Anda di halaman 1dari 11

Pengertian Farmakologi

Pengobatan

dengan

menggunakan

bahan-bahan

dari

alam

telah

berabad-abad

lalu

dilakukan.Bagian dari tumbuh-tumbuhan seperti akar-akaran, kulit kayu, dan biji-bijian maupun
bagian darihewan seperti lemak, hati dan mata menjadi bahan dasar yang diracik untuk menjadi
bahan obat.Penemuan antibiotik pertama kali yaitu penicillin oleh Alexander Fleming (18811955)

pada tahun 1928 dan dipublikasikan pada tahun 1929, kemudian penemuan ini

dikembangkan oleh howard Walter florey dan Ernst Boris Chain pada akhir tahun 19930-an.
Setelah masa ini pengobatanmengalami perkembangan yang pesat sampai dengan saat ini. lmu
yang mempelajari tentang obat-obatan adalah Farmakologi. Berasal dari kata pharmacon yang
artinya obat/racun dan logos yang berarti ilmu/pengetahuan. Secara umum Farmakologi
didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari obat dan cara kerjanya pada sistem biologi, selain
itu juga dipelajari asal-usul obat, si1at 1isika-kimia, cara pembuatan, e1ek biokimiawi dan
1isiologi yang ditimbulkan, nasib obat dalam tubuh, dan kegunaan obat dalam terapi (Priyanto,
2010)
Pengertian Farmasi
Pengertian Farmasi adalah ilmu, teknik, seni, dan profesi yang menangani atau berkaitan
dengan cara membuat obat, memformulasi, menyimpan, mendistribusi, dan menyediakan obat.
Dahulu pengetahuan ini merupakan salah satu pelajaran pokok di fakultas kedokteran. Tetapi
karena saat ini sudah banyak obat lebih praktis yang tersedia di pasaran, farmasi tidak lagi merupakan bahan pelajaran pokok dan hanya dipelajari agar para calon dokter mengetahui cara
peramuan obat dan dapat menulis resep dengan baik.

Pengertian Farmakologi Klinis


Pengertian farmakologi klinik oleh WHO (1970) didefinisikan sebagai "penelitian secara
ilmiah obat pada manusia" (scientific study of drugs in man). Definisi ini tidak lepas dari konteks
waktu pada saat awal perkembangan farmakologi klinik dimana penelitian secara ilmiah obat
pada manusia merupakan prioritas kegiatan atau kebutuhan dalam bidang kedokteran. Dengan
berkembangnya disiplin ini maka kemudian ruang lingkupnya juga bergeser ke arah pelayanan
kepada pasien.

