Anda di halaman 1dari 10

RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI

PENERIMAAN SISWA BARU DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP Dan


PROMETHEE DI SMA
Herry Sanada 1. Wahyudin 2. Heri Sutarno 3
Program Studi Ilmu Komputer, Fakultas Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Pendidikan Indonesia
Jl. Dr. Setiabudhi No.229 Bandung, 40154 Indonesia
1
herrysanada@gmail.com, 2wahyudin_sanusi@ymail.com, 3heriupi@yahoo.co.id

ABSTRAK
Kegiatan seleksi penerimaan siswa baru di SMA PGII 1
Bandung yang telah berjalan masih memiliki kendala, yaitu
lamanya proses memilih peserta dari hasil dipertimbangkan
menjadi hasil diterima. Proses ini membutuhkan ketelitian dan
kehati-hatian sebab peserta yang dipilih harus berkualitas
sehingga memenuhi jumlah daya tampung yang ada. Proses ini
merupakan penilaian subjektif dari seorang koordinator seleksi
penerimaan siswa baru yang dilakukan secara manual. Oleh
karena itu, untuk memudahkan dan membantu pihak sekolah
dalam kegiatan seleksi penerimaan siswa baru didalam memilih
peserta dari hasil dipertimbangkan menjadi diterima sebagai siswa
maka perlu dibangun sebuah sistem pendukung keputusan yang
terkomputerisasi yang dapat membantu proses penentuan siswa
dengan metode AHP dan promethee. Analytical Hierarchy Process
(AHP) digunakan untuk perhitungan bobot kriteria dan Preference
Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation
(PROMETHEE) digunakan untuk mendapatkan bobot peserta dan
akan merangkingkan peserta sesuai dengan bobot nya. Sampel
pada penelitian ini menggunakan 8 data kriteria. Berdasarkan dari
penelitian, diperoleh bobot kriteria sholat sebesar 0.354,
penampilan sebesar 0.172, kepribadian sebesar 0.172, berpendapat
sebesar 0.067, tulisan sebesar 0.067, bacaan sebesar 0.067,
berhitung sebesar 0.067 dan prestasi sebesar 0.028. Kemudian
dari bobot kriteria yang sudah didapat maka dilakukan proses
pengurutan peserta yang akan menentukan alternatif yang optimal,
yaitu peserta terbaik.

Kata Kunci
Seleksi, Siswa, Kriteria, Sistem Pendukung Keputusan, AHP,
Promethee

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam proses pendidikan, meningkatnya mutu pendidikan
didukung oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang
mendorong meningkatnya mutu pendidikan adalah siswa.
Kegiatan seleksi siswa baru merupakan langkah awal untuk
meningkatkan mutu pendidikan yaitu menentukan kualitas
input. Kegiatan seleksi siswa baru selalu diawali dengan proses
Penerimaan Siswa Baru (PSB). Penerimaan Siswa Baru adalah
suatu kegiatan umum yang dilaksanakan hampir di seluruh
sekolah menjelang tahun ajaran baru.
SMA PGII 1 Bandung adalah instansi pendidikan di bawah
naungan Dinas Pendidikan Kota Bandung dan Yayasan
Pendidikan PGII merupakan salah satu SMA Swasta favorit di
kota Bandung yang berbasiskan akhlak islami. SMA PGII 1
Bandung memiliki komitmen yang kuat untuk melahirkan
siswa yang berkarakter unggul dan berakhlak mulia (Islami)
dalam suasana kultur sekolah dan manajemen yang transparan,
akuntabilitas, profesional, dan islami. Setiap awal tahun
pelajaran SMA PGII 1 Bandung memiliki jumlah peminat
cukup banyak [5].
Kegiatan penerimaan siswa baru di SMA PGII 1 Bandung
memakan waktu kurang lebih 3 bulan dan untuk proses seleksi

