Anda di halaman 1dari 15

GAGAP (STUTTERING)

BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan,
sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut proses diferensiasi dari
sel-sel tubuh, organ-organ dan sistem organ berkembang sedemikian rupa
sehingga

masing-masing

dapat

memenuhi

fungsinya.

Termasuk

juga

perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya.Gangguan bicara dan bahasa adalah salah satu penyebab gangguan
perkembangan yang paling sering ditemukan pada anak.1
Pengetahuan tentang gangguan ini terutamanya sangat penting untuk
penjagaan

kanak-kanak,

disebabkan

ini

sangat

terkait

dengan

aspek

perkembangan normal ,psikopatologi dan juga kehidupan harian. Terdapat


sejumlah minoritas dari kanak-kanak dengan gangguan komunikasi didapati
mempunyai kelainan neuropatologik. Trauma otak , infeksi, penyakit vaskular,
ataupun tumor juga bisa menyebabkan gangguan komunikasi. Selain itu, faktor
perinatal seperti asfiksia, lahir dengan berat badan rendah, dan prematuritas boleh
menjadi sebagai faktor gangguan komunikasi.2
Gangguan gagap selalunya bersertakan dengan mekanisme linguistik dan
manuver sosial untuk mengelak dari manifestasi klinisnya dan sering muncul
dengan apabila cemas maupun stress. Seseorang dengan gangguan gagap juga
menghadapi masalah diskriminasi dari sosial. 3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I.

FISIOLOGI BERBAHASA DAN BICARA


NOVEVA CENO FK UNMAL
PSIKIATRI RS. HAJI MEDAN

Page 1

GAGAP (STUTTERING)

Dorongan bahasa bermula dari area Wernickle dan ditransmisi ke area


Broca di frontal. Di daerah Broca, program yang sudah familir menyusun bahasa,
distimulasi menjadi aktif lalu daerah Broca mentransmisi ke serebrum. Bahasa
yang sempurna memerlukan gerakan otot yang mahir. Aktivitas bahasa
diselesaikan oleh area motorik serebrum yang berkaitan dengan motorik korteks
depan. Korteks memberikan pengaruh pada pusat pernapasan dan mengambil alih
control terhadap diafragma dan otot interkostal. Dengan demikian, udara yang
digunakan untuk pernapasan dipaksa untuk mengeluarkan suara melalui pita
suara. Area motorik serebrum otak mengatur pita suara hingga menimbulkan
getaran suara. Akhirnya , korteks motorik mengendalikan otot bibir, lidah dan
tenggorokan untuk menciptakan suara bicara. 4
Ketika berbicara, dorongan perasaan yang multikompleks mempengaruhi
informasi ke otak. Mereka membawa perasaan sentuh dan posisi bibir, lidah dan
tenggorokkan agar otak memahami bagaimana kemajuan daya, ruang, dan
sudut(ketika mulut penuh dengan makanan dan masih berbicara merupakan
koordinasi system saraf). Saat mendengar suara sendiri , dorongan pendengaran
feedback daerah

pendengaran pertama yang terletak di temporal. Daerah

pendengaran yang bersebelahan dengan area Wernickle dapat membantu area


Wernickle untuk mengetahui bagimana setiap intonasi, dan jika perlu membantu
melakukan koreksi yang diperlukan. Otak kecil dan basal neuroglia membantu
korteks untuk mengkoordinasi gerakan otot untuk berbicara. 4
Pada penderita gagap terdapat gangguan pada area Broca menimbulkan
seseorang bicara yang terpatah-patah, di samping penguasaan kosa kata yang amat
minimum ataupun terbatas dan sering mengulangi kata-kata tertentu. 4
II.
GAGAP
A. Definisi
Menurut buku saku Diagnosis Gangguan Jiwa rujukan ringkas dari
Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa, gagap itu adalah cara
berbicara yang ditandai dengan pengulangan suara atau perpanjangan suku kata
atau kata, atau sering gugup atau terhenti sehingga menggangu irama alur bicara.5
Disritmia ringan dari gangguan ini sering ditemukan sebagai suatu fase transisi
pada usia dini anak,atau sebagai pola bicara yang ringan namun berkelanjutan
pada usia selanjutnya dan pada usia dewasa. Harus digolongkan sebagai gangguan
NOVEVA CENO FK UNMAL
PSIKIATRI RS. HAJI MEDAN

