Pemeriksaan Lab Foresik
Pemeriksaan Lab Foresik
mani pada saat ejakulasi kental kemudian akibat enzim proteolitik menjadi cair dalam waktu
yang singkat (10 20 menit). Dalam keadaan normal, volume cairan mani 3 5 ml pada 1 kali
ejakulasi dengan pH 7,2 7,6.
Cairan mani mengandung spermatozoa, sel-sel epitel dan sel-sel lain yang tersuspensi
dalam cairan yang disebut plasma seminal yang mengandung spermion dan beberapa enzim
sepertri fosfatase asam. Spermatozoa mempunyai bentuk yang khas untuk spesies tertentu
dengan jumlah yang bervariasi, biasanya antara 60 sampai 120 juta per ml.
Sperma itu sendiri didalam liang vagina masih dapat bergerak dalam waktu 4 5 jam
post-coitus; sperma masih dapat ditemukan tidak bergerak sampai sekitar 24-36 jam post coital
dan bila wanitanya mati masih akan dapat ditemukan 7-8 hari
Pemeriksaan cairan mani dapat digunakan untuk membuktikan :
1.
Adanya persetubuhan melalui penentuan adanya cairan mani dalam labia minor atau
vagina yang diambil dari forniks posterior.
2.
Adanya ejakulasi pada persetubuhan atau perbuatan cabul melalui penentuan adanya
cairan mani pada pakaian, seprai, kertas tissue, dsb.
Teknik Pengambilan bahan untuk pemeriksaan laboratorium untuk pemeriksaan cairan
mani dan sel mani dalam lendir vagina, yaitu dengan mengambil lendir vagina menggunakan
pipet pasteur atau diambil dengan ose batang gelas, atau swab. Bahan diambil dari forniks
posterior, bila mungkin dengan spekulum. Pada anak-anak atau bila selaput darah masih utuh,
pengambilan bahan sebaiknya dibatasi dari vestibulum saja.
II.
Buat sediaan apus dari cairan vaginal pada gelas objek, keringkan diudara
Fiksasi dengan melewatkan gelas sediaan apus tersebut pada nyala api
Cuci dengan air, warnai dengan larutan Eosin Yellowish 1 %dalam air, tunggu
selama 1 menit
b. Hasil :
Keuntungan dengan pulasan ini adalah inti sel epitel dan leukosit tidak
terdiferensiasi, sel epitel berwarna merah muda merata dan leukosit tidak terwarnai.
Kepala spermatozoa tampak merah dan lehernya merah muda, ekornya berwarna hijau.
Bila persetubuhan tidak ditemukan, belum tentu dalam vagina tidak ada ejakulat
karena kemungkinan azoosperma atau pascavasektomi. Bila hal ini terjadi, maka perlu
dilakukan penentuan cairan mani dalam cairan vagina.
Bahan pemeriksaan
Pakaian yang mengandung bercak diambil sedikit pada bagian tengahnya.
Kemudian diwarnai dengan pewarnaan BAEECHI selama 2 menit. Kemudian cuci
dengan HCL 1% dehidrasi dengan alkohol 70%, 85% dan alkohol absolut lalu bersihkan
dengan xylol dan keringkan dengan kertas saring.
Dengan jarum, pakaian yang mengandung bercak diambil benangnya 1-2 helai,
kemudian diurai menjadi serabut-serabut pada gelas objek, serabut tersebut ditetesi
canada, ditutupi dengan gelas penutup dan dilihat di bawah mikroskop pembesaran 500
kali.
Hasil positif bila kepala sperma berwarna merah, bagian ekor biru muda, kepala
sperma tampak menempel pada serabut-serabut benang.
III.
adalah bercak mani atau bukan, sehingga harus selalu dilakukan pada setiap sampel yang
diduga cairan mani sebelum dilakukan pemeriksaan lain. Reaksi fosfatase asam
dilakukan bila pada pemeriksaan tidak ditemukan sel spermatozoa. Tes ini tidak spesifik,
hasil positif semu dapat terjadi pada feses, air teh, kontrasepsi, sari buah dan tumbuhtumbuhan.
Dasar reaksi (prinsip) :
Adanya enzim fosfatase asam dalam kadar tinggi yang dihasilkan oleh kelenjar
prostat. Enzim fosfatase asam menghidrolisis natrium alfa naftil fosfat. Alfa naftol yang
telah dibebaskan akan bereaksi dengan brentamin menghasilkan zat warna azo yang
berwarna biru ungu. Bahan pemeriksaan yang digunakan adalah cairan vaginal.
Reagen :
Larutan A
(1)
(2)
(3)
(4)
Askuades 100 ml
Reagen (2) dan (3) dilarutkan dalam (4) untuk menghasilkan larutan penyangga dengan
pH 5, kemudian (1) dilarutkan dalam larutan peyangga tersebut.
Larutan B
Natrium alfa naftil fosfat 800 mg + aquades 10 ml.