Kelompok kerja Farmakologi Klinik WHO-Eropa (1988) kemudian mendefinisikan


farmakologi klinik lebih luas lagi yakni: "Disiplin dalam bidang kedokteran yang berdasarkan
prinsip-prinsip ilmiah menyatukan keahlian farmakologi dan keahlian klinik dengan tujuan akhir
untuk meningkatkan manfaat dan keamanan pemakaian klinik obat". Dengan demikian
sebenarnya tujuan akhir dari disiplin farmakologi klinik adalah "pemakaian klinik obat yang
efektif, aman dan rasional pada pasien".
Secara ringkas dalam hal terapi obat, farmakologi klinik mempelajari dan
mengembangkan cara-cara evaluasi untuk memilih obat yang memberikan efek pengobatan
paling efektif dengan efek samping yang minimal pada pasien. Terapi obat (farmakoterapi)
adalah intervensi pengobatan dengan memakai obat, dan merupakan intervensi penanganan
penderita yang penting pada berbagai jenis kondisi penyakit. Peran sentral dari terapi obat
(farmakoterapi) pada berbagai keahlian di klinik merupakan salah satu alasan mengapa
farmakologi klinik dikembangkan sebagai disiplin ilmu tersendiri.
Pengertian Toksikologi
Toksikologi merupakan ilmu atau pemahaman tentang pengaruh berbagai macam zat-zat
kimia yang merugikan bagi kelangsungan hidup makhluk hidup. Toksikologi menurut para ahli
kimia merupakan ilmu yang bersangkut paut dengan berbagai macam efek dan mekanisme kerja
yang dapat merugikan dari agen kimia terhadap binatang dan manusia. Toksikologi menurut para
ahli farmakologi adalah cabang dari farmakologi yang berhubungan dengan efek samping zat
kimia di dalam sistem biologik. Dalam toksikologi terdapat unsur unsur yang saling
berinteraksi antara satu dengan yang lain dengan suatu cara tertentu sehingga dapat
menimbulkan suatu respon pada sistem biologi yang dapat menimbulkan kerusakan terhadap
sistem biologi tersebut. Toksikologi merupakan ilmu yang lebih dulu berkembang dari
Farmakologi. Pengertian dan definisi Toksikologi diantaranya sebagai berikut:
1. Istilah Toksikologi awalnya berasal dari bahasa latin yaitu toxon yang artinya racun,
sedangkan ilmu pengetahuan dikenal dengan kata logos. Kombinasi arti ini terbitlah
bidang ilmu yang diketahui umum sebagai Toksikologi, dan dalam bahasa inggris
disebut Toxicology. Secara etimology Toksikologi terbagi dari dua kata diatas dan
didefinisikan sebagai ilmu tentang racun. Toksikologi juga didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari efek-efek merugikan dari suatu zat. (Nelwan, 2010.)

2. Ilmu yang mempelajari tentang efek negatif atau efek racun dari bahan kimia dan material
lain hasil kegiatan manusia terhadap organisme termasuk bagaimana bahan tersebut masuk
kedalam organisme. (Rand, GM and Petrocelli, S.R. 1985. Fundamentals of Aquatic Toxicity
: Methods and Aplication, Hempsphere Public Corporation)
3. Ilmu yang mempelajari tentang efek membahayakan dari suatu persenyawaan terhadap
organisme hidup, terutama manusia.
4. Ilmu yang mempelajari racun, berikut asal, efek, deteksi dan metode pengolahannya.
(Dictionary of Stientific and Technical Terms, McGraw Hill, 1984).
5. Toksikologi adalah disiplin ilmu yang berkaitan dengan pemahaman mekanisme efek
beracun yang dihasilkan bahan kimia pada jaringan hidup atau organisme; studi tentang
kondisi (termasuk dosis) di mana paparan bahan kimia pada makhluk hidup berbahaya.
6. Toksikologi didefinisikan sebagai kajian tentang hakikat dan mekanisme efek toksik
berbagai bahan terhadap mahluk hidup dan sistem biologik lainnya.
7. Toksikologi adalah Ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang sifat sifat dan cara kerja
racun. Ilmu ini membutuhkan disiplin lain untuk memahaminya. Cabang cabang ilmu
biologi, kimia, biokimia, farmakologi, fisiologi dan patologi adalah ilmu ilmu yang sangat
menunjang dalam mempelajari atau mendalami toksikologi.
Para ahli toksikologi (Toxicologist), dengan tujuan dan metoda tertentu tugasnya adalah
mencari/mempelajari bagaimana bekerjanya (Harmful action) bahan bahan kimia (beracun) pada
jaringan atau tubuh.
Sementara Racun sendiri mempunyai dua pengertian, yaitu :
a.

Menurut Taylor, Racun adalah Setiap bahan/zat yang dalam jumlah tertentu bila masuk ke dalam
tubuh akan menimbulkan reaksi kimia yang menyebabkan penyakit dan kematian.

b.