Page 2

GAGAP (STUTTERING)

hanya bila keparahannya sangat menganggu kelancaran berbicara. Mungkin


kondisi ini disertai gerakan pada wajah dan/atau bagian tubuh lainnya yang
bersamaan waktu dengan penggulangan, atau hambatan alur bicara. Tidak
ditemukan gangguan neurologis yang mendasari.5
B. Epidemiologi
Dari hasil survei terutama di United States dan Europe mengindikasikan
prevalensi untuk gagap adalah 1% dalam populasi umum. Gagap paling sering
terjadi padi kanak-kanak dan selalunya berkurang secara spontan pada waktu
anak tersebut semakin meningkat usianya. Usia onsetnya gangguan ini adalah
pada 2-7 tahun dan waktu puncaknya pada umur 5 tahun. Gagap dialami antara 34 orang lelaki dibandingkan seorang perempuan. Gangguan ini lebih sering terjadi
antara ahli keluarga yang mempunyai riwayat anak dengan gagap di banding
populasi umum. Menurut DSM-IV-TR, lelaki yang gagap akan mendapatkan 20%
anak lelaki dan 10% anak perempuan mereka yang gagap juga.6
Gangguan ini terjadi lebih kurang 1-2% dari populasi anak yang bersekolah. Pada
waktu remaja hanya 1 dari setiap 300 individu akan menderita gagap. 7

C. Etiologi
Etiologi gagap masih belum terbukti tapi

mempunyai multifaktoral ,

termasuk faktor genetik, neurofisiologikal dan psikologikal yang menjadi


predisposisi seorang kanak untuk mempunyai gangguan komunikasi. 6
Dari sebuah penelitian didapati faktor-faktor seperti fungsi kognitif, genetik ,
faktor lingkungan memainkan peranan juga. Menurut penelitian tersebut fungsi
kognitif seseorang yang gagap dan yang tidak gagap berbeda. Dinyatakan bahwa
seseorang yang gagap mempunyai waktu reaksi lama dibanding dengan yang
normal karena fungsi kognitif kompleksnya meningkat. Proses kognitif seseorang
yang gagap melibatkan lebih banyak penggunakan hemisfera kanan dibanding
yang tidak gagap. 8
Penelitian lain menyatakan

pada Magnetic Resonance Imaging(MRI)

fungsional individu yang gagap dengan tidak didapati sistem saraf akan
mengaktivasi secara berbeda untuk generasi dan produksi kata. Individu gagap
NOVEVA CENO FK UNMAL
PSIKIATRI RS. HAJI MEDAN

Page 3

GAGAP (STUTTERING)

