Anda di halaman 1dari 5

B.

Kriteria Tablet
Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan;
2. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil;
3. Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik;
4. Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan;
5. Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan;
6. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan;
7. Bebas dari kerusakan fisik;
8. Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan;
9. Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu;
10. Tablet memenuhi persayaratan Farmakope yang berlaku.
(Proceeding Seminar Validasi, Hal 26)
11. Bobot minimal tablet 50 mg, bobot maksimal tablet 800 mg
(tutorial bu Heni, 24 maret 2008)
C. Keuntungan Sediaan Tablet
Dibandingkan dengan bentuk sediaan lain, sediaan tablet mempunyai keuntungan, antara lain:
1. Volume sediaan cukup kecil dan wujudnya padat (merupakan bentuk sediaan oral
yang paling
ringan dan paling kompak), memudahkan pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutan;
2. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh (mengandung dosis zat aktif yang
tepat/teliti) dan
menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran
serta
variabilitas kandungan yang paling rendah;
3. Dapat mengandung zat aktif dalam jumlah besar dengan volume yang kecil;
4. Tablet merupakan sediaan yang kering sehingga zat aktif lebih stabil;
5. Tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air;
6. Zat aktif yang rasanya tidak enak akan berkurang (tertutupi) rasanya dalam tablet;
7. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah; tidak
memerlukan
langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan pencetak yang bermonogram
atau
berhiasan timbul;
8. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di tenggorokan,
terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah/hancurnya tablet tidak segera terjadi;
9. Tablet bisa dijadikan produk dengan profil pelepasan khusus seperti tablet lepas tunda,
lepas lambat, lepas terkendali;
10. Tablet dapat disalut untuk melindungi zat aktif, menutupi rasa dan bau yang tidak enak,
dan untuk terapi lokal (salut enterik);
11. Tablet merupakan bentuk sediaan yang paling mudah diproduksi secara besar-besaran
dengan proses pengemasan yang mudah dan murah sehingga biaya produksi lebih
rendah;
12. Pemakaian oleh penderita lebih mudah;
13. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia, mekanik,
dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik.
(Teori dan Praktek Farmasi Industri, Lachman Hal 645 dan Proceeding Seminar Validasi,
Hal 26)

D. Kerugian Sediaan Tablet


Di samping keuntungan di atas, sediaan tablet juga mempunyai beberapa kerugian, antara lain
:
1. Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet (dalam keadaan tidak
sadar/pingsan);
2. Formulasi tablet cukup rumit, antara lain :
Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak dan padat, karena sifat amorf,
flokulasi, atau rendahnya berat jenis;
Zat aktif yang sulit terbasahi (hidrofob), lambat melarut, dosisnya cukup besar atau
tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna, atau kombinasi dari sifat
tersebut, akan sulit atau tidak mungkin diformulasi dalam bentuk tablet yang masih
menghasilkan bioavaibilitas obat cukup (harus diformulasi sedemikian rupa);
Zat aktif yang rasanya pahit, zat akrif dengan bau yang tidak dapat dihilangkan, atau
zat aktif yang peka terhadap oksigen, atmosfer, dan kelembaban udara, memerlukan
enkapsulasi atau penyalutan dahulu sebelum dikempa. Dalam keadaan ini sediaan
kapsul menjadi lebih baik serta lebih murah daripada tablet.
(Teori dan Praktek Farmasi Industri, Lachman Hal 645-646)
Kesimpulan dari keuntungan dan kerugian tablet dibandingkan dengan sediaan oral lainnya:
ternyata tablet benar-benar memberi keuntungan dalam bentuk tempat/ruangan yang paling
kecil yang diperlukan untuk penyimpanan. Tablet juga mudah diberikan dan dikontrol, mudah
dibawa, dan ongkosnya rendah. Bagi dokter dosisnya fleksibel (tablet dapat dibelah dua),
serta menjamin ketepatan dosis.

