Katarak
Katarak
A. LENSA
1.
Anatomi Lensa
Pada manusia, lensa mata bikonveks, tidak mengandung pembuluh
darah, transparan, dengan diameter 9 mm, dan tebal sekitar 5 mm. Lensa
terdiri dari kapsul, epitel lensa, korteks dam nucleus.
lentis),
yang
melekat
pada
ekuator
lensa,
serta
terdiri
dari water
insoluble. Water
soluble merupakan protein intraseluler yang terdiri dari alfa (), beta ()
dan
delta
()
kristalin,
sedang
yang
termasuk
dalam water
insoluble adalah urea soluble dan urea insoluble. Kandungan kalium lebih
tinggi di lensa daripada di kebanyakan jaringan lain. Seperti telah
disinggung sebelumnya, tidak ada serat nyeri, pembuluh darah atau saraf
di lensa.
2.
Embriologi Lensa
Mata berasal dari tonjolan otak (optic vesicle). Lensanya berasal
Fungsi Lensa
Fungsi utama lensa adalah memfokuskan berkas cahaya ke retina.
Supaya hal ini dapat dicapai, maka daya refraksinya harus diubah-ubah
sesuai dengan sinar yang datang sejajar atau divergen. Perubahan daya
refraksi lensa disebut akomodasi. Hal ini dapat dicapai dengan mengubah
lengkungnya lensa terutama kurvatura anterior.
10
4.
Pemeriksaan Lensa
Pemeriksaan
lensa
dilakukan
dengan
menentukan
visus,
Definisi
Katarak adalah kelainan pada lensa berupa kekeruhan lensa yang
Epidemiologi
11
Katarak
0,78 %
Kelainan kornea
0,13 %
Penyakit glaukoma
Kelainan refraksi
0,14 %
Kelainan retina
0,03 %
Kelainan nutrisi
0,02 %
3.
Etiologi
0,20 %
mellitus.
f. Obat-obat
tertentu
(misalnya
kortikosteroid,
klorokuin,
Patofisiologi
12
yang
menghamburkan
berkas
cahaya
dan
mengurangi
Hidrasi
Sklerosis
Serabut-serabut lensa yang terbentuk lebih dahulu akan terdorong ke
arah tengah sehingga bagian tengah menjadi lebih padat (yang disebut
nucleus), mengalami dehidrasi serta penimbunan kalsium dan pigmen
5.
Klasifikasi
Berdasarkan usia :
1)
2)
3)
b.
Nuklear
2)
Kortikal
3)
c.
Insipien
2)
Imatur
3)
Matur
13
4)
d.
Hipermatur
Menurut kecepatan perkembangannya :
1)
Stationary
2)
Progressive
e.
Lamellar
2)
Coralliform
3)
Pungtata
f. Menurut etiologi :
1)
Katarak primer
2)
Katarak sekunder
g.
6.
Menurut konsistensinya :
1)
Katarak lunak
2)
Katarak keras
Katarak kapsulolentikular
Katarak lentikular
14
fundus
tidak
dapat
terlihat
pada
pemeriksaan
polaris
posterior
disebabkan
menetapnya
15
pada
pemeriksaan
oftalmoskopi
maka
dilakukan
pembedahan.
4)
Katarak Nuklear
Katarak semacam ini jarang ditemukan dan tampak
Katarak Sutural
Katarak sutural merupakan kekeruhan lensa pada daerah
perkembangan
serat-serat
lensa
sehingga
biasanya
untuk
memperbaiki
tajam
penglihatan
ialah
16
Katarak Nuklear
Inti lensa dewasa selama hidup bertambah besar dan menjadi
Katarak Kortikal
Pada katarak kortikal terjadi penyerapan air sehingga lensa
17
refraksi
lensa.
Pada
keadaan
ini
penderita
seakan-akan
18
bertambah
cembung.
Pencembungan
lensa
ini
akan
19
dalam.
Uji
bayangan
iris
memberikan
gambaran
pseudopositif.
Akibat masa lensa yang keluar melalui kapsul lensa dapat
menimbulkan penyulit berupa uveitis fakotoksik atau glaukom
fakolitik.
20
7.
Insipien
6/6
Ringan
Normal
Normal
Normal
Normal
Negatif
-
Imatur
(6/6 1/60)
Sebagian
Bertambah
Terdorong
Dangkal
Sempit
Positif
Glaukoma
Matur
(1/300-1/~)
Seluruh
Normal
Normal
Normal
Normal
Negatif
-
Hipermatur
(1/300-1/~)
Masif
Berkurang
Tremulans
Dalam
Terbuka
Pseudopositif
Uveitis + Glaukoma
21
22
ergot,
naftalein,
dinitrofenol,
triparanol,
antikolinesterase,
23
b.