tersebut memerlukan perhatian yang lebih tinggi untuk mengurangi masalah


gagap yang mereka hidapi. 8
Pada sebuah penelitian lagi para ilmuwan menyatakan berhasil
menemukan tiga gen yang kemungkinan menyebabkan seseorang menderita
gagap. Sebelumnya gagap dianggap sebagai penyakit keturunan. Kini para
ilmuwan menduga mutasi yang terkait kelainan metabolism mungkin dapat pula
mempengaruhi sebagian fungsi otak manusia. Penelitian sejumlah kasus ini
dilakukan di Pakistan, Amerika Serikat dan Inggris dan diterbitkan di New
England Journal of Medicine. 9
Para paneliti menemukan bahwa satu dari tiga gen penderita yang
diperiksa mengalami mutasi. Dua dari gen itu, GNPB dan GNPTG, dikaitkan
dengan dua penyakit terkait metabolism. Gangguan yang disebut kelainan
penyimpanan liposomal itu menyebabkan gangguan gagap .9
Terdapat penelitian menyatakan kemungkinan besar faktor neurologi juga
terlibat. Dominan salah satu hemisfera cerebral terhadap yang satu lagi dan faktor
lain seperti kekurangan kordinasi otot bicara dalam penggagap juga merupakan
faktor penting. 10
D. Patomekanisme
Terdapat sekelompok peneliti telah menemui hubungan antara fungsi otak
dibahagian lateral dan medial dengan gagap.Otak bahagian lateral mengkontrol
kata-kata yang juga disebut sebagai area broca, pergerakkan otot di area motorik
dan pengertian bahasa di area wernicke yang juga diketahui sebagai closed-loop
motor . Dengan penggunaan area otak ini , seorang yang gagap dapat berbicara
dengan lancar tetapi harus mempunyai konsentrasi yang tinggi terhadap
pembicaraannya. Hal ini menyebabkan bicaranya menjadi lambat. Selain itu,
bagian medial otak bertugas mengkontrol open-loop motor yang berkaitan
dengan mengingat kembali kegiatan motorik yang telah direncanakan dan tidak
merespon kembali. Ini berarti suatu pembicaran dapat dilalukan dengan usaha
yang sedikit tetapi disebabkan tidak ada regulasi kesalahan, penggagap akan terus
melakukan kesalahan yang sama dengan corak bicara yang sama terutama waktu
tertekan.11
Terdapat juga ide yang disebut sebagai mekanisme Valsalva yang
merupakan mekanisme fisiologis fungsi tubuh terkait dengan gagap. Valsalva
NOVEVA CENO FK UNMAL
PSIKIATRI RS. HAJI MEDAN

Page 4

GAGAP (STUTTERING)

Manuever dikaitkan dengan gangguan gagap karena seorang penggagap


meggunakan banyak tenaga dan usaha dalam kata-katanya. Usaha ini
menyebabkan bibir dan lidah penggagap tersebut untuk tertekan lebih hebat lagi
yang juga menyebabkan tekanan udara dalam paru-paru tinggi, seterusnya
gangguan bicara terjadi.11
Apa yang sebenarnya terjadi waktu seorang penggagap bicara masih
belum diketahui secara terperinci tetapi sekiranya kita mengambil contoh
seseorang yang menggagap pada waktu menggunakan kata yang bermula dengan
p, misalnya pergi, maka otak akan mengingat bahwa kata p tersebut susah
disebutkan. Jadi apa yang berlaku adalah otak berpikir bahwa memerlukan lebih
banyak usaha dan tenaga untuk menyebutkan kata p, oleh itu

mekanisme

Valsalva tejadi dengan lebih agresif yang meyebabkan penggagap memberikan


tekanan yang tinggi pada bibir dan coba untuk menyebutkan kata p tersebut.
Perkataan p selalunya susah untuk disebut oleh penggagap karena waktu
menyebut kata p tersebut bibir harus dirapat antara satu sama lain untuk
memperoleh tekanan udara yang lebih tinggi. 11
Perlu diketahui juga gagap tidak berkaitan dengan kelemahan ataupun
ataksia otot yang digunakan untuk bicara. Hanya otot akan spasme apabila sesuatu
kata yang spesifik dibicarakan.7
E. Gejala gagap
Pengulangan bunyi( seperti b-b-b-bola), silibus ( seperti ma- ma- makan),

bagian dari kata( seperti sepak- sepak- sepakbola), keseluruhan kata dan

frase.12
Pemanjangan atau pemoloran bunyi ( seperti k---ucing).12
Hambatan dalam menyelesaikan kalimat, ragu-ragu atau tanpa suara

diantara kata.12
Bicara yang terjadi seperti menyembur, dimana mencoba mengawali dan

memelihara suara.12
Perilaku dihubungkan seperti reaksi anggota tubuh yang berhubungan
dengan gagap adalah gerakan otot bibir, rahang, leher atau lidah saat
berbicara. Organ lain adalah mata, gerakan kaki, gerakan mata saat foot
tapping, kedipan mata dan mengalihkan perhatian untuk mencoba keluar
dari bicara gagap. Terdapat banyak penyimpangan perilaku yang