nya memakan waktu kurang lebih 2 minggu untuk memutuskan


siapa saja peserta yang layak untuk diterima menjadi siswa.
Lama nya proses seleksi disebabkan oleh lama nya proses
memilih peserta dari hasil dipertimbangkan menjadi hasil
diterima. Proses ini membutuhkan ketelitian dan kehati-hatian
sebab peserta yang dipilih harus berkualitas sehingga jumlah
daya tampung yang ada terpenuhi semua nya.
Untuk membantu pihak sekolah dalam memilih peserta
dari hasil dipertimbangkan menjadi hasil diterima maka
diperlukan sistem pendukung keputusan dalam penyeleksian
penerimaan siswa baru. Pada saat proses pemilihan peserta pun
melibatkan banyak kriteria yang dinilai (multikriteria),
sehingga dalam penyelesaiannya diperlukan sebuah sistem
pendukung keputusan untuk multikriteria. Beberapa metode
sistem pendukung keputusan untuk multikriteria adalah AHP
dan promethee.
Dalam seleksi penerimaan siswa baru ini, metode AHP
digunakan untuk mendapatkan bobot dari tiap kriteria. Bobot
kriteria yang sudah diperoleh kemudian akan digunakan
kedalam metode promethee. Promethee merupakan suatu
metode penentuan urutan (prioritas) dalam analisis
multikriteria. Untuk semua kriteria, setiap peserta akan
dipertimbangkan memiliki nilai kiteria yang lebih baik. Dari
nilai ini diperoleh nilai preferensi masing-masing peserta sesuai
dengan tipe fungsi preferensi yang dipilih untuk masing-masing
kriteria. Promethee memiliki 6 bentuk tipe fungsi preferensi.
Setiap bentuk memberikan gambaran karakteristik data yang
ada baik itu data kualitatif maupun data kuantitatif pada setiap
kriteria.

1.2 Lingkup Permasalahan


Lingkup permasalahan yang didefinisikan adalah sebagai
berikut :
1. Tempat penelitian dalam adalah SMA PGII 1 Bandung.
2. Sistem pendukung keputusan yang akan dibuat merupakan
alat bantu bagi pihak sekolah untuk mendukung keputusan
dalam menentukan peserta dengan hasil test
dipertimbangkan untuk menjadi peserta dengan hasil test
diterima dan bukan sebagai pengganti dari proses
pengambilan keputusan.
3. Sistem ini bukan untuk menentukan semua peserta yang
terdaftar menjadi diterima tetapi menentukan beberapa
peserta dengan hasil test dipertimbangkan untuk menjadi
peserta dengan hasil test diterima.
4. Data kriteria yang akan digunakan kedalam sistem telah
ditentukan oleh pihak sekolah sebelumnya berdasarkan
hasil wawancara.
5. Sistem ini hanya dibuat sebagai sistem pendukung
keputusan untuk menentukan urutan ranking peserta yang
layak diterima menjadi siswa dengan menggunakan model
AHP dan Promethee.
6. Sistem aplikasi yang akan dibuat bukan sistem informasi
penerimaan siswa baru, sehingga tidak membahas masalah
basis data siswa baru secara keseluruhan.
1.3 Tujuan Penelitian

1. Membangun sistem pendukung keputusan yang


terkomputerisasi yang dapat membantu pihak sekolah
untuk menentukan urutan (prioritas) peserta dengan
hasil test dipertimbangkan menjadi yang peserta dengan
hasil test diterima menjadi siswa.
2. Menerapkan metode AHP dan Promethee dalam
mendukung keputusan penerimaan siswa baru.
1.4 Metode Penelitian
Pada tahap awal dilakukan proses pengumpulan data
dengan melakukan wawancara kepada panitia penerimaan
siswa baru mengenai cara penilaian seleksi siswa baru di SMA
PGII 1 Bandung. Selain itu dilakukan proses pengumpulan
bahan-bahan referensi baik dari buku, artikel, paper, jurnal,
makalah, maupun situs internet mengenai Sistem Pendukung
Keputusan, metode AHP dan metode Promethee serta beberapa
referensi lainnya untuk menunjang pencapaian tujuan
penelitian. Setelah data terkumpul semua maka dilakukan
proses analisis data untuk menentukan input, output, kebutuhan
pengguna dan kebutuhan fungsional dari sistem pendukung
keputusan seleksi penerimaan siswa baru. Kemudian dilakukan
pembuatan pemodelan sistem secara keseluruhan berupa
pemodelan data dan pemodelan proses, selain itu dilakukan
pula pembuatan algoritma untuk masing-masing tipe fungsi
preferensi kriteria. Sistem yang telah dimodelkan sebelumnya
kemudian akan diimplementasikan ke dalam bentuk perangkat
lunak menggunakan Microsoft Visual Basic dengan
menggunakan Database Management Sistem Mysql. Sistem
yang telah dibangun kemudian akan diuji sebagagi tahap akhir
untuk mencari kesalahan-kesalahan sehingga dapat diperbaiki.
Pengujian ini dilakukan umtuk sistem yang dibangun sudah
sesuai seperti yang diinginkan oleh pihak sekolah.

