Anda di halaman 1dari 18

Laporan Praktikum

Dasar-Dasar Ilmu Tanah

PENGAMATAN PROFIL TANAH

DI SUSUN OLEH :
NAMA

: TRI WAHYU LUCASZ

NIM

: G11112107

KELOMPOK

:8

ASISTEN

: HASAN HUSAIN

LABORATORIUM FISIKA TANAH


JURUSAN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen
padat, cairan, dan gas, mempunyai sifat serta perilaku yang dinamik. Sifat
dinamik tanah tersebut karena tanah merupakan sistem yang terbuka dengan
terjadinya proses pertukaran bahan dan energi secara berkesinambungan.
Sebagai tubuh alam, fisik, kimia, dan biologi tanah sangat berpengaruh
pada kegiatan pertanian antara lain tekstur, struktur, konsisten, kapasitas
memegang air, kapasitas ilfiltrasi, permeabilitas untuk mengetahui tentang tanah,
mulai dari profil tanah hingga faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
pembentukan tanah, maka diadakan percobaan mengenai profil tanah. Tanah
tersusun dari air, udara, dan bagian padat yang terdiri dari, drainase, kedalaman
efektif, dsb.Dalam pemanfaatan faktor harus diperhatikan produktifitas dan
kegunaan tanah secara efektif. Dari bahan-bahan mineral dan organik yang
beberapa dalam pertumbuhan tanaman. Dalam kondisi alam, perbandingan udara
dan air selalu berubah-ubah, tergantung pada iklim dan faktor lainnya.
Profil tanah merupakan penampang tegak tanah yang memperlihatkan
berbagai lapisan tanah. Pengmatan profil sangat penting dalam mempelajari sifatsifat tanah pada saat di lapangan, terutama yang berkaitan dengan genetis dan
kasifikasi tanah. Kemudian penelitian terhadap sifat-sifat tanah dilanjutkan lebih
rinci di laboratorium dengan menggunakan sampel tanah.
Berdasarkan uraian diatas maka dianggap perlu melakukan pengamatan
lebih lanjut supaya kita dapat mengetahui bagaimana tekstur tanah itu karena
dalam kondisi alam yang selalu berubah-ubah.

1.2 Tujuan dan kegunaan


Percobaan profil tanah bertujuan untuk mengetahui warna, struktur, tekstur,
ketebalan horison dan kedalaman solum, sifat perkaratan atau konkresi serta sifatsifat lain yang dianggap penting.
Kegunaan

dari

pengamatan

profil

adalah

sebagai

bahan

untuk

memperlihatkan adanya perbedaan dari setiap lapisan tanah an karakteristik setiap


lapisan tanah. Selain itu tanah juga mempunyai peranan sebagai media
pertumbuhan tanaman, penyediaan unsur-unsur hara, penyimpangan cadangan
makanan, dan sumber air untuk tanaman.

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Tanah Secara Umum

Profil tanah adalah irisan vertikal tanah yang diambil sebagai sampel mulai
lapisan atas hingga ke lapisan di atas bahan induk. Bahan tanah tersusunatas

empat komponen, yaitu bahan padat mineral, bahan padat organik, air dan udara.
Bahan pada mineral terdiri atas batuan dan mineral primer, lapukan batuandan
mineral, serta mineral sekunder. Bahan padat organik terdiri atas sisa dan
rombakan jaringan jasad, terutama tumbuhan, zat humik, dan jasad hidup
penghuni tanah, termasuk akar tumbuhan hidup.
Pembentukan umum tanah dimulai dari penelahan lapisan-lapisan
pembentuk tanah yang ditekankan pada ketebalan solum tanah (medium bagi
pertumbuhan tanaman) yang diukur ketebalannya itu mulai dari lapisan batubatuan sampai ke permukaan tanah. Setelah diketahui solum tanah itu kemudian
dapat di tentukan tebalnya lapisan atas tanah (top soil) dan lapisan bawahnya (sub
soil) yang satu dengan lain halnya akan menunjukkan perbedaan atau kekhususan
yang mencolok (Sutedjo, 2002).
Proses pembentukan horizon-horizon tersebut akan menghasilkan benda
alam baru yaitu tanah. Dari profil tanah terdapat suatu irisan melintang pada tubuh
tanah, dibuat dengan cara membuat lubang dengan ukuran panjang dan lebar serta
kedalaman tertentu sesuai dengan kedalaman tanah dan keperluan penelitian.