NOVEVA CENO FK UNMAL


PSIKIATRI RS. HAJI MEDAN

Page 5

GAGAP (STUTTERING)

dihubungkan yang dapat terjadi dan pada setiap anak berbeda


penampilannya. Perbedaan jenis gagap tergantung dari situasi, teman
komunikasi dan dalam kapasitas apa anak berkomunikasi. Penderita gagap
lebih sering mengalami kelancaran bicara bila berhadapan dengan terapis
bicara dibandingkan dengan sekolah atau di lingkungan lainnya. 12

Anak yang berbicara gagap biasanya mempunyai pengalaman takut


terhadap suara atau kata tertentu, situasi menakutkan atau memalukan . 12

Empat fase yang secara bertahap berkembang dalam perkembangan gagap telah
dikenali: 6
1. Fase 1 terjadi selama periode prasekolah. Awalnya, kesulitan cenderung
episodic tampak untuk periode beberapa minggu atau bulan antara jeda bicara
normal yang panjang.6
2. Fase 2 biasanya terjadi di tahun-tahun sekolah dasar. Anak yang terkena
menjadi menyadari kesulitan bicaranya dan menganggap dirinya penggagap. 6
3. Fase 3 biasanya terlihat setelah usia 8 tahun sampai dewasa. Beberapa kata
dirasakan lebih sulit dari kata atau bunyi lainnya. 6
4. Fase 4 biasanya ditemukan pada masa remaja akhir dan masa dewasa.
Penggagap menunjukkan antisipasi gagap yang jelas dan menakutkan. Mereka
takut terhadap kata, suara, dan situasi. 6

F. Jenis- jenis gagap


a. Gagap developmental
Ini merupakan jenis gagap yang paling sering terjadi pada kanak-kanak.Hal ini
terjadi pada kanak-kanak yang sedang mengalami perkembangan kemampuan
bahasa dan bicara dimana harus mengekspresi diri mereka lebih dari kemampuan
verbal dirinya.13
b. Gagap neurogenik

NOVEVA CENO FK UNMAL


PSIKIATRI RS. HAJI MEDAN

Page 6

GAGAP (STUTTERING)

Merupakan jenis gagap yang sering terjadi apabila otak tidak dapat mengkordinasi
semua perbedaan komponen mekanisme bicara, termasuk nervus and otot. Gagap
neurogenic boleh juga muncul pada seseorang sesudah strok ataupun kecederaan
otak.13
c. Gagap psikogenik
Dipercayai muncul dari regio otak yang bertanggungjawab dalam pemikiran.
Gagap ini jarang terjadi dan boleh menyerang pasien dengan penyakit jiwa
ataupun mereka yang sedang mengalami stress psikologika yang hebat. 13
Menurut penelitian gejala gagap dibahagi kepada tiga kelompok:

Gagap yang normal


Mereka ini didapati gagap tidak lebih dari satu kali dalam sepuluh kata yang
dibicarakan dengan mengulangi kata atau bunyi. Didapati juga akan berhenti kata
dengan bunyi seperti err, umm ataupun hmm untuk menukar kata yang mahu
disebutkan. Individu ini mendapati dirinya bermasalah dalam bicara ketika
capek,terlalu gembira, semasa berbicara tentang sesuatu hal yang baru, bertanya
maupun ditanya soal atau berbicara dengan seseorang yang kurang responnya. 8

Gagap yang sedang


Sering gagap dengan perpanjangan suku kata ataupun bunyi. Penggulangan dan
perpanjangan kata individu tersebut dikaitkan juga dengan menutup kelopak mata,
berkedip dan mempunyai tekanan lebih tinggi dari yang normal untuk menyatakan
sesuatu kata. Individu biasanya terasa malu dengan dirinya. Harus dikonsul
sekiranya gangguan terjadi lebih dari 6-8 minggu terjadi.8