dengan efektif dari permasalahan yang kompleks dan bersifat


terstruktur, semi terstruktur maupun tidak terstruktur dengan
menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan
keputusan dengan memecahkan permasalahan kedalam bagianbagiannya, menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan
hirarki, memberi nilai numerik pada pertimbangan subjektif
tentang pentingnya setiap variabel dan mensitensis berbagai
pertimbangan untuk menetapkan variabel mana yang memiliki
prioritas paling tinggi dan dapat mempengaruhi hasil pada situasi
tersebut.
AHP adalah sebuah hierarki fungsional dengan input
utamanya persepsi manusia. Suatu masalah yang kompleks
dipecahkan ke dalam kelompok-kelompok nya lalu diatur
menjadi suatu bentuk hierarki. Model AHP memakai persepsi
manusia yang dianggap ahli sebagai input utamanya. Kata
ahli disini bukan berarti bahwa orang tersebut haruslah pintar
atau bergelar doktor tetapi lebih mengacu pada orang yang
mengerti benar permasalahan yang diajukan, merasakan akibat
suatu masalah atau punya kepentingan terhadap masalah
tersebut.
1)

2)

2. LANDASAN TEORI DAN METODOLOGI


PENELITIAN
2.1

Sekolah Menengah Atas PGII 1

Prosedur AHP [1]:


Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang
diinginkan, lalu Gambarkan kedalam bentuk hierarki dari
permasalahan yang dihadapi seperti pada gambar 2.1
dibawah ini

Menentukan prioritas
elemen2.1 Struktur Hierarki
Gambar
a) Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen
adalah membuat perbandingan pasangan, yaitu
membandingkan elemen secara berpasangan sesuai
kriteria yang diberikan. Seperti pada tabel 2.2 dibawah
ini ( Pairwise Comparison ).
b)

SMA PGII terletak di Jl. Panatayuda No. 2 kelurahan Lebak


Gede kecamatan Coblong Kota Bandung. Hingga saat ini telah
menjadi Sekolah Rintisan Standar Nasional dengan akreditasi
A .
2.2

Sistem Pendukung Keputusan

Sistem pendukung keputusan merupakan sistem yang


membantu pengambilan keputusan dengan melengkapi mereka
dengan informasi dari data yang telah diolah dengan relevan dan
diperlukan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat
terstruktur, semi terstruktur dan tidak terstruktur dengan
memanfaatkan data dan model sehingga keputusan yang dibuat
dapat lebih cepat dan akurat.
2.3

Analytical Hierarchy Process (AHP)

Analytical Hierarchy Process (AHP) dikembangkan oleh


Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika pada tahun 1970.
Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan

Matriks perbandingan berpasangan diisi menggunakan


bilangan skala prioritas seperti pada tabel 2.1 dibawah
ini. Bilangan tersebut merepresentasikan kepentingan
relatif dari suatu elemen terhadap elemen yang lainnya. (
Comparative Judgmnet ).
Tabel 2.1 Skala Nilai Perbandingan Berpasangan

Intensitas
Kepentinga
n
1

Keterangan

Penjelasan

Kedua elemen
sama penting nya

Dua elemen
mempunyai pengaruh
yang sama besar
terhadap tujuan
Pengalaman dan
penilaian sedikit
menyokong satu
elemen dibandingkan
elemen lainnya.
Pengalaman dan
penilaian sangat kuat
menyokong satu
elemen dibandingkan
atas elemen lain nya
Satu elemen yang kuat
disokong dan
dominannya telah
terlihat dalam praktek
Bukti yang mendukung
elemen yang satu
terhadap elemen lain
memiliki tingkat
penegasan tertinggi
yang mungkin
menguatkan.
Nilai ini diberikan bila
ada dua kompromi
diantara dua pilihan.

Elemen yang satu


sedikit lebih
penting dari pada
elemen yang lain.

