Anda di halaman 1dari 214

BAB IV

PEMBAHASAN
4.1 Uraian Umum
Pelaksanakan sebuah proyek berarti penggabungan
berbagai sumber daya untuk menghasilkan produk akhir
yang diinginkan. Tugas seorang kepala proyek disini adalah
menentukan jumlah yang tepat dari tiap tiap sumber daya
yang tersedia, kemudian menggunakannya dengan baik agar
dapat digabungkan dengan cara yang paling efisien untuk
menghasilkan proyek yang diinginkan.
Salah satu sumber daya terpenting yang harus tersedia
pada saat melaksanakan kegiatan proyek adalah peralatan
kontruksi ( construction equipment). Berbagai jenis dan
ukuran dari peralatan yang akan digunakan harus tersedia
tentunya disesuaikan dengan kebutuhannya di lapangan.
Bila peralatan konstruksi dipilih secara tepat, digunakan
secara efisien, serta dioperasikan dan dipelihara secara benar,
maka akan memungkinkan kepala proyek untuk
melaksanakan suatu proyek dengan waktu yang
direncanakan dengan penggunaan biaya minimal. Pemilihan
dan pengelolaan peralatan yang tidak benar akan
menghasilkan pelaksanaan yang tidak efisien dan akhirnya
mengakibatkan proyek menjadi mahal.
Tahapan untuk pekerjaan pembangunan fly over meliputi
pekerjaan persiapan , pekerjaan struktur bawah dan
pekerjaan struktur atas.
39

40
4.1.1 Pekerjaan Persiapan
Sebelum melakukan pekerjaan , perlu adanya
perencanaan persiapan pelaksanaan proyek. Hal ini
dilakukan agar didapatkan hasil secara umum dan
menyeluruh mengenai keadaan lapangan sebagai dasar
penyusunan pekerjaan persiapan. Berikut ini adalah
tahapan pelaksanaan dalam bentuk diagram pelaksanaan
pekerjaan persiapan.

Gambar 4.1 flowchart Pekerjaan Persiapan

41
4.1.2 Pekerjaan Struktur Bawah
Fly Over Porong Gempol STA STA 41 + 571.5 s.d
STA 41+968.5 ini adalah salah satu struktur yang berada
pada satu komponen Jalan Tol Surabaya Gempol. Salah
satu faktor pembangunan fly over ini adalah Efek dari
peristiwa semburan lumpur LAPINDO, menyebabkan
akses jalan Tol ruas Porong Gempol terputus sepanjang +
6 km.
Pekerjaan Struktur bawah Untuk Fly over Porong
Gempol STA STA 41 + 571.5 s.d STA 41+968.5akan
dijelaskan di dalam flow chart sebagai berikut :

Gambar 4.2 Flowchart Pekerjaan Struktur Bawah

42
4.1.3 Pekerjaan Struktur Atas
Pada fly over Porong Gempol STA 41 + 571.5 s.d
STA 41+968.5 juga terdapat pekerjaan bangunan atas yang
pelaksanaannya dimulai dari pemasangan baering pad
sampai pekerjaan finishing. Adapun ulasan mengenai
tahapan pekerjaan struktur atas adalah sebagai berikut :

Gambar 4.3 Flowchart Pekerjaan Struktur Atas

43
4.1.4 Pekerjaan Finishing
Pekerjaan finishing merupakan pekerjaan akhir dari
suatu proyek. Dimana didalamnya meliputi beberapa item
pekerjaan, dari pekerjaan pembuatan parapet sampai
pekerjaan pengasphalan. Berikut ini adalah diagram
penjelasan dari item pekerjaan finishing pembuatan fly over
porong gempol.

Gambar 4.3 Flowchart Pekerjaan Finishing

44
4.2 Peralatan Konstruksi Pelaksanaan Proyek
Peralatan konstruksi adalah salah satu dari sumber daya
yang harus disediakan bagi pelaksanan proyek, selain
pekerja, metode konstruksi, uang, dan material. Dalam
menangani kegiatan konstruksi tertentu, diperlukan peralatan
yang tertentu pula, sehingga tanpa alat alat tersebut
kegiatan yang bersangkutan tidak akan terselesaikan.
Dalam hal kegiatan kegiatan tersebut, metode yang
dipakai serta kombinasi sumber daya yang ada secara tepat,
tergantung dari beberapa faktor, faktor faktor tersebut
meliputi :

Biaya relatif dari berbagai sumber daya yang tersedia


Ketersediaan dari berbagai sumber daya
Jenis kendala waktu dalam penyelesaian proyek
Faktor sosial yang mempengaruhi pemilihan
sumber daya

Penting dicatat disini bahwa dalam merencanakan sebuah


proyek untuk dilaksanakan, perencana harus memperhatikan
juga jenis dan biaya relatif dari sumber daya yang tersedia
dalam setiap tahap pelaksanaan proyek. Rencana rencana
yang menggunakan peralatan konstruksi yang mahal atau
tidak tersedia harus dihindari.

