Laporan Karbonat Marthyn Jadi
Laporan Karbonat Marthyn Jadi
BAB I
Dasar Teori
I.1. Latar Belakang
Acara lapangan praktikum sedimentology
tentang batuan karbonat. Batuan karbonat diamati serta dianalisis kemudian dari
hasil analisis serta pengamatan yang dilakukan kita menafsirkan lingkungan
pengendapan melakukan penamaan dan menggambarkan proses diagenesanya.
Batuan sedimen karbonat sendiri mrupakan batuan sedimen dimana memiiki
komposisi dominan lebih dari 50 % kandungan CaCO3nya dan terdiri dari garamgaram karbonat.Batuan Sedimen karbonat sendiri tentunya emiiki arti yang sangat
penting dalam bidang perekonomian, batuan sedimen sendiri memiiki arti penting
karena
memiliki
porositas
yang
memungkinkan
untuk
menjadi
wadah
terkumpulnya minyak bumi dan gas alam, batuan karbonat sendiri dapat menjadi
suatu reservoir yang cukup baik terutama pada batuan karbonat yang sudah
bercampur dengan material yang berasal dari darat ataua sudah mengalami proses
yang sering kita sebut dengan proses dolomitasi dimana terjadi perubahan mineral
dari mineral kalsit yang berubah menjadi mineral dolomit.
(melakukan
penamaan),
menafsirkan
lingkungan
pengendapan, mengetahui proses proses diagenesa dan aspek aspek lain yang
berhubungan dengan batuan karbonat.
Nama
NIM
Plug
: Marthyn Hapyosel
: 111.130.049
: 12
Page 1
Ooid
Ooid dan Pisolid Ooid adalah butiran karbonat yang
berbentuk bulat atau elips yang mempunyai satu atau lebih
struktur lamina yang konsentris dan mengelilingi inti. Inti
penyusun biasanya partikel karbonat atau butiran kuarsa.
Ooid memliki ukuran butir < 2 mm dan apabila memiliki
ukuran > 2 mm disebut pisoid.
b.
Peloid
Peloid adalah butiran karbonat yang berbentuk
bulat, elipsoid atau meruncing yang tersusun oleh micrite
dan tanpa struktur internaL Ukuran dari peloid antara 0,1 0,5 mm.
c.
Agregat
Agregat merupakan kumpulan dari beberapa macam
butiran karbonat yang tersemen bersama-sama oleh semen
mikrokristalin atau tergabung akibat material organik.
Sedangkan intraklas ialah fragmen dari sedimen yang sudah
terlitifikasi atau setengah terlitifikasi yang terjadi akibat
pelepasan air lumpur pada daerah pasang surut/ tidal flat.
Nama
NIM
Plug
: Marthyn Hapyosel
: 111.130.049
: 12
Page 2
d.
Pellet
Pellet merupakan partikel berukuran < 1mm
berbentuk spheris atau elips dengan komposisi CaCO3.
Secara genetic pellet merupakan kotoran dari organisme.
4). Semen
Semen terdiri dari material halus yang menjadi pengikat antar butiran dan
mengisi rongga pori yang terendapkan setelah fragmen dan matriks. Semen dapat
berupa kalsit, silika, sulfat atau oksida besi.
I.3.2.Klaifikasi Batuan Karbonat
batugamping
yaitu
klasifikasi
Dunham
(1962)
yang
kemudian
Nama
NIM
Plug
: Marthyn Hapyosel
: 111.130.049
: 12
Page 3
: Marthyn Hapyosel
: 111.130.049
: 12
Page 4
Kelebihan yang lain dari klasifikasi Dunham (1%2) adalah dapat dipakai
untuk menentukan tingkat diagenesis karena apabila sparit dideskripsi maka hal
ini bertujuan untuk menentukan tingkat diagenesis.
Nama
NIM
Plug
: Marthyn Hapyosel
: 111.130.049
: 12
Page 5
Nama
NIM
Plug
: Marthyn Hapyosel
: 111.130.049
: 12
Page 6
1. Porositas pada batuan karbonat, sepenuhnya dikontrol oleh kemas batuan yang
disebut sebagai fabric selective dan dibagi menjadi:
a. Interparticle :
Bisa termasuk dalam porositas primer yaitu merupakan pori - pori yang
terdapat di antara partikel atau intergranular, dan biasanya tidak mengalami
sementasi Porositas ini bervariasi tergantung pada sortasi, kemas, dan ukuran
butiran.
b. Intraparticle :
Pori-pori yang terdapat di dalam butiran, bisa terbentuk sebagai porositas
primer atau bisa terbentuk pada awal diagenesis, oleh proses yang dikenal sebagai
maceration, dimana material organik yang ada, dibusukkan di antara skeletal.