Menurut pengertian yang dianut sekarang, Racun adalah Suatu zat yang bekerja pada tubuh
secara kimia dan fisiologis yang dalam dosis toksik selalu menyebabkan gangguan fungsi dan
mengakibatkan penyakit dan kematian.
Klasifikasi Bahan Toksikan
Bahan toksik dapat diklasifikasikan berdasarkan :
1. Organ tujuan : ginjal, hati, system hematopoitik, dll
2. Penggunaan : peptisida, pelarut, food additive, dll
3. Sumber : tumbuhan dan hewan
4. Efek yang ditimbulkan : kanker, mutasi, dll

5. Bentuk fisik : gas, cair, debu, dll


6. Label kegunaan : bahan peledak, oksidator, dll
7. Susunan kimia : amino aromatis, halogen, hidrokarbon, dll
8. Potensi racun : organofosfat, lebih toksik daripada karbamat
Untuk dapat diterima dalam spektrum agen toksik, suatu bahan tidak hanya ditinjau dari satu
macam klasifiksi saja, tetapi dapat pula ditinjau dari beberapa kombinasi dan beberapa faktor
lain. Klasifikasi bahan toksik dapat dibagi secara kimiawi, biologi dan karakteristik paparan yang
bermanfaat untuk pengobatan.
Efek toksik didalam tubuh tergantung pada :
1. Reaksi alergi
Alergi adalah reaksi yang merugikan yang disebabkan oleh bahan kimia atau toksikan karena
peka terhadap bahan tersebut. Kondisi alergi sering disebut sebagai hipersensitif , sedangkan
reaksi alergi atau reaksi kepekaannya dapat dipakai untuk menjelaskan paparan bahan polutan
yang menghasilkan efek toksik. Reaksi alergi timbul pada dosis yang rendah sehingga kurve
dosis responnya jarang ditemukan.
1. Reaksi ideosinkrasi
Merupakan reaksi abnormal secara genetis akibat adanya bahan kimia atau bahan polutan.
1. Toksisitas cepat dan lambat
Toksisitas cepat merupakan manifestasi yang segera timbul setelah pemberian bahan kimia atau
polutan. Sedangkan toksisitas lambat merupakan manifestasi yang timbul akibat bahan kimia
atau toksikan selang beberapa waktu dari waktu timbul pemberian.
1. Toksisitas setempat dan sistemik
Perbedaan efek toksik dapat didasarkan pada lokasi manifestasinya. Efek setempat didasarkan
pada tempat terjadinya yaitu pada lokasi kontak yang pertama kali antara sistem biologi dan
bahan toksikan. Efek sistemik terjadi pada jalan masuk toksikan kemudian bahan toksikan
diserap, dan didistribusi hingga tiba pada beberapa tempat. Target utama efek toksisitas sistemik

adalah sistem syaraf pusat kemudian sistem sirkulasi dan sistem hematopoitik, organ viseral dan
kulit, sedangkan otot dan tulang merupakan target yang paling belakangan.
Pengertian Obat
Secara umum obat dapat diartikan sebagai semua bahan tunggal/campuran yang
dipergunakan oleh semua mahluk hidup untuk bagian dalam maupun luar, guna mencegah,
meringankan ataupun menyembuhkan penyakit. Sedangkan menurut UU yang dimaksud obat
ialah suatu bahan atau bahan-bahan yang dimaksudkan untuk dipergunakan dalam menetapkan
diagnosa, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala
penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan, untuk
memperelok badan atau bagian badan manusia.

Selain pengertian obat secara umum di atas, ada juga pengertian obat secara khusus. Berikut ini
beberapa pengertian obat secara khusus:
1. Obat baru: Obat baru adalah obat yang berisi zat (berkhasiat/tidak berkhasiat), seperti
pembantu, pelarut, pengisi, lapisan atau komponen lain yang belum dikenal sehingga
tidak diketahui khasiat dan kegunaannya.
2. Obat esensial: Obat esensial adalah obat yang paling banyak dibutuhkan untuk layanan
kesehatan masyarakat dan tercantum dalam daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) yang
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan RI.
3. Obat generik: Obat generik adalah obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam FI
untuk zat berkhasiat yang dikandungnya.

