menit setelah darah tercampur dengan HCL.
Bila sudah sama warnanya penambahan aquadest dihentikan, baca kadar Hb
pada skala yang ada di tabung pengencer / gr / 100 ml darah.

Nilai rujukan menurut Dacie :


- Dewasa laki laki
- Dewasa wanita
- Bayi < 3 bulan
- Bayi > 3 bulan
- Umur 1 tahun
- Umur 3 6 tahun
- Umur 10 12 tahun

: 12,5 18,0 gr %
: 11,5 16,5 gr %
: 13,5 19,5 gr %
: 9,5 13,5 gr %
: 10,5 13,5 gr %
: 12,0 14,0 gr %
: 11,5 14,5 gr %

Pemeliharaan alat :
- BEGITU SELESAI PEKERJAAN, ALAT LANGSUNG DIBERSIHKAN.
Catatan :
- Cara Sahli kurang teliti jika dibandingkan dengan cara cyanmethemoglobin
tetapi masih jauh lebih baik daripada Tallquis yang menggunakan kertas dan
dicocokan dengan kertas standar.
- Kesalahan sebesar 10 %.
- Kesalahan yang terjadi akibat :
1. Keadaan alat : - volume pipet tidak tepat.
- warna tabung standar sudah pucat.
2. Tehnik / pemeriksa : - Ketajaman mata berbeda beda.
- Intensitas sinar kurang.
- Terdapat gelembung udara.
- Darah pada ujung pipet tidak dihapus.
- Waktu tidak tepat satu menit, sehingga asam
hematin belum sempurna terbentuk
3. Reagensia : HCL 0,1 N.
4. Bila menggunakan darah kapiler kemungkinan akan memberikan hasil yang
lebih rendah bila dipijit pijit pada waktu pengeluaran darah setelah penusukan.
B. Cyanmethemoglobin ( Kalorimetri Fotometrik )
Reagen larutan Drabkin, yang terdiri dari :
Sodium Bikarbonat ( NaHCO3 )
Potasium Ferrycyanida ( K3 Fe ( CN ) 6 )
Aquadest
Prinsip pemeriksaan :
Hb ( Fe ++ )
Ferry Cyanida
(Hemoglobin)

Hb ( Fe +++ )
(Methemoglobin)
3

10,0 gram.
0,2 gram.
1000,0 cc.

Hb ( Fe +++ )
KCN
(Methemoglobin)

Hb ( Fe +++ ) CN
(Cyanmethemoglobin)

Cara kerja :
Ke dalam tabung kolorimeter masukan 5,0 ml larutan Drabkin.
Dengan pipet hemoglobin diambil 20 ul darah (kapiler, EDTA, atau oxalat) bagian
luar ujung pipet dibersihkan, lalu darah itu dimasukan kedalam tabung kolorimeter
dengan membilas beberapa kali.
Campurlah isi tabung dengan membalikkannya beberapa kali.
Bacalah dalam spektrofotometer pada gelombang 540 nm,sebagai blanko digunakan
larutan Drabkin.
Kadar Hb ditentukan dari perbandingan absorbansinya dgn absorbansi standard
cyanmethemoglobin atau dibaca dari kurve tera.
Kesalahan yang mungkin terjadi :
Sampel.
Metode.
Analisis.
Alat.
2. JUMLAH LEUKOSIT.
Alat yang digunakan :
* Hemositometer :
- Bilik hitung Neubauer Improved
Luas seluruh bilik = 3 x 3 mm2.
Didalam bilik terdapat :
Kotak besar : 1 x 1 mm2.
Kotak sedang ada 2 macam :
Ditengah : 1/5 x 1/5 mm2.
Di empat sudut : x mm2.
Kotak kecil : 1/20 x 1/20 mm2.
Tinggi / dalam : 0,1 mm.
Kotak sedang :
W
: Leukosit ( 1,3,7,9 ) : x mm2.
R
: Eritrosit ( 5 )
: 1/5 x 1/5 mm2.
- Pipet Leukosit
di dalamnya terdapat bola berwarna putih,
mempunyai garis 0,5 1 11.
*Kaca penutup.
*Mikroskop.
Reagensia :
Larutan Turk terdiri dari :
Gentian Violet 1 % : 1 ml.
Asam Acetat Glacial : 1 ml.
4

Aquadest ad
: 100 ml.
Bahan :
Darah vena atau darah kapiler.
Prinsip pemeriksaan :
Menghitung sel leukosit di dalam suatu larutan yang merusak sel sel lain
dengan bilik hitung.
Cara kerja :
Bilik hitung dicari dengan mikroskop, cari kotak sedang dipojok ujung bilik hitung.
Hisap darah dengan pipet leukosit sampai angka 1 ( pengenceran = 10 kali ) atau
sampai 0,5 ( pengenceran = 20 kali ).
Gambar :

Hapus darah yang melekat pada ujung pipet.


