Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ike Nur Rosnalia Dewi

NIM

: 12322012

Pendapat saya menurut Islam Dan Barat apabila wanita bekerja sebagai :
1. Karir/hobi
2. Membantu Pendapatan Suami
3. Sebagai Tulang Punggung keluarga
Dalam pandangan Islam
1. Seorang wanita boleh bekerja karena karir atau hobinya , Islam tidak melarang seorang
wanita untuk bekerja, namun ada beberapa kekhawatiran seiring dengan semakin banyaknya
wanita yang memutuskan untuk tetap bekerja dan mengejar karir di luar rumah. Hanya saja
seorang wanita harus tetap memegang tanggung jawabnya sebagai wanita. Jika sudah
berumah tangga wanita harus tetap menjaga memperhatikan rumah tangga dan anakanaknya.
Selain itu, bagi seorang muslimah ada kaidah-kaidah syari yang perlu diperhatikan ketika
bekerja di luar rumah untuk menghindari berbagai sisi negatif:
Mengenakan pakaian syari yang diwajibkan Allah untuk menutupi aurat serta menjaga
kehormatan dan kemuliaan
Tempat kerja tidak membaur dengan kaum lelaki dalam bentuk yang bisa menimbulkan
kerusakan. Sementara jika berinteraksi dengan kaum lelaki namun tetap mengindahkan
kaidah-kaidah syari, hukumnya tidak apa-apa, dengan catatan si wanita tidak berhadapan
langsung dengan lelaki.
Pekerjaan yang dilakukan harus halal dan tidak bertentangan dengan nash-nash syariat.
Misalnya, mereka tidak boleh bekerja di bank-bank ribawi atau bekerja di tempat-tempat
pemicu perbuatan keji, maksiat dan lainnya yang diharamkan Allah.
Bertakwa kepada Allah dalam melakukan pekerjaa dengan menunaikannya secara baik
karena pekerjaan yang ditugaskan merupakan amanat.
Sebelum keluar meninggalkan rumah harus memastikan makanan untuk anak-anak dan
siapa yang menjaga mereka. Misalnya, dititipkan pada keluarga atau orang yang dikenal
yang bisa dipastikan anak-anak aman selama si ibu bekerja. Atau dititipkan pada pembantu
dengan catatan si pembantu harus bisa dipercaya dan amanah. Atau menitipkan ke lembaga
pendidikan dan tempat-tempat pengasuhan anak yang terpercaya. Hal tersebut untuk
menghindari apa yang dikatakan Rasulullah: Cukuplah dosa bagi seseorang dengan
menyia-nyiakan orang yang menjadi tanggungannya.
Harus mendapatkan izin suami untuk pergi bekerja. Terlebih ketika suami tergolong kaya
dan mampu memberi nafkah. Lain soal ketika suami miskin dan tidak mampu memberi
nafkah, saat itu suami tidak boleh melarang istrinya bekerja.

Harus menunaikan hak suami di rumah. Bekerja di luar tidak boleh membuat istri lalai
dalam menunaikan hak suami, misalnya tidak pulang dalam jangka waktu lama saat suami
berada di rumah. Khususnya ketika suami sangat memerlukan keberadaannya.
2. Mengenai besaran nafkah yang harus diberikan suami untuk keluarga, menurut beberapa
ulama adalah disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi dan kebiasaan yang berlaku
dimasyarakat. Hal ini sesuai dengan hadist; Ambilah nafkah yang mencukupimu dan
anakmu dengan cara yang baik. (HR Bukhari)
Ini artinya bahwa apabila penghasilan suami kurang untuk mencukupi kebutuhan
keluarganya bearti wanita boleh bekerja dalam rangka membantu pengahasilan suami tetapi
harus sesuai dengan kaidah diatas yang telah disebutkan.
3. Jika memang seorang wanita tersebut harus bekerja dalam menghidupi keluarga nya (belum
menikah) menurut saya itu diperbolehkan asalkan tidak keluar dari syariat islam. Apabila
sudah menikah dan suami tidak bekerja atau penghasilan kecil boleh wanita tersebut bekerja
asal atas ijin suaminya dan wanita tersebut tidak melupakan segala kewajiban dan perannya
sebagai seorang ibu dan istri.
Dalam pandangan barat
1. Seorang wanita yang mempunyai skill, karir, jabatan, dan berpendidikan tinggi dalam
budaya barat mengharuskan seorang wanita tersebut bekerja agara apa yang telah
diperolehnya tidaklah sia-sia. Tetapi yang telah dilakukan seorang wanita dalam pandangan
barat telah menghilangkan syariat islam. Contoh rasa malu yang seharusnya dija oleh
seorang wanita tetapi dalam budaya barat telah mengesampingkan rasa malu ini dengan
memakai pakaian yang tidak menutup aurot.
2. Terkadang apabila sorang wanita bekerja dengan tujuan membantu pendapatan suami tetapi
penghasilan seorang wanita tersebut lebih besar dari suaminya maka seorang wanita tersebut
merasa berkuasa. Padahal dalm islam seorang wanita tidak boleh melakukan hal tersebut.
Kita ambil contoh siti khodijah yang secara ekonomi lebih baik dari Rasullah tetapi siti
khotijah tetap menurut pada Rasullah dan menghargai Beliau.
3. Apabila seorang wanita bekerja sebagai tulang punggung keluarganya maka dalam budaya
barat tidak memandang jenis pekerjaan tersebut apa halal atau tidak asalakan menghasilkan
uang. Inilah yperbedaan dalam islam dan budaya barat yang dapat kita saksiskan dalam
kehidupan sekarang ini.

Anda mungkin juga menyukai