PENGERTIAN
Nifas adalah masa yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika organ kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Masa nifas ini berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Saifuddin dalam
Astuti, 2009). Puerperium (masa nifas) adalah masa sesudah persalinan yang
diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu.
Kejadian yang terpenting dalam nifas adalah involusi dan laktasi ( Saifuddin,
2006). Periode postpartum adalah waktu penyembuhan dan perubahan,
waktu kembali pada keadaan tidak hamil, serta penyesuaian terhadap
hadirnya anggota keluarga baru (Mitayani, 2009). Batasan waktu nifas yang
paling singkat (minimum) tidak ada batas waktunya, bahkan bisa jadi dalam
waktu yang relative pendek darah sudah tidak keluar, sedangkan batasan
maksimumnya adalah 40 hari. Jadi masa nifas (puerperium) adalah masa
setelah keluarnya plasenta sampai alat alat reproduksi pulih seperti sebelum
hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40
hari.
Selama masa nifas dapat terjadi 4 masalah utama:
1.
2.
3.
4.
B. PERIODE
Masa nifas dibagi dalam 3 periode:
1. Early post partum
Dalam 24 jam pertama.
2. Immediate post partum
Minggu pertama post partum.
3. Late post partum
Minggu kedua sampai dengan minggu keenam.
C. TANDA DAN GEJALA
1. Perubahan Fisik
a. Sistem Reproduksi
No
1.
2.
Uterus
Waktu
Segera setelah
TFU
Pertengahan simpisis
lahir
dan umbilikus
1 jam setelah
Umbilikus
Kontraksi
Lembut
lahir
3.
12 jam setelah
1 cm di atas pusat
lahir
4.
setelah 2 hari
Turun 1 cm/hari
Berkurang
4.
Proses ini dipercepat oleh rangsangan pada puting susu.
-
Lochea
Komposisi
Jaringan endometrial, darah dan limfe.
Tahap
a. Rubra (merah) : 1-3 hari.
b. Serosa (pink kecoklatan)
c. Alba (kuning-putih) : 10-14 hari
Lochea terus keluar sampai 3 minggu.
Siklus Menstruasi
Ibu menyusui paling awal 12 minggu rata-rata 18 minggu, untuk itu
tidak menyusui akan kembali ke siklus normal.
Ovulasi
Serviks
Segera setelah lahir terjadi edema, bentuk distensi untuk beberapa hari,
struktur internal kembali dalam 2 minggu, struktur eksternal melebar
dan tampak bercelah.
Vagina
Nampak berugae kembali pada 3 minggu, kembali mendekati ukuran
seperti tidak hamil, dalam 6 sampai 8 minggu, bentuk ramping lebar,
produksi mukus normal dengan ovulasi.
Perineum
Episiotomi
Penyembuhan dalam 2 minggu.
Laserasi
TK I
Hormon Plasenta
HCG (-) pada minggu ke-3 post partum, progesteron plasma tidak
terdeteksi dalam 72 jam post partum normal setelah siklus
menstruasi.
-
Hormon pituitari
Prolaktin serum meningkat terjadi pada 2 minggu pertama,
menurun sampai tidak ada pada ibu tidak menyusui FSH, LH,
tidak ditemukan pada minggu I post partum.
d. Sistem Kardiovaskuler
-
Tanda-tanda vital
Tekanan darah sama saat bersalin, suhu meningkat karena
dehidrasi pada awal post partum terjadi bradikardi.
Volume darah
Menurun karena kehilangan darah dan kembali normal 3-4
minggu
Persalinan normal : 200 500 cc, sesaria : 600 800 cc.
Perubahan hematologik
Ht meningkat, leukosit meningkat, neutrophil meningkat.
Jantung
Kembali ke posisi normal, COP meningkat dan normal 2-3
minggu.
e. Sistem Respirasi
Fungsi paru kembali normal, RR : 16-24 x/menit, keseimbangan
asam-basa kembali setelah 3 minggu post partum.
f. Sistem Gastrointestinal
-
g. Sistem Urinaria
-
h. Sistem Muskuloskeletal
Terjadi relaksasi pada otot abdomen karena terjadi tarikan saat hamil.
Diastasis rekti 2-4 cm, kembali normal 6-8 minggu post partum.
i. Sistem Integumen
Hiperpigmentasi perlahan berkurang.
j. Sistem Imun
Rhesus incompability, diberikan anti RHO imunoglobin.
D. PATOFISIOLOGI
Terlampir
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Darah lengkap
Hb, Ht, Leukosit, trombosit.