Kemudian dengan ujung pipet yang sama hisap larutan Turk sampai garis angka 11.
Hati hati jangan sampai ada gelembung udara
Angkatlah pipet dari cairan tutup ujung pipet dengan ujung jari lalu lepaskan karet
penghisap.
Kocok dengan arah horizontal selama 15 30 detik.
Gambar :

Buang 3 tetesan yang pertama.


Tuang pada bilik hitung yang telah ditutup dengan kaca penutup dan diletakan di
mikroskop.
Gambar :

Lakukan penghitungan sel leukosit dengan pembesaran obyektif 10 x atau 40 x.

Gambar :
5

Penghitungan :
Jumlah Leukosit = jumlah sel
x 16 x 10 (tinggi bilik hitung) x 10 (pengenceran)
Jumlah kotak sedang
Contoh :
Dihitung dalam 12 kotak sedang
Pengenceran
Jumlah sel Leukosit

= 90 sel Leukosit.
= 10 x.
= 90 x 16 x 10 x 10 = 12.000 / mm3
12

Nilai rujukan menurut Dacie :


Dewasa pria
: 4 11 ribu / mm3.
Dewasa wanita
: 4 11 ribu / mm3.
Bayi
: 10 25 ribu / mm3.
1 tahun
: 6 18 ribu / mm3.
12 tahun
: 4,5 13 ribu / mm3.
3. LAJU ENDAP DARAH ( L E D )
Macam pemeriksaan Laju Endap Darah :
1. Westergreen.
2. Wintrobe ( juga dapat mengukur hematokrit sekaligus )
3. Cutler.
4. Hellige vollmer ( menggunakan darah kapiler )
Prinsip Pemeriksaan :
Apabila sejumlah darah diberi antikoagulan, diletakan dalam tabung gelas dalam
posisi tegak lurus maka sel sel akan mengendap, sebaliknya plasma akan bergerak
ke atas. Hal ini karena perbedaan berat jenis.
Pemeriksaan LED dengan metode Westergreen
Alat dan bahan:
1. Tabung Westergreen.
2. Rak Westergreen.
3. Larutan Natrium Sitrat 3,8 %.
4. Darah EDTA.
Cara pemeriksaan :
Isaplah dalam semprit steril 0,4 ml lar natriumsitrat 3,8 %.
Isaplah 1,6 ml darah sehingga mendapatkan 2,0 ml campuran (perbandingan darah :
Na Sitrat 3.8% adalah 4 : 1, sehingga praktikan dapat mencampur darah dan reagen
lebih banyak asalkan sesuai perbandingan)
Masukkanlah campuran itu kedalam tabung dan campurlah baik baik.
Isaplah darah itu ke dalam pipet Westergreen sampai garis bertanda 0 mm, kemudian
biarkan pipet itu dalam keadaan tegak lurus dalam rak Westergreen selama 60 menit.
6

Bacalah tingginya lapisan plasma dg milimeter dan laporkanlah angka itu sebagai
laju endap darah.
Gambar :

Nilai rujukan menurut :


JENIS KELAMIN
PRIA
WANITA

DACIE
0 5 mm / jam
0 7 mm / jam

WESTERGREEN
0 15 mm / jam
0 20 mm / jam

Pemeliharaan alat :
Tidak boleh dicuci dengan deterjen.
Cuci dengan aquadest, bilas dengan aceton.
Catatan : kesalahan karena :
Sampel harus fresh kurang dari 2 jam, darah tidak beku diberi antikoagulan.
Alat kotor akan menyebabkan hemolisa.
Kolom tidak sesuai, misalnya sempit maka akan lebih lama.
Analisis : Terhisap gelembung udara.
Posisi tabung dalam rak miring.
Diletakan ditempat yang panas dan sebagainya.
Adanya vibrasi ( getaran )
4. MEMBUAT PREPERAT DARAH HAPUS.
Prinsip Romanowsky.
Yang digunakan pulasan menurut :
1. Wright.
2. Giemsa.
3. Pulasan paduan May Grunwald & Giemsa.
Alat yang dibutuhkan :
1. Obyek glass yang bersih.
2. Spreader / penggeser.
3. Pipet darah dan pengaduk.
4. Bak pengecatan.
5. Bak pengeringan.
6. Timer.
7. Gelas ukur.
Reagensia :
1. Giemsa.
2. larutan penyangga pH 6,4 atau dengan aquadest pH 6,4.
7

3. Methanol ( 90 % ) untuk fiksasi.


Bahan :
Darah vena atau kapiler.
Cara membuat preparat darah hapus :
1. Ambil obyek glass yang bersih, letakan 1 tetes darah ( tidak melebihi 2 mm ) disisi
kanan.
Gambar :

2. Sentuh tetesan darah dengan spreader, darah akan melebar sepanjang spreader.
Gambar :

3. Dorong spreader ke arah kiri dengan sudut 450 , lalu dikeringkan.


Gambar :

4. Amati preparat baik bila :


Tipis.
Rata.
Tidak terputus putus.
Ekor tidak robek.
Bentuk seperti peluru.
Gambar :

Beri identitas di kepala dengan menggunakan lidi, pinsil, label.