Berikut merupakan penjelasan singkat dari ketiga macam metode tersebut :


a. Granulasi Basah, yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi partikel yang
lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa
lembab yang dapat digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap
lembab dan panas. Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat aliran dan
kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari metode granulasi basah adalah membasahi massa
tablet dengan larutan pengikat teretentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula,
kemudian massa basah tersebut digranulasi.
Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan suatu perekat/pengikat
sebagai pengganti pengompakan, teknik ini membutuhkan larutan, suspensi atau bubur yang
mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan ke campuran serbuk atau dapat juga bahan
tersebut dimasukan kering ke dalam campuran serbuk dan cairan dimasukan terpisah. Cairan yang
ditambahkan memiliki peranan yang cukup penting dimana jembatan cair yang terbentuk di antara
partikel dan kekuatan ikatannya akan meningkat sampai titik optimal bila jumlah cairan yang
ditambahkan meningkat dalam jumlah yang optimal. Gaya tegangan permukaan dan tekanan
kapiler paling penting pada awal pembentukan granul, bila cairan sudah ditambahkan
pencampuran dilanjutkan sampai tercapai dispersi yang merata dan semua bahan pengikat sudah
bekerja. Jika sudah diperoleh massa basah atau lembab maka massa dilewatkan pada ayakan dan
diberi tekanan dengan alat penggiling atau oscillating granulator tujuannya agar terbentuk granul
sehingga luas permukaan meningkat dan proses pengeringan menjadi lebih cepat. Setelah
pengeringan, granul diayak kembali ukuran ayakan tergantung pada alat penghancur yang
dugunakan dan ukuran tablet yang akan dibuat.
b. Granulasi Kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif dan eksipien dengan

mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk
menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar (granul) dari serbuk semula. Prinsip dari metode
ini adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut, ikatannya

didapat melalui gaya. Teknik ini cukup baik digunakan untuk zat aktif yang memiliki dosis efektif
yang terlalu tinggi untuk dikempa langsung atau zat aktif yang sensitif terhadap pemanasan dan
kelembaban.
Pada proses ini komponen-komponen tablet dikompakkan dengan mesin cetak tablet lalu ditekan
ke dalam die dan dikompakkan dengan punch sehingga diperoleh massa yang disebut slug,
prosesnya disebut slugging, pada proses selanjutnya slug kemudian diayak dan diaduk untuk
mendapatkan granul yang daya mengalirnya lebih baik dari campuran awal. Bila slug yang didapat
belum memuaskan maka proses diatas dapat diulang. Dalam jumlah besar granulasi kering dapat
juga dilakukan pada mesin khusus yang disebut roller compactor yang memiliki kemampuan
memuat bahan sekitar 500 kg, roller compactor memakai dua penggiling yang putarannya saling
berlawanan satu dengan yang lainnya, dan dengan bantuan teknik hidrolik pada salah satu
penggiling mesin ini mampu menghasilkan tekanan tertentu pada bahan serbuk yang mengalir
dintara penggiling.

Metode Kempa Langsung, yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran zat aktif

dan eksipien kering.tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu. Metode ini merupakan metode
yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan pada kondisi
dimana zat aktif maupun untuk eksipiennya memiliki aliran yang bagus, zat aktif yang kecil
dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan lembab. Ada beberapa zat
berbentuk kristal seperti NaCl, NaBr dan KCl yang mungkin langsung dikempa, tetapi sebagian
besar zat aktif tidak mudah untuk langsung dikempa, selain itu zat aktif tunggal yang langsung
dikempa untuk dijadikan tablet kebanyakan sulit untuk pecah jika terkena air (cairan tubuh).
Secara umum sifat zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah: alirannya baik,
kompresibilitasnya baik, bentuknya kristal, dan mampu menciptakan adhesifitas dan kohesifitas
dalam massa tablet.

E. Jenis Sediaan Tablet


Berdasarkan metode pembuatannya, tablet terdiri atas :
a. Tablet Kempa
Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk/granul
menggunakan pons/cetakan baja.
b. Tablet Cetak
Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah ke dalam lubang
cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan kristal yang terbentuk selama
pengeringan, tidak tergantung pada kekuatan yang diberikan.
Berdasarkan tujuan penggunaan, tablet terdiri atas :
1. Tablet Kempa Tujuan Saluran Pencernaan
a. Tablet Konvensional Biasa/Tablet Kempa Standar
Tablet yang dibuat atau dikempa dengan siklus kompresi tunggal yang biasanya terdiri dari
zat aktif sendiri atau kombinasi dengan bahan eksipien seperti:

Pengisi (memberi bentuk), contoh: laktosa

Pengikat (memberi adhesivitas/kelekatan saat bertemu saluran pencernaan), contoh:


musilago amili, amilum.