Fotofobia
c.
Penglihatan ganda
d.
e.
f.
g.
Katarak Inti/Nuclear
Menjadi lebih rabun jauh sehingga mudah melihat dekat, dan untuk
24
Katarak Kortikal
Kekeruhan putih dimulai dari tepi lensa dan berjalan ketengah
sehingga mengganggu penglihatan
Penglihatan jauh dan dekat terganggu
Penglihatan merasa silau dan hilangnya penglihatan kontra
c.
Katarak Subscapular
Kekeruhan kecil mulai dibawah kapsul lensa, tepat jalan sinar
masuk
Dapat terlihat pada kedua mata
Mengganggu saat membaca
Memberikan keluhan silau dan halo atau warna sekitar sumber
cahaya
Mengganggu penglihatan
9. Diagnosis
Diagnosis katarak dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan oftalmologi.
a. Anamnesis
Pada anamnesis didapatkan adanya keluhan yang merupakan gejala
utama yaitu : Penglihatan yang berangsur-angsur memburuk atau
berkurang dalam beberapa bulan atau tahun merupakan gejala utama.
Penurunan ketajaman penglihatan secara progresif (gejala utama katarak).
Mata tidak merasa sakit, gatal atau merah. Gambaran umum gejala katarak
yang lain, yaitu : berkabut, berasap, penglihatan tertutup film. Perubahan
daya lihat warna. Gangguan mengendarai kendaraan pada malam hari,
lampu besar sangat menyilaukan mata. Lampu dan matahari sangat
mengganggu karena silau. Sering meminta ganti resep kacamata.
Penglihatan ganda. Menjadi baik untuk melihat dekat pada pasien rabun
dekat (hipermetropia).
25
b. Pemeriksaan oftalmologi
-
Slit lamp
Penatalaksanaan
a) Katarak Kongenital
Katarak kongenital merupakan katarak yang terjadi sejak bayi dalam
kandungan dan segera dapat terlihat sesudah bayi lahir. Korteks dan nukleus
lensa mata bayi mempunyai konsistensi yang cair. Bila kekeruhan lensa sudah
demikian berat sehingga fundus bayi sudah tidak dapat dilihat pada
funduskopi maka untuk mencegah ambliopia dilakukan pembedahan
secepatnya. Katarak kongenital sudah dapat dilakukan pembedahan pada usia
26
2 bulan pada satu mata. Paling lambat yang lainnya sudah dilakukan
pembedahan bila bayi berusia 2 tahun.
Sekarang dilakukan pembedahan lensa pada katarak kongenital dengan
melakukan di sisi lensa, dengan menyayat kapsul anterior lensa dan
mengharapkan masa lensa yang cair keluar bersama akuos humor atau
difagositosis oleh makrofag. Biasanya sesudah beberapa waktu terjadi
penyerapan sempurna masa lensa sehingga tidak terdapat lensa lagi, keadaan
ini disebut afakia.
Penyulit di sisi lensa
Masa lensa yang telah keluar dari kapsulnya merupakan benda asing untuk
jaringan mata sehingga menimbulkan reaksi radang terhadap masa lensa tubuh
sendiri yang disebut uveitis fakoanafilaktik. Kadang-kadang massa lensa yang
keluat ini mengakibatkan penyumbatan jalan keluar akuos humor pada sudut
bilik mata sehingga terjadi pembendungan akuos humor di dalam bola mata
yang akan mengakibatkan naiknya tekanan bola mata yang disebut glaukoma
sekunder. Bila sisa lensa tidak diserap seluruhnya dan menimbulkan jaringan
finrosis akan terjadi katarak sekunder. Katrak sekunder yang kecil walaupun
terletak di depan pupil dapat tidak akan mengganggu tajam penglihatan.
Kadang-kadang katarak sekunder ini sangat tebal sehingga mengganggu
perlihatan maka dalam keadaan demikian dapat dilakukan di sisi lensa.
b) Pembedahan Katarak Senil
Pengobatan pada katarak adalah pembedahan. Untuk menentukan waktu
kapan katarak dapat dibedah ditentukan oleh keadaan tajam penglihatan dan
bukan oleh hasil pemeriksaan. Pembedahan dilakukan jika penderita tidak
dapat melihat dengan baik dengan bantuan kacamata untuk melakukan
kegiatan sehari-hari. Beberapa penderita mungkin merasa penglihatannya
lebih baik hanya dengan mengganti kacamatanya atau menggunakan kacamata
bifokus yang lebih kuat. Jika katarak tidak mengganggu biasanya tidak perlu
dilakukan pembedahan.