Gagap yang berat


Gagap ini terjadi dangan frekuensi yang sering dengan perpanjangan suku kata
yang lama. Hampir sama dengan gagap sedang hanya terjadi lebih sering, terjadi
hampir pada semua situasi. Selalunya individu yang gagap berat malu dan takut
untuk berbicara karena kelemahan yang ada padanya. Memerlukan konsul segera

mungkin.8
G. Diagnosis
Gagap dapat diidentifikasi dengan mudah . Seperti yang kita ketahui
ketidaklancaran bicara selalunya mengganggu komunikasi seseorang. Pendengar
dapat mengetahui seseorang gagap dengan cara bicaranya. Walaubagaimanapun
NOVEVA CENO FK UNMAL
PSIKIATRI RS. HAJI MEDAN

Page 7

GAGAP (STUTTERING)

terdapat

beberapa

karakteristik

yang

tidak

mudah

untuk

pendengar

mengidentifikasi itu adalah gagap . Oleh karena itu kita memerlukan keahlian
seorang certified speech language pathologist( SLP ).14
Semasa mengevaluasi, SLP akan mendata frekuensi dan jenis ketidaklancaran
bicara seseorang yang diperoleh dari beberapa situasi . SLP juga akan menilai
bagaimana cara seseorang reaksi and mengadaptasi dengan ketidaklancaran
bicaranya. SLP tersebut akan mengumpul data tentang faktor-faktor yang
memperburukkan masalah ini seterusnya. Informasi tentang orang tersebut
dianalisa untuk mengetahui apakah ada gangguan bicara yang wujud pada orang
tersebut. Sekiranya ada gangguan maka digali lagi informasi sejauh mana aktivitas
harian pasien tersebut terganggu.14
Bagi kanak-kanak, sangat penting untuk prediksi tentang kontinuitasnya
gagap. Antara evaluasi dilakukan adalah observasi dan wawancara yang dibentuk
khas untuk dapat mengestimasi risiko kontinuitas anak gagap tersebut.14
Selain itu beberapa faktor yang juga dititikberatkan dalam menilai gagap adalah
riwayat dalam keluarga dengan keluhan yang sama, gangguan gagap yang telah
berlaku 6 bulan ataupun lebih dari itu,gangguan bahasa dan bicara yang lain serta
sesuatu hal yang sangat ditakuti anak.14
Menurut kriteria diagnostik DSM-IV untuk gagap: 2
1. Gangguan pada kefasihan normal dan pola waktu bicara(tidak sesuai menurut
usia individu), ditandai oleh seringnya terjadi satu atau lebih berikut:
a. Pengulangan bunyi atau suku kata
b. Perpanjangan bunyi
c. Interjeksi
d. Pemusatan kata(misalnya, jeda di dalam kata)
e. Hambatan yang terdengar atau tenag( jeda yang terisi atau tidak terisi dalam
bicara)
f. Circumlocutions (substitusi kata untuk menghindari kata yang sulit)
g. Pengulangan seluruh kata satu suku kata( misalnya, ke-ke-ke-ke mana?)
2. Gangguan kefasihan menganggu pencapaian akademik atau pekerjaan atau
komunikasi sosial
3. Jika terdapat suatu deficit motorik bicara atau sensorik, kesulitan bicara adalah
melebihi apa yang biasanya berhubungan dengan masalah tersebut. 2
NOVEVA CENO FK UNMAL
PSIKIATRI RS. HAJI MEDAN

Page 8

GAGAP (STUTTERING)

