ABSTRAK
Kegiatan seleksi penerimaan siswa baru di SMA PGII 1
Bandung yang telah berjalan masih memiliki kendala, yaitu
lamanya proses memilih peserta dari hasil dipertimbangkan
menjadi hasil diterima. Proses ini membutuhkan ketelitian dan
kehati-hatian sebab peserta yang dipilih harus berkualitas
sehingga memenuhi jumlah daya tampung yang ada. Proses ini
merupakan penilaian subjektif dari seorang koordinator seleksi
penerimaan siswa baru yang dilakukan secara manual. Oleh
karena itu, untuk memudahkan dan membantu pihak sekolah
dalam kegiatan seleksi penerimaan siswa baru didalam memilih
peserta dari hasil dipertimbangkan menjadi diterima sebagai siswa
maka perlu dibangun sebuah sistem pendukung keputusan yang
terkomputerisasi yang dapat membantu proses penentuan siswa
dengan metode AHP dan promethee. Analytical Hierarchy Process
(AHP) digunakan untuk perhitungan bobot kriteria dan Preference
Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation
(PROMETHEE) digunakan untuk mendapatkan bobot peserta dan
akan merangkingkan peserta sesuai dengan bobot nya. Sampel
pada penelitian ini menggunakan 8 data kriteria. Berdasarkan dari
penelitian, diperoleh bobot kriteria sholat sebesar 0.354,
penampilan sebesar 0.172, kepribadian sebesar 0.172, berpendapat
sebesar 0.067, tulisan sebesar 0.067, bacaan sebesar 0.067,
berhitung sebesar 0.067 dan prestasi sebesar 0.028. Kemudian
dari bobot kriteria yang sudah didapat maka dilakukan proses
pengurutan peserta yang akan menentukan alternatif yang optimal,
yaitu peserta terbaik.
Kata Kunci
Seleksi, Siswa, Kriteria, Sistem Pendukung Keputusan, AHP,
Promethee
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam proses pendidikan, meningkatnya mutu pendidikan
didukung oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang
mendorong meningkatnya mutu pendidikan adalah siswa.
Kegiatan seleksi siswa baru merupakan langkah awal untuk
meningkatkan mutu pendidikan yaitu menentukan kualitas
input. Kegiatan seleksi siswa baru selalu diawali dengan proses
Penerimaan Siswa Baru (PSB). Penerimaan Siswa Baru adalah
suatu kegiatan umum yang dilaksanakan hampir di seluruh
sekolah menjelang tahun ajaran baru.
SMA PGII 1 Bandung adalah instansi pendidikan di bawah
naungan Dinas Pendidikan Kota Bandung dan Yayasan
Pendidikan PGII merupakan salah satu SMA Swasta favorit di
kota Bandung yang berbasiskan akhlak islami. SMA PGII 1
Bandung memiliki komitmen yang kuat untuk melahirkan
siswa yang berkarakter unggul dan berakhlak mulia (Islami)
dalam suasana kultur sekolah dan manajemen yang transparan,
akuntabilitas, profesional, dan islami. Setiap awal tahun
pelajaran SMA PGII 1 Bandung memiliki jumlah peminat
cukup banyak [5].
Kegiatan penerimaan siswa baru di SMA PGII 1 Bandung
memakan waktu kurang lebih 3 bulan dan untuk proses seleksi
2)
Menentukan prioritas
elemen2.1 Struktur Hierarki
Gambar
a) Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen
adalah membuat perbandingan pasangan, yaitu
membandingkan elemen secara berpasangan sesuai
kriteria yang diberikan. Seperti pada tabel 2.2 dibawah
ini ( Pairwise Comparison ).
b)
Intensitas
Kepentinga
n
1
Keterangan
Penjelasan
Kedua elemen
sama penting nya
Dua elemen
mempunyai pengaruh
yang sama besar
terhadap tujuan
Pengalaman dan
penilaian sedikit
menyokong satu
elemen dibandingkan
elemen lainnya.
Pengalaman dan
penilaian sangat kuat
menyokong satu
elemen dibandingkan
atas elemen lain nya
Satu elemen yang kuat
disokong dan
dominannya telah
terlihat dalam praktek
Bukti yang mendukung
elemen yang satu
terhadap elemen lain
memiliki tingkat
penegasan tertinggi
yang mungkin
menguatkan.
Nilai ini diberikan bila
ada dua kompromi
diantara dua pilihan.
2, 4, 6, 8
Kebalikan
CI =
( maks n)
( n 1)
n = banyaknya elemen
6)
CR=
Nilai-nilai antara
dua nilai
perbandingan
yang berdekatan
Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka
bila dibandingkan dengan aktivit as j, maka
j mempunyai nilai kebalikannya bila
dibandingkan dengan i.
CI
RI
3)
4)
Sintesis
Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan ber
pasangan disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas.
Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah:
a) Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks
b) Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom
yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi
matriks.
c) Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan
membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan
nilai rata-rata.
Mengukur Konsistensi
Method
For
intensitas yang kuat dalam pilihan untuk suatu kriteria diatas yang
lainnya.
Data dasar untuk analisis dalam metode promethee disajikan
dalam tabel di bawah ini [4]:
Tabel 2.4 Data Dasar Analisis Promethee
f1
f2
fk
a1
f1(a1)
f2(a1)
fk(a1)
a2
f1(a2)
f2(a2)
fk(a2)
an
f1(an)
f2(an)
fk(an)
2.5
f1 : kriteria ke 1
f2 : kriteria ke 2
fk : kriteria ke k
a1 : alternatif ke 1
a2 : alternatif ke 2
an : alternatif ke n
Desain Penelitian
Prosedur Promethee :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Memberi nilai kriteria atau skor alternatif untuk masingmasing alternatif yang akan dilakukan proses pemilihan.