4. Obat jadi: Obat jadi adalah obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk salep,
cairan, supositoria, kapsul, pil, tablet, serbuk atau bentuk lainnya yang secara teknis
sesuai dengan FI atau buku resmi lain yang ditetapkan pemerintah.
5. Obat paten: Obat paten adalah obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama
pembuat yang telah diberi kuasa dan obat itu dijual dalam kemasan asli dari perusahaan
yang memproduksinya.
6. Obat asli: Obat asli adalah obat yang diperoleh langsung dari bahan-bahan alamiah,
diolah secara sederhana berdasarkan pengalaman dan digunakan dalam pengobatan
tradisional.
7. Obat tradisional: Obat tradisional adalah obat yang didapat dari bahan alam, diolah secara
sederhana berdasarkan pengalaman dan digunakan dalam pengobatan tradisional.
Obat dapat digolongkan berdasarkan beberapa kriteria penggolongan. Kriteria penggolongan
obat yaitu berdasarkan proses fisiologis dan biokimia dalam tubuh, bentuk sediaan obat, sumber
obat, undang-undang, cara kerja obat, cara penggunaan obat, serta kegunaan obat. Menurut
proses fisiologis dan biokimia dalam tubuh, obat digolongkan menjadi:
a) Obat diagnostik: Obat diagnostik adalah obat yang membantu dalam mendiagnosis
(mengenali penyakit), misalnya barium sulfat untuk membantu diagnosis pada saluran
lambung-usus, serta natriummiopanoat dan asam iod organik lainnya untuk membantu
diagnosis pada saluran empedu.
b) Obat kemoterapeutik: Obat kemoterapeutik adalah obat yang dapat membunuh parasit
dan kuman di dalam tubuh inang. Obat ini hendaknya memiliki kegiatan farmakodinamik
yang sekecil-kecilnya terhadap organisme inang dan berkhasiat untuk melawan sebanyak
mungkin parasit (cacing protozoa) dan mikroorganisme (bakteri, virus). Obat-obat
neoplasma (onkolitika, sitostika, atau obat kanker) juga dianggap termasuk golongan ini.
c) Obat farmakodinamik: Obat farmakodinamik adalah obat yang bekerja terhadap inang
dengan jalan mempercepat atau memperlambat proses fisiologis atau fungsi biokimia
dalam tubuh contohnya hormon, diuretik, hipnotik, dan obat otonom.
Penggolongan obat berdasarkan bentuk sediaan obat dikelompokkan menjadi:
1) Bentuk gas; contohnya, inhalasi, spraym aerosol.
2) Bentuk cair atau larutan; contohnya, lotio, dauche, infus intravena, injeksi, epithema,
clysma, gargarisma, obat tetes, eliksir, sirop dan potio.
3) Bentung setengah padat; misalnya salep mata (occulenta), gel, cerata, pasta, krim, salep
(unguetum).

4) Bentuk padat; contohnya, supositoria, kapsul, pil, tablet, dan serbuk.


Penggolongan obat berdasarkan sumbernya, dikelompokkan menjadi:

Mikroba dan jamur/fungi; misalnya, antibiotik penisilin.


Sintesis (tiruan); contohnya, vitamin C dan kamper sintesis.
Mineral (pertambangan); contohnya, sulfur, vaselin, parafin, garam dapur, iodkali.
Hewan (fauna); contohnya, cera, adeps lanae, dan minyak ikan.
Tumbuhan (flora); contohnya, minyak jarak, kina, dan digitalis.

Penggolongan obat menurut undang-undang dikelompokkan menjadi:


Obat bebas: Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli secara bebas dan tidak
membahayakan si pemakai dalam batas dosis yang dianjurkan; diberi tanda lingkaran
bulat berwarna hijau dengan garis tepi hitam.
Obat bebas terbatas (daftar W = waarschuwing = peringatan): Obat bebas terbatas adalah
obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep dokter dalam bungkus aslinya dari produsen
atau pabrik obat itu, kemudian diberi tanda lingkaran bulat berwarna biru dengan garis
tepi hitam serta diberi tanda peringatan (P No.1 sampai P No.6).
Obat keras (daftar G = geverlijk = berbahaya): Obat keras adalah semua obat yang
memiliki takaran dosis minimum (DM), diberi tanda khusus lingkaran bulat merah garis
tepi hitam dan huruf K menyentuh garis tepinya, semua obat baru kecuali ada ketetapan
pemerintah