Urine lengkap
F. KOMPLIKASI
1. Perdarahan Pasca Persalinan
a. Pengertian
Perdarahan pasca persalinan adalah perdarahan atau hilangnya darah 500
cc atau lebih yang terjadi setelah anak lahir. Perdarahan dapat terjadi sebelum,
selama, atau sesudah lahirnya plasenta.
Definisi lain menyebutkan Perdarahan Pasca Persalinan adalahperdarahan
500 cc atau lebih yang terjadi setelah plasenta lahir. Perdarahan post partum ada
kalanya merupakan perdarahan yang hebat dan menakutkan sehingga dalam
waktu singkat wanita jatuh ke dalam syok, ataupun merupakan perdarahan
yang menetes perlahan-lahan tetapi terus menerus dan ini juga berbahaya karena
akhirnya jumlah perdarahan menjadi banyak yang mengakibatkan wanita menjadi
lemas dan juga jatuh dalam syok .
b. Klasifikasi
Menurut waktu terjadinya dibagi atas dua bagian (Manuaba, 2001):
terutama yang berada disekitar pembuluh darah yang mensuplai darah pada
tempat
perlengketan
plasenta.
Atonia
uteri
terjadi
ketika
preeklamsia
2) Retensio Plasenta
Perdarahan yang disebabkan karena plasenta belum lahir hingga
atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir. Hal itu disebabkan
karena plasenta belum lepas dari dinding uterus atau plasenta sudah
lepas, akan tetapi belum dilahirkan (Wiknjosastro, 2002). Pada
plasenta
di
dalam
kavum
uteri,
menimbulkan
bahaya
perdarahan,
infeksi
karena
plasenta
dan
terjadi
degenerasi
sel
ganas
koriokarsinoma(Manuaba, 2001).
3) Laserasi Jalan Lahir
Perdarahan yang terjadi karena adanya robekan pada jalan lahir
(perineum,
vulva,
vagina,
portio,
atau
uterus).
Robekan
plasenta karena
Pasca
Diagnosa
Atonia uteri
terlentang menghambat
aliran darah keluar
1. Perdarahan segera(P3)
1. Pucat
Robekan jalan lahir
2. Darah segar yang mengalir 2. Lemah
3. Menggigil
segera setelah bayi lahir(P3)
3. Uterus kontraksi baik
4. Plasenta lengkap
1. Plasenta belum lahir setelah 30 1. Tali pusat putus akibat Retensio Plasenta
menit
2. Perdarahan segera (p3)
3. Uterus kontraksi baik
traksi berlebihan
2. Iversio uteri
tarikan
3. Perdarahan lanjutan
pembuluh
darah)tidak lengkap
2. Perdarahan segera(P3)
akibat
berkontraksi Tertinggalnya
setelah persalinan.
4. Perdarahan sekunder atau P2S.
5. Perdarahan
bervariasi
(ringan
atau
berat,
Inversio uteri
1. Perdarahan
terlambat
2. Endometritis
atau
sisa
plasenta
terus
(terinfeksi
atau tidak)
1. Syok
2. Nyeri tekan perut
3. Denyut nadi ibu cepat
Robekan
uterus
dinding
(ruptura
uteri)
f. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium
a) Pemeriksaan darah lengkap harus dilakukan sejak periode antenatal
terutama pemeriksaan Hb
b) Pemeriksaan golongan darah dan test antibodi harus dilakukan
sejak antenatal
c) Perlu dilakukan pemeriksaan koagulasi seperti waktu perdarahan dan
waktu pembekuan.
2) Pemeriksaan radiologi
a) Pemeriksaan USG dapat membantu melihat adanya bekuan
darahdan retensi sisa plasenta
b) Pemeriksaan
USG
periode
antenatal
dilakukan
untuk
a. Pengertian
Infeksi masa nifas adalah keadaan yang mencakup semua
peradangandalam masa nifas. Masukya kuman-kuman dapat terjadi
dalam kehamilan atau saat persalinan/saat nifas. Demam nifas adalah
demam dalam nifas oleh sebab apapun. Morbiditas puerpuralis adalah kenaikan
suhu sampai38 C atau lebih selama 2 hari dalam sepuluh hari pertama
postpartum,kecuali pada hari pertama. Suhu diukur dari mulut sedikitnya 4x/hari.
b. Klasifikasi
1) Infeksi yang terbatas pada perineum, vulva, vagina, serviks, dan
endometrium
a) Vulvitis
Insersio
plasenta,dan
dalam
waktu
singkat
dahulu tromboflebitis pada vena-vena diuterus serta sinussinus pada bekas tempat plasenta. Tromboflebitis ini menjalar
ke vena uterine, vena hipogastrika, dan/atau vena ovarii
(tromboflebitis pelvika). Dari tempat-tempat thrombus itu
embolus kecil yang mengandung kuman-kuman dilepaskan.