7)
8)
setiap
Start
kriteria
b)
3. HASIL PENELITIAN
1.
Hitung maks
Analisis Metode AHP dan Promethee Kedalam Perangkat
Lunak
Hitung CI
Hitung CR
CR 0.1
Bobot adalah TPV
Finish
Finish
4.
5.
6.
S
P
K
B
T
rueah
elrcpno
sihaprl
l
tsiaem
atnbp
snudai
inadl
gpian
an
tnS
e
l
e
k
s
i
Gambar 3.4 Hierarki Penilaian Seleksi
Kriteria
Bobot
Sholat
0,354
Penampilan
0,172
Kepribadian
0,172
Berpendapat
0,067
Tulisan
0,067
Membaca
0,067
Berhitung
0,067
Prestasi
0,028
4.
Berikut ini adalah data test dari 4 peserta yang memiliki hasil
dipertimbangkan :
Tabel 3.2 Data Test 4 Peserta
Kriteria
A1
A2
A3
A4
F1(.)
23
20
25
18
F2(.)
11
10
F3(.)
10
11
10
F4(.)
F5(.)
F6(.)
F7(.)
F8(.)
Jumlah
71
71
71
72
F1 = Kriteria Sholat
F2 = Kriteria Penampilan
F3 = Kriteria Kepribadian
F4 = Kriteria Berpendapat
F5 = Kriteria Bacaan
F6 = Kriteria Berhitung
F7 = Kriteria Tulisan
F8 = Kriteria Prestasi
A1 = Peserta ke 1
A2 = Peserta ke 2
A3 = Peserta ke 3
A4 = Peserta ke 4
Rangking
3
A2
A3
A4
d = f (ai) f (aj)
(A3,A2)
dimana :
f (a1)
f (a2)
d
test.
Berikut ini adalah data test dari contoh kasus 4 peserta pada
tabel 3.3 yang sudah dikali dengan bobot dari masingmasing kriteria sesuai dengan tabel 3.2 :
Tabel 3.4 Data Test 4 Peserta Dengan Bobot nya
Kriteria
A1
A2
A3
F1
(0,354
)
8,165
7,1
8,87
5
F2
(0,172
)
1,204
1,892
1,54
8
1,376
1,89
2
F3
(0,172
)
1,72
F4
(0,067
)
0,536
0,469
0,40
2
F5
(0,067
)
0,536
0,402
0,53
6
F6
(0,067
)
F7
(0,067
)
F8
(0,028
)
5.
0,536
0,469
0,603
0,40
2
0,603
0,40
2
A4
Tipe
Preferensi
Parameter
6,39
Linier
A1
A2p = 2,485
A3
A
1
1,72
A
2
0
0,428 0,375
Quasi
q = 0,172
A
1,72
3
A
4
0,603
0,028
0,625
Quasi
q = 0,172
0,160 0,339
0
0,5
Biasa 0,375
- 0,5
(A4,A1)
(A2,A3)
0,08
9
0,297
0,386
- 0,089
0,28
5
0,47
0,380
0,09
0,12
5
0,208
0,5
- 0,292
0,458
0,166
0,292
7.
8.
0,536
Biasa
0,536
Biasa
Peserta
A1
- Flow
Net
- 0,089
Rangking
3
0,536
A2
Biasa
A3
0,09
- 0,292
A4
Biasa
0,292
(A1,A2)
(A2,A1)
(A1,A3)
(A3,A1)
(A1,A4)
A4
0,028
0
0,5
= ( 0,714 + 0 + 1 + 0 + 1 + 0 + 0 + 0 ) / 8 =
0,339
(A2,A4)
= ( 0,285 + 0 + 0 + 0 + 0 + 1 + 1 + 0 ) / 8 =
0,285
(A4,A2)
= ( 0 + 0 + 1 + 1 + 1 + 0 + 0 + 0 ) / 8 = 0,375
(A3,A4)
= ( 1 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 ) / 8 = 0,125
(A4,A3)
= ( 0 + 0 + 0 + 1 + 0 + 1 + 1 + 1 ) / 8 = 0,5
6. Sistem menghitung leaving flow (+), entering flow (-),
dan net flow () untuk masing-masing peserta
berdasarkan nilai indeks preferensi multikriteria yang
sudah didapat. Berikut adalah perhitungan leaving flow,
entering flow, dan net flow untuk contoh kasus 4 peserta
diatas :
Tabel 3.5 Promethee Rangking
= ( 0,428 + 0 + 1 + 1 + 1 + 0 + 0 + 0 ) / 8 = 0,428
= ( 0 + 1 + 0 + 0 + 0 + 1 + 1 + 1 ) / 8 = 0,5
= ( 0 + 0 + 0 + 1 + 0 + 1 + 1 + 0 ) / 8 = 0,375
= ( 0,285 + 1 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 ) / 8 = 0,16
= ( 0,714 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 ) / 8 =
0,089
= ( 0 + 1 + 0 + 1 + 0 + 0 + 1 + 1 ) / 8 = 0,5
= ( 0 + 1 + 0 + 1 + 0 + 1 + 1 + 1 ) / 8 = 0,625
4.
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
[1] Kusrini. (2007). Konsep dan aplikasi Sistem pendukung
Keputusan. Yogyakarta : Andi.