2.2 Profil Tanah


Tanah adalah lapisan tipis pada permukaan kulit bumi.Tanah bervariasi antara satu
tempat dengan tempat yang lain, karena keanekaragaman ini, maka tanah dapat
dipandang sebagai kumpulan individu-individu tanah. Pembentukan tanah dari
bongkahan bumi mulai dari proses-proses pemecahan atau penghancuran dimana
bahan induk berkeping-keping secara halus.Tiap tanah berkembang secara baik
dan masih dalam keadaan asli akan mempunyai sifat profil yang khas. Sifat-sifat

ini yang dipakai dalam klasifikasi dan penjarangan tanah yang sangat besar
manfaatnya dalam menentukan pendapat tentang tanah dan sifat-sifat profil.
Pengenalan tanah di lapangan dilakukan dengan mengamati menjelaskan
sifat-sifat profil tanah. Profil tanah adalah urutan-urutan horizon tanah, yakni
lapisan-lapisan tanah yang dianggap sejajar permukaan bumi. Profil tanah
dipelajari dengan cara menggali tanah dan memperhatikan dinding lubang vertical
kelapisan yang lebih bawah.
Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat
dengan cara membuat lubang dengan ukuran panjang dan lebar serta kedalaman
tertentu sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tanah merupakan
tubuh alam yang terbentuk dan berkembang akibat terkena gaya-gaya alam
(natural forces) terhadap proses pembentukan mineral. Pembentukan dan
pelapukan bahan-bahan organic pertukaran ion-ion, pergerakan dan pencucian
bahan-bahan koloid.
Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya dari fraksi tanah halus.
Berdasar atas perbandinganan bayaknya butir-butir pasir,debu, liat maka tanah
dikelompokkan kedalam beberapa kelas tekstur. Dalam klasifikasi tanah tingkat
family kasar halusnya tanah ditunjukkan dalam kelas sebaran besar butir yang
mencakup seluruh tanah. Kelas besar butir merupakan penyederhanaan dari kelas
tekstur tanah tetapi dengan memperhatikan pula banyaknya fragmen batuan atau
fragsi tanah yang lebih besar dari pasir. Tanah-tanah bertekstur liat ukuran
butirnya lebih halus maka setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang
lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi.

Tanah yang bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah
bertekstur kasar.
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah.
Gumpalan struktur ini terjadi karena butir pasir, debu, liat terikat satu sama lain
oleh suatu perekat seperti bahan organic oksida-oksida besi dan lain-lain. Tingkat
perkembangan struktur ditentukan berdasarkan atas kemantapan atau ketahanan
bentuk struktur tanah tersebut terhadap tekanan. Didaerah curah hujan tinggi
seperti pada profil dalam dan dangkal umumnya ditemukan struktur remah atau
granular dipermukaan dan gumpal di horizon bawah. Hal ini sesuai dengan jenis
tanah dan tingkat kelembaban tanah. Tanah-tanah dipermukaan banyak
mengandung humus biasanya mempunyai tingkat perkembangan yang kuat.
Warna tanah merupakan petunjuk beberapa sifat tanah, karena warna tanah
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab
perbedaan warna permukaan tanah pada umumnya oleh perbedaan bahan organik.
Makin tinggi kandungan bahan organik, warna tanah makin gelap. Bahan organic
member warna kelabu, kelabu tua atau coklat tua pada tanah kecuali bila bahan
dasarnya tertentu seperti oksida dan besi atau penimbunan garam memodifikasi
warna.
Batas lapisan dengan lapisan lainnya dalam suatu profil tanah dapat
terlihat jelas atau baur. Dalam pengamatan di lapangan ketajaman peralihan
lapisan-lapisan ini dibedakan kedalam beberapa tingkatan yaitu nyata (lebar
peralihan kurang dari 2,5 cm), jelas (lebar peralihan 2,5 6,5 cm) dan baur (lebar
peralihan lebih dari 12,5 cm). disamping itu bentuk topografi dari batas horizon
tersebut dapat rata, berombak, tidak teratur atau terputus.

Karatan merupakan hasil pelapukan batuan tanah yang di pengaruhi oleh


adhesi dan kohesi. Karatan berwarna hitam mengandung banyak mangan (Mg)
sedangkan berwarna merah mengandung besi (Fe). Karatan merupakan hasil
reaksi oksidasi dan reduksi dalam tanah. Karatan menunjukkan hasil reaksi
oksidasi dan reduksi dalam tanah. Karatan menunjukkan bahwa udara masih dapat
kedalam tanah setempat sehingga terjadi oksidasi ditempat tersebut dan terbentuk
senyawa-senyawa Fe3+ yang berwarna merah. Bila air tidak pernah menggenang
tata udara dalam tanah selalu baik, maka seluruh profil tanah dalam keaadaan
oksidasi (Fe3+) oleh karena itu umumnya berwarna merah atau coklat. (Foth,
1988).

2.3 Faktor-faktor Pembentuk Tanah


Menurut Anonim (2006) menyatakan bahwa ada beberapa faktor-faktor
pembentuk tanah, yaitu:
1. Bahan Induk
Bahan induk adalah bahan pemulah tanah, yang tersusun dari bahan organik dan
mineral. Bahan induk dapat berasal dari bahan tanah yang diendapkan dari tempat

lain sebagai akibat proses transportasi oleh angin dan angin. Bahan induk adalah
keadaan tanah pada waktu nol (time zero) dari proses pembentukan tanah. Melalui
proses pelapukan, batuan berubah menjadi bahan induk, dan dengan adanya
proses pelapukan lebih lanjut serta proses-proses pembentukan tanah lain, bahan
induk berubah menjadi tanah dalam waktu yang lama.
2. Iklim
Tanah bervariasi bergantung dari iklim. Suhu dan kelembaban menyebabkan
perbedaan dalam pelapukan (weathering) dan pelindian (leaching). Sedangkan
angin mendistribusikan pasir dan partikel lainnya teutama di daerah iklim arid.
Jumlah identitas, waktu dan macam dari presipitasi mempengaruhi pembentukan
tanah. Perubahan suhu musiman dan harian mempengaruhi kelembaban, aktifitas
biologi, laju reaksi kimia dan tipe vegetasi.

3. Organisme
Organisme mempengaruhi proses pembentukan dan perkembanagan tanah dengan
dengan berbagai macam cara. Penyebaran flora dan fauna tergantung sebagian
besar kepada iklim, topografi, dan pengaruh bahan induk pengaruh organisme
sulit dipisahkan dari pengaruh lainnya.Tetapi, pengaruh vegetasi tampak tampak
dalam perbedaan bahan organik antara hutan dan padang rumput.Pada hutan,
input BO terbanyak pada permukaan tanah (mor humus), sedang pada rumput,

penambahan BO juga terjadi pada tanah bawah dan tercampur dengan bahan
mineral tanah (mull humus) oleh aktifitas fauna tanah.
4. Topografi
Topografi merupakan faktor pasif dalam pembentuk tanah. Yang dimaksud dengan
topografi adalah bentuk lahan suatu daerah (morfologi nasional). Topografi
umumnya menyuguhkan relief permukaan, model tiga dimensi dan identitas jenis
lahan.
5. Waktu
Pelapukan dan proses pembentukan tanah (pedogenesa) terjadi dalam waktu yang
lama. Tahap awal terjadi percampuran bahan organik dan perubahan kimia dan
mineralogi pada bahan induk, selanjutnya perubahan kimia, mineralogi dan fisika
tanah, sehingga membentuk horizon yang jelas, hingga dapat mencapai keadaan
steady state, yaitu keadaan tanah yang tidak berubah dalam waktu yang lama.

III. KEADAAN UMUM LOKASI


3.1 Letak Administrasi dan Geografis
Lokasi pengamatan profil tanah terletak pada koordinat 0,5o 39 13 LS/ 119o 44
56,7 BT di desa Pangembang Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten
Takalar, dengan batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara

: Kabupaten Gowa

SebelahTimur

: Pemukiman

Sebelah Selatan

: polombangkeng

Sebelah Barat

: Kabupaten Gowa

3.2 Iklim
Iklim sangat berpengaruh langsung terhadap pembentukan tanah melalui suhu dan
curah hujan. Keadaan iklim pada daerah pengamatan profil yaitu iklim tropis
menurut koppen dengan curah hujan berkisar 800-2500 mm/thn. Musim hujan
biasanya terjadi pada bulan Oktober sampai bulan Maret, sedangkan musim
kemarau biasanya terjadi pada bulan April sampai bulan September.
3.2Topografi
Dalam pengertian yang lebih luas, topografi tidak hanya mengenai bentuk
permukaan saja,tetapi vegetasi dan pengaruh manusia terhadap lingkungan
Topografi umumnya menyuguhkan relief permukaan, model tiga dimensi, dan
identifikasi jenis lahan Topografi lokasi pengamatan profil tanah berbeda pada
ketinggian 5-10 meter diatas permukaan air laut, dan bentuk wilayahnya landai
sampai berombak 3-8%.
3.4 Vegetasi
Keadaan vegetasi pada daerah pengambilan profil tanah itu terdapat vegetasi yang
dominan atau tanaman yang utama adalah kakao. Namun selain itu juga terdapat
vegetasi lain yaitu pohon bambu, kelapa, pohon nangka, pohon mangga, pohon
rambutan.
3.5 Penggunaan Tanah
Penggunaan tanah di daerah tersebut umumnya digunakan sebagai perkebunan
saat musim hujan karena pengolahan lahan yang digunakan penduduk sekitar

untuk pengolahan tradisional dan pada saat musim kemarau digunakan sebagai
bahan untuk membuat kramik.
3.6 Jenis Tanah
Jenis tanah pada daerah pengambilan profil tanah adalah Ultisol. Tanah yang
memiliki horizon argilik dengan kejenuhan basa rendah (<35%) yang menurun
sesuai dengan kedalaman tanah. Dari pengamatan secara langsung dilapangan
terlihat warna coklat-kemerahan dan semakin kedalam kejenuhan basahnya
menurun.

IV. METODOLOGI
4.1 Tempat dan Waktu

Praktikum profil tanah tersebut dilaksanakan pada hari sabtu, 20 Oktober 2012
pada pukul 09.00 WITA sampai selesai. Pengamatan ini dilakukan di Desa
pangembang Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar.
4.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada pengambilan profil tanah adalah skop, linggis, cangkul,
palu, ring sampel, cutter, karet gelang, kamera dan HP.
Bahan yang digunakan dalam pengambilan sampel tanah adalah kertas
label, air, plastik gula, dan DIP.
4.3 Prosedur Kerja
4.3.1 Penggalian penampang tanah
Menyiapkan alat dan bahan

Mensurvei letak tanah yang akan digali


Mengukur tanah yang akan digali
Mencangkul tanah dengan kedalaman yang sudah di tetukan
Mengambil hasil galian dengan skop dari lubang
Mengambil gambar hasil tanah yang sudah digali dengan menggunakan
kamera.

4.3.2 Pengambilan sampel tanah


a.

Sampel tanah utuh


1

Ratakan dan bersihkan lapisan, kemudian letakkan ring sampel lurus

2
3

(bagian runcing menghadap kebawah)


Tekan ring sampel sampai bagiannya masuk kedalam tanah
Letakkan ring sampel lain tepat dibagian atas ring sampel pertama,
kemudian tekan lagi sampai bagian bawah dari ring sampel kedua

4
5

masuk kedalam tanah 10 cm


Ring sampel besrta tanah didalamnya digali dengan skop/linggis
Pisahkaan kedua ring sampul pertama dengan hati-hati, kemudian

potonglah kelebihan tanah yang ada pada permukaan


Tutuplah ring sampel dengan plastic, lalu simpan dalam kotak yang
telah di sediakan

b. Sampel tanah terganggu


1

Ambil tanah dengan sendok tanah atau pisau sesuai dengan lapisan

yang akan diambil, mulailah dengan lapisan yang paling bawah.


Masukkan kedalam kantong plastik yang telah diberi label.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN


5.1 Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan profil tanah dengan kedalaman tanah 110 cm dan
kedalaman perakaran aktif 80 cm yang telah dilakukan di Desa pangembang
kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar pada tanggal 20 Oktober
2012 adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil pengamatan profil tanah.

Kedalaman lapisan (cm)


Batasan lapisan
Topografi batas lapisan

Lapisan
I
32
Baur
Berombak

II
34
Baur
Berombak

Warna (munsel)

Coklat pucat

Coklat pucat

Tekstur

Liat berdebu

Liat berdebu

Parameter pengamatan

Struktur
Konsistensi
Karatan
Sumber: Data Primer 2012

Halus

Kasar

Kering teguh Kering teguh


Al (orange)

Al (orange)