45
4.3 Pemilihan Peralatan Konstruksi
Berbagai macam tipe peralatan konstruksi tersedia bagi
para pengelola proyek untuk melaksanakan proyek. Dalam
setiap tipe alat biasanya terdapat berbagai ukuran dan
kapasitas yang dapat dipilih, sebagai contoh kapasitas truck
dari 1 ton hingga 120 ton.
Secara umum peralatan konstruksi adalah mahal, oleh
karena itu diperlukan perhatian dan pertimbanagan yang
matang dalam memutuskan tipe dan ukuran alat yang akan
digunakan. Kriteria terpenting dalam memilih tipe alat dan
ukuran alat adalah biaya keseluruhan dari tiap satuan
produksi yang diperoleh. Pilihan yang memberikan biaya
satuan produksi terkecil kemungkinan adalah pilihan terbaik.
Terdapat faktor lain yang perlu diperhatikan sebelum
keputusan akhir di buat, faktor faktor tersebut meliputi :

Kendala alat
Kebututhan pelayanan
Ketersediaan suku cadang
Kemudahan pemeliharaan yang dapat dilakukan
Kemampuan alat untuk digunakan dalam berbagai
kondisi di lapangan
Kemudahan untuk diangkut atau dipindahkan
Prospek masa depan pekerjaan untuk alat
Permintaan akan alat dan harga penjualannya kembali
Tenggang waktu dalam penyerahan alat

46
Semua faktor diatas patut diperhatikan bersama sama
dengan faktor faktor lain yang diketahui seperti harga,
konsumsi bahan bakar ( BBM ) , tingkat produksi, dan
sebagainya. Pada umumnya pemilihan alat konstruksi
didasarkan informasi yang terapat dalam spesifikasi teknis
yang diberikan oleh pabrik pembuatnya.
4.4 Spesifikasi Peralatan Pekerjaan Bawah
4.4.1 Bulldozer

Gambar 4.5 Bulldozer Komatsu D63E-12


Tabel 4.1 Spesifikasi Bulldozer Komatsu D63E-12
Model
Komatsu D63E-12
Berat
40,790 Lbs
Net Power
116kw/115hp @1800rpm
Tipe Dozer Blade
Semi U
Blade Width
2m
Blade Capacity
2,6 m3
Kecepatan Maju (VF)
6,0 km/jam
Kecepatan Mundur (VR)
7,6 km/jam

47
Rumus Produktifitas
Dimana nilai a adalah
Kapasitas Pisau
Faktor Efisiensi Kerja
Faktor Pisau
Faktor Efisiensi Cuaca
Faktor Efisiensi Operator

Q = a / TS (m3/jam)
q x fa x fb x e1 x e2 x 60
(q)
(fa)
(fb)
(e1)
(e2)

4.4.2 Motor Grader

Gambar 4.6 Motor Grader Komatsu 6D31 3H 110 HP


Tabel 1.1 Spesifikasi Motor Grader Komatsu 6D31 3H 110 HP
Panjang Blade
3,10 m
Panjang Blade Efektif (Le)
2,19 m
Panjang Overlap (Lo)
0,30 m
Kecepatan Kerja (V)
6,4 km/jam
Jumlah Lintasan
n
Tebal Lapisan
t
Panjang medan
L
Faktor Kerja
E
Kapasitas (q)
L x t x (Le Lo)
Produktivitas

48
4.4.3 Excavator

Gambar 4.7 Excavator Isuzu DA 640


Tabel 4.2 Spesifikasi Excavator Isuzu DA 640
Model DLS 100 9B
Model
Isuzu DA 640
Tipe
4 cycle , 6 silinder
Berat
30800 Lb
Bucket Width
1670 mm
Bucket Capacity
1,2 m3
Swing Excavator
120 degree
Tenaga Mesin
93 HP
Kecepatan Maju
10 km/jam
Kecepatan Mundur
13 km/jam
Produktifitas
axb
Dimana a
V x fa x fb x e1 x e2 x 60
Dimana b
TS
Cycle Time
TS
Kapasitas Bucket
(V)
Faktor Efisiensi Kerja
(fa)
Faktor Pisau
(fb)
Faktor Efisiensi Cuaca
(e1)
Faktor Efisiensi Operator
(e2)

49

4.4.4 Dump Truck

Gambar 4.8 Dump Truck BOS HINO


Tabel 4.3 Spesifikasi Dump Truck
Model
BOS HINO
Kapasitas (V)
14,80 m3
Panjang luar
4m
Tinggi luar
1m
Tebal plat lantai
4 mm
Kecepatan bermuatan (VF)
30 km/jam
Kecepatan kosong (VR)
50 km/jam
Produktifitas
Dimana a
Dimana b
Cycle Time
Kapasitas Bucket
Faktor Efisiensi Kerja
Faktor Pisau
Faktor Efisiensi Cuaca

axb
V x fa x fb x e1 x e2 x D x 60
TS
TS
(V)
(fa)
(fb)
(e1)

50
Faktor Efisiensi Operator
Berat Jenis Tanah Galian
Faktor Bucket

(e2)
(D)
0,8

4.4.5 Mobile Mixer

Gambar 4.9 Mobile Mixer type SY306C-6R


Tabel 4.4 Spesifikasi Mobile Mixer Type SY306C-6R
Gross Weight
Kg
12940
Full Load Weight
Kg
25000
Dimension (LWH)
Mm
805025003700
Wheel Base
Mm
3025+1300
Min. Ground Clearance Mm
240
Min. turning diameter
Mm
16
Fuel Consumption
L/100km 35
Produktifitas
Dimana a
Dimana b
Cycle Time
Kapasitas Bucket
Faktor Efisiensi Kerja
Faktor Pisau

axb
V x fa x fb x e1 x e2 x D x 60
TS
TS
(V)
(fa)
(fb)

51
Faktor Efisiensi Cuaca
Faktor Efisiensi Operator
Berat Jenis beton

(e1)
(e2)
(D)

