Anda di halaman 1dari 3

Presiden tanda tangani Perpres No.

54/2010: Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


Pada Jumat, 6 Agustus 2010, Presiden SBY telah menandatangani Perpres No.
54/2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Tujuan Pokok dari Perpres ini adalah:
1.

2.

Mempercepat proses pengadaan, sehingga kontrak-kontrak pengadaan bisa mulai


dilaksanakan pada bulan Januari/Februari (Awal Tahun Fiskal yang sedang
berjalan). Diharapkan apabila pelaksanaan pekerjaan sudah dimulai pada bulan
Januari/Februari, maka penyerapan APBN/APBD tidak menumpuk diserap pada
triwulan keempat, namun sejak triwulan pertama sudah diserap dengan baik.
Usaha untuk mempercepat ini antara lain dilakukan dengan:

Pengangkatan pejabat perbendaharaan (Pejabat Pembuat Komitmen,


Bendahara Penerimaan, Bendahara Pengeluaran, Verifikator, Pejabat
Pemeriksa/Penerima Barang, Pejabat Penerbit SPM) diangkat tidak setiap
tahun, namun jabatan tersebut berpindah apabila ada rotasi dan mutasi
terhadap jabatan bersangkutan (revisi Keppres No. 42/2002);

Pembentukan Unit Layanan Pengadaan (ULP) permanen;

Disediakan biaya untuk melakukan proses pengadaan mendahului berlakunya


dokumen anggaran dan kontrak baru ditandatangani pada waktu Dokumen
Anggaran telah berlaku sah (disebutkan dalam pasal Perpres No. 54/2010).

Akselerasi Penggunaan E-Procurement


Mulai tahun 2011, dan diwajibkan (mandatory) pada tahun 2012, seluruh K/L/D/I
mempergunakan sistem e-Procurement; Ini adalah effort untuk mewujudkan pasar
yang terintegrasi secara nasional, untuk mencapai efisiensi, transparansi, dan
akuntabilitas yang lebih tinggi; untuk itu dilakukan pula revisi Peraturan Pemerintah
Nomor 29/2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi (menjadi PP No.
59/2010);

3.

Penyederhanaan aturan, diperkenalkan Lelang Sederhana, serta Pengadaan


Langsung untuk barang/jasa yang sudah memiliki price list dikenal luas (harga
mobil GSO, sewa hotel dan kantor);

4.

Untuk pekerjaan yang bergantung dengan cuaca (reboisasi, pembenihan), maupun


layanan yang harus tersedia sepanjang tahun mulai tanggal 1 Januari 2011
(pelayanan perintis udara/laut, pita cukai, konsumsi/obat di RS, konsumsi di Lapas,
pembuangan sampah, dan cleaning service) diperkenalkan contract multiyears
(kontrak tahun jamak), asalkan nilai kontrak <= Rp10 Miliar, persetujuan langsung

dilakukan oleh PA masing-masing (tidak lagi minta persetujuan Menteri Keuangan),


di luar yang di atas, tetap perlu persetujuan Menteri Keuangan;
5.

Swakelola untuk Alutsista, Almatsus, dilakukan oleh industri strategis dalam negeri,
untuk mencapai kemandirian;

6.

Swakelola untuk riset dan rekayasa dilakukan oleh lembaga riset atau perguruan
tinggi, agar dapat diwujudkan produk yang inovatif. Disamping itu ekonomi kreatif
untuk hal-hal yang inovatif berbasis budaya juga difasilitasi dengan sayembara;

7.

Keberpihakan pada usaha kecil ditingkatkan dari Rp1 Miliar menjadi Rp2,5 Miliar;

8.

Keberpihakan kepada Industri Dalam Negeri ditingkatkan;

9.

Diperkenalkan Jaminan Sanggah Banding (2 per mil dari nilai kontrak dg maks
Rp50jt).

Perpres No. 54/2010 secara hukum dinyatakan berlaku sejak ditandatangani, namun
oleh LKPP diberikan aturan peralihan dan pengecualian bagi Pengadaan Barang/Jasa
serta Kontrak-Kontrak yang sedang berjalan dan masih menggunakan aturan Keppres
No. 80/2003 dan perubahannya.
Namun, peralihan ini tidak berlaku apabila proses pengadaan barang/jasa dilaksanakan
setelah penandatanganan dilaksanakan. Oleh sebab itu, penting bagi seluruh
stakeholder untuk segera memiliki dan mempelajari Perpres No. 54/2010 karena amat
banyak perbedaan yang prinsip dengan Keppres No. 80/2003.
Untuk memudahkan dalam membaca perbedaan, pada tulisan ini akan dinampilkan
matriks perbedaan antara Perpres No. 54/2010 dan Keppres No. 80/2003.
Beberapa perubahan besar Perpres 54/2010 yang terjadi adalah:
1.
2.

Adanya Standar Dokumen Pengadaan yang merupakan bagian dari Perpres;


Pembagian tugas yang lebih jelas antara PA/KPA, PPK, dan ULP;

3.

Ketentuan baru tentang Hibah Luar Negeri;

4.

Perubahan nama Jasa Pemborongan menjadi Pekerjaan Konstruksi;

5.

Penghapusan pengumuman di Surat Kabar;

6.

Penetapan Pemenang bukan lagi oleh PPK melainkan dilakukan oleh ULP;

7.

dan lain-lain yang dapat dilihat pada Matriks.

Selanjutnya
Download
di
sini
Sumber: http://khalidmustafa.info/?p=1131

Perpres

54

Tahun

2010

Anda mungkin juga menyukai