Anda di halaman 1dari 6

e-Jipbiol Vol.

2: 1-6, Desember 2013


ISSN : 2338-1795

Prevalensi Larva Echinostomatidae pada Berbagai Jenis Gastropoda Air Tawar di


Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi
Prevalence of Larval Echinostomatidae in Different Types of Freshwater Gastropoda in Dolo
Kabupaten Sigi

Irmawati1, H. Achmad Ramadhan 2, Hj. Sutrisnawati 2


1
2

Mahasiswa Prog. Studi Pend. Biologi. FKIP. Universitas Tadulako


Dosen Program Studi Pend. Biologi. FKIP. Universitas Tadulako
e-mail: irmamasalingi@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi beberapa jenis gastropoda yang
terinfeksi larva Echinostomatidae di Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi dan untuk menentukan
prevalensi jumlah larva Echinostomatidae yang menginfeksi Gastropoda air tawar di
Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi. Metode yang digunakan adalah metode survey dengan teknik
transek menggunakan metode plot berpetak. Populasi adalah semua jenis Gastropoda air tawar
yang ada pada lokasi pengamatan di Kecamatan Dolo yang terdapat dalam plot. Sampel adalah
semua jenis Gastropoda air tawar yang terinfeksi larva Echinostomatidae. Pengambilan sampel
dilakukan di 3 lokasi yaitu Desa Langaleso, Desa Kota Rindau dan Desa Kota Pulu pada
berbagai macam habitat yaitu sawah, saluran irigasi dan kolam. Selanjutnya pemeriksaan
terhadap gastropoda air tawar yang terinfeksi larva Echinostomatidae dilakukan di
laboratorium Biologi FKIP UNTAD. Untuk menghitung prevalensi larva Echinostomatidae
pada suatu jenis gastropoda air tawar yang ditemukan, maka dihitung dalam persen. Dari hasil
penelitian didapatkan 6 jenis gastropoda air tawar yaitu L. rubiginosa, M. tuberculata, B.
javanica, T. scabra, I. exutus, dan P. canaliculata dan setelah dilakukan pemeriksaan semua
jenis gastropoda tersebut positif terinfeksi larva cacing Echinostomatidae. Prevalensi larva
Echinostomatidae yang tertinggi terdapat pada lokasi Kota pulu di habitat sawah pada jenis
siput Melanoides tuberculata (51,76%).
Kata Kunci: prevalensi, Echinostomatidae dan Gastropada air tawar
Abstract
This study aimed to obtain information on several types of gastropoda infected larva
Echinostomatidae in Dolo Kabupaten Sigi and to determine the prevalence Echinostomatidae
number of larva that infect freshwater gastropoda in Dolo Kabupaten Sigi. The method used is
the method of survey transect technique using the plot's puzzle. Population is all kinds of
freshwater gastropods that existed at the location in the district of Dolo observations contained
in the plot. The samples are all kinds of freshwater gastropoda infected larvae
Echinostomatidae. Sampling was conducted in 3 locations: Langaleso, Kota Rindau dan Kota
Pulu, on a wide range of habitats, namely rice fields, irrigation ditches, and ponds. Further
examination of the freshwater gastropoda infected larvae Echinostomatidae in the laboratory
FKIP UNTAD Biology. To calculate the prevalence of larvae Echinostomatidae in a freshwater
gastropoda species is found, it is calculated in percent. From the results, 6 species of freshwater
gastropoda, namely L. rubiginosa, M. tuberculata, B. javanica, T. scabra, I. exutus, and P.
canaliculata andfter the examination of all types of gastropods positive Echinostomatidae
infected with worm larvae. Echinostomatidae the highest prevalence of larvae found in Kota
Pulu locations in the tens of paddy on the type of snail habitat Melanoides tuberculata (51.76%).
Keyword: prevalence, Echinostomatidae and freshwater Gastropoda