5. Fiksasi dengan methanol 90 % selama 10 menit ( beberapa buku menyebutkan
cukup 2 3 menit )

6. Buat larutan Giemsa kerja dari Giemsa stock dan buffer Sorensen dengan
perbandingan 1 : 9 untuk buffernya. Buat setiap hari.
Gambar :

7. Preparat yang telah dicat digenangi larutan Giemsa selama 20 menit.


8. Bilaslah dengan air yang mengalir.
9. Keringkan di udara.
10. Setelah kering dapat diolesi lacquer.

5.PEMBACAAN GAMBARAN DARAH TEPI


Pembacaan Preparat Darah Hapus Tepi terdiri dari:
a. Orientasi Umum :
- Parasit.
- Sel ganas.
b. Evaluasi Eritrosit :
- Ukuran.
- Bentuk.
- Warna.
- Inklusi.
9

- Susunan.
c. Evaluasi Leukosit :
- Estimasi jumlah.
- Hitung jenis ( rutin )
- Abnormalitas.
d. Evaluasi Trombosit :
- Estimasi jumlah.
- Abnormalitas.
Preparat darah tepi dibagi dalam 6 zone seperti tampak pada gambar di bawah ini

II

II
I

IV

VI

Bila dilihat dengan mikroskop akan tampak seperti gambar berikut :

Zone I (Irreguler zone)

Zone II (Thin zone)

3%

Zone III Thick zone)


45%

Dengan pemeriksaan 10 x ( obyektif )


Orientasi seluruh lapangan pandang.
Periksa adanya sel sel asing, parasit.
Zone IV (Thin Zone)
Zone V (even zone)
Estimasi
18%jumlah leukosit.
11%

Zone VI (Very thin zone)


14%

A. SEL DARAH MERAH/ERITROSIT


1. UKURAN
- Berdasarkan ukuran eritrosit dibedakan menjadi : normosit (6.9 9.6 m),
makrosit (>9.6 m), mikrosit (<6.9 m)
- Kelainan ukuran disebut dengan anisositosis

Makro

Normal

Mikro
10

2. BENTUK
- bentuk biconcaf , tidak berinti, sitoplasma keunguan
- terdapat central pallor N : 1/3 sel

kelainan variasi bentuk eritrosit disebut dengan poikilositosis

Ovalosit

Ciger cell / sel cerutu

Ovalosit

Sferosit ( bulat seperti bola )

Sel Burr

Sel krenasi

Acantosit

Sel target

Tear drop cell

Schistosit

Sel Lepuh / Blister Cell

Sel sabit / Sikle Cell

Fragmentosit

Stomatosit
(Central pollar seperti mulut)

Triangulosit

11

3. WARNA.
- Ditentukan oleh central pallor (CP)
- Disebut kromasi
Normokrom
Hipokrom
Hiperkrom
Polikromasi

: Normal.
: Central pallor melebar.
: Central pallor menyempit
: CP (-), warna lebih gelap

4. BENDA INKLUSI ERITROSIT

Basophilik Stippling

Pappenheimer Body/granula siderotik

Cincin Cabot (denaturasi protein)

Howell Jolly

Benda Heinz ( hanya terlihat pada cat supra vital )

5. SUSUNAN SEL DARAH MERAH

Aglutinasi

Rouleaux

B. SEL DARAH PUTIH / LEUKOSIT


Macam :
1. Estimasi jumlah.
2. Hitung jenis.
3. Abnormalitas.
1. Estimasi jumlah Leukosit.
- Pedoman pasti belum ada.
- Pembesaran 10 x Bila ditemukan antara 20 30 sel SDP / LPK 5000/mm3 dar
2. Hitung jenis Leukosit
- tidak dilakukan, hanya identifikasi jenis-jenis leukosit
- Macam-macam leukosit
12

Netrofil

Eosinofil

Limfosit

Basofil

Monosit

C. SEL BEKU DARAH / TROMBOSIT.


1. Estimasi jumlah ( Barbara Brown )

Ukuran 1 4 mikron, Sitoplasma biru muda, tidak berinti


2. Bentuk abnormal.
Giant Platelet / Trombosit raksasa

seperti ular

13

Anda mungkin juga menyukai