Oleh :
Ir. Hery Budiyanto, MSA, PhD
- Ketua Asosiasi Perajin Kota Malang
Wakil Ketua KADIN Kota Malang Bid. Perdagangan & Distribusi
- Dosen Universitas Merdeka Malang
ABSTRAK
Kesepakatan ASEAN Economic Community akan berlaku pada tahun 2015 mendatang
mengharuskan para pengusaha untuk bersiap diri dalam menghadapi persaingan tinggi yang
bakal tercipta. Upaya-upaya konstruktif sangat diharapkan dalam membantu peningkatan
kinerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) agar mampu bersaing dengan UKM dinegara
ASEAN lain, karena UKM merupakan salah satu sektor usaha produksi dan jasa yang
sangat penting keberadaanya dan diharapkan bagi masyarakat untuk menambah pendapatan
rumah tangga. Kota Malang memiliki potensi sumberdaya usaha kecil dan menengah yang
sangat besar, baik dalam bentuk sentra industri maupun UKM perorangan. Sebagai pelaku
usaha potensial UKM harus terus bekerja keras meningkatkan daya saing agar mampu
bersaing. Pemerintah menetapkan beberapa strategi nasional untuk menghadapi ASEAN
Economic Community (AEC), yaitu: Penguatan daya saing ekonomi, Program ACI (Aku
Cinta Indonesia), Penguatan sektor UMKM, perbaikan infrastruktur, dan peningkatan
kualitas sumber daya manusia (SDM). Cara meningkatkan daya saing UKM Kota Malang,
antara lain: konsisten menjaga kualitas produk, packaging produk yang menarik, harga
yang kompetitif, dan menjaga loyalitas konsumen. Opsi kebijakan yang dapat dilakukan
adalah sebagai berikut: program peningkatan Sumber Daya Manusia UKM, pelibatan
BUMN melalui program PKBL (program kemitraan dan bina lingkungan) dan CSR
(corporate social responsibility), pelibatan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kota
Malang dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (DEKRANASDA) dapat meningkatkan
kontak bisnis antara UKM , dan penyiapan calon pelaku usaha UKM yang berkualitas dan
berdaya saing tinggi.
Kata Kunci: daya saing, ukm
DAFTAR ISI
ABSTRAK .
DAFTAR ISI..
PENDAHULUAN
STRATEGI KONSEPTUAL
OPSI KEBIJAKAN .
11
DAFTAR PUSTAKA ..
11
PENDAHULUAN
Berbicara tentang perekonomian nasional, maka tidak lepas dari peran UKM (Usaha Kecil
dan Menengah. Para pengusaha yang bergerak dalam usaha kecil dan menengah ini
bergerak dalam berbagai bidang usaha. Sebagian bergerak dalam usaha formal, tetapi tidak
sedikit yang bergerak dalam usaha nonformal. Jumlah mereka yang berusaha secara
nonformal justru lebih banyak dibanding yang formal (Angky, 2008). Mereka merambah
semua bidang usaha yang berkaitan dengan hajat hidup masyarakat. Usaha Kecil dan
Menengah merupakan bentuk usaha yang saat ini mengalami globalisasi dalam
perekonomian Indonesia, UKM menjadi salah satu faktor pendorong memajukan sektor
perekonomian di Indonesia, hal ini dapat terlihat pada peran UKM yang banyak membantu
mengurangi pengangguran, menekan angka kemiskinan, membantu menyuplai dana untuk
Negara, meningkatkan pendapatan masyarakat dan lain sebagainya.
Kementerian koperasi dan UKM mencatat bahwa prosentase terbesar dari total pendapatan
dan usaha diseluruh Indonesia dicapai oleh UKM yang mencapai jumlah 56 juta usaha kecil
dan menengah pada tahun 2013. Jumlah tersebut mampu menyerap tenaga kerja 107 juta
jiwa atau 97,16 persen dari total keseluruhan tenaga kerja yang terdapat di Negara
Indonesia, sedangkan menurut Menteri Negara Urusan Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah Suryadharma Ali (Setiadi Umar, 2008) di katakan bahwa UKM mampu
memberikan kontribusi sebesar 1.778.7 trilliun atau 53.3 persen dari Gross Domestic
Product atau GDP di Indonesia peningkatan 10 persen dari kinerja UMKM ini dapat
meningkatkan GDP sebesar 5 persen, dan UKM menyerap tenaga kerja sebesar 85,4 juta
jiwa atau sebesar 96,81 persen terhadap seluruh tenaga kerja yang ada di Negara Indonesia.