Irmawati et al.,

PENDAHULUAN
Propinsi Sulawesi Tengah merupakan
salah satu propinsi di Indonesia yang memiliki
beragam flora dan fauna, diantaranya ada yang
spesifik, bahkan ada yang bersifat endemik yang
tidak dijumpai di daerah-daerah lain Indonesia.
Pada beberapa penelitian yang telah dilakukan
ternyata Sulawesi Tengah secara makro
mempunyai keanekaragaman hayati yang tinggi
(Sutrisnawati, 2001).
Kabupaten Sigi merupakan kabupaten
termuda di Sulawesi Tengah, dengan luas
wilayah Kabupaten Sigi secara keseluruhan
adalah 5.196,02 km2 atau sekitar 7,64 % dari
total luas wilayah Sulawesi Tengah. Secara
administratif, Kabupaten Sigi terbagi menjadi
15 kecamatan, 156 desa dan 1 Unit
Pemukiman Transmigrasi (UPT). Kecamatan
Dolo merupakan salah satu kecamatan yang
berada di Kabupaten Sigi (Badan Pusat Statistik,
2011). Berdasarkan hasil observasi, pada daerah
ini terdapat persawahan yang cukup luas, irigasi,
kolam, rawa, serta sungai yang merupakan
habitat dari invertebrata air tawar, khususnya
jenis-jenis siput dari phylum Mollusca.
Secara umum gastropoda memberi
manfaat kepada manusia, baik dagingnya sebagai
bahan makanan yang berprotein tinggi sehingga
dapat dikonsumsi oleh penduduk, juga sebagai
pakan ternak unggas dan cangkangnya dapat
dibuat berbagai macam lukisan, cendramata dan
bunga-bungaan (Dharma, 1988). Akan tetapi,
selain memiliki berbagai macam manfaat
tersebut, siput juga dapat merugikan yaitu
sebagai hama yang merupakan ancaman bagi
manusia karena memakan tanaman muda
misalnya padi, serta beberapa jenis diantaranya
ternyata dapat berpotensi sebagai inang perantara
parasit cacing trematoda, yang stadium
dewasanya
berparasit
pada
manusia
(Sutrisnawati, 2001).
Cacing trematoda memerlukan jenis siput
tertentu sebagai inang antara untuk kelangsungan
hidupnya (Joosse dan Elk, 1986).
Pada
umumnya cacing trematoda yang hidup pada
siput ditemukan pada beberapa Negara seperti di
RRC, Korea, Jepang, Filipina, Thailand,
Vietnam, Taiwan, India dan Afrika. Beberapa
spesies juga ditemukan di Indonesia seperti
Fasciolopsis buski di Kalimantan, Echinostoma
di Jawa dan Sulawesi, Heterophydae di Jakarta
2

dan Schistosoma japonicum di Sulawesi Tengah


(Srisasi dkk, 1998).
Infeksi
Echinostoma
menyebabkan
kerusakan ringan pada mukosa usus dan tidak
menimbulkan gejala yang berarti. Infeksi berat
dapat menyebabkan timbulnya radang kataral
pada dinding usus atau ulserasi. Pada anak
menimbulkan gejala diare, sakit perut, anemia
dan edema. Adapun jenis siput yang merupakan
hospes perantara I dari cacing Echinostomatidae
yaitu berupa keong jenis kecil seperti dari genus
Anisus, Gyraulus, Lymnaea, dan sebagainya.
Sedangkan hospes perantara II, yaitu jenis keong
yang besar, seperti dari genus Vivipar, Bellamya,
Pila atau Corbicula (Srisasi dkk, 1998).
Dari hasil observasi yang dilakukan,
diketahui bahwa sebagian masyarakat di
Kecamatan Dolo memanfaatkan siput jenis
tertentu sebagai bahan makanan untuk
dikonsumsi maupun sebagai pakan ternak.
Hingga saat ini belum ada laporan tentang
prevalensi larva cacing trematoda pada daerah
Sigi. Sementara potensi terinfeksinya siput di
daerah tersebut sangat besar. Hal ini dilihat dari
beberapa faktor pendukungnya yaitu banyaknya
perairan dekat dengan daerah penyebaran cacing
trematoda. Oleh karena itu, perlu dilakukan
penelitian.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan diatas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini ialah :
1. Berapa jenis gastropoda air tawar yang
terinfeksi
larva
Echinostomatidae
di
Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi?
2. Berapa
persen
prevalensi
larva
Echinostomatidae
yang
menginfeksi
gastropoda air tawar di Kecamatan Dolo,
Kabupaten Sigi?
Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dari
penelitian ini ialah:
1. Untuk mendapatkan informasi beberapa jenis
gastropoda air tawar yang terinfeksi larva
Echinostomatidae di Kecamatan Dolo,
Kabupaten Sigi.
2. Untuk
menentukan
prevalensi
larva
Echinostomatidae
yang
menginfeksi

e-Jipbiol Vol 2, Desember 2013

Prevalensi Larva Echinostomatidae pada Berbagai Jenis Gastropoda Air Tawar di Kecamatan Dolo Kabupaten
Sigi

gastropoda air tawar di Kecamatan Dolo,


Kabupaten Sigi.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Untuk pengembangan ilmu biologi
khususnya pada mata kuliah zoologi invertebrate
dan sebagai acuan dalam penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat
luas tentang infeksi larva Echinostomatidae
pada beberapa jenis gastropoda air tawar di
Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi.
b. Sebagai bahan informasi bagi Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan serta
Dinas Kesehatan mengengenai prevalensi
larva
Echinostomatidae
yang
dapat
menginfeksi hewan ternak maupun manusia
yang terdapat pada beberapa jenis
gastropoda air tawar sebagai inang
perantara.
c. Sebagai realisasi dari mahasiswa biologi
selaku peneliti guna meningkatkan kreatifitas
bidang keilmuwan khususnya pengabdian
kepada masyarakat.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode survey yaitu mencoba
menjelaskan peristiwa yang terjadi sekarang
tanpa memberikan perlakuan terlebih dahulu.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember
2012 sampai dengan bulan Februari 2013.
Penelitian lapangan dilakukan di tiga desa yaitu
Desa Langaleso, Desa Kota Rindau, dan Desa
Kota Pulu yang terletak di Kecamatan Dolo,
Kabupaten
Sigi.
Penelitian
larva
Echinostomatidae dilakukan di Laboratorium
Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako Palu. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua jenis gastropoda air
tawar yang ada pada lokasi pengamatan di
Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi sedangkan
yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah
semua jenis gastropoda air tawar yang terinfeksi
larva Echinostomatidae yang ditemukan pada
saat pengamatan di Kecamatan Dolo, Kabupaten
Sigi. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian
ini adalah pH meter, Higrometer, DO meter,
Mikroskop, Kaca objek, Kaca penutup, Lumpang
dan alu, Meteran rol, Tali rafiah, Sepatu bot,
3

Sarung tangan, Tapis, Pelastik, Patok kayu,


Kertas label dan Kamera. Bahan yang digunakan
adalah air, Gastropoda air tawar dan NaCl
fisiologis
Prosedur Penelitian
Tahap Pengambilan Sampel Gastropoda
Menentukan wilayah yang akan diteliti
dengan metode kuadrat/plot berpetak (Michael,
1984), dengan menempatkan kuadrat secara
sistematis menurut garis transek, berdasarkan
keberadaan Gastropoda yang dianggap mewakili
tempat tersebut.
Pada setiap lokasi pengamatan dibuat
garis transek dengan panjang 10 meter.
Banyaknya plot yang digunakan setiap transek
adalah 3 plot dengan ukuraan plot 1 m x 1 m.
Jumlah transek dalam satu habitat adalah 3
transek, sehingga jumlah keseluruhan plot dalam
satu lokasi adalah 9 plot.
Pengambilan sampel dilakukan dengan
cara mengayak tanah atau lumpur kemudian
gastropoda yang ditemukan dimasukkan ke
dalam pelastik yang telah berisi air dan diberi
label. Kemudian gastropoda tersebut nantinya
akan diidentifikasi dan dilakukan pemeriksaan
dilaboratorium untuk mengetahui adanya larva
Echinostomatidae pada jenis Gastropoda yang
ditemukan. Pada tahap pengambilan sampel ini
dilakukan pengulangan sebanyak 2 kali yaitu
pada pagi dan sore hari.
Tahap Pengukuran Sifat Fisik Kimia
Lingkungan
Setelah melakukan pengambilan sampel
gastropoda air tawar, selanjutnya dilakukan
pengukuran sifat fisik kimia lingkungan pada
daerah penelitian yang meliputi pengukuran:
pH, Suhu Air (oC), Suhu Udara (oC),
Kelembaban (%), dan Kandungan oksigen
terlarut.
Tahap Pemeriksaan Larva Echinostomatidae
di Laboratorium
Setelah siput diidentifikasi, diukur panjang dan
garis tengahnya/lebar tubuhnya, selanjutnya siput
tersebut diremukkan (digerus), diberi sedikit
NaCl fisiologis. Kemudian cairan hasil gerusan
tersebut diteteskan pada kaca objek, diberi
larutan merah netral, selanjutnya ditutup dengan
e-Jipbiol Vol 2, Desember 2013