4.4.6 Diesel Hammer

Gambar 4.10 Diesel Hammer


Tabel 4.5 Spesifikasi diesel hammer
Model
Delmag diesel hammer
Berat RAM
4500 kg
Tinggi jatuh
200 1200 mm
Kecepatan
1000 cm / menit
Blow per menit
36 / 52
Kecepatan Swing
3,5 rpm
Produktifitas
q x N x EK
Kapasitas
q
Rata-rata Waktu pancang
N
EK
e1 x e2 x e3
Faktor Operator
e2
Faktor Cuaca
e1
Faktor Kondisi alat
e3

52

4.5 Spesifikasi Peralatan Pekerjaan Atas


4.5.1 Pump Concrete

Gambar 4.11 Concrete Pump model IPF90B-5N21


Tabel 4.6 Spesifikasi Concrete Pump model IPF90B-5N21
Model
IPF90B-5N21
Hydraulic
SingleActing
Horizontal
Type
Double Piston
Delivery Capacity
10 - 90 m3/h
Delivery Pressure
max. 53.0 kgf/cm2
Max
Conveying
Vertikal Horizontal
Concrete Distance
125A
Pipe
125m
590m
Pump
Max Aggregate Size
120A
40mm
Concrete Slump Value
5 - 23 cm
Cylinder bore x stroke
195mm x 1.4mm
No. Of cylinder
2
Hopper Capacity
0.45m3
Vehicle Weight
14685 kg
Weight
Riding Capacity
3 Person (165 kg)
Max Payload
550 kg (water)

53
Cross Vehicle Weight
Produktifitas
Dimana a
Dimana b
Cycle Time
Kapasitas Bucket
Faktor Efisiensi Kerja
Faktor Pisau
Faktor Efisiensi Cuaca

15400kg
axb
V x fa x fb x e1 x e2 x
D x 60
TS
TS
(V)
(fa)
(fb)
(e1)

4.5.2 Vibro Roller

Gambar 4.12 Vibro Roller 4 8 ton


Tabel 4.7 Spesifikasi Vibro Roller 4 8 ton
Model
SAKAI SW 6525B 1
Operating weight
8 Ton
Overall leght
4,3 m
Overal width (b)
1,615 m
Lebar overlap (bo)
0,2 m
Overal height
2,795 m

54
Transmission
Kecepatan muatan (VF)
Lebar pemadatan
Tebal lapisan
Kecepatan rata rata
Jumlah lintasan
Faktor penyusutan bahan
Faktor Kerja
Produktuvitas

Hydraulic
6 km/jam
L
t
S
n
f
E

4.5.3 Pneumatic Tire Roller

Gambar 4.13 Pneumatic Tire Roller TS200


Tabel 4.8 Spesifikasi Pneumatic Tire Roller TS200
Make
Isuzu
Model
BB-6BG1 Diesel
Engine
Gross Power
91,2 hp
68 kw
Displacement
396,3 cu in
6,5 L
Operational

55
Fuel Capacity
Maximum Speed
Operating Voltage
Weight
Operating Weight Standart
Operating Weight Max
Ballast
Average Weight Per
Wheel Standart
Average Weight Per
Wheel Max Ballast
Lebar pemadatan
Tebal lapisan
Kecepatan rata rata
Jumlah pass halauan
Faktor kerja
Faktor kembang
Produktivtitas

25,1 gal
11,8 mph
24 V

95 L
19 km/h

18739,3 lb

8500 kg

33069,3 lb

15000
kg
944,4 kg

2082 lb
3674,4 lb

1666,7
kg
W
t
S
n
E
f

56
4.5.4 Asphalt Finisher 4JR3AG7

Gambar 4.14 Asphalt Finisher 4JR3AG7


Tabel 4.9 Spesifikasi Asphalt Finisher 4JR3AG7
Performance parameter
Basic paving width
2500mm
Max. width of paving
4500mm
Max. thickness of paving
250mm
Min. thickness of paving
10mm
Traveling speed
2.29~16.74km/h
Paving speed
3.01~8.97m/min
Planeness
3mm/3m
Max. theoretic productivity
220t/h
Hopper capacity
10t
Mass
11000kg
Maximum climbing capacity
20%
Overall size
Length
5850mm (transportation 5550m
m)
Width
3000mm (transportation 2494m
m)
Height
2450mm

57
Kapasitas
Faktor kembang bahan
Faktor kerja
Berat volume AT base
Produktivitas

C
f
E

4.5.5 Asphalt Sprayer

Gambar 4.15 Asphalt Sprayer


Tabel 4.10 Spesifikasi Asphalt Sprayer
Material Tangki Asphalt
Plate SS-41
Kapasitas Tangki Asphalt
850-1400 liter
Hand Sprayer
Kecepatan semprot asphalt cair
panas 5 liter/menit
Kopling Magnet
Type MA-GA-12 Volt
Mesin Penggerak
Diesel Engine, 5 HP/2200 rpm
Generator
2000 watt/220 volt
Burner
Electrical Burner, 1/4 HP
Burner Solar Consumtion
5-10 liter/jam
Material Tangki Solar
Plate SS-41
Kapasitas Tangki Solar
78 liter
Asphalt Pump
Gear Pump GC-25
Roda Depan
Castor wheel LBR-NR 200 x 75