Kesepakatan ASEAN Economic Community akan berlaku pada tahun 2015 mendatang,
pengusaha perlu bersiap untuk menghadapi persaingan tinggi yang bakal tercipta. Oleh
karena adanya aturan baru dari masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) yang menyebutkan
bahwa dengan dibentuknya komunitas ini akan semakin memudahkan kerja sama dalam
peredaran barang dan jasa di seluruh kawasan ASEAN akan semakin mudah tanpa adanya
system bea masuk dan barrier lainnya. Oleh sebab itu pelaku usaha di Indonesia harus
segera bersiap dan meningkatkan kualitas diri, termasuk kalangan Usaha Kecil dan
Menengah yang perlu mengetahui seluk beluk dan mempelajari kondisi pasar yang di
Negara-negara lain dan Negara ASEAN. Ketahanan dan daya saing UKM di Indonesia
menjadi poin penting yang harus diprioritaskan dalam pelaksanaan ASEAN Economic
Community 2015. Keadaan tersebut karena UKM selama ini menjadi tulang punggung
yang banyak membantu penyerapan tenaga kerja, mengurangi pengangguran dan
STRATEGI KONSEPTUAL
Upaya-upaya konstruktif sangat diharapkan dalam membantu peningkatan kinerja Usaha
Kecil dan Menengah (UKM) agar mampu bersaing dengan UKM dinegara ASEAN lain,
karena UKM merupakan salah satu sektor usaha produksi dan jasa yang sangat penting
keberadaanya dan diharapkan bagi masyarakat untuk menambah pendapatan rumah tangga,
jangan sampai sektor yang penting ini menjadi terganggu dengan keberadaan ASEAN
Economic Community.
Menurut pendapat beberapa ahli, antara lain Porter (1990), Romer (1990), Callon et al
(1992) dalam Setiadi Umar (2008) menyatakan bahwa daya saing dan kemampuan untuk
membuka pasar baru dalam menciptakan penawaran di pasar lokal dan global ditentukan
oleh tingkat inovasi serta dalam kemampuan untuk meningkatkan produktivitas perusahaan
dalam mengelola sumber daya nya. Dengan menciptakan produk yang berdayasaing tinggi
memungkinkan UKM untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, selain itu daya
saing yang tinggi diharapkan dapat menarik minat konsumen di tingkat nasional hingga
global untuk menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN yang akan diterapkna tahun 2015
mendatang.
Daya saing pengusaha yang ada di Indonesia ternyata masih ketinggalan dibanding dengan
pengusaha Negara-negara ASEAN lain. Menurut World Economic Forum laporan daya
saing global forum telah menerbitkan laporan daya saing Negara-negara ASEAN pada
tahun 2012-2013, sebagai berikut :
Tabel Daya saing negara-negara ASEAN periode 2012-2013
Negara
Rangking Daya Saing
50
Indonesia
25
Malaysia
2
Singapura
38
Thailand
65
Philipina
28
Brunei
85
Cambodia
Laos
Myanmar
75
Vietnam
Sumber : Jurnal Kajian Lemhannas RI : 2013
UKM di Indonesia sebagai pelaku usaha potensial harus terus bekerja keras meningkatkan
daya saing agar mampu bersaing dan menghadapi Asean Economic Community. Strategistrategi jitu perlu dan dibutuhkan untuk terus meningkatkan semua sektor industri yang
dapat bersaing dengan Negara lain yang tergabung dalam ASEAN, selain meningkatkan
daya saing, meningkatkan laju ekspor, dan membuat reformasi atau perombakan baru
dalam mengelola UKM dan sektor industri yang lain yang perlu diterapkan dan
dikembangkan di Indonesia.
Pasar bebas ASEAN 2015 ini memudahkan pelaku UKM di Kota Malang untuk melakukan
aktivitas ekspor maupun impor barang ke sembilan negara ASEAN lainnya, namun UKM
kita harus mulai meningkatkan daya saing produk agar tak tergilas barang-barang impor
dari negara tetangga, para pelaku UKM harus mulai berbenah diri untuk meningkatkan
daya saing produk lokal jelang pasar bebas 2015. Cara meningkatkan daya saing UKM
Kota Malang jelang pasar bebas ASEAN 2015, antara lain:
Pertama, konsisten menjaga kualitas produk. Menghadapi gempuran produk impor dari
negara tetangga yang popularitasnya cukup diperhitungkan oleh kalangan masyarakat kita,
UKM Kota Malang tak perlu ciut nyali sepanjang tetap konsisten menjaga kualitas
produk yang mereka pasarkan. Melakukan pembuatan standar operasional prosedur (SOP)
yang jelas dalam setiap proses produksi, agar barang-barang yang dipasarkan memiliki
kualitas atau standar mutu yang terjamin serupa.