Desintegrator (mempermudah hancurnya tablet)


Tablet ini biasanya dikehendaki untuk memberikan disintegrasi dan pelepasan obat yang
cepat.
b.
Tablet Kempa Multi/Kempa Ganda
Adalah tablet konvensional yang dikompresi lebih dari satu siklus kompresi tunggal sehingga
tablet akhir tersebut terdiri atas 2 atau lebih lapisan. Disebut juga sebagai tablet berlapis.
Keuntungannya dapat memisahkan zat aktif yang inkompatibel (tidak tersatukan).
c.
Tablet Lepas Terkendali atau Tablet Lepas Lambat
Tablet yang pelepasan zat aktifnya dikendalikan atau dimodifikasi sehingga tablet tersebut

melepaskan dosis awal yang cukup untuk efek terapi yang kemudian disusul dengan dosis
pemeliharaan sehingga jumlah zat aktif atau konsentrasi zat aktif dalam darah cukup untuk
beberapa waktu tertentu. (Misal tablet lepas lambat 6 jam, 12 jam, dsb).
d.

e.

f.
g.

h.

Tablet Lepas Tunda (Tablet Salut Enterik)


Tablet yang pelepasan zat aktifnya ditunda pada daerah tertentu. Contoh yang paling umum
adalah tablet salut enterik yaitu tablet yang dikempa yang disalut dengan suatu zat yang tahan
terhadap cairan lambung, reaksi asam, tetapi terlarut dalam usus halus. Contoh lain adalah
tablet veteriner yang ditunda pelepasan zat aktifnya sampai di kolon.
Tablet Salut Gula
Adalah tablet kempa yang disalut dengan beberapa lapis lapisan gula baik berwarna maupun
tidak. Tujuan: melindungi zat aktif terhadap lingkungan udara (O 2, lembab), menutup rasa dan
bau tidak enak, menaikkan penampilan tablet.
Tablet Salut Film
Tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, bewarna atau tidak dari bahan polimer yang larut
dalam air yang hancur cepat di dalam saluran cerna.
Tablet Effervescent
Tablet kempa yang jika berkontak dengan air menjadi berbuih karena mengeluarkan CO 2.
Tablet ini harus dilarutkan dalam air baru diminum. Keuntungan tablet efervesen adalah
kemungkinan penyiapan larutan dalam waktu seketika, yang mengandung dosis obat yang
tepat. Kerugiannya adalah kesukaran untuk menghasilkan produk yang stabil secara kimia.
Tablet Kunyah
Tablet kempa yang mengandung zat aktif dan eksipien yang harus dikunyah di mulut sebelum
ditelan. Tujuan dari tablet kunyah adalah untuk memberikan suatu bentuk pengobatan yang
dapat diberikan dengan mudah kepada anak-anak atau orang tua, yang mungkin sukar menelan
obat utuh.

2. Tablet Kempa Digunakan dalam Rongga Mulut


a.
Tablet Bukal
Tablet kempa biasa berbentuk oval yang ditempatkan di antara gusi dan pipi. Biasanya keras
dan digunakan untuk zat aktif hormon. Bekerja sistemik, tererosi atau terdisolusi di tempat
tersebut dalam waktu yang lama (secara perlahan biasanya dalam jangka waktu 15-30 menit).
b.
Tablet Sublingual
Tablet kempa berbentuk pipih yang diletakkan di bawah lidah, contoh: nitrogliserin, untuk
obat penyempitan pembuluh darah ke jantung (angina pectoris) sehingga harus cepat terlarut
agar dapat segera memberi efek terapi. Diabsorbsi oleh selaput lendir di bawah lidah.
c.
Troches atau Lozenges (Tablet Hisap)
Adalah bentuk lain dari tablet yang digunakan dalam rongga mulut. Digunakan untuk
memberikan efek lokal pada mulut dan tenggorokan. Bentuk tablet ini umumnya digunakan
untuk mengobati sakit tenggorokan atau megurangi batuk pada influenza. Kedua bentuk ini
dapat mengandung anestetik lokal, berbagai antiseptik dan antibakteri, demulsen, astringen
dan antitusif. Kedua jenis tablet ini dirancang agar tidak hancur di dalam mulut tetapi larut
perlahan dalam jangka waktu 30 menit atau kurang.
d.
Dental Cones (Kerucut Gigi)
Yaitu suatu bentuk tablet yang cukup kecil, dirancang untuk ditempatkan di dalam akar gigi
yang kosong setelah pencabutan gigi. Tujuannya biasanya untuk mencegah
berkembangbiaknya bakteri di tempat yang kosong tadi dengan menggunakan suatu senyawa
antibakteri yang dilepaskan secara perlahan-lahan, atau untuk mengurangi perdarahan dengan
melepaskan suatu astringen atau koagulan. Pembawa yang umum digunakan adalah Na
bikarbonat, NaCl atau suatu asam amino. Tablet dirancang dapat larut atau terkikis secara
perlahan dalam j angka waktu 20 40 menit.