27
Cataract
Extraction
(ICCE)
atau
ekstraksi
intrakapsular.
Ekstraksi katarak intrakapsular merupakan tindakan umum pada
katarak senil karena bersamaan dengan proses degenerasi lensa juga
terjadi degenerasi zonula Zinn sehingga dengan memutuskan zonula
ini dengan menarik lensa, maka lensa dapat keluar bersama-sama
dengan kapsul lensa.
2. Extracapsular
Cataract
Extraction
(ECCE)
atau
ekstraksi
ekstrakapsular.
Katarak ekstraksi ekstrakapsular dilakukan dengan merobek kapsul
anterior lensa dan mengeluarkan lensa dan korteks lensa. Dilakukan
pada katarak senil bila tidak mungkin dilakukan intrakapsular misal
pada keadaan terdapatnya banyak sinekia posterior bekas suatu uveitis
sehingga bila kapsul ditarik akan mengkibatkan penarikan kepada iris
yang akan menimbulkan perdarahan.
Ekstrakapsular sering dianjurkan pada katarak dengan miopia
tinggi untuk mencegah mengalirnya badan kaca yang cair keluar,
dengan meninggalkan kapsul posterior untuk menahannya. Pada saat
28
Insisi yang dilakukan kecil, dan tidak diperlukan benang untuk menjadhit
karena akan menutup sendiri. Hal ini akan mengurangi resiko terjadinya
astigmatisma, dan rasa adanya benda asing yang menempel setelah
29
Cepat menyembuh.
Struktur mata tetap intak, karena insisi yang kecil tidak mempengaruhi
struktur mata.
Operasi katarak sering dilakukan dan biasanya aman. Setelah pembedahan
sering sekali terjadi infeksi atau perdarahan pada mata yang bisa
menyebabkan gangguan penglihatan yang serius. Untuk mencegah infeksi,
mengurangi perdarahan, atau mempercepat penyembuhan, beberapa minggu
setelah pembedahan diberikan tetes mata atau salep. Untuk menghindari mata
dari cedera, pasien sebaiknya menggunakan kacamata atau pelindung mata
yang terbuat dari logam sampai luka pembedahan benar-benar sembuh.
Persiapan bedah katarak
Dilakukan pemeriksaan tajam penglihatan, Uji Anel, Tonometri dari ada
atau tidak adanya infeksi di sekitar mata.
Pemeriksaan keadaan umum penderita sebaiknya sudah terkontrol gula
darah, tekanan darah selain penderita sudah diperiksa paru untuk mencegah
kemungkinan batuk pada saat pembedahan atau pasca bedah.
11.
Komplikasi
Glaucoma dikatakan sebagai komplikasi katarak. Glaucoma ini dapat
Fakolitik
-
30
Fakotopik
-
Fakotoksik
-
dengan
terdapatnya
bakteri
pathogen
termasuk
Prognosis
Prognosis penglihatan untuk pasien anak-anak yang memerlukan
31
Pencegahan
Umumnya katarak terjadi bersamaan dengan bertambahnya umur
yang tidak dapat dicegah. Pemeriksaan mata secara teratur sangat perlu untuk
mengetahui adanya katarak. Bila telah berusia 60 tahun sebaiknya mata
diperiksa setiap tahun. Pada saat ini dapat dijaga kecepatan berkembangnya
katarak dengan :
Tidak merokok, karena merokok dapat meningkatkan radikal bebas dalam
tubuh, sehingga risiko katarak dapat bertambah.
Pola makan yang sehat, memperbanyak konsumsi buah dan sayur.
Lindungi mata dari sinar matahari, karena sinar UV mengakibatkan
katarak pada mata.
Menjaga kesehatan tubuh dari penyakit seperti kencing manis dan penyakit
lainnya.
32
DAFTAR PUSTAKA
Sidharta;
Mailangkay;
Taim,
Hilman;
Saman,Raman;
Jakarta. 2006.
4. Vaughan, Daniel; Asbury, Taylor; Riordan-Eva, Paul. Oftalmologi Umum.
31 Maret 2011.
33