H. Diagnosis banding
1. Disfonia spastik: adalah gangguan bicara mirip gagap dan dibedakan oleh
adanya pola pernapasan yang abnormal. 4
2.Cluttering ( kebinggungan) : adalah gangguan bicara yang ditandai oleh pola
bicara yang aneh dengan distritmik berupa semburan kata dan frase yang cepat
dan menyentak. Dalam cluttering, orang terkena tidak menyadari gangguan,
sedangkan, setelah fase awal gangguan penggagap menyadari kesulitan bicara
mereka.4
3. Gangguan fonologis : adalah gangguan dimana bicaranya tidak jelas atau sulit
ditangkap. Sehingga ucapan anak saat berbicara menjadi kurang atau tidak
sempurna. Pada anak usia 2-3 tahun, gangguan ini masih di anggap wajar karena
tergolong gangguan perkembangan. Dengan bertambahnya usia anak, diharapkan
gangguan ini bisa diatasi dengan pemeriksaan oleh dkter ahli THT, ahli saraf ank,
terapis bicara. 9
I. Penatalaksanaan
Untuk melakukan pengobatan atau terapi pada gangguan bicara gagap,
harus dinilai secara jelas gangguan tersebut. Hal ini memerlukan informasi yang
jelas dan teliti tentang penderita dan juga riwayatnya. 12
Perlu diketahui tentang riwayat pada anggota keluarga baik saudara, ayah,
ibu atau kakek yang mengalami gangguan yang sama. Melakukan pengamatan
dengan strategi tertentu atau kondisi yang bagaimana yang dapat memperbaiki
gangguan tersebut. Dilakukan pengamatan tentang artikulasi, kemampuan bahasa
ekspresif dan reseptif, kemampuan kognitif, suara pendengaran dan penglihatan.
Informasi dari praktisi kesehatan lainnya yang dapat berguna untuk
merencanakan pengobatan ataupun terapi.12
Perawatan yang diberikan untuk orang yang gagap adalah mengajarkan
keterampilan, strategi serta perilaku yang boleh membantu komunikasinya:
Melatihnya berbicara secara perlahan- lahan dengan menggunakan kalimat

atau frase yang pendek sambil diajarkan meregangkan antara vokal dan
konsonan. Jika teratur dilakukan dalam jangka waktu panjang, maka tingkat
keberhasilan bisa tinggi serta mencegah kekambuhan. 9
NOVEVA CENO FK UNMAL
PSIKIATRI RS. HAJI MEDAN

Page 9

GAGAP (STUTTERING)

Mengontrol pernapasan. Seseorang diajarkan bagaimana mengatur dan

mengendalikan pernapasanya serta artikulasi antara bibir, rahang dan lidah. 9


Terapi modifikasi gagap. Tujuan dari terapi ini adalah untuk memodifikasi
gagap agar bisa dikendalikan dan bukan menghilangkanya, seperti mengatasi
kecemasan atau ketakutan yang bisa memperparah kondisi. Terapi ini
mencakup tiga tahap, yaitu mengidentifikasi perilaku inti dan sekunder yang
menyertai gagap, berlatih mengurangi rasa takut dan cemas sehingga dapat
mencegah bicara gagap yang parah serta memodifikasi dengan berlatih
mengulang-ngulang kata dan mengantisipasi kata yang dapat sulit diucapkan.
9

Sebuah buku yang menjelaskan tentang terapi gagap menyatakan oleh


karena ketakutan menyebabkan terjadi tekanan otot tinggi maka mengurangi
ketakutan merupakan salah satu terapi utama. Individu tersebut perlu mengalihkan
perhatian dari sesuatu hal yang bisa menyebabkan individu tersebut gagap.

10

Terapi psikofarmakologi yang bisa dilakukan adalah pengobatan dengan


obat dari golongan benzodiazepine( diazepam, chlordiazepoxide, bromazepam,
lorazepam, alprazolam) yaitu obat anti-anxietas. Obat ini digunakan apabila
adanya rasa cemas, ketegangan motorik,hiperaktivitas otonomik, kewaspadaan
berlebihan dan penangkapan berkurang

pada individu dan hal tersebut

menyebabkan terjadi gagap. Obat anti-anxietas benzodiazepine bereaksi dengan


reseptornya(reseptor benzodiazepine) kan men-reinforce the inhibitory action of
GABA-ergic neuron, sehingga hiperaktivitas tersebut mereda.15
J. Prognosis
Pada kebanyakan kanak-kanak yang gagap, kebiasannya akan kembali
bicara normal pada usia sekitar 3-4 tahun. Walaubagaimanapun sekiranya kanak
tersebut mulai gagap setelah usia 8-10 tahun didapati mempunyai banyak
kemungkinana akan terus gagap hingga alam dewasa . Untuk mendapatkan

NOVEVA CENO FK UNMAL


PSIKIATRI RS. HAJI MEDAN

Page 10

GAGAP (STUTTERING)

prognosis yang lebih optimal memerlukan pengajaran, pelatihan and penglibatan


individu tersebut dengan lebih aggresif.