Jenis porositas ini juga bisa disebabkan oleh proses perpindahan dari interior
butiran yang tidak terlalu mengalami kalsitifikasi. Melalui proses ini tertinggal
bagian cortex-nya raja.
c. Intercrystalline :
Merupakan pori-pori yang terdapat diantara kristal-kristal yang relatif
sama ukurannya, yang tumbuh karena adanya proses rekristalisasi atau
dolomitisasi..
d. Mouldic :
Suatu rongga yang terbentuk karena proses pelarutan fragmen dalam
batuan. Porositas ini termasuk porositas sekunder dan termasuk dalam fabric
selective. Untukmembentuk tipe porositas ini, dibutuhkan perbedaan tingkat
kelarutan antara butiran dan struktur yang ada. Terbentuk dalam batuan
monomineralik berhubungan dengan perbedaan kristalinitas, ukuran kristal,
inklusi organik, porositas primer dan lain-lain.
e. Fenestral :
Merupakan variasi dari interparticle porosity yang terbentuk pada
lingkungan yang khusus, seperti supratidal levee. Terbentuk sebagai akibat
hilangnya beberapa butir pembentuk batuan sehingga terbentuk rongga-rongga
yang besar.
f. Shelter :
Merupakan variasi dari interparticle porosity, dimana adanya butiran yang
berbentuk lempeng, menjadi semacam payung bagi area di bawahnya, untuk
melindungi dari pengisian sedimen yang mengendap.
Nama
NIM
Plug
: Marthyn Hapyosel
: 111.130.049
: 12
Page 7
g. Growth framework :
Pertumbuhan kerangka seperti kerangka koral, yang mengakibatkan
rongga yang diisi oleh koral, menjadi terbuka.
2. Porositas batuan karbonat tersebut tidak dipengaruhi atau dikontrol oleh kemas
(fabric) batuan, disebut sebagai not fabric selective, yaitu porositas:
a. Fracture :
Rongga yang berbentuk rekahan, yang terbentuk akibat adanya tekanan luar, dan
biasanya terjadi setelah pengendapan, serta berasosiasi dengan proses perlipatan,
pensesaran ataupun salt doming. Terjadi pada batuan karbonat yang relatif brittle,
biasanya homogen, seperti kapur dan dolomit.
b. Channel :
Saluran antar rongga yang terbentuk akibat pelarutan.
c. Vug
Lubang yang terbentuk sebagai akibat proses pelarutan, seperti gerowong.
d. Cavern :
Pelarutan lubang yang bisa membesar, sehingga dapat dimasuki manusia.
3. Porositas batuan karbonat yang dapat bersifat sebagai kedua-duanya,
disebut sebagai fabric selective or not. Tipe porositas ini antara lain :
a. Breccia :
Terbentuk karena adanya proses retakan yang menyebabkan batuan hancur
menjadi bongkah-bongkah kecil dan terbentuklah pori-pori yang berada di
antaranya.
b.Boring :
Pori-pori yang terbentuk karena adanya aktivitas pemboran oleh organisme.
c Burrow :
Porositas yang terbentuk karena penggalian organisme.
d.Shrinkage :
Penciutan, dimana sedimen yang telah diendapkan, menjadi kering dan menciut,
sehingga terjadi rekahan-rekahan yang dapat menimbulkan pori.
Nama
NIM
Plug
: Marthyn Hapyosel
: 111.130.049
: 12
Page 8
Nama
NIM
Plug
: Marthyn Hapyosel
: 111.130.049
: 12
Page 9
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
II.1. Stopsite 1
II.1.1 Deskripsi Lapangan
Stopsite 1 berlokasi di daerah Girisuko, Kecamatan Panggang, Kabupaten
Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tiba dilokasi sekitar pukul 09.45
WIB cuaca pada stopsite ini cerah
Morfologi pada daerah ini berupa bukit bukit atau berupa perbukitan
karst serta bentukan cekungan hasil dari pelarutan yang tersusun dari batuan
karbonat.
Stopsite 1 ini merupakan suatu daerah yang termasuk kedalam formasi
wonosari dimana secara startigrafi menumpang pada formasi oyo.Formasi
wonosari ini terbentuk dalam keadaan shallowmarine dengan umur miosen awal
hingga tengah.
II.1.2 Foto Singkapan
II.1.2.1 Foto Singkapan 1
: Marthyn Hapyosel
: 111.130.049
: 12
Azimuth : N3160E
Page 10
Cuaca : Cerah
II.1.2.2 Foto Singkapan 2
Azimuth : N3260E
: Marthyn Hapyosel
: 111.130.049
: 12
Azimuth : N3500E
Page 11
: Klastik
Jenis Kerangka/Butir
: Fragmental bioklastik
Konstitusi Detritus
Masa Dasar
Hubungan Butir dengan
: Mikrit
Masa Dasar
: Bersentuhan
Besar Butir
Pemilahan
: Sedang
Keadaan Butir
: Baik
Susunan Butir
: Beraturan
Porositas
: Interparticle
Indeks Energi
: Indeks Energi 1
Nama Batuan
Keterangan
Nama
NIM
Plug
: Marthyn Hapyosel
: 111.130.049
: 12
Page 12
: Klastik
Jenis Kerangka/Butir
: Fragmental bioklastik
Konstitusi Detritus
Masa Dasar
: Mikrit
: Bersentuhan
Besar Butir
Pemilahan
: Sedang
Keadaan Butir
: Buruk
Susunan Butir
: Beraturan
Porosita
: Interparticle
Indeks Energi
: Indeks Energi 5
Nama Batuan
Keterangan
Nama
NIM
Plug
: Marthyn Hapyosel
: 111.130.049
: 12
yang
kuat,
terlihat
dari
Page 13
: Klastik
Jenis Kerangka/Butir
: Fragmental bioklastik
Konstitusi Detritus
Masa Dasar
: Mikrit
: Bersentuhan
Besar Butir
Pemilahan
: Sedang
Keadaan Butir
: Buruk
Susunan Butir
: Beraturan
Porosita
: Interparticle
Indeks Energi
: Indeks Energi 5
Nama Batuan
Keterangan
yang
kuat,
terlihat
dari
: Marthyn Hapyosel
: 111.130.049
: 12
Page 14
Azimuth : N3530E
Cuaca : Cerah
: Marthyn Hapyosel
: 111.130.049
: 12
Page 15
II.2. Stopsite 2
II.2.1 Deskripsi Lapangan
Nama
NIM
Plug
: Marthyn Hapyosel
: 111.130.049
: 12
Page 16
: Marthyn Hapyosel
: 111.130.049
: 12
Page 17
: Kerangka
:-
Masa Dasar
:-
Hub. Butir
dengan Masa Dasar
:-
Besar Butir
:-
Pemilahan
:-
Keadaan Butir
:-
Susunan Butir
:-
Porositas
:-
Indeks Energi
: Indeks Energi 2
Nama Batuan
Keterangan
ada
pada
kondisi
energi
Nama
NIM
Plug
: Marthyn Hapyosel
: 111.130.049
: 12
Page 18
: Klastik
Jenis Kerangka/Butir
: Fragmental bioklastik
Konstitusi Detritus
Masa Dasar
: Mikrit
: Bersentuhan
Besar Butir
Pemilahan
: Sedang
Keadaan Butir
: Buruk
Susunan Butir
: Beraturan
Porositas
: Fabric selective
Indeks Energi
: Indeks Energi 5
Nama Batuan
Keterangan
(Interparticle)
yang
kuat,
terlihat
dari
Nama
NIM
Plug
: Marthyn Hapyosel
: 111.130.049
: 12
Page 19
: Klastik
Jenis Kerangka/Butir
: Fragmental bioklastik
Konstitusi Detritus
:-
Masa Dasar
Allochem:11%
Mikrit
: 14%
Sparit
: 65%
: Mikrit
Pemilahan
: Sedang
Keadaan Butir
: Baik
Susunan Butir
: Beraturan
Porositas
: Fabric selective
(Interparticle)
Indeks Energi
: Indeks Energi 1
Nama Batuan
: Wackestone
(Dunham, 1962)
Nama
NIM
Plug
: Marthyn Hapyosel
: 111.130.049
: 12
Page 20
: Marthyn Hapyosel
: 111.130.049
: 12
Azimuth : N3530E
Cuaca : Cerah
Nama
NIM
Plug
Page 21
Nama
NIM
Plug
: Marthyn Hapyosel
: 111.130.049
: 12
Page 22
II.3. Stopsite 3
II.3.1. Deskripsi Lapangan
Stopsite 3 berlokasi di Daerah Planjan, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah
Istimewa Yogyakarta. Tiba sekitar pukul 14.10 WIB dengan cuaca berawan di
stopsite ini.
Pada lokasi ini terdapat suatu singkapan batuan karbonat yang berada
disebelah selatan jalan.Pada Singkapan ini dapat diamati adanya struktur sedimen
berupa perlapisan dan juga terdapat sedimen dengan struktur masif pada bagian
atas. Ketika kita mendekat pada singkapan tersebut dapat diamati adanya
organisme penyusun komposisi dari batuan tersebut seperti adanya pecahan
cangkang pada bagian-bagian tertentu dalam singkapan tersebut.
Pada stopsite ini terdapat suatu singkapan yang bila diamati dari jauh
memiliki dua tekstur, yakni masif dan kesan berlapis. Dari hasil penngamatan
didapat 4 lapisan. Dimana pada lapisan paling bawah berupa lapisan yang masif
serta lapisan kedua. Pada lapisan ketiga nampak perlapisan dan lapisan paling atas
masif yang tebal.