5.2 Pembahasan
Berdasarkan data yang telah diperoleh lapisan pertama kedalaman lapisannya
yang pertama yaitu 32 cm, dan kedalaman lapisan ke dua 34 cm. Hal ini

disebabkan oleh bahan-bahan organik yang membentuk tanah serta karena proses
pembentukan tanah didaerah tersebut.
Pada lapisan tanah pertama dan kedua sama-sama baur, hal tersebut
terjadi karena dipengaruhi oleh warna yang terpampang dengan jelas saat
melakukan percobaan sehingga batasan antara lapisan dapat diperhatikan, hal
tersebut dipertegas oleh batasan lapisan yang dipengaruhi oleh warna tiap batasan
tanah.
Topografi lapisan tanah lapisan pertama dan kedua yaitu sama-sama
berombak,ini disebabkan oleh warna tanah yang berbeda antara tiap lapisan.
Tanah dengan topografi berombak disebabkan karena memiliki warna yang tidak
merata.
Teksturnya juga sama yaitu lapisan pertama dan lapisan kedua sama-sama
liat berdebu. Hal ini didasarkan oleh keadaan tingkat kehalusan tanah pada tiap
lapisan tanah, tanah yang liat memiliki sifat yang lekat, memiliki permukaan yang
lebih halus dari pada debu dan lebih besar dari pasir, sehingga mampu
menampung air.
Struktur tanah di lapisan pertama dan kedua itu berbeda lapisan pertama
halus sedangkan lapisan yang kedua itu kasar. Hal ini disebabkan oleh vegetasi
yang ada didaerah tersebut sehingga yang lebih dominan adalah butiran kasar. Hal
ini di sesuaikan dengan (Foth, 1994) bahwa jika tanah dominan butiran kasar
(besar), maka strukturnya kasar dan jika butiran kecil maka strukturnya halus.
Konsistensi tanah yang pertama sama dengan yang kedua masing-masing
kering teguh. Hal ini disebabkan oleh akar dari tanaman dan dapat dibentuk liat.
Hal ini sesuai dengan (sutedjo, 1991) bahwa konsentrasi liat ini memiliki tandatanda liat.

Kemudian hasil karatan yang menunjukkan Al (orange), yaitu yang


pertama dan yang kedua juga sama. Adanya karatan disebabkan oleh air yang
tinngi sehingga menimbulkgan karatan pda setiap lapisan. Tanah yang memiliki
karatan adalah tanah yang memiliki kadar air yang cukup tinggi.
Sampel tanah utuh diambil dengan tujuan agar kondisi sampel tanah
sesuai dengan kondisi tanah dilapangan dengan menggunakan ring sampel yang
ditancapkan kedalam tanah dan kemudian dibawah ke Laboratorium untuk di
analisis lebih lanjut. Sampel tanah terganggu merupakan sampel tanah yang
diambil langsung dengan menggunakan linggis yang kemudian dimasukkan ke
dalam plastik dan mengikat ujungnya menggunakan karet gelang. Sampel tanah
terganggu digunakan untuk menentukan kadar air kering udara dan sifat fisik dan
kimia tanah.

VI. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa:
a. Kedalaman lapisan tanah yang pertama yaitu 32 cm yang mempunyai batas
lapisan baur,topografi batas lapisan berombak,warnanya coklat pucat dan

teksturnya liat berdebu, struktur halus konsistensi kering teguh, karatan Al


(orange).
b. Kedalaman lapisan dua yaitu 34 yang

mempuyai batas lapisan baur,

topografipada lapisan kedua dan teksturnya adalah liat berdebu dimana


struktur dari lapisan

ini berdebu dan lapisan ini kasar dan konsentrasi

lapisannya kering teguh dan padalapisan terdapat karatan Al yaituberwarna


orange.
6.2 Saran
Adapun saran dalam pengamatan profil ini:
Untuk praktikum selanjutnya asisten dapat menjelaskan secara jelas tahap-tahap
penelitian.Untuk asisten agar memberikan TP (tugas pendahuluan) sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan dan memberikan arahan kepada anggotanya.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2006. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas
Hasanuddin.
Foth, H.D dan L.N Turk, 1999, fundamentals of soil sciences, Fifth Ed. John
Waley dan Sons, Newyork.
Hakim. 1982. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung.
Sutedjo, Mulyani. 2002. Pengantar Ilmu Tanah. Jakarta: PT Rimeka Cipta.

LAMPIRAN
Gambar 1.1 Pengambilan sampel tanah utuh

Gambar 1.2 Pengambilan sampel tanah terganggu

Anda mungkin juga menyukai