Elemen yang satu


sangart penting
dari pada elemen
yang lainnya

2, 4, 6, 8

Kebalikan

Satu elemen jelas


lebih penting dari
pada elemen
lainnya
Satu elemen
mutlak penting
dari pada elemen
lainnya

Dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui


seberapa baik konsistensi yang ada karena kita tidak
menginginkan keputusan berdasarkan pertimbangan dengan
konsistensi yang rendah. Hal-hal yang
dilakukan dalam langkah ini adalah sebagai berikut:
a) Kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas
relatif elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan
prioritas relatif elemen kedua dan seterusnya.
b) Jumlahkan setiap baris.
c) Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen
prioritas relatif yang bersangkutan.
d) Jumlahkan hasil bagi di atas dengan banyaknya elemen
yang ada, hasilnya disebut maks.
5)

Hitung Consistency Index (CI) dengan rumus :

CI =

( maks n)
( n 1)

n = banyaknya elemen
6)

Hitung Rasio Konsistensi / Consistency Ratio (CR) dengan


rumus:

CR=

Nilai-nilai antara
dua nilai
perbandingan
yang berdekatan
Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka
bila dibandingkan dengan aktivit as j, maka
j mempunyai nilai kebalikannya bila
dibandingkan dengan i.

CI
RI

RI = Nilai ketidakkonsistenan ( Indeks Random Consistency )


( Bisa dilihat dalam tabel 2.3 di bawah ini )
Tabel 2.3 Nilai Indeks Random

Tabel 2.2 Matrix Perbandingan Berpasangan


7)

3)

4)

Sintesis
Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan ber
pasangan disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas.
Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah:
a) Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks
b) Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom
yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi
matriks.
c) Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan
membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan
nilai rata-rata.
Mengukur Konsistensi

Memeriksa konsistensi hierarki. Jika nilainya lebih dari 0,1


maka penilaian comparative judgment harus diperbaiki.
Namun jika Rasio Konsistensi (CR) kurang dari atau sama
dengan 0,1, maka hasil perhitungan bisa dinyatakan benar.

2.4 Preference Ranking Organization


Enrichment Evaluation ( PROMETHEE )

Method

For

Preference Ranking Organization Method For Enrichment


Evaluation ( PROMETHEE ) adalah metode penentuan urutan
atau prioritas dalam analisis multikriteria. Metode promethee
mampu mengakomodir kriteria pemilihan yang bersifat kuantitatif
dan kualitatif. Masalah utamanya adalah kesederhanaan, kejelasan
dan kestabilan. Dugaan dari dominasi antar alternatif terhadap
suatu kriteria yang digunakan dalam promethee adalah
penggunaan nilai dalam hubungan antar nilai perankingan antar
alternatif [4]. Dalam metode ini informasi penting diberikan dari
perbedaan dengan mengevaluasi suatu kriteria dan yang harus
diperhatikan dalam menganalisa yaitu perbedaan terbesar,

intensitas yang kuat dalam pilihan untuk suatu kriteria diatas yang
lainnya.
Data dasar untuk analisis dalam metode promethee disajikan
dalam tabel di bawah ini [4]:
Tabel 2.4 Data Dasar Analisis Promethee
f1

f2

fk

a1

f1(a1)

f2(a1)

fk(a1)

a2

f1(a2)

f2(a2)

fk(a2)

an

f1(an)

f2(an)

fk(an)

2.5

Penerimaan Siswa Baru (PSB) merupakan kegiatan rutin


yang di laksanakan di sekolah-sekolah pada setiap awal tahun
pelajaran baru dalam rangka menjaring dan menyaring siswa baru
dalam kuantitas dan kualitas akademik sesuai visi dan misi
sekolah yang dikoordinir oleh Departemen Pendidikan Nasional.
Seleksi merupakan suatu proses pemilihan dari beberapa
alternatif yang tersedia melalui serangkaian langkah langkah
yang spesifik..
Tujuan diselenggarakan seleksi penerimaan siswa baru
adalah untuk menyaring peserta-peserta yang terdaftar sehingga
didapatkan siswa - siswi yang berkualitas agar dapat
menghasilkan lulusan yang bermutu dan tercapainya efisiensi
yang optimal pada kegiatan penerimaan siswa baru yang sesuai
dengan kapasitas.
2.6

f1 : kriteria ke 1
f2 : kriteria ke 2
fk : kriteria ke k
a1 : alternatif ke 1
a2 : alternatif ke 2
an : alternatif ke n

Seleksi Penerimaaan Siswa Baru

Desain Penelitian

Prosedur Promethee :
1)

Menentukan beberapa alternatif yang ada dalam lingkup


masalah dan akan di pilih sebagai solusi.

2)

Menentukan beberapa kriteria yang akan digunakan dalam


proses pengambilan keputusan.

3)

Menentukan dominasi kriteria


Hal ini didasarkan pada karakteristik tujuan dari setiap
kriteria.

4)

Menentukan tipe fungsi preferensi untuk setiap kriteria yang


paling cocok didasarkan pada data dan pertimbangan di
lapangan.

