Anda di halaman 1dari 6

BAB

DEFINISI

Gangguan somatisasi ditandai oleh banyak gejala somatic yang tidak dapat dijelaskan
secara adekuat berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium. Gangguan somatisasi dibedakan
dari gangguan somtoform lainnya karena banyaknya keluhan dan melibatkan sistem organ yang
multiple (sebagai contoh, gastrointestinal dan neurologis). Gangguan ini adalah kronis (dengan
gejala ditemukan selama beberapa tahun dan dimulai sebelum usia 30 tahun) dan disertai dengan
penderitaan psikologis yang bermakna, dan perilaku mencari bantuan medis yang berlebihan.
Gangguan somatisasi telah dikenal sejak zaman Mesir kuno. Nama awal unyuk gangguan
somatisasi adalah hysteria, suatu keadaan yang secara tidak tept diperkirakan hanya mengenai
wanita. Pada abad ke-17, Thomas Syndenham menemukan bahwa factor psikologis, yang
dinamakannya penderitaan yang mendahului adalah terlibat dalam pathogenesis gejala. Tahun
1859, Paul Briquet, seorang dokter Prancis, mengamati banyaknya gejala dan sistem organ yang
terlibat dan perjalanan penyakit yang biasanya kronis. Karena pengamatan klinis yang tajam
tersebut, gangguan ini dinamakan sindrom Briquet selama periode waktu terntu.

BAB
FAKTOR PENCETUS

Adapun faktor pencetus gangguan somatisasi adalah peristiwa atau keadaan dalam
pengalaman hidupnya yang mengakibatkan stress. Stress sendiri merupakan keadaan atau
peristiwa yang menganggu jiwa dan menyebabkan individu beradaptasi. Stress yang menimpa
individu tersebut bisa berupa sebuah tekanan, dimana adanya target yang harus dicapai pasien,
krisis dimana terjadi sebuah peristiwa yang mendadak yang mengejutkan, frustasi dimana dalam
perjalanan mencapai sebuat target ada halangan, maupun konflik dimana pasien tidak bisa
memilih diantara dua atau lebih pilihan.

BAB
PATOFISIOLOGI

Menurut teori psikodinamika, simptom histerikal memiliki fungsi : Memberikan orang


tersebut keuntungan primer dan keuntungan sekunder. Keuntungan primer, yang didapat adalah
memungkinkan individu untuk mempertahankan konflik internal direpresi. Orang tersebut sadar
akan simtom fisik yang muncul namun bukan konflik yang diwakilinya. Dalam kasus-kasus
seperti itu, simtom merupakan simbol dari, dan memberikan orang tersebut pemecahan
sebagian untuk konflik yang mendasarinya.

BAB
PERJALANAN PENYAKIT DAN PROGNOSIS

Gangguan somatisasi adalah suatu gangguan yang kronis dan sering menyebabkan
ketidakmampuan. Menurut definisinya, gejala harus mulai ada sebelum usia 0 tahun dan ada
selama beberapa tahun. Episode peningkatan keparahan gejala dan perkembangan gejala yang
baru diperkirakan berlangsung selama enam sampai Sembilan bulan dan dapat dipisahkan oleh
periode yang kurang simptomatik yang berlangsung 9 sampai 12 bulan. Tetapi, jarang seorang
pasien dengan gangguan somatisasi berjalan lebih dari satu tahun tanpa encari suatu perhatian
media. Sering kali terdapat hubungan antara periode peningkatan stress atau stress baru dn
eksaserbasi gejala somatik.

BAB
TERAPI

Pasien dengan gangguan somatisasi paling baik dionati jika mereka memiliki seorang
dokter tunggal sebagai perawat kesehatan utamanya. Jika terlihat lebih dari satu klinisi, pasien
memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan keluhan somatic. Klinisi primer harus
memeriksa pasien selama kunjungan terjadwal yang teratur, biasanya dengan interval satu bulan.
Kunjungan harus related singkat, walaupun pemeriksaan fisik sebagian harus dilakukan sebagai
respons terhadap masing-masing keluhan somatic yang baru, pemeriksaan loratorium dan
diagnostic tambahan biasanya harus dihinari. Jika gangguan somatisasi telah didiagnosis, dokter
yang mengobati pasien harus mendengarkan keluhan somatic sebagai eksprsi emosional,
bukannya sebagai keluhan medis. Tetapi, pasien dengan gangguan simatisasi juga dapat memiliki
penyakit fisik, dengan demikian dokterharus selalu menggunakan pertimbangannya mengenai
gejala mana yang perlu diperiksa dan sampai sejauh mana. Strategi luas yang baik bagi dokter
perawatan primer adalah meningkatkan kesadaran pasien tentang kemungkinan bahwa factor
psikologis terlibat di dalam gejala sampai pasien mau mengunjungi klinisi kesehatan mental,
kemungkinan seorang dokter psikiatri secara teratur.
Psikoterapi baik individual dan kelompok menurunakn biaya perawatan kesahatan
penderita gangguan somatisasi sebesar 50%, sebagian beesar karena penurunan jumlah
perawatan di rumah sakit. Dalam lingkungan psikoterapetik, pasien dibantu untuk mengatasi
gejalanya untuk mengekspresikan emosi yang mendasari dan untuk mengembangkan strategi
alternative untuk mengekspresikan perasaan mereka.
Memberikan medikasi psikotropik bilamana gangguan somatisasi ada bersama-sama
dengan gangguan mood atau kecemasan adalah selalumemiliki resiko, tetapi pengobatan
psikofarmakologis dan juga pengobatan psikoterapeutik, pada ganggua penyerta adalah
diindikasikan. Medikasi harus dimonitor, karena pasien dengan gangguan somatisasi cenderung
menggunakan obat secara berlebihan dan tidak dapat dipercaya. Pada pasien tanpa gangguan
mental penyerta, sedikit data yang menyatakan bahwa terapi farmakologis adalah efektif.

Anda mungkin juga menyukai