Kedua, menambahkan daya saing UKM Kota Malang melalui packaging produk yang
menarik. Sampai saat ini packaging produk menjadi salah satu faktor pendorong bagi para
calon konsumen untuk melakukan transaksi pembelian. Karenanya selain menjaga kualitas
produk, hal lain yang perlu diperhatikan para pelaku UKM Kota Malang adalah mendesain
packaging yang menarik, serta mencantumkan logo dan nama produk di setiap kemasan
produk.
Ketiga, bersaing dari segi harga. Salah satu keunggulan produk China di pasar dunia yaitu
harga jualnya terkenal lebih murah dibandingkan produk-produk dari negara lainnya.
Langkahnya dengan mengupayakan biaya produksi seefisien mungkin agar harga jual
produk bisa lebih murah dibandingkan produk serupa di pasar bebas 2015.
Keempat, menjaga loyalitas konsumen. Memiliki banyak pelanggan setia menjadi kunci
utama kesuksesan UKM Kota Malang untuk menghadapi persaingan pasar bebas ASEAN
2015. Ketika konsumen memiliki loyalitas yang cukup tinggi terhadap produk-produk yang
dipasarkan, maka sebagai pelaku UKM tak perlu khawatir ditinggalkan konsumen ketika
produk-produk dari negara tetangga mulai berdatangan ke Indonesia. Untuk itu intensitas
pameran produk UKM Kota Malang di luar negeri terutama di Negara ASEAN perlu
ditingkatkan.
Momen AEC sejatinya bisa menjadi peluang besar untuk memperbesar sayap bisnis
pengusaha tanah air utamanya pengusaha skala UKM (Bappeda Jatim, 2014). Para pelaku
ekonomi di dalam negeri bisa menjual barang atau produk mereka ke seluruh negara
ASEAN dengan mudah. Tentu itu bisa dilakukan ketika pelaku usaha tanah air mampu
membangun daya saingnya. Pemerintah dan BUMN dapat membantu lebih banyak
mengikutsertakan UKM dalam pameran-pameran internasional. KADIN, melalui jaringan
perwakilan di berbagai Negara dapat mengefektifkan kegiatan kontak bisnis UKM
Indonesia dengan para pengusaha di luar negeri.
10
tinggi memerlukan penanganan dari pihak perbankan (melalui kredit usaha kecil),
perguruan tinggi (melalui program inkubator bisnis), dan BUMN (Melalui program PKBL
dan CSR).
OPSI KEBIJAKAN
Dari semua hal yang sudah di jabarkan, maka opsi kebijakan yang dapat dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Pemerintah Kota Malang lebih giat dalam program peningkatan Sumber Daya Manusia
UKM dengan sosialisasi dan pemahaman tentang ASEAN Economic Community 2015,
serta meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi melalui internet
untuk meningkatkan daya saing UKM.
2. Pemerintah Kota Malang bekerjasama dengan BUMN melalui program PKBL
(program kemitraan dan bina lingkungan) dan CSR (corporate social responsibility)
dapat memperbanyak event pameran produk UKM terutama di Negara ASEAN untuk
mengenalkan produk, meningkatkan jumlah konsumen di luar negeri dan menciptakan
image bahwa produk UKM Kota Malang mempunyai keunikan dan keunggulan.
3. Pemerintah Kota Malang bekerjasama dengan Kamar Dagang dan Industri (KADIN)
Kota Malang dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (DEKRANASDA) dapat
meningkatkan kontak bisnis antara UKM Kota Malang dengan UKM di Negara
ASEAN lain serta memanfaatkan Jaringan Perwakilan KADIN di Negara ASEAN
untuk meningkatkan perdagangan antar UKM di negara-negara ASEAN.
4. Penyiapan calon pelaku usaha UKM yang berkualitas dan berdaya saing tinggi melalui
pendidikan entrepreneurship mulai dari pendidikan menengah hingga perguruan tinggi,
memperbanyak program magang kewirausahaan, peningkatan kinerja inkubator bisnis.
Semoga UKM di Indonesia umumnya dan khususnya UKM Kota Malang dapat bersaing
dan terus meningkatkan daya saingnya yang tinggi agar UKM kita tidak diremehkan oleh
Negara lain.
DAFTAR PUSTAKA
Angky, Camaro. 2008. UKM Si Kecil Menggeliat di Tengah Badai. Malang: UMM Press.
Bappeda Jatim. 2013. Daya Saing UMKM Menghadapi AEC 2015.
Bappedajatimprov.co.id. Diakses 10 September 2014
Jabat, Kaban. 2014. Meningkatkan Daya Saing Ukm Jelang Pasar Bebas 2015.
Bisnisukm.com. Diakses 10 September 2014
Kompas. Di Malang, Si Kecil Tumbuh Bersama... edisi 8 Juli 2014
11
12