5)

Memberikan nilai parameter untuk


berdasarkan preferensi yang telah dipilih.

6)

Memberi nilai kriteria atau skor alternatif untuk masingmasing alternatif yang akan dilakukan proses pemilihan.

7)
8)

setiap

Start

kriteria

Membandingkan nilai kriteria untuk setiap alternatif dengan


mempertimbangkan dominasi kriteria dan preferensi yang
telah dipilih serta nilai parameter yang diberikan.
Promethee ranking.
Dalam metode promethee ada 2 macam perangkingan yang
disandarkan pada hasil berhitungan, antara lain :
a)

Perangkingan Parsial yang didasarkan pada nilai Leaving


Flow dan Enter Flow.

b)

Perangkingan lengkap atau complete yang didasarkan


pada nilai Net Flow.

Masukkan nilai perbandingan antar kriteria


Gambar 2.2 Desain Penelitian
Hitung TPV

3. HASIL PENELITIAN
1.

Hitung maks
Analisis Metode AHP dan Promethee Kedalam Perangkat
Lunak
Hitung CI
Hitung CR

CR 0.1
Bobot adalah TPV

Finish

Gambar 3.1 Flow Chart perhitungan bobot


dengan AHP
Start
Metode AHP digunakan
untuk menghitung bobot dari setiap
kriteria yang menjadi test dalam seleksi penerimaan siswa
baru. Perhitungan bobot ini didasarkan pada pemberian nilai
preferensi
Masukkan
antar
nilaikriteria
pesertayang
terhadap
diberikan
kriteria oleh
nya koordinator
seleksi. Selanjutnya nilai preferensi ini dibuat kedalam suatu
matrix dan dihitung nilai Total Priority Value (TPV).
Kemudian dilakukan uji konsisensi untuk melihat apakah
nilai-nilai preferensi antar kriteria tadi dapat diterima atau
tidak.
konsistensi ini akan memperoleh konsistensi
Baca Hasil
bobot uji
kriteria
indeks (CI), dari konsistensi indeks diperoleh konsistensi
rasio (CR). Bila CR 0.1 maka nilai preferensi antar kriteria
Hitung
nilaidan
antar
peserta
kriteria
tertentu
(d) nya
tadiselisih
diterima
bobot
dari terhadap
tiap kriteria
adalah
nilai TPV
namun bila CR > 0.1maka nilai preferensi antar kriteria tadi
tidak dapat diterima dan proses pemberian nilai preferensi
antar kriteria harus diulangi. kemudian bobot dari tiap
kriteria tersebut akan dikalikan dengan nilai test dari tiap
Hitung nilai
preferensi
kriteria
peserta. Nilai
nilaiindeks
test yang
sudah
dikali bobot dari setiap
H (d) dengan peserta lain nya untuk
peserta akan dibandingkan
mendapatkan nilai indeks preferensi kriteria berdasarkan
kriteria tertentu. Kemudian dilakukan perhitungan nilai
indeks
preferensi
multikriteria.
Selanjutnya
dilakukan
Hitung
nilai indeks
preferensi multi
kriteria
perhitungan leaving flow dan entering flow. Hasil
pengurang]an leaving flow dengan entering flow adalah net
flow, yang menyatakan urutan perankingan lengkap.
Hitung nilai Leaving Flow

Hitung nilai Entering Flow

Hitung nilai Net Flow

alternatif peserta dengan urutan perankingan tertinggi

Finish

Gambar 3.2 Flow Chart perangkingan peserta dengan promethee

2. Data Flow Diagram

Gambar 3.3 Context Diagram SPK Seleksi PSB

Pada context diagram tersebut hanya memiliki 2 entitas luar


yaitu admin dan panitia dan 1 proses yaitu sistem pendukung
keputusan seleksi penerimaan siswa baru. Berdasarkan hasil
wawancara, pihak sekolah telah menunjuk koordinator seleksi
penerimaan siswa baru sebagai admin dan ketua penerimaan siswa
baru atau wakil ketua penerimaan siswa baru sebagai panitia.
Admin adalah orang yang menjalankan dan mengendalikan sistem
ini. Peranan admin yaitu meng-input-kan data peserta, nilai
perbandingan antar kriteria, nilai test tiap peserta dan data login
ke dalam sistem. Selain itu admin akan menerima laporan berupa
laporan pembobotan, laporan perangkingan dan konfirmasi data
login dari sistem ini. Peranan panitia hanya menerima laporan
berupa laporan pembobotan, laporan perangkingan dan konfirmasi
data login dari sistem ini.

3. Perhitungan Bobot Secara Manual


1. Masalah yang akan diangkat sudah teridentifikasi yaitu
masalah dalam penentuan bobot dari tiap kriteria yang
akan dijadikan penilaian dalam test seleksi penerimaan
siswa baru. Kriteria kriteria tersebut adalah : sholat,
penampilan, kepribadian, berpendapat, tulisan, bacaan,
berhitung dan prestasi. Berdasarkan kriteria - kriteria di
atas maka dapat ditentukan pohon hirarki dari penilaian
seleksi seperti pada gambar 3.4
2. Untuk menghitung nilai perbandingan tiap kriteria diambil
berdasarkan dari hasil quisioner yang terlampir pada
skripsi yang sudah di isi oleh koordinator seleksi pada saat
wawancara. Tingkat kepentingan antar kriteria yang sudah
didapat kemudian disusun dalam matriks perbandingan
berpasangan sesuai dengan skala penilaian perbandingan
berpasangan pada Tabel 2.1.
3. Selanjutnya untuk menghitung nilai TPV (Total Priority
Value) diperoleh dengan cara membagi setiap nilai
perbandingan antar kriteria dengan jumlah tiap kolom nya.

4.

Melakukan Uji Konsistensi Dengan Menghitung nilai


eigen atau ( maks ).
Setelah dihitung maka didapat maks = 8.198

5.

Menghitung nilai Consistency Index (CI)


Setelah dihitung maka didapat CI = 0.028

6.

Menghitung nilai Consistency Ratio (CR)


Setelah dihitung maka didapat CR = 0.019
Karena nilai CR 0,1 Arti nya nilai nilai preferensi antar
kriteria dalam matriks masih dapat di terima.
Setelah matriks diterima maka pembobotan yang telah
dilakukan dengan metode AHP dapat diterima sehingga
diperoleh bobot dari setiap kriteria seperti pada tabel 3.1

S
P
K
B
T
rueah
elrcpno
sihaprl
l
tsiaem
atnbp
snudai
inadl
gpian
an
tnS
e
l
e
k
s
i
Gambar 3.4 Hierarki Penilaian Seleksi

Tabel 3.1 Bobot Tiap Kriteria


No

Kriteria

Bobot

Sholat

0,354

Penampilan

0,172

Kepribadian

0,172

Berpendapat

0,067

Tulisan

0,067

Membaca

0,067

Berhitung

0,067

Prestasi

0,028

4.

Perangkingan Peserta Dengan Hasil Dipertimbangkan


Secara Manual

Berikut ini adalah data test dari 4 peserta yang memiliki hasil
dipertimbangkan :
Tabel 3.2 Data Test 4 Peserta
Kriteria

A1

A2

A3

A4

F1(.)

23

20

25

18

F2(.)

11

10

F3(.)

10

11

10

F4(.)

F5(.)

F6(.)

F7(.)

F8(.)

Jumlah

71

71

71

72

F1 = Kriteria Sholat
F2 = Kriteria Penampilan
F3 = Kriteria Kepribadian
F4 = Kriteria Berpendapat
F5 = Kriteria Bacaan
F6 = Kriteria Berhitung

F7 = Kriteria Tulisan
F8 = Kriteria Prestasi
A1 = Peserta ke 1
A2 = Peserta ke 2
A3 = Peserta ke 3
A4 = Peserta ke 4

Gambar 3.5 Halaman Menu Utama Administrator


5.2

Perhitungan Bobot Dengan Sistem


Pertama-tama admin akan memberikan penilaian pada
perbandingan berpasangan antar kriteria yaitu membandingkan
kriteria secara berpasangan sesuai kriteria yang diberikan lalu
memberikan nilai sesuai dengan tabel 2.1. Nilai perbandingan
berpasangan antar kriteria ini selanjutnya akan diproses dan
ditampilkan kedalam suatu bentuk matrix seperti pada gambar
4.2 sehingga menghasilkan nilai maks = 8,141 CI = 0,02 dan CR
= 0,0142. Karena nilai CR 0,1 Arti nya nilai-nilai preferensi
antar kriteria dalam matriks masih dapat di terima. Sehingga
didapatkan bobot untuk masing-masing kriteria yang sesuai
dengan perhitungan bobot secara manual.