58
Rubber Wheel Kapasitas
Roda Belakang
Dimensi (pxlxt)
Kapasitas
Waktu siklus
Faktor efisiensi
Produktivitas
4.5.6

300 kg
7.50-16-8 PR
4270 920 x 2750 mm
C
CT
E

Crawler Crane

Gambar 4.16 Crawler Crane Type SCX400


Tabel 4.12 Spesifikasi Crawler Crane Type SCX400
Type
SCX400
Maximum lifting
Ton x m
40 x 7
load x load radius
Basic boom lenght
M
10
Wire rope speed
M
46
Main/Aux. Hoisting
m/min
*74/37
Main/Aux.
m/min
74/37
Lowering
Boom hoisting
m/min
*60

59
Boom lowering
Swing speed
Travel speed
Gradeability
Ground pressure
Engine model
Engine rated power
Operating weight

4.5.7

m/min
Min-1 (rpm)
Km/h
Deg. (%)0
kPa (kgf/cm2)
Kw/min-1
Ton

60
3,7
*20
22(40)
63,8 (0,65)
ISUZU 4HK1X
147/2 100
42,8 (with 10 m Boom
+ 40 t Hook)

Asphalt Mixing Plant

Gambar 4.17 Asphalt Mixing Plant


Tabel 4.11 Spesifikasi Asphalt Mixing Plant
MODEL
LBJ500
Capacity <5% moisture
30-40 T/H
Cold feed beins
3x6m3
Drying Drums (mm)
1225*5850
Dry Capacity
40 T/H
Burner
Oil Burner (China Top Brand)
Dust Filter System
Water Type (Recomended)
Hot Elevator Capacity
60 T/H

60
Vibrate Screen
Vibrate Screen Capacity
Hot Bin (Compartments)
Hot Bin Volume
Weighing Accuracy
(Agregate, Asphalt, Filler)
Mixer Capacity (Kg/Batch)
Mixing Cycle
Asphalt Tank Volume
Finished Storage Bin
Power
Kapasitas
Faktor kembang bahan
Faktor kerja
Berat volume AT base
Produktivitas

3 Grades
50 T/H
3
8m3
0,50% , 0,25%
0,50%
500
45s
30 T*1
60 T (Optional)
143-158KW
C
f
E

61
4.6 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Persiapan
Pelaksananaan pekerjaan persiapan merupakan proses
awal dari suatu pembangunan konstruksi. Seperti yang telah
dibahas pada bab sebelumnya, pada pekerjaan persiapan ini
meliputi item item pekerjaan yang terkait dari proses
keberhasilan pembangunan tersebut. Pekerjaan persiapan ini
bertujuan untuk memperoleh gambaran keadaan secara umun
dan menyeluruh mengenai detail keadaan lapangan.

4.6.1 Mobilisasi
Mobilisiasi
adalah
suatu
pekerjaan
untuk
mempersiapkan sumber daya yang ada, yang kan digunakan
dilapangan, untuk mendukung kelancaran pelaksanaan
proyek tersebut. Sumber daya yang harus dipersiapkan
berupa peralatan, tenaga kerja, dan material
a. Tenaga Kerja
Sebelum melaksanakan pekerjaan, persiapan awal yang
harus dilakukan dalam proyek adalah mempersiapkan tenaga
kerja profesional yang diperlukan dalam melaksanakan
pekerjaan di lapangan. Selain dari pekerja pekerja dari
lapangan, dalam pelaksanaannya juga harus mempersiapkan
staf pengawas lapangan, baik dari proyek itu sendiri,
konsultan, maupun pengawas.

62
Tabel 13 Keperluan Tenaga Kerja Fly Over Porong Gempol
Mandor
Pekerja Terampil
Pekerja Tidak Terampil
Kepala Tukang Besi
Tukang Besi

Kepala Tukang Kayu


Tukang Kayu
Kepala Tukang Batu
Tukang Batu
Surveyor Lapangan

b. Mobilisasi Peralatan
Dalam pelaksanaan Pekerjaan penyediaan fasilitas
fasilitas yang berfungsi, dapat mendukung pelaksanaan dan
kelancaran kegiatan proyek. Oleh karena itu berbagai macam
alat berat dipergunakan sebagai salah satu fasilitas dalam
pekerjaan yang dapat menunjang kelancaran dan
terlaksananya kegiatan di lokasi proyek.
Alat alat tersebut harus disesuaikan dengan jenis
pekerjaan, kondisi lapangan, dan kemampuan pekerjaan yang
mampu dilaksanakan. Alat berat perlu dikoordinasikan
dengan cermat untuk mendapatkan efisiensi pekerjaan yang
diharapkan.
c. Mobilisasi Material
Persiapan bahan dilaksanakan menurut jadwal kebutuhannya.
Bahan bahan yang akan digunakan disiapkan terlebih
dahulu dan ditempatkan sesuai dengan tingkat ketahanannya
terhadap cuaca. Bahan yang tidak tahan cuaca dapat
diletakkan di dekat lokasi proyek berlangsung, asalkan tidak
mengganggu jalannnya kegiatan.