Tiap kali dilepaskan, embolus masuk ke peredaran darah umum dan
dibawa oleh aliran darah ketempat-tempat lain, antaranya ke
paru-paru,
ginjal,
otak, jantung,
dan
sebagainya,
dan
Banyak
banyak,
pre-eklamsia,
juga
infeksi
lain,
kuman-kuman.
Droplet infection: Sarung tangan atau alatalat terkena kontaminasi bakteri
3)
4)
Coitus pada akhir kehamilan tidak merupakan sebab infeksi penting, kecuali
5)
f.
Manifestasi Klinis
1) Infeksi pada perineum, vulva, vagina, dan serviks.
Gejalanya berupa rasa nyeri serta panas pada tempat
infeksi, dan kadang-kadang perih bila kencing. Bilamana getah
radang bisa keluar, biasanya keadaannya tidak berat suhu sekitar 38 C,
dan nadi dibawah 100 per menit. Bila luka terinfeksi tertutup oleh
jahitan dan getah radang tidak dapat keluar, demam bisa naik sampai 3940C dengan kadang-kadang disertai menggigil.
2) Endometritis
Uterus pada endometritis agak membesar, serta nyeri pada
perabaan,dan lembek. Mulai hari ke-3 suhu meningkat, nadi menjadi
cepat, akan tetapi dalam beberapa hari suhu dan nadi menurun dan dalam
kurang dari satu minggu keadaan sudah normal kembali. Lokia pada
endometritis, biasanya bertambah dan kadang-kadang berbau.
3) Septikimia
Sampai tiga hari postpartum suhu meningkat dengan cepat,
biasanya disertai dengan menggigil. Selanjutnya, suhu berkisar antara 3940C, keadaan umum cepat memburuk, nadi menjadi cepat (140160/menit atau lebih). Penderita dapat meninggal dalam 6-7 hari
postpartum.
4) Piemia
Penderita tidak lama postpartum sudah merasa sakit,
perut nyeri dansuhu agak meningkat. Akan tetapi, gejala-gejala
infeksi umum dengan suhu tinggi serta menggigil terjadi setelah
kuman-kuman dengan embolus memasuki peredaran darah umum. Satu
ciri khusus pada piemia ialah bahwa berulang-ulang suhu meningkat dengan
cepatdi sertai dengan menggigil, kemudian diikuti oleh turunnya suhu.
5) Peritonitis
Yang tidak menjadi peritonitis umum, terbatas pada
daerah pelvis. Penderita demam, perut bawah nyeri, tetapi keadaan umum
tetap baik. Peritonitis umum disebabkan oleh kuman yang sangat pathogen
dan merupakan penyakit berat. Suhu meningkat menjadi tinggi,
nadi cepat dan kecil, perut kembung dan nyeri, ada
defensemusculaire.
Muka penderita
yang
mulanya
kemerah-merahan,
supaya
persalinan
tidak
berlarut-larut,
masker,
alat-alat,
kain-kain
yang
dilakukan
jika
dipakai
perlu,
h. Pengobatan Infeksi
1) Lakukan kultur dengan segera dari sekret vagina dan serviks, luka
2)
3)
4)
operasi dan darah serta uji kepekaan untuk mendapat antibiotik yang tepat
Berikan antibiotik yang cukup dan adekuat
Sambil menunggu hasi laboratorium, berikan antibiotik spektrum luas
Pengobatan meningkatkan daya tahan tubuh seperti infus, trasfusi
darah, makanan begizi.
3. Tromboemboli
a. Pengertian
Tromboemboli berasal dari kata trombus dan emboli.
Trombus adalah kumpulan faktor darah terutama trombosit dan fibrin
dengan terperangkapnya jalur selular yang sering menyebabkan
obstruksi padaakhir pembentukannya. Tormboemboli adalah obstruksi
pembuluh darah dengan bahan trombus yang dibawa oleh darah dari tempat asal
untuk menyumbat statis vena pada ekstrimitas bawah yang disebabkan
oleh melemahnya dinding pembuluh darah dan penekanan vena-vena
utama akibat pembesaran uterus. Meskipun sistem pembekuan darah kembali
b) Trombophlebitis
Pembekuan darah pada kaki menjadi lebih lambat karena tekanan uterus
berisi janin beserta berkurangnya aktivitas yang berlangsung sampai masa nifas.