3. Tablet Kempa Digunakan Melalui Lubang Tubuh


a.
Tablet Rektal
Tablet kempa yang mengandung zat aktif yang digunakan secara rektal (dubur) yang tujuannya
untuk kerja lokal atau sistemik.
b.
Tablet Vaginal
Tablet kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk dimasukkan dalam vagina yang di dalamnya
terjadi disolusi dan melepaskan zat aktifnya. Biasanya mengandung antiseptik, astringen.
Digunakan untuk infeksi lokal dalam vagina dan mungkin juga untuk pemberian steroid dalam
pengobatan sistemik.
4. Tablet Kempa untuk Implantasi
Tablet Implantasi/Pelet
Tablet implantasi atau tablet depo dibuat berdasarkan teknik aseptik, mesin tablet harus steril.
Dimaksudkan untuk implantasi subkutan manusia atau hewan. Tujuannya untuk mendapatkan
efek obat dalam jangka waktu yang lama, berkisar dari satu bulan sampai satu tahun (Untuk
KB, 3-6 bulan, mencegah kehamilan). Tablet ini biasanya kecil berbentuk silindris/roset dan
panjangnya tidak lebih dari 8 mm.
5. Tablet Cetak untuk Penggunaan Lain (Di Lachman disebutkan Jenis Tablet untuk Membuat
Larutan)
a.
Tablet Triturat untuk Dispensing
Adalah tablet yang dihaluskan dulu atau disiapkan untuk penggunaan tertentu.
Tablet kempa atau cetak berbentuk kecil, umumnya silindris, digunakan untuk memberikan
jumlah zat aktif terukur yang tepat untuk peracikan obat (FI IV).
Digunakan sebagai tablet sublingual atau dilepaskan di atas lidah dan ditelan dengan air
minum.
b.
Tablet Hipodermik
Tablet cetak/kempa yang dibuat dari bahan mudah larut/melarut sempurna dalam air.
Umumnya digunakan untuk membuat sediaan injeksi steril dalam ampul dengan
menambahkan pelarut steril (FI IV)
c.
Tablet Dispensing
Tablet yang digunakan oleh apoteker dalam meracik bentuk sediaan padat/cair. Dimaksudkan
untuk ditambahkan ke dalam air dengan volume tertentu, oleh ahli farmasi atau konsumen,
untuk mendapatkan suatu larutan obat dengan konsentrasi tertentu. Bahan yang lazim
dimasukkan ke dalam tablet dispensing yaitu perak proteinat, merkuri diklorida, merbromin,
dan berbagai senyawa amonium kuartener.
Berdasarkan Rute Pemberian :
1. Tablet oral (dalam mulut)
2. Tablet rektal
3. Tablet vaginal
4. Tablet implantasi
Berdasarkan Penyalutan :
1. Tablet polos
2. Tablet salut gula
3. Tablet salut film
Berdasarkan Pelepasan Zat Aktif :
1. Tablet pelepasan biasa
2. Tablet lepas lambat atau terkendali
3. Tablet lepas tunda
(Catatan Kuliah PCharles; Teori dan Praktek Farmasi Industri, Lachman Hal 706-717; FI IV hal 4-6)

Anda mungkin juga menyukai