63
4.6.2 Direksi Keet
Kontraktor / pemborong harus menyediakan kantor
direksi yang layak dan nyaman, yang terdiri dari, ruang
direksi, ruang teknisi, ruang K3, mushola, KM / WC, dapur.
Kantor direksi dilengkapi dengan perlengkapan kantor antara
lain, meja kursi, papan tulis, LCD & Proyektor, almari.
Lantainya berupa keramik yang dipasangang secara
sementara, instalasi listrik dan air secukupnya. Sesuai
petunjuk direksi / pengawas lapangan,lokasi akan ditentukan
di lapangan,pada buku ini diasumsikan direksi keet sudah
terbangun sebelum pembersihan lahan,dikarenakan lokasi
direksi keet berada diluar area proyek.
4.6.3 Peralatan peralatan penunjang
Perlatan peralatan seperti mobile mollen, concrete
pump dan lain lain, penempatannya harus terlindung dan
aman, sehingga tidak mengganggu daerah sekitar lokasi
pekerjaan. Selama proses pelaksanaan pekerjaan, kontraktor /
pemborong harus merawat dan bertanggung jawab atas
kebersihan bangunan bangunan tersebut.
4.7 PEKERJAAN PERSIAPAN
4.7.1 Mobilisasi dan Demobilisasi
Pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi alat berat
merupakan sebuah pekerjaan awal pada sebuah
proyek,beberapa alat berat yang berfungsi sebagai alat bantu
dalam berjalannya sebuah proyek dibawa masuk kedalam
lokasi proyek.Waktu yang dibutuhkan dalam proses
mobilisasi dan demobilisasi ini diasumsikan selama 7 hari.

64
4.7.2 Pembersihan Lapangan
Pekerjaan pembersihan lapangan (Site Clearing) ini
bertujuan untuk membersihkan lokasi proyek dari benda
benda atau pepohonan yang mengganggu jalannya proses
pelaksanaan konstruksi. Pembersihan ini meliputi seluruh
area yang digunakan unutk melakukan aktivitas kegiatan.
Langakh langkah yang dilakukan dalam pembersihan
lapangan ini antara lain :
Melihat lokasi yang akan digunakan untuk melakukan
pembangunan fly over porong gempol STA 41+571
STA. 41+986,5.
Semua tanaman, semak-semak dan pohon-pohon di
bersihkan sampai ke akar-akarnya. Lapisan kupasan yang
perlu dibersihkan dan dikupas setebal 50 cm. Bekasbekas hasil kupasan, rumput, tanaman, semak-semak,
pohon-pohon, lumpur, dibuang dan diangkut ke luar area
proyek.
Pengupasan Lapisan tanah ini dilakukan menjadi 3
segmen dengan lebar bucket bulldozer 2 meter.

65
a. STA 41+571.50 STA 41+710.50 (Bagian 1)

Abutment tampak atas

Pier head tampak atas

Gambar 4.18 Area Clearing STA 41+571.50 STA 41+710.50

b. STA 41+710.50 STA 41+886.50 (Bagian 2)

Pier head tampak atas

Gambar 4.19 Area Clearing STA 41+710.50 STA 41+886.50

66

c. STA 41+886.50 STA 41+986.50 (Bagian 3)

Pier head tampak atas

Abutment tampak atas

Gambar 4.20 Area Clearing STA 41+886.50 STA 41+986.50

Cara penimbuanan material bekas kupasan harus rapi dan


sesuai dengan persetujuan tim pengawas. Tanah hasil
galian dari kupasan dibuang dengan menggunakan
excavator dan dump truck untuk dibuang dari lokasi
proyek.
Setelah dilakukan pengupasan tersebut, maka dilakukan
pengukuran terhadap luasan daerah tersebut.

67
4.7.3

Perhitungan Volume Clearing Area

Tabel 4.14 Volume Area Clearing


No
Uraian
Unit
STA 41+571.50 STA 41+710.50 (Bagian 1)
Panjang
139
1
Lebar
32,4
Tebal
0,5
Volume
2.251,8
STA 41+710.50 STA 41+886.50 (Bagian 2)
Panjang
176
2 Lebar
32,4
Tebal
0,5
Volume
2.851,2
STA 41+886.50 STA 41+986.50 (Bagian 3)
Panjang
100
3 Lebar
32,4
Tebal
0,5
Volume
1.620
Volume Total (1+2+3)
4.7.4

6.723

Satuan
m
m
m
m3
m
m
m
m3
m
m
m
m3
m3

Kapasitas produksi pembersihan area


a.

Perhitungan Bulldozer
Pada pekerjaan site clearing disini terdapat 2
bagian yaitu pertama dengan menggunakan buldozer
untuk pembuangan tanah humus, pohon pohon dan
akarnya yang tertanam di tanah, serat bangunan beton
lama.

68
Perhitungan Time cycle
VF = 6,0 km/jam

T1 (Waktu Gusur)

J = 415 m

Jarak efektif buldozer untuk menggusur adalah 30m


V.T Maju =

= 0,30 menit

T2 (Waktu Mundur)

J = 415 m

VR = 7,6 km/jam

Jarak efektif buldozer untuk mundur adalah 30m


V.T Mundur =

= 0,237 menit

T3 (Fixed Time/Pindah Transmisi)


Diasumsikan waktu yang dibutuhkan untuk pindah
transmisi untuk tongkat tunggal adalah 0,2 menit
Jadi Perhitungan Cycle Time (CT) adalah :
CT = T1 + T2 + T3
= 0,30 + 0,30 + 0,2
= 0,8 menit

69
Kapasitas Produksi Buldozer (q)
Tabel 4.16 Kapasitas Produksi Buldozer Komatsu D63E-12 (Q)
Uraian

Nilai

Kapasitas Pisau (q)


Faktor Efisiensi Kerja (fa)
Faktor Efisiensi Cuaca (e1)
Faktor Efisiensi Operator (e2)

2,60 m3
0,80
0,83
0,7

a. Koefisien
Koefisien Alat

a
q x fa x
e1 x e2

Kapasitas
Q=
a(60/CT)
(m3/jam)

1,20

90

= 1 : Q Buldozer
= 1 : 90 m3/jam
= 0,011

b.