Pada proses pemilihan peserta secara manual, koordinator


seleksi akan membandingkan berdasarkan jumlah hasil test
terlebih dahulu apabila masih sama kemudian akan
membandingkan dengan nilai pada kriteria sholat (F1) apabila
masih sama kemudian akan membandingkan nilai kriteria
penampilan (F2) dan apabila masih sama kemudian akan
membandingkan nilai krirteria kepribadian (F3). Pada contoh
kasus diatas maka diperoleh :
Tabel 3.3 Rangking Peserta Secara Manual
Peserta
A1

Rangking
3

A2

A3

A4

5. Pembangunan Perangkat Lunak


5.1 Antar Muka Menu Utama Admin
Form menu utama akan muncul setelah administrator
berhasil melakukan verifikasi login. pada form ini terdapat
sejumlah menu dan submenu yang dapat diakses oleh
administrator dengan cara meng klik menu lalu klik sub
menu yang ingin dipilih.

Gambar 3.6 Matrix Pencari Kekonsistenan


5.3 Perangkingan Peserta Dengan Sistem
1. Saat admin menginputkan data peserta yang telah
mengikuti test maka otomatis akan terdaftar sebagai
alternatif.
2. Sistem akan membaca data kriteria yang akan digunakan
sebagai test.
3. Sistem akan membaca data test dari setiap peserta.
4. Sistem menghitung selisih nilai test yang telah dikalikan
dengan bobot nya dari masing-masing peserta dengan
rumus :

d = f (ai) f (aj)

(A3,A2)

dimana :
f (a1)
f (a2)
d
test.

: nilai peserta ke i terhadap suatu test.


: nilai peserta ke j terhadap suatu test.
: selisih nilai antar dua peserta terhadap suatu

Berikut ini adalah data test dari contoh kasus 4 peserta pada
tabel 3.3 yang sudah dikali dengan bobot dari masingmasing kriteria sesuai dengan tabel 3.2 :
Tabel 3.4 Data Test 4 Peserta Dengan Bobot nya
Kriteria

A1

A2

A3

F1
(0,354
)

8,165

7,1

8,87
5

F2
(0,172
)

1,204

1,892

1,54
8

1,376

1,89
2

F3
(0,172
)

1,72

F4
(0,067
)

0,536

0,469

0,40
2

F5
(0,067
)

0,536

0,402

0,53
6

F6
(0,067
)
F7
(0,067
)
F8
(0,028
)

5.

0,536

0,469

0,603

0,40
2

0,603

0,40
2

A4

Tipe
Preferensi

Parameter

6,39

Linier
A1

A2p = 2,485
A3

A
1
1,72
A
2

0
0,428 0,375
Quasi
q = 0,172

A
1,72
3
A
4
0,603

0,028

0,625

Quasi
q = 0,172
0,160 0,339
0
0,5
Biasa 0,375

- 0,5

(A4,A1)
(A2,A3)

0,08
9

0,297

0,386

- 0,089

0,28
5

0,47

0,380

0,09

0,12
5

0,208

0,5

- 0,292

0,458

0,166

0,292

7.

8.

0,536

Biasa

0,536

Biasa
Peserta
A1

- Flow
Net
- 0,089

Rangking
3

0,536

A2
Biasa
A3

0,09

- 0,292

A4
Biasa

0,292

Berdasarkan tabel 4.1 diatas kemudian dihitung nilai indeks


preferensi kriteria berdasarkan tipe preferensi dan
parameter yang sudah ditentukan sebelum nya sehingga
akan didapatkan P(Ai,Aj) dan P(Aj,Ai).
Sistem menghitung nilai index preferensi multikriteria ()
dari masing-masing peserta dengan menjumlahkan nilai
indeks preferensi kriteria nya.
Berikut adalah perhitungan indeks preferensi multikriteria
untuk contoh kasus 4 peserta diatas :

(A1,A2)
(A2,A1)
(A1,A3)
(A3,A1)
(A1,A4)

A4

Admin melakukan klik


pada tombol SAVE agar
nilai
leaving flow,
entering flow, dan net flow
dari
masing-masing
peserta tersimpan kedalam
database sistem.
Sistem
menampilkan
peringkat dengan cara
mengurutkan nilai net flow
secara ascending. Nilai net
flow
didapat
melalui
pengurangan leaving flow

dengan entering flow.


untuk contoh kasus 4 peserta diatas dapat diperoleh
rangking berdasarkan net flow nya :

