Padi Sri
Padi Sri
Disusun oleh :
Tamira Dimyati
150610100137
AGRIBISNIS D
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
bagaimana mengatasi hama dan penyakit pada tanaman organik yaitu padi SRI (
System of Rice Intensification)
PEMBAHASAN
Pertanian organik adalah sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu,
yang mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem secara alami,
sehingga mampu menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan
berkelanjutan.
Dalam prakteknya, pertanian organik dilakukan dengan cara, antara lain:
1. Menghindari penggunaan benih/bibit hasil rekayasa genetika (GMO =
genetically modified organisms).
2. Menghindari penggunaan pestisida kimia sintetis. Pengendalian gulma,
hama dan penyakit dilakukan dengan cara mekanis, biologis, dan rotasi
tanaman.
3. Menghindari penggunaan zat pengatur tumbuh (growth regulator) dan
pupuk kimia sintetis. Kesuburan dan produktivitas tanah ditingkatkan dan
dipelihara dengan menambahkan residu tanaman, pupuk kandang, dan
batuan mineral alami, serta penanaman legum dan rotasi tanaman.
4. Menghindari penggunaan hormon tumbuh dan bahan aditif sintetis dalam
makanan ternak.
Hama, penyakit dan gulma harus dikendalikan dengan salah satu atau
kombinasi dari cara cara berikut :
Pemilihan spesies dan varietas yang sesuai.
Program rotasi tanam yang tepat dan teratur pelaksanaannya.
konservasi tanah.
Perlindungan terhadap musuh alami hama penyakit dan gulma
melalui penyediaan habitat yang cocok seperti pembuatan pagar
hidup (barrier crop) dan tempat sarang serta zona penyangga
ekologi.
Ekosistem yang beragam. Hal ini akan bervariasi antar daerah.
Sebagai contoh, zona penyangga untuk mengendalikan erosi,
tanaman.
Penggunaan mulsa
Penggembalaan ternak
Pengendalian
secara
mekanis
seperti
penggunaan
yang
sesuai
Jika serangan hama dan penyakit sangat berat dan tindakan yang dilakukan
dengan cara cara tersebut diatas dianggap kurang memadai, maka dapat
digunakan bahan bahan lain yang diperbolehkan dalam pertanian organik.
dengan
memanfaatkan
lingkungan
untuk
menekan
demikin larva-larva dan telur larva akan dimakan burung atau mati terkena
cahaya matahari langsung.
b. Sanitasi. Dengan membersihkan tempat-tempat yang kemungkinan
digunakan oleh serangga untuk berkembang biak, berlindung, berdiapause,
maka perkembangan serangga yang menjadi hama tanaman dapat dicegah.
Walang sangit akan lebih cepat berkembang biak bila sanitasi lingkungan
kurang baik.
c. Pemupukan. Penggunaan pupuk organik menjadikan tanaman sehat dan
lebih mudah mentoleransi serangga hama tanaman juga memberikan unsur
hara/nutrisi pada tanaman dan mikroorganisme yang menguntungkan
(musuh alami dari penyebab penyakit. Pupuk organik yang digunakan
adalah pupuk organik cair ataupun mol (mikroorganisme local) yang
merupakan hasil fermentasi dari bahan organik dalam bahan seperti air
kelapa atau cucian air beras.
d. Irigasi. Pengolahan air dapat menghalangi perkembangan hama-hama
tertentu. Akan tetapi bila cara pengolahan air kurang tepat dapat
memgakibatkan peningkatan perkembangan populasi hama tanaman.
Penggenangan pada sawah-sawah setelah panen selama kurang lebih 5 hari
merupakan cara yang baik untuk memberantas larva maupun pupa dari
penggerek batang padi.
e. Strip farming. Serangan hama tertentu dapat di atasi dengan cara catch
crop yaitu bercocok tanam secara berselang seling. Antara tanaman yang
berumur panjang dan tanaman berumur pendek. Contoh, walang sangit
(Leptocorixa acuta) menyerang padi yang sedang masak susu, dengan
catch crop di harapkan walang sangit akan menyerang tanaman yang
berumur pendek, kemudian dilakukan npenyemprotan sehingga tanaman
yang berumur panjang dapat terhindar dari serangan.
f. Rotasi tanaman dan pengaturan waktu tanam. Menanam tanaman yang
berbeda-beda jenisnya dalam satu tahun dapat memutus atau memotong
daur hidup hama terutama hama yang sifatnya monofagus (satu jenis
makanan).
Bracon chinensis
parasit
suppressalis.
b. Predator, contoh : Coccinella arcuata merupakan pemangsa wereng
hijau (Nephotettix cinticeps)
c. Pathogen, Bacillus papillae (bakteri) penyebab penyakit susu pada
larva Papolia japonica.
yang
kesuburannya,
terus
menurun
kelangkaan
dan
tinggi
jika
sepenuhnya
tidak
memakai
bahan-bahan
Prinsip dasar budidaya padi organik SRI terdiri dari beberapa kegiatan
kunci dan prosesnya mutlak harus dilakukan agar hasil yang dicapai petani
optimal.