Sebanyak 89 ml Larutan A ditambah 1 ml larutan B, lalu saring cepat ke dalam
botol yang berwarna gelap. Jika disimpan dilemari es, reagen ini dapat bertahan
berminggu-minggu dan adanya endapan tidak akan mengganggu reaksi.
a. Cara pemeriksaan :
Bahan yang dicurigai ditempelkan pada kertas saring yang terlebih dahulu
dibasahi dengan aquades selama beberapa menit. Kemudian kertas saring diangkat dan
disemprotkan / diteteskan dengan reagen. Ditentukan waktu reaksi dari saat
penyemprotan sampai timbul warna ungu, karena intensitas warna maksimal tercapai
secara berangsur-angsur.
b. Hasil :
Bercak yang tidak mengandung enzim fosfatase memberikan warna serentak
dengan intensitas tetap, sedangkan bercak yang mengandung enzim tersebut memberikan
intensitas warna secara berangsur-angsur.
Waktu reaksi 30 detik merupakan indikasi kuat adanya cairan mani. Bila 30 65
detik, masih perlu dikuatkan dengan pemeriksaan elektroforesis. Waktu reaksi > 65 detik,
belum dapat menyatakan sepenuhnya tidak terdapat cairan mani karena pernah ditemukan
waktu reaksi > 65 detik tetapi spermatozoa positif.
Enzim fosfatase asam yang terdapat di dalam vagina memberikan waktu reaksi
rata-rata 90 100 detik. Kehamilan, adanya bakteri-bakteri dan jamur, dapat
mempercepat waktu reaksi.
Pemeriksaan untuk menentukan adanya kristal kholin
Bahan pemeriksaan : cairan vaginal
a. Metode :
1. Florence
2. Cairan vaginal ditetesi larutan yodium
3. Kristal yang berbentuk terlihat di bawah mikroskop
b. Hasil
Bila pada cairan vagina terdapat kristal-kristal kholin yang periodida tampak
berbentuk jarum-jarum yang berwarna coklat.
Berberio
Reaksi ini dilakukan dan mempunyai arti bila mikroskopik tidak ditemukan
spermatozoa.
Dasar reaksi : Menentukan adanya spermin dalam semen.
Reagen :
1. Larutan asam pikrat jenuh.
a. Cara pemeriksaan (sama seperti pada reaksi Florence) :
Bercak diekstraksi dengan sedikit akuades. Ekstrak diletakkan pada kaca
objek, biarkan mengering, tutup dengan kaca penutup. Reagen dialirkan dengan pipet
dibawah kaca penutup.
b. Hasil :
Hasil positif bila, didapatkan kristal spermin pikrat kekuningan berbentuk
jarum dengan ujung tumpul. Kadang-kadang terdapat garis refraksi yang terletak
longitudinal. Kristal mungkin pula berbentuk ovoid.
Pemeriksaan untuk menentukan adanya racun atau toksikologi
Selain alkohol, dikenal juga obat-obatan yang menginduksi perkosaan, seperti
obat yang menghapus ingatan seperti flunitrazepam (Rohypnol), benzodiazepin, ketamin,
gamma
hidroksibutirat
(GHB),
gamma
butirolakton
(GBL),
3,4-
IV.
Bahan pemeriksaan: cairan vaginal yang berisi air mani dan darah
Metode: Serologi (ABO grouping test)
Hasil yang diharapkan dari pemeriksaan ini adalah golongan darah dari air mani
berbeda dengan golongan darah korban. Pemeriksaan ini hanya dapat dikerjakan bila
tersangka pelaku kejahatan termasuk golongan sektor
Pemeriksaan Bercak Mani Pada Pakaian
a.
Secara visual
Bercak mani berbatas tegas dan warnanya lebih gelap daripada sekitarnya.
Bercak yang sudah agak tua berwarna kekuningan. Pada bahan sutera / nilon, batas
sering tidak jelas, tetapi selalu lebih gelap daripada sekitarnya. Pada tekstil yang
tidak menyerap, bercak segar menunjukkan permukaan mengkilat dan translusen
kemudian mengering. Dalam waktu kira-kira 1 bulan akan berwarna kuning sampai
coklat. Pada tekstil yang menyerap, bercak segar tidak berwarna atau bertepi kelabu
yang berangsur-angsurmenguning sampai coklat dalam waktu 1 bulan.
Dibawah sinar ultraviolet, bercak semen menunjukkan flouresensi putih.
Bercak pada sutera buatan atau nilon mungkin tidak berflouresensi. Flouresensi
terlihat jelas pada bercak mani pada bahan yang terbuat dari serabut katun. Bahan
makanan, urin, sekret vagina, dan serbuk deterjen yang tersisa pada pakaian sering
berflouresensi juga.
b.
Bercak mani teraba kaku seperti kanji. Pada tekstil yang tidak menyerap, bila
tidak teraba kaku, masih dapat dikenali dari permukaan bercak yang teraba kasar.
c.
Pada dasarnya pemeriksaan laboratorium forensik pada korban wanita dewasa dan
anak-anak adalah sama, yang membedakan adalah pendekatan terhadap korban.
Pengumpulan barang bukti harus dilakukan jika hubungan seksual terjadi dalam 72 jam
sebelum pemeriksaan fisik.