0,028
0

0,5

= ( 0,714 + 0 + 1 + 0 + 1 + 0 + 0 + 0 ) / 8 =
0,339
(A2,A4)
= ( 0,285 + 0 + 0 + 0 + 0 + 1 + 1 + 0 ) / 8 =
0,285
(A4,A2)
= ( 0 + 0 + 1 + 1 + 1 + 0 + 0 + 0 ) / 8 = 0,375
(A3,A4)
= ( 1 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 ) / 8 = 0,125
(A4,A3)
= ( 0 + 0 + 0 + 1 + 0 + 1 + 1 + 1 ) / 8 = 0,5
6. Sistem menghitung leaving flow (+), entering flow (-),
dan net flow () untuk masing-masing peserta
berdasarkan nilai indeks preferensi multikriteria yang
sudah didapat. Berikut adalah perhitungan leaving flow,
entering flow, dan net flow untuk contoh kasus 4 peserta
diatas :
Tabel 3.5 Promethee Rangking

= ( 0,428 + 0 + 1 + 1 + 1 + 0 + 0 + 0 ) / 8 = 0,428
= ( 0 + 1 + 0 + 0 + 0 + 1 + 1 + 1 ) / 8 = 0,5
= ( 0 + 0 + 0 + 1 + 0 + 1 + 1 + 0 ) / 8 = 0,375
= ( 0,285 + 1 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 ) / 8 = 0,16
= ( 0,714 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 ) / 8 =
0,089
= ( 0 + 1 + 0 + 1 + 0 + 0 + 1 + 1 ) / 8 = 0,5
= ( 0 + 1 + 0 + 1 + 0 + 1 + 1 + 1 ) / 8 = 0,625

Tabel 3.6 Rangking Peserta

Berikut adalah tampilan peringkat dari contoh kasus 4


peserta kedalam sistem :

4.
PENUTUP

Gambar 3.7 Form Tab Page Rangking Peserta

Setelah dilakukan analisis, perancangan dan pembangunan


aplikasi sistem pendukung keputusan seleksi penerimaan siswa
baru dengan menggunakan metode AHP dan promethee pada
SMA PGII 1 Bandung ini serta dilakukan pengujian hasil
penelitiannya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1)

Merancang dan membangun suatu sistem pendukung


keputusan yang lebih baik dari sistem sebelumya dimana
masih bersifat manual yang dapat digunakan untuk
membantu pihak sekolah dalam mengambil keputusan
dalam
menentukan
peserta
dengan
hasil
test
dipertimbangkan untuk menjadi peserta dengan hasil test
diterima menjadi siswa di sekolah tersebut
2) Metode AHP digunakan untuk mendapatkan bobot masingmasing kriteria dan metode promethee digunakan untuk
menganalisis kriteria karena promethee cukup baik dalam
memperhitungkan karakteristik dari data yang ada baik
berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Selain itu
promethee digunakan untuk mendapatkan bobot peserta
berupa netflow dan akan merangking peserta berdasarkan
netflow nya secara ascending. Rangking peserta ini
selanjutnya akan menjadi rekomendasi bagi sekolah
didalam menentukan peserta yang akan diterima menjadi
siswa.

UCAPAN TERIMA KASIH


Dalam penyusunan paper ini, penulis ingin menyampaikan
terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Allah SWT,
ayahanda dan ibunda tercinta, adikku tersayang, SMA PGII 1
Bandung, seluruh dosen program studi ilmu komputer dan
pendidikan ilmu komputer FPMIPA UPI, pegawai tata usaha
program studi ilmu komputer dan seluruh mahasiswa ilmu
komputer dan pendidikan ilmu komputer FPMIPA UPI khususnya
angkatan 2006 dan berbagai pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Kusrini. (2007). Konsep dan aplikasi Sistem pendukung
Keputusan. Yogyakarta : Andi.

[2] Sanada, Herry. (2013). Rancang Bangun Sistem


Pendukung Keputusan Seleksi Penerimaan Siswa Baru
Dengan Menggunakan Metode AHP Dan PROMETHEE
Di SMA. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung : tidak
diterbitkan.
[3] Subari dan Yuswanto. (2008). Panduan Lengkap
Pemrograman Visual Basic 6.0. Jakarta : Cerdas Pustaka
Publisher.
[4] Suryadi, Kadarsah dan Ramdhani. (2002). Sistem
Pendukung Keputusan : Suatu Wacana Struktural
Idealisasi dan Implementasi Konsep Pengambilan
Keputusan. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.
[5] Yayasan Pendidikan PGII Bandung. (2011). Program Kerja
SMA PGII 1 Bandung. Bandung : Yayasan PGII

Anda mungkin juga menyukai