Irmawati et al.,

kaca penutup dan diamati dibawah mikroskop


dengan pembesaran lemah (objektif 10x) untuk
melihat adanya stadia larva Echinostomatidae
(stadium serkaria).
Analisis Data
a. Penentuan inang perantara gastropoda air
tawar dilakukan dengan cara memeriksa
semua
Gastropoda
yang
ditemukan,
kemudian dilihat stadium apa saja yang
ditemukan di dalam Gastropoda tersebut, jika
ditemukan larva (serkaria) atau metaserkaria
maka Gastropoda tersebut positif merupakan
inang antara cacing Echinostomatidae.
b. Prevalensi merupakan besarnya seluruh
kasus penyakit yang terjadi pada suatu waktu
disuatu daerah. Untuk menghitung berapa
besar prevalensi larva Echinostomatidae
pada suatu jenis gastropoda air tawar yang
ditemukan, maka dihitung dalam persen

yaitu dengan menggunakan perhitungan


sebagai berikut

Prevalensi =

Jumlah gastropoda Jenis x


yang positif terinfeksi
larva (serkaria) Trematoda
Jumlah keseluruhan gastropoda
jenis x yang diperiksa

x 100 %

(Sutrisnawati, 2001).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian mengenai jenis-jenis
gastropoda air tawar yang berperan sebagai inang
perantara cacing Trematoda dan jenis-jenis
cacing trematoda di Kecamatan Dolo, Kabupaten
Sigi disajikan pada Tabel 1 dan Tabel 2.

Tabel 1. Jenis-Jenis Gastropoda Air Tawar yang Berperan Sebagai Inang Perantara Cacing Trematoda di
Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi
Inang Perantara dari Jenis/Famili Larva
Jenis-Jenis
Gastropoda
Echinostomatidae
Fasciola gigantic
Trichobilharzia brevis
L. rubiginosa
+
+
+
M. tuberculata
+
B. javanica
+
T. scabra
+
I. exutus
+
P. canaliculata
+
Keterangan : ( + ) : ditemukan ; ( - ) : tidak ditemukan
Tabel 2. Jenis/Famili Larva (Serkaria) Trematoda Dan Prevalensinya Pada Beberapa Jenis Gastropoda
Air Tawar Di Berbagai Macam Habitat
Langaleso
Kota rindau
Kota Pulu
Jenis/Famili
Jenis
Sw
SI
Kl
Sw
SI
Kl
Sw
SI
Kl
Larva (serkaria)
Gastropoda
(%) rata-rata
Echinostomatidae L. rubiginosa
11,23
0,0
0,0 20,37 18,91 0,0 14,83
0,0
0,0
F. gigantica
L. rubiginosa
0,0
0,0
0,0 15,43 13,51 0,0
0,0
0,0
0,0
T. brevis
L. rubiginosa
2,24
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Echinostomatidae M. tuberculata 36,42 38,46 0,0 14,86 33,63 0,0 51,76 13,97 0,0
Echinostomatidae B. javanica
0,0
6,36 0,0
0,0
0,0
0,0 23,94 26,21 0,0
Echinostomatidae T. scabra
22,22
0,0
0,0
0,0
14
0,0
0,0
13,67 0,0
Echinostomatidae I. exutus
50
41,17 0,0
0,0
5,40 0,0
0,0
0,0
0,0
Echinostomatidae P. canaliculata
0,0
0,0
0,0
4,5
9,67 0,0
0,0
0,0
0,0
Keterangan : Sw : Sawah ; SI : Saluran Irigasi ; Kl : Kolam

e-Jipbiol Vol 2, Desember 2013

Prevalensi Larva Echinostomatidae pada Berbagai Jenis Gastropoda Air Tawar di Kecamatan Dolo Kabupaten
Sigi

Berdasarkan Tabel 1. Setelah dilakukan


pemeriksaan pada 6 jenis gastropada air tawar
yaitu
Lymnaea
rubiginosa,
Melanoides
tuberculata, Bellamya javanica, Indoplanorbis
exutus, dan Pomacea canaliculata, ternyata 6 jenis
Gastropoda air tawar tersebut positif mengandung
larva cacing Trematoda yaitu Echinostomatidae,
Fasciola gigantica, dan Trichobilharzia brevis.
Berdasarkan Tabel 2 jenis/famili larva
(serkaria) Trematoda dan prevalensinya pada
beberapa jenis Gastropoda air tawar di berbagai
macam habitat, prevalensi tertinggi larva
Echinostomatidae pada Melanoides tuberculata
(51,76%) pada habitat sawah di Desa Kota Pulu.
Selain itu, ditemukan juga larva cacing Fasciola
gigantica pada siput Lymnaea rubiginosa dengan
prevalensi tertinggi di Desa Kota Rindau pada
habitat sawah (20,37%) dan larva cacing
Trichobilharzia brevis pada siput Lymnaea
rubiginosa (2,24%) di Desa Langaleso pada
habitat sawah.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan ditemukan 6 jenis gastropada air tawar,
yaitu
Lymnaea
rubiginosa,
Melanoides
tuberculata, Bellamya javanica, Indoplanorbis
exutus, dan Pomacea canaliculata.
Setelah
dilakukan
pemeriksaan
di
laboratorium, 6 jenis gastropoda yang ditemukan
ternyata positif mengandung larva trematoda.
Adapun larva trematoda yang ditemukan yaitu
Echinostomatidae, Fasciola gigantica, dan
Trichobilharzia brevis. Larva Echinostomatidae
ditemukan pada semua jenis gastropoda tersebut
yaitu
Lymnaea
rubiginosa,
Melanoides
tuberculata, Bellamya javanica, Indoplanorbis
exutus dan Pomacea canaliculata.
Adapun larva cacing Fasciola gigantica
dan Trichobilharzia brevis yang merupakan salah
satu jenis dari famili Schistosomatidae, hanya
ditemukan pada siput Lymnaea rubiginosa pada
habitat sawah. Hal tersebut dikarenakan jenis
siput Lymnaea rubiginosa merupakan inang
perantara bagi Fasciola gigantica sesuai dengan
laporan penelitian Zalizar dan Satrija dalam
Sutrisnawati (2001) yang menyebutkan bahwa
Lymnaea rubiginosa bertindak sebagai inang
perantara tunggal bagi Fasciola gigantica di
Indonesia. Selain itu juga bertindak sebagai inang
perantara bagi trematoda lain, terutama dari family
5

Schistosomatidae yang berparasit pada unggas air,


serta parasit pada kodok dan tikus.
Sebagaimana telah diketahui bahwa pada
beberapa jenis siput air tawar dalam tubuhnya
hidup dan berkembang larva cacing Trematoda,
misalnya Fasciolopsis buski yang menyebabkan
penyakit fasciolopsiasis, Fasciola hepatica yang
dapat
menyebabkan
penyakit
fascioliasis,
Trichobilharzia brevis penyebab penyakit
dermatitis schistosoma pada manusia dan
Echinostoma revolutum yang menyebabkan
penyakit echinostomiasis (Murad dkk, 1993).
Prevalensi larva Echinostomatidae yang
tertinggi terdapat pada lokasi Desa Kota Pulu di
habitat sawah pada jenis siput Melanoides
tuberculata (51,76%). Selanjutnya prevalensi larva
Echinostomatidae pada jenis siput Bellamya
javanica yang tertinggi terdapat pada lokasi Kota
Pulu di habitat irigasi (26,21%). Prevalensi
Echinostomatidae pada jenis siput Thiara scabra
yang tertinggi terdapat pada lokasi Langaleso di
habitat sawah (22,22%). Prevalensi larva
Echinostomatidae pada jenis siput Indoplanorbis
exutus yang tertinggi terdapat pada lokasi Desa
Langaleso di habitat sawah (50%). Prevalensi
larva Echinostomatidae pada jenis siput Pomacea
canaliculata yang tertinggi terdapat pada lokasi
Desa Kota Rindau di habitat irigasi (9,67 %).
Kemudian pada jenis siput Lymnea rubiginosa
prevalensi larva Echinostomatidae tertinggi
terdapat pada lokasi Desa Kota Rindau di habitat
sawah (20,37%), prevaleensi Fasciola gigantica
pada pada jenis siput Lymnaea rubiginosa terdapat
pada lokasi Kota Rindau di habitat sawah
(15,43%) dan larva Trichobilharzia brevis hanya
ditemukan pada jenis siput Lymnaea rubiginosa
pada lokasi Desa Langleso di habitat sawah
dengan prevalensi (2,24%).
Adanya larva cacing Echinostomatidae
yang ditemukan pada 6 jenis siput tersebut dapat
dikarenakan larva Echinostomatidae mampu
berkembang/hidup pada beberapa siput dibanding
dengan larva yang lain. Selain itu, dapat juga
dikarenakan pada parasit ini mempunyai banyak
jenis (Echinostoma ilocanum, Echinostoma
malayanum, Echinostoma lindoense), cacing
dewasanya hidup pada berbagai jenis hewan yaitu
mamalia, jenis burung air, itik, entok, dan juga
pada manusia (Noble dan Noble dalam
Sutrisnawati, 2001.) Tingginya prevalesi larva
Echinostomatidae yang terdapat pada Melanoides
e-Jipbiol Vol 2, Desember 2013