Perhitungan Excavator
Dalam proses clearing / pembersihan, juga
diperlukan alat berat excavator unutk membuang hasil
tanah galian keluar proyek.

a.

Perhitungan Time Cycle Excavator


Kecepatan Maju = 10 km/jam atau 166,67m/menit
Kecepatan Mundur = 13 km/jam atau 216,67m/menit
Jarak angkut
= 415 m
Waktu Galian(T1) = 7 detik (asumsi lapangan)
Waktu Swing (T2) = 6 detik (asumsi lapangan)
Waktu Buang(T3) = 7 detik (asumsi lapangan)

70
Waktu Pindah(T4) =
=
= 0,18 menit
= 0,03 detik
STOCK
PILE

T4

T2
T3

T1
Dari Keterangan gambar diatas maka perhitungan Time
Cycle adalah sebagai berikut :
CT = T1 + T2 + T3 + T4
= 7 + 6 + 7 + 0,03
= 20 detik
= 0,333 menit

STOCK PILE

Gambar 4.22 skenario Pemindahan tanah dari stockpile ke dump


truck dengan menggunakan excavator

71
b. Kapasitas Produksi Excavator
Tabel 4.22 Perhitungan produksi excavator Isuzu DA 640
a
b
Produktifitas
V x fa
CT
Q=
Uraian
Nilai
x e1 x
a(60/CT)
e2
(m3/jam)
Kapasitas Bucket
1,2
m3
(V)
Faktor Efisiensi
0,75
Kerja (fa)
Faktor Efisiensi
0,83
0,575 0,333 103,60
Cuaca (e1)
Faktor Efisiensi
0,7
Operator (e2)

c. Koefisien Alat
Koefisien Alat

c.

= 1 : Q Backhoe
= 1 : 103,60
= 0,009

Dump Truck
Pemakaian alat dump truck ini adalah untuk
transportasi pembuangan material tanah dasar keluar
lokasi proyek. Pemilihan alat ini sangat efisien unutk
pembuangan tanah dengan jarak yang relatif jauh.

72
a. Perhitungan Time Cycle Dump Truck
Kapasitas Excavator
= 12,3 m3
Kapasitas dump truck
= 14,80 m3
Kecepatan bermuatan (VF)
= 10 km/jam
Kecepatan kosong (VR)
= 13 km/jam
Cycle Time excavator
= 0,333 menit
1. T1 (Waktu pengambilan posisi dimuati)

STOCK
PILE

T1 = 2 menit (Asumsi)
2. T2 (Waktu pengisian oleh Backhoe)
Jumlah Pemuatan excavator ke dump truck
=
=
= 1,20 2 kali

STOCK
PILE

T2

= jumlah pemuatan x CT excavator


= 2 x 0,333 menit
= 0,666 menit/truck (Loading Time)

73
3. T3 (Waktu tempuh bermuatan)
TEMPAT
PEMBUANGAN

Vmuat = 40 km/jam

3 km

T3

=
=
= 6 menit

4. T4 (Waktu Penumpahan)

T4

= 3 Menit (Asumsi)

5. T5 (Waktu Kosong)
Kembali ke lokasi (keadaan Kosong)
3 km

Vkosong = 50 km/jam

74

T5

=
=
= 3,6 menit

Jadi Perhitungan Time Cycle (CT) adalah :


CT = T1+T2+T3+T4+T5
= 2+0,666+6+3+3,6
= 15,2 16 menit
b. Perhitungan Kapasitas Produksi Dump Truck
q = kapasitas bucket x faktor bucket
= 1,2m3 x 0,8
= 0,96m3
Kebutuhan Dump Truck (n)
=
=

+1

= 24 buah
Produksi Dump Truck
=nxqx

xE

= 24 x 0,96m x

x 0,75

= 43,2 m3/jam
c. Perhitungan Koefisien Dump Truck
Koefisien Alat = 1 : Q DumpTruck
= 1 : 43,2
= 0,02

75
4. Rekapitulasi Peralatan
Rekapitulasi peralatan ditentukan oleh Buldozer
Bulldozer

= 90 m3/jam=

= 1 Unit

Excavator

= 103,60m3/jam=

= 0,86 1 Unit

Dump Truck = 43,2 m3/jam =

= 2,08 2 Unit

Rencana produksi per hari :


= Produksi alat yang menentukan x Jam kerja x Jumlah alat
= 90 m3/jam x 8 Jam x 1
= 720 m3/hari
Rencana waktu penyelesaian
=
=
= 9,33 hari dibulatkan menjadi 10 hari
Jadi total waktu clearing area adalah 10 hari dengan cara 1
arah,dan 5 hari dengan cara 2 arah,maka waktu 5 hari dipilih
karena lebih effisien.
4.8

Pekerjaan Tanah
Pada pekerjaan tanah ini yang dilakukan yaitu,penggalian
pada tiap tiap segmen pekerjaan. Yang mana hasil dari
galian tersebut akan dipancang dengan menggunakan diesel
hammer unutk mendapatkan area pekerjaan yang rata dan
bagus. Pekerjaan durasi galian akan dijelaskan sebagai
berikut:

76
4.8.1 Galian Struktural
VOLUME GALIAN PILAR DAN ABUTMENTS
No

Uraian

Ukuran pxlxt (m)

Volume (m3)