1. Proses Pembibitan.
2. Proses Pengolahan Lahan.
3. Proses Penanaman Bibit Padi.
4. Proses Pemeliharaan.
5. Proses Pemupukan.
6. Proses Pengendalian Hama.
SRI
dikendalikan
dengan
konsep
selektif.
Penggunaan
pestisida
hanya
Cara
bertani
padi
secara
juga
untuk
memperbaiki
struktur
maupun
10
sudah dapat berkembang biak. Itulah sebabnya hama tikus ini sangat cepat
bertambah populasinya. Hama tikus tidak menyukai bau yang menyengat
seperti bau jengkol dan rasa yang pahit seperti brotowali, sehingga secara
mandiri para petani dapat membuat sendiri ramuan pengusir tikus lalu
disemprotkan ke tanaman padi. Cara ini selain sangat murah dan praktis, juga
ramah lingkungan karena ramuan tadi tidak membunuh musuh alami dari
hama yang lain.
Hama capung dan burung dapat diatasi dengan memperbanyak
ajir/tonggak yang dipancangkan di sawah. Sifat hama ini sangat menyenangi
sesuatu
yang
bersifat
menjulur/tegak/muncul,
untuk
ia
bertengger.
Pancangkanlah ajir dari bambu atau kayu sebanyak mungkin di sawah untuk
menekan kerugian akibat hama ini.
Untuk hama wereng, jika ada indikasi serangan taburkan abu bekas
pembakaran terutama pada telur dari hama ini. Dari pengalaman, penaburan
abu ini akan lebih efektif pada saat telur wereng telah menetas atau
mempergunakan pestisida nabati dan hewani yang terbuat dari daunpaitan,
daun tembakau dan urine sapi yang sudah difermentasi.
Untuk pengendalian hama trip, mempergunakan pestisida nabati yang
terbuat dari daun sere dan bawang putih dan untuk pengendalian belalang,
penggerek batang mempergunakan pestisida nabati yang terbuat dari buah
mahoni, daun tembakau dan daun suren.
Pestisida Nabati
Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari
tumbuhan atau bagian tumbuhan seperti akar, daun, batang atau buah.
Bahan-bahan ini diolah menjadi berbagai bentuk, antara lain bahan
mentah berbentuk tepung, ekstrak atau resin yang merupakan hasil
pengambilan cairan metabolit sekunder dari bagian tumbuhan atau
bagian tumbuhan dibakar untuk diambil abunya dan digunakan sebagai
pestisida.
11
12
13
KESIMPULAN
Dalam penanganan hama dan penyakit sering kali menggunakan bahan kimia
yang sintetis dan mengakibatkan tanaman terkena zat kimia yang membahayakan
saat dikonsumsi oleh para konsumen. Maka dari itu penggunaan bahan kimia yang
dapat membahayakan merupakan salah satu alasan pentingnya pengembangan
pertanian organik. Dalam pertanian organik penanganan hama dan penyakit tidak
menggunakan bahan kimia melainkan bahan alami seperti pestisida nabati yang
terbuat dari daun sere dan bawang putih juga terbuat dari buah mahoni, daun
tembakau dan daun suren. Selain itu ada banyak lagi pengendalian secara organik
sebagai berikut :
o Pemilihan spesies dan varietas yang sesuai.
o Program rotasi tanam yang tepat dan teratur pelaksanaannya.
o Pelaksanaan pengolah tanah secara mekanis dan mengikuti kaidah
konservasi tanah.
o Perlindungan terhadap musuh alami hama penyakit dan gulma melalui
penyediaan habitat yang cocok seperti pembuatan pagar hidup (barrier
crop) dan tempat sarang serta zona penyangga ekologi.
o Ekosistem yang beragam. Hal ini akan bervariasi antar daerah. Sebagai
contoh, zona penyangga untuk mengendalikan erosi, agroforestry,
merotasikan tanaman dan sebagainya Pemberian musuh alami termasuk
pelepasan predator dan parasit.
o flame weeding (cac)
o Pemberian musuh alami termasuk pelepasan predator dan parasit
o Pemberian biodinamik dari stone meal, kotoran ternak atau tanaman.
o Penggunaan mulsa dan penggembalaan ternak
14
DAFTAR PUSTAKA
http://agri.sucofindo.co.id/Extra/PDF/SNI%20ORGANIK.pdf
http://pub.bhaktiganesha.or.id/itb77/files/Karya%20Nyata/BUKU
%20%20PETUNJUK%20SRI.doc
http://www.smallcrab.com/forex/638-manfaat-pertanian-organikhttp://sri.ciifad.cornell.edu/countries/indonesia/extmats/indoSampoernaManual09.
pdf
(Diakses pada tanggal Maret 2012)
15