Irmawati et al.,

tuberculata (51,76%) pada habitat sawah di lokasi


kota pulu, dapat dikarenakan Melanoides
tuberculata merupakan inang perantara yang
sesuai dengan Echinostomatidae.
Sutrisnawati
(2001)
mengemukakan
bahwa adanya variasi jenis/famili larva cacing
trematoda dan prevalensinya pada setiap jenis
gastropoda air tawar dapat dipengaruhi dengan
bebagai macam faktor antara lain adanya sumber
penularan berupa inang tetap yang sering mancari
makan pada habitat air tawar serta penularan oleh
hospes reservoir berbagai penyakit yang berupa
hewan rodentia, selain itu prevalensi pada siput
juga tergantung pada kesesuaian antara
Gastropoda sebagai inang perantara yang tersedia
dihabitat dengan telur atau mirasidium yang
masuk pada siput tersebut.
KESIMPULAN
1. Jenis Gastropoda air tawar yang terinfeksi
larva Echinostomatidae yang ditemukan di
Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi terdapat 6
jenis, yaitu Lymnaea rubiginosa, Melanoides
tuberculata, Bellamya javanica, Indoplanorbis
exutus, Thiara scabra dan Pomacea
canaliculata.
2. Prevalensi larva Echinostomatidae yang
tertinggi terdapat pada lokasi Desa Kota pulu
di habitat sawah pada jenis siput Melanoides
tuberculata (51,76%). Pada jenis siput Lymnea
rubiginosa prevalensi larva Echinostomatidae
tertinggi terdapat pada lokasi Desa Kota
Rindau di habitat sawah (20,37%), prevalensi
Fasciola gigantica pada pada jenis siput
Lymnea rubiginosa terdapat pada lokasi Desa
Kota Rindau di habitat sawah (15,43%) dan
larva Trichobilharzia brevis hanya ditemukan
pada jenis siput Lymnaea rubiginosa pada
lokasi Langleso di habitat sawah dengan
prevalensi (2,24%).
SARAN
Perlu kiranya penelitian lebih lanjut untuk
memperoleh data yang lebih lengkap dan akurat

mengenai jenis Gastropoda air tawar yang


terinfeksi larva Echinostomatidae di Kec. Dolo
Kab. Sigi Sulawesi Tengah dan penelitian
mengenai
kemungkinan
adanya
penderita
echinostomiasisfascioliasis pada masyarakat di
Kec. Dolo Kab. Sigi Sulawesi Tengah.
DAFTAR PUSTAKA
Badan pusat statistik. (2011). Kabupaten Sigi Dalam
Angka. Percetakan Rio. Palu.
Dharma B. (1988). Siput dan Kerang Indonesia I.
Penerbit. PT. Sarana Graha. Jakarta.
Joosse, J. & R.V . Elk. (1986) . Trichobilharzia ocellata
Physiological characterization of giant
growth, glycogen depletion and absence of
reproductive activity in the intermediate snail
host, Lymnaea stagnalis. Exp. Parasitol.
Michael, P. (1984). Echological Methods For Field and
Laboratory Investigation. Tata McGraw-Hill
Publishing Company Limited. New Delhi.
Murad, S., Nurhayati, J., Rosanto, R., & Kasmara, H..
(1993). Beberapa Aspek Ekologi Mollusca Air
Tawar Terutama Jenis-Jenisnya yang Dapat
Dimakan dan yang Berperan Sebagai Inang
Perantara Cacing Trematoda di Daerah
Saguling dan Cirata, Jawa Barat. Laporan
Penelitian. Fakultas MIPA. Univ Padjajaran.
Bandung.
Srisasi, G., Ilahude, H.D., & Wita Pribadi. (1998).
Parasitologi Kedokteran. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta.
Sutrisnawati. (2001). Beberapa Aspek Biologi
Gastropoda Air Tawar Serta Potensinya
Sebagai Inang Perantara Parasit Cacing
Trematoda Pada Manusia di Daerah Lembah
Napu Sulawesi Tengah. [Thesis]. Universitas
Padjadjaran. Bandung.

e-Jipbiol Vol 2, Desember 2013

Anda mungkin juga menyukai