bahwa

obat

itu

tidak

membahayakan,

dan

semua

sediaan

parenteral/injeksi/infus intravena.
Psikotropika: Psikotropika adalah obat yang memengaruhi proses mental, meransang atau
menenangkan, mengubah pikiran/perasaan/kelakuan seseorang; contohnya golongan
barbital/luminal, diazepam, dan ekstasi.
Narkotik: Narkotik adalah obat yang diperlukan dalam bidang pengobatan dan IPTEK
serta dapat menimbulkan ketergantungan dan ketagihan/adiksi yang sanga merugikan
individu apabila digunakan tanpa pembatasan dan pengawasan dokter; contohnya kodein,
metadon, petidin, morfin, dan opium.
Penggolongan obat berdasarkan cara kerjanya dalam tubuh
dikelompokkan menjadi:
Sistemik: obat yang didistribusikan ke seluruh tubuh; contohnya obat analgetik.

Lokal: obat yang bekerja pada jaringan setempat, seperti pemakaian topikal.
Penggolongan obat menurut cara penggunaannya,
obat digolongkan menjadi:
Medicamentum ad usum externum (pemakaian luar) melalui implantasi, injeksi, membran
mukosa, rektal, vaginal, nasal, opthalmic, aurical, collutio/gargarisma/gargle, diberi tiket
biru.
Medicamentum ad usum internum (pemakaian dalam) melalui oral, diberi tiket putih.
Penggolongan obat berdasarkan kegunaan dalam tubuh digolongkan ke dalam:
Untuk diagnosis (diagnostic).
Untuk mencegah (prophylactic).
Untuk menyembuhkan (terapeutic).
.
Pemberian Nama Obat
1. Nama Kimia
Tata nama kimia bahan obat merujuk pada IUPAC (Internasional Union of Pure
and Applied Chemistry)
Acetamion atau parasetamol memiliki nama kimia 4-hydroxyacetanilide(HOFenil-NHCOCH3)
Amfetamin mempunyai nama kimia dl-@-methylphenethylamine (fenil-CH2CH(NH2)CH3)
Mempunyai nama kimia yang panjang 4-(dimethylamino)-1,4,4a,5,5a,6,11,12a,octa,hidro-3,6,10,12,12a-pentahydroxy-6-methyl-1,11-diox-2
naphtacenecarboxamide monohydro chloride.
2. Nama Generik
Karena panjang dan sulitnya nama kimia, maka untuk keperluan komunikasi
setiap senyawa diberi nama yang bukan nama kepemilikan (nonproprietary) yang
sifatnya trivial yang dapat diterima secara universal.
Nama generic diberikan oleh WHOs Internasional Nonpropietary Names di INN
for Pharmaceutical Subtances
Sebelum dibahas INN, calon nama generic itu dibahas di badan nasional masingmasing Negara untuk disetujui terlebih dahulu
Penulisan nama generic dengan huruf kecil kecuali di awal kalimat
Contoh; asetaminofen, asetosal, tetrasiklin
3. Nomor kode

Sebelum diberi nama generic para pembuat obat biasanya memberi nomor sebagai
kode pada seyawa yang kelak akan menjadi obat, yang dasar pemberiannya sangat
bergantung pada si pembuat atau pabrik pembuat
Contoh: Ehrlich 606 untuk nama generic arsphenamin, 8823RP atau bayer 5630
untuk nama generic metronidazole.
4. Nama kepemilikan, Nama dagang (trade name), nama terdaftar (Registered name), dan
nama paten
Nama yang khusus dimiliki oleh orang, institusi, pabrik terdaftar atau dipatenkan,
sehingga orang atau pabrik lain tidak diperbolehkan menggunakan nama tersebut
Penulisannya di mulai dengan huruf besar dan di akhiri dengan symbol R dalam
lingkaran pada ujung atas nama tersebut
Contoh: Valium (Roche), Valisanbe (Sanbe). Keduanya mengandung diazepam
(nama generic)
Bodrex, Panadol, Sanmol, Ottopan, Pamol (mengandung paracetamol)
5. Sinonim
Beberapa nama resmi (yaitu menjadi judul monografi pada farmakope)