16

K. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi adalah masalah sosial dimana individu
tersebut malu ditertawakan yang akan menyebab kanak ini menjadi sangat
pendiam dan mengelak dari berbicara dan bisa menyebabkan mutisme.16

BAB III
KESIMPULAN

Gagap adalah cara berbicara yang ditandai dengan pengulangan suara atau
perpanjangan suku kata atau kata, atau sering gugup atau terhenti sehingga
menggangu irama alur bicara.5
Disritmia ringan dari gangguan ini sering ditemukan sebagai suatu fase
transisi pada usia dini anak,atau sebagai pola bicara yang ringan namun
berkelanjutan pada usia selanjutnya dan pada usia dewasa. Harus digolongkan
sebagai gangguan hanya bila keparahannya sangat menganggu kelancaran
berbicara. Mungkin kondisi ini disertai gerakan pada wajah dan/atau bagian tubuh

NOVEVA CENO FK UNMAL


PSIKIATRI RS. HAJI MEDAN

Page 11

GAGAP (STUTTERING)

lainnya yang bersamaan waktu dengan penggulangan, atau hambatan alur bicara.
Tidak ditemukan gangguan neurologis yang mendasari.5
Gagap paling sering terjadi padi kanak-kanak dan selalunya berkurang
secara spontan

pada waktu anak tersebut semakin meningkat usianya. Usia

onsetnya gangguan ini adalah pada 2-7 tahun dan waktu puncaknya pada umur 5
tahun. Gagap dialami antara 3-4 orang lelaki dibandingkan seorang perempuan.6
Anak gagap bicara disebabkan dua faktor, fisik dan psikologis termasuk dari
lingkungan keluarga dan teman-teman.6
Terdapat tiga jenis gagap yaitu gagap developmental,gagap neurogenik
dan gagap psikogenik.Gagap developmental merupakan jenis gagap yang paling
sering terjadi pada kanak-kanak.Hal ini terjadi pada kanak-kanak yang sedang
mengalami perkembangan kemampuan bahasa dan bicara dimana harus
mengekspresi diri mereka lebih dari kemampuan verbal dirinya.13
Gagap neurogenik merupakan jenis gagap yang sering terjadi apabila otak
tidak dapat mengkordinasi semua perbedaan komponen mekanisme bicara,
termasuk nervus and otot. Gagap neurogenic boleh juga muncul pada seseorang
sesudah strok ataupun kecederaan otak.13
Selain itu terdapat juga gagap psikogenik yang dipercayai muncul dari
regio otak yang bertanggungjawab dalam pemikiran. Gagap ini jarang terjadi dan
boleh menyerang pasien dengan penyakit jiwa ataupun mereka yang sedang
mengalami stress psikologika yang hebat. 13
Perawatan yang diberikan untuk orang yang gagap adalah mengajarkan
keterampilan, strategi serta perilaku yang boleh membantu komunikasinya. Ini
dapat dilakukan dengan melatih berbicara secara perlahan- lahan dengan
menggunakan kalimat atau frase yang pendek sambil diajarkan meregangkan
antara vokal dan konsonan. Selain itu seseorang

harus diajarkan bagaimana

mengatur dan mengendalikan pernapasanya serta artikulasi antara bibir, rahang


dan lidah. 9
Seseorang juga dapat diterapi dengan terapi modifikasi gagap. Tujuan dari
terapi ini adalah untuk memodifikasi gagap agar bisa dikendalikan dan bukan
menghilangkanya, seperti mengatasi kecemasan atau ketakutan yang bisa
memperparah kondisi. Terapi ini mencakup tiga tahap, yaitu mengidentifikasi
perilaku inti dan sekunder yang menyertai gagap, berlatih mengurangi rasa takut
NOVEVA CENO FK UNMAL
PSIKIATRI RS. HAJI MEDAN

Page 12

GAGAP (STUTTERING)

dan cemas sehingga dapat mencegah bicara gagap yang parah serta memodifikasi
dengan berlatih mengulang-ngulang kata dan mengantisipasi kata yang dapat sulit
diucapkan. 9
Terapi psikofarmakologi yang bisa dilakukan adalah pengobatan dengan
obat dari golongan benzodiazepine( diazepam, chlordiazepoxide, bromazepam,
lorazepam, alprazolam) yaitu obat anti-anxietas. Obat ini digunakan apabila
adanya rasa cemas, ketegangan motorik,hiperaktivitas otonomik, kewaspadaan
berlebihan dan penangkapan berkurang

pada individu dan hal tersebut

menyebabkan terjadi gagap. 15

DAFTAR PUSTAKA

1. Dewi Ida N.Faktor Risiko Gangguan Berbahasa Pada Anak. Available from
http://speechclinic.wordpress.com/2009/12/13/faktor-risiko-gangguanberbahasa-pada-anak/. Last update: March 8, 2015.
2. Tasman A, Kay J, Lieberman Jeffrey A, First Michael B, Maj Mario. In:Wiley
Psychiatry. 3th Ed, Volume 1. England : John Wiley & Sons, Ltd ; 2008. P:
770-76.
3. Kay J, Tasman A. In : Wiley Essential of Psychiatry. England: John Wiley &
Sons, Ltd ; 2006. P: 301-07.
4. Mahyudin Oden. Gagap. Available from
http://asromedika.blogspot.com/2011/11/gagap.html . Last update March
8,2015.

NOVEVA CENO FK UNMAL


PSIKIATRI RS. HAJI MEDAN

Page 13

GAGAP (STUTTERING)

5. Maslim Rusdi.Buku Saku Dignosis Gangguan Jiwa rujukan ringkas dari


PPDGJ-III.Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteraan Jiwa FK-Unika Atma Jaya ;
P:149 .
6. Sadock Benjamin J, Sadock Viergina A. In : Kaplan Sadocks Synopsis of
Psychiatry. 10th Ed. New York :Lippincott Williams & Wilkins ; 2007.
7. Ropper Allan H, Brown Robert H. In : Adam and Victors Principle of
Neurology. Boston : McGraw-Hill; 2005. P 508-09.
8. Prassse Jane E, Kikano George E. Stuttering. Available from
http://www.aafp.org/afp/2008/0501/p1271.html . Last update March 8,
2015.
9. Hektania Amelia. Gangguan Komunikasi. Available from
http://ameliahektania.blogspot.com/2010/06/gangguan-komunikasi.html .
Last update March 8, 2015.
10. Fraser Malcolm. In : Self-therapy for the Stutterer. 10th Ed. America :
Stuttering foundation of America; 2007. P 18-22.
11. Walker Claire. The Neurological Causes of Stuttering. Available from
http://serendip.brynmawr.edu/exchange/node/1683 . Last update March
8, 2015.
12. Judarwanto Widodo. Bicara Gagap( Stammering/Stutteting) Pada Anak.
Available from http://speechclinic.wordpress.com/2009/04/25/bicara-gagapstammeringstutering-pada-anak/ . Last Update March 8, 2015 .
13. Anonymous. Types of Stuttering, University Rochester Medical Center.
Available from http://www.urmc.rochester.edu/speech-pathology/speechlanguage-disorders/stuttering/types-stuttering.cfm. Last update March 8,
2015.
14. Anonymous. Stuttering, American Speech- Language-Hearing Association.
Available from http://www.asha.org/public/speech/disorders/stuttering.htm .
15. Maslim Rusdi.Panduan Parktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi
ke-3. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteraan Jiwa FK-Unika Atma Jaya; P 12,3640.

NOVEVA CENO FK UNMAL


PSIKIATRI RS. HAJI MEDAN

Page 14

GAGAP (STUTTERING)

16. Van Voorhees Benjamin W. Stuttering, MedlinePlus Medical Encyclopedia

.Available from http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/stuttering.html . Last


update March 8,2015.

NOVEVA CENO FK UNMAL


PSIKIATRI RS. HAJI MEDAN

Page 15

Anda mungkin juga menyukai