Pada persalinan terutama yang diselesaikan dengan pembedahan, ada
kemungkinan gangguan pada pembuluh darah terutama di daerah
pelvis. Terjadinya tromboemboli melibatkan 3 faktor yang berhubungan yaitu:
1) Perubahan koagulasi
Pada saat persalinan, faktor pembekuan V, VII, dan X
kadarnya akanmeningkat 2x lipat dan tetap tinggi di masa nifas.
Plasenta dan cairan amnion merupakan sumber dari tromboplastin
jaringan (faktor III). Pengeluaran semua material dalam persalinan dan
akan merangsang jalur ekskresi pembekuan darah.
2) Statis vena, terjadi karena:
ke paha
b) Obstruksi bermakna
hal
tersebut
mempunyai
potensi
untuk
Merupakan
barier
fisiologis
terhadap
trombosis
tromboemboli:
1) Bedah SC
2) Usia lanjut ibu hamil
3) Persepsi laktasi dengan preparat estrogen
4) Side cell disease
5) Riwayat trombophlebitis sebelumnya
6) Penyakit jantung
7) Imobilisasi yang lama
8) Obesitas
9) Multipara
10) Varises
11) Infeksi nifas
12) Infeksi maternal dan insufisiensi vena kronik
Merokok
Preeklampsia
Persalinan lama
Anemia
perdarahan
e. Manifestasi Klinis
Tromboemboli pada masa nifas umumnya ditandai dengan:
1) Manifesatasi klinik klasik yang disbeut dengan plegmasia alba
dolerisyaitu berupa edema tungkai dan paha
2) Disertai rasa nyeri yang hebat
3) Sianosis local
4) Demam yang terjadi karena tersumbatnya vena dari kaki sampai
regionilleo femoral. Nyeri pada otot betis baik spontan ataupun
akibatperegangan
tendon
Achilles
Chormon
sign
tidak
ultrasound:
CUS,
ibu
2) Postpartum depression: Kesedihan pasca persalinan yang berlangsung
berminggu-minggus sampai bulan
3) Postpartum psycosisTerjadi tekana jiwa yang sangat karena bisa
menetap sampai 1 tahundan bisa selalu kambuh setiap pasca
persalinan
b. Gejala
1) Mimpi buruk
2) Insomnia
3) Phobia
4) Cemas dan tegang
5) Perubahan mood, nafsu makan menurun, sedih, murung, perasaantidak
berharga, mudah marah, kelelahan, sulit konsentrasi, melukaidiri,
tidak mau berhubungan dengan orang lain dan tidak mencintai bayinya
c. Resiko Tinggi Yang Mengalami Gangguan Psikologis
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
kesehatanselama kehamilan
8) Riwayat komplikasi kehamilan.
PENGKAJIAN
A. Pemeriksaan Fisik
1. Monitor Keadaan Umum Ibu
-
Jam I
24 jam I
: tiap 4 jam
Setelah 24 jam
: tiap 8 jam
tenaga
9. Perineum
Episiotomi, laserasi dan hemoroid, memar, hematoma, edema,
discharge dan approximation. Kemerahan menandakan infeksi.
10. Ekstremitas
Tanda Homan, periksa redness, tenderness, warna.
11. Diagnostik
Jumlah darah lengkap, urinalisis.
B. Perubahan Psikologis
1. Peran Ibu meliputi:
Kondisi Ibu, kondisi bayi, faktor sosial-ekonomi, faktor keluarga, usia
ibu, konflik peran.
2. Baby Blues:
Mulai terjadinya, adakah anxietas, marah, respon depresi dan
psikosis.
3. Perubahan Psikologis
a. Perubahan peran, sebagai orang tua.
b. Attachment yang mempengaruhi dari faktor ibu, ayah dan bayi.
c. Baby Blues merupakan gangguan perasaan yang menetap,
biasanya pada hari III dimungkinkan karena turunnya hormon
estrogen dan pergeseran yang mempengaruhi emosi ibu.
4. Faktor-faktor Risiko
a. Duerdistensi uterus
b. Persalinan yang lama
c. Episiotomi/laserasi
d. Ruptur membran prematur
e. Kala II persalinan
f. Plasenta tertahan
g. Breast feeding
Intervensi
-
DAFTAR PUSTAKA
Joseph, H. K dan Nugroho. 2010. Catatan Kuliah Ginekologi dan Obstetri(Obsgyn).
Yogayakarta: Nuha Medika
Krisnadi, Sofie. 2005. Obstetri Patologi ilmu kesehatan Reproduksi Edisi 2 FK
Universitas Padjadjaran. Jakarta: EGC.
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1 Obstetri fisiologi, Obstetri
Patologi. Jakarta:EGC.
Manuaba,
Ida.
1998.
Ilmu
Kebidanan,
Penyakit
Kandungan
dan