mempunyai lebih dari 1 nama yang merupakan sinonim dari nama obat tersebut.
Pada farmakope Indonesia edisi IV terdapat contoh:
Asetaminofen: parasetamol
Phenobarbital: Luminal
Sulfadimidin: Sulfametazine dsb.

Bahan pembuatan obat

Bahan pembuat obat berasal dari berbagai sumber yaitu binatang, tumbuhan dan mineral
(Asperheim, Eisenhauer, 1973). Bahan-bahan ini akan diolah dipabrik farmasi menjadi
bentuk yang lebih dikonsumsi dan mempunyai takaran dosis yang jelas.

Obt yang diperoeh dari binatang mempunyai aplikasi farmasi yang cukup bervariasi.
Beberapa obat dibuat dari kelenjar binatang (misalnya hormon tiroid, insulin dan hormon
seksual) dan beberapa obat dibuat dari kerang, tulang, lilin lebah, bisa ular, dan lain-lain.

Obat dari bahan tumbuhan sampai sekarang banyak diproduksi. Hampir semua bagian
tumbuhan digunakan untuk bahan obat misalnya, : akar (digitalis sarsaparilla), Risoma
(aspidium) daun (belladona, peppermint), bunga, buah dan biji.

Obat dapat berasal dari bahan mineral walaupun tidak sebanyak dari tumbhan. Contoh
obat dari bahan mineral adlah magesium sulfat dan aluminium.

Obat juga banyak dibuat secara sintetis misalnya kortikosteorid, transquilizer,


kemoterapi, dan obat energizer psikis.

Indonesia yang sejak zaman dahulu terkenal akan sumber alamnya mempunya banyak
jeis rempah-rempah atau tanaman yang memiliki khasiat obat.
Berdasarkan Daya Kerja Obat atau Terapi
Obat dibagi menjadi dua golongan
1. Farmokodinamik : obat-obat yang bekerja mempengaruhi fisiologi tubuh seperti
menambah atau megurangi atau reaksi-reaksi kimia dalam tubuh, contoh hormon dan
vitamin.
2. Kemoterapi : Obat-obat yang bekerja secara kimia untuk membasmi parasit atau bibit
penyakit, biasanya obat mempunyai daya kerja yang kombinasi.

DAFTAR PUSTAKA
Anjaya, Nurfalah Setyawati .2015. Penerapan Prinsip Farmakologi Dalam Keperawatan.
https://www.scribd.com/doc/257347484/Penerapan-Prinsip-Farmakologi-dalam-Keperawatan.
Diakses pada tanggal 23 Maret 2015 pukul 09.34 WITA
Charistian.2013.Toksikologi Dasar.
http://chrizcreatedkojong25.blogspot.com/2013/02/toksikologi-dasar-beginning.html. Di akses
pada hari, Senin 23 Maret 2015 pukul 11.20 WITA
Priharjo, Robert. 1995. Tehnik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat. Jakarta:EGC
Syamsuni. 2005. Farmasetika Dasar & Hitungan Farmasi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
WHO Working Group on Clinical Pharmacology in Europe (1988) Clinical pharmacology in
Europe: Anindispensible part of the health service. European Journal of Clinical Pharmacology
33:535-539.
Yohana, Anis, dkk. 2009. Farmasetika Dasar.Bandung:Widya Padjajaran
Zakapedia.2014.Pengertian Obat.http://www.pengertianahli.com/2014/01/pengertian-obat-danpenggolongan-obat.html#_diakses pada hari, Senin 23 Maret 2015 pukul 11.41 WITA

Anda mungkin juga menyukai