A1P/G

14,70 x 8 x 3

352,8

P1P/G

9,5 x 9,5 x 3

270,75

P2P/G

9,5 x 9,5 x 4

270,75

P3P/G

9,5 x 9,5 x 5

270,75

P4P/G

10 x 10 x 3

300

P5P/G

10 x 10 x 3

300

P6P/G

10 x 10 x 3

300

P7P/G

10 x 10 x 3

300

P8P/G

9,5 x 9,5 x 3

270,75

10

P9P/G

9,5 x 9,5 x 4

270,75

11

P10P/G

9,5 x 9,5 x 5

270,75

12

A2P/G

14,70 x 8 x 3

352,8

volume total

3530,1

Maka volume total galian 2 sisi fly over porong gempol


adalah: 3530,1m3 x 2 = 7.060,2 m3
A. Perhitungan Excavator
Perhitungan Time Cycle Excavator
Kecepatan Maju = 10 km/jam = 166,667
menit/jam
Kecepatan Mundur = 13 km/jam = 216,667
menit/jam
Jarak angkut
= 415 m
Waktu Galian(T1) = 7 detik (asumsi lapangan)
Waktu Swing (T2) = 6 detik (asumsi lapangan)
Waktu Buang(T3) = 7 detik (asumsi lapangan)

77

T2

T3

T1
Dari Keterangan gambar diatas maka perhitungan Time
Cycle adalah sebagai berikut :
CT

= T1 + T2 + T3
= 7 detik + 6 detik + 7 detik
= 20 detik
= 0,333menit

a. Kapasitas Produksi Excavator Isuzu DA 640


Tabel 4.22 Perhitungan produksi excavator Isuzu DA 640
a
b
Produktifitas
V x fa
CT
Q=
Uraian
Nilai
x fb x
a(60/CT)
e1 x e2
(m3/jam)
Kapasitas Bucket
1,2
m3
(V)
Faktor Efisiensi
0,75
Kerja (fa)
Faktor Pisau (fb)
1,1
0,575 0,333 103,60
Faktor Efisiensi
0,83
Cuaca (e1)
Faktor Efisiensi
0,7
Operator (e2)

78

b. Koefisien Alat
Koefisien Alat

= 1 : Q Backhoe
= 1 : 103,60
= 0,009

B. Perhitungan Dump Truck


Pemakaian alat dump truck ini adalah untuk
transportasi pembuangan material tanah dasar keluar
lokasi proyek. Pemilihan alat ini sangat efisien unutk
pembuangan tanah dengan jarak yang relatif jauh.
Perhitungan Time Cycle Dump Truck
Kapasitas Excavator
= 12,3 m3
Kapasitas dump truck
= 14,80 m3
Kecepatan bermuatan (VF)
= 10 km/jam
Kecepatan kosong (VR)
= 13 km/jam
Cycle Time excavator
= 0,333 menit
T1 (Waktu pengambilan posisi dimuati)

STOCK
PILE

T1 = 2 menit (Asumsi)

79

T2 (Waktu pengisian oleh Backhoe)


Jumlah Pemuatan excavator ke dump truck
=
=
= 1,20 2 kali

STOCK
PILE

T2

= jumlah pemuatan x CT excavator


= 2 x 0,333 menit
= 0,666 menit/truck (Loading Time)
T3 (Waktu tempuh bermuatan)

Vmuat = 40 km/jam

3 km

T3

=
=
= 6 menit

TEMPAT
PEMBUANGAN

80

T4 (Waktu Penumpahan)

T4

= 3 Menit (Asumsi)

T5 (Waktu Kosong)
Kembali ke lokasi (keadaan Kosong)
3 km

T5

Vkosong = 50 km/jam

=
= 3,6 menit
Jadi Perhitungan Time Cycle (CT) adalah :
CT = T1+T2+T3+T4+T5
= 2+0,666+6+3+3,6
= 15,2 16 menit
Perhitungan Kapasitas Produksi Dump Truck
q = kapasitas bucket x faktor bucket
= 1,2m3 x 0,8
= 0,96m3

81
Kebutuhan Dump Truck (n)
=
=

+1

= 24 buah
Produksi Dump Truck
=nxqx

xE

= 24 x 0,96m x

x 0,75

= 43,2 m3/jam
Perhitungan Koefisien Dump Truck
Koefisien Alat = 1 : Q DumpTruck
= 1 : 43,2
= 0,02
4. Rekapitulasi Peralatan
Rekapitulasi peralatan ditentukan oleh excavator
Excavator
= 103,60 m3/jam=
= 1 Unit
Dump Truck = 43,2 m3/jam =

= 3 unit

Rencana produksi per hari :


= Produksi alat yang menentukan x Jam kerja x Jumlah alat
= 103,60 m3/jam x 8 Jam x 1
= 828,8 m3/hari

82
Rencana waktu penyelesaian
=
=
= 8,5 9 hari
Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek ini
adalah 9 hari.
4.8.2 Pekerjaan Timbunan Struktural
Pada pembangunan fly over ini terdapat timbunan
struktural yang mana tanah urug tersebut akan dituang ke
ruang kosong pada abutment.
Perhitungan Volume 1 buah pekerjaan timbunan struktural
adalah :
=Pxlxt
= 12,7m x 4,2m x 6,12m
= 326,4 m3
Karena timbunan struktural mempunyai 4 buah lokasi
penimbunan maka perhitungan volume :
= volume 1 timbunan x 4
= 326,4m3 x 4
= 1305,76 m3