II.3.2. Foto Singkapan
: Marthyn Hapyosel
: 111.130.049
: 12
Page 23
: Klastik
Jenis Kerangka/Butir
: Fragmental bioklastik
Konstitusi Detritus
:-
Masa Dasar
Allochem: 40%
Mikrit
: 10%
Sparit
: 50%
: Mikrit
Pemilahan
: Sedang
Keadaan Butir
: Buruk
Susunan Butir
: Beraturan
Porositas
: Fabric selective
Indeks Energi
: Indeks Energi 4
Nama Batuan
: Rudstone
(Interparticle)
(Dunham, 1962)
Nama
NIM
Plug
: Marthyn Hapyosel
: 111.130.049
: 12
Page 24
Keterangan
: Klastik
Jenis Kerangka/Butir
: Fragmental bioklastik
Konstitusi Detritus
:-
Masa Dasar
Allochem: 25%
Mikrit
: 15%
Sparit
: 60%
: Mikrit
Nama
NIM
Plug
Besar Butir
Pemilahan
: Sedang
Keadaan Butir
: Buruk
Susunan Butir
: Beraturan
Porositas
: Fabric selective
Indeks Energi
: Indeks Energi 5
Nama Batuan
: floatstone
: Marthyn Hapyosel
: 111.130.049
: 12
(Interparticle)
Page 25
(Dunham, 1962)
Keterangan
: Klastik
Jenis Kerangka/Butir
: Fragmental bioklastik
Konstitusi Detritus
:-
Masa Dasar
Allochem:11%
Mikrit
: 14%
Sparit
: 65%
: Mikrit
Nama
NIM
Plug
Besar Butir
Pemilahan
: Sedang
Keadaan Butir
: Baik
Susunan Butir
: Beraturan
Porositas
: Fabric selective
: Marthyn Hapyosel
: 111.130.049
: 12
(Interparticle)
Page 26
Indeks Energi
: Indeks Energi 1
Nama Batuan
: packestone
(Dunham, 1962)
Keterangan
air
laut
yang
tenang,
: Klastik
Jenis Kerangka/Butir
: Fragmental bioklastik
Konstitusi Detritus
:-
Masa Dasar
Nama
NIM
Plug
: Marthyn Hapyosel
: 111.130.049
: 12
Allochem: 40%
Mikrit
: 10%
Sparit
: 50%
: Mikrit
Page 27
Pemilahan
: Sedang
Keadaan Butir
: Buruk
Susunan Butir
: Beraturan
Porositas
: Fabric selective
Indeks Energi
: Indeks Energi 4
Nama Batuan
: Rudstone
(Interparticle)
(Dunham, 1962)
Keterangan
: Marthyn Hapyosel
: 111.130.049
: 12
Azimuth : N2000E
Cuaca : Cerah
Nama
NIM
Plug
Page 28
Nama
NIM
Plug
: Marthyn Hapyosel
: 111.130.049
: 12
Page 29
II.4. Stopsite 4
Nama
NIM
Plug
: Marthyn Hapyosel
: 111.130.049
: 12
Page 30
: Marthyn Hapyosel
: 111.130.049
: 12
Page 31
8. Soil Active, lapisan soil yang dicirikan dengan warna coklat dan ditumbuhi
banyak vegetasi.
II.4.2. Foto Singkapan
Nama
NIM
Plug
: Marthyn Hapyosel
: 111.130.049
: 12
Azimuth : N2400E
Page 32
: Marthyn Hapyosel
: 111.130.049
: 12
Azimuth : N2000E
Cuaca : Cerah
Nama
NIM
Plug
Page 33
Nama
NIM
Plug
: Marthyn Hapyosel
: 111.130.049
: 12
Page 34
Nama
NIM
Plug
: Marthyn Hapyosel
: 111.130.049
: 12
Page 35
BAB III
KESIMPULAN
III.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan lapangan Sedimen di daerah
Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebagai berikut.
1. Pada stopsite 1 didapat 3 litologi, yakni Wackstone, Rudstone dan
Floatstone.
2. Pada stopsite 2 didapat litologi berupa Boundstone pada bagian atas
kemudian
Grainstone
yang
memberikan
kesan
berlapis
dan
III.2. Saran
Transportasinya kurang mumpuni menurut saya karena masih ada yg tidak
dapat tempat serta ada yang bermasalah hehehe. Kiranya acara lapangan ini terus
ada karena penting untuk mengetahui mengenai batuan sedimen karbonat
lingkungan pengendapannya, penamaannya, serta diagenesa.
Nama
NIM
Plug
: Marthyn Hapyosel
: 111.130.049
: 12
Page 36