83
A. Perhitungan Excavator
Perhitungan Time Cycle Excavator
Kecepatan Maju = 10 km/jam
Kecepatan Mundur = 13 km/jam
Jarak angkut
= 415 m
Waktu Galian(T1) = 7 detik (asumsi)
Waktu Swing (T2) = 6 detik (asumsi)
Waktu Buang(T3) = 7 detik (asumsi)
CT (cycle time)

T2

T1

=7+6+7
= 20 detik
= 0,333 menit

T3

84
Kapasitas Produksi Excavator
Tabel 4.22 Perhitungan produksi excavator Isuzu DA 640
Uraian
Kapasitas Bucket
(V)
Faktor Efisiensi
Kerja (fa)
Faktor Efisiensi
Cuaca (e1)
Faktor Efisiensi
Operator (e2)

Nilai

a
V x fa x
fb x e1 x
e2

b
CT

Produktivitas
Q = a x(
60/CT)
(m3/jam)

0,5229

0,333

94,216

1,2 m3
0,75
0,83
0,7

Koefisien Alat
Koefisien Alat

= 1 : Q Backhoe
= 1 : 94,216
= 0,010

B. Dump Truck
Pemakaian alat dump truck ini adalah untuk
transportasi pembuangan material tanah dasar keluar
lokasi proyek. Pemilihan alat ini sangat efisien unutk
pembuangan tanah dengan jarak yang relatif jauh.

85
Perhitungan Time Cycle Dump Truck
Kapasitas Excavator
= 12,30 m3
Kapasitas dump truck
= 14,80 m3
Kecepatan bermuatan (VF)
= 10 km/jam
Kecepatan kosong (VR)
= 13 km/jam
Circle Time excavator
= 0,333 menit
T1 (Waktu pengambilan posisi dimuati)

T1 = 2 menit (Asumsi)
T2 (Waktu pengisian oleh Backhoe)
Jumlah Pemuatan excavator ke dump truck
=
=
= 1,20 1 kali

T2

= jumlah pemuatan x CT excavator


= 1 x 0,333 menit
= 0,333 menit/truck (Loading Time)

86
T3 (Waktu tempuh bermuatan)
Vmuat = 40 km/jam
3 km (ke tempat Pengurugan)

T3

=
=
= 4,5 menit
T4 (Waktu Penumpahan)

T4

= 3 Menit (Asumsi)

T5 (Waktu Kosong)

Kembali ke lokasi (keadaan Kosong)

T5

=
=
= 3,6 menit

Vkosong = 50 km/jam

87

Jadi Perhitungan Time Cycle (TS) adalah :


TS = T1+T2+T3+T4+T5
= 2+0,333+4,5+3+3,6
= 13,433 menit
Perhitungan Kapasitas Produksi Dump Truck
q = kapasitas bucket x faktor bucket
= 1,2m3 x 0,8
= 0,96m3
Kebutuhan Dump Truck (n)
=
=

+1

= 22,02 40 buah
Poduksi Dump Truck
=nxqx

xE

= 40 x 0,96m3 x

x 0,75

= 128,638 m3/jam
Perhitungan Koefisien Dump Truck
Koefisien Alat = 1 : Q DumpTruck
= 1 : 128,638
= 0,0077

88
C. Perhitungan Vibro Roller
Lebar Pemadat (L)
Tebal lapisan pemadatan (t)
Kecepatan rata rata (S)
Jumlah lintasan

= 1,615 m
= 1 m (bertahap)
= 6 km/jam
=

( )

=
= 25 lintasan
Faktor Kerja (E)

= 0,75

Produktuvitas

=
=
= 290,7 m3/jam

a. Koefisien Alat
Koefisien Alat

= 1 : Q vibro roller
= 1 : 290,7
= 0,0034

4. Rekapitulasi Peralatan
Rekapitulasi peralatan ditentukan oleh excavator
Excavator
= 94,216 m3/jam
=
= 1 Unit
Vibro Roller = 290,7m3/jam

= 3 Unit

Dump Truck = 128,638 m3/jam

= 1 Unit

Rencana produksi per hari :


= Produksi alat yang menentukan x Jam kerja x Jumlah alat
= 94,216 m3/jam x 8 Jam x 1
= 753,728 m3/hari

89
Rencana waktu penyelesaian
=
=
= 1,73 2 hari
4.9 PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH
Pekerjaan struktur bawah pada proses pembangunan fly
over ini dimulai dengan pengerjaan pemancangan sampai
dengan pekerjaan pembuatan pier head. Pada bagian ini akan
dijelaskan metode pelaksanaan pekerjaan per item.
4.9.1 Pekerjaan Pemancangan
Fly over porong gempol ini mempunyai 28 segmen
yang terdiri dari 4 Abutment (2 awal dan 2 akhir) dan 20
Pilar (kanan 10 kiri 10). Dari data abutmen dan pilar tersebut
mempunyai kebutuhan tiang pancang dan kedalaman yang
berbeda beda sesuai dengan kondisi tanah. Berikut data
jumlah titik tiang pancang dan abutment yang diperlukan :
a. Abutment (A1,A2) dan (A3,A4) mempunyai kebutuhan
tiang pancang yang sama yaitu 24 buah dengan
kedalaman 22m.
b. Pilar (P1-P10) dan (P11-P20) Mempunyai kebutuhan
tiang pancang yang sama yaitu 23 buah dengan
kedalaman 22m.

90
Dalam pembangunan fly over ini akan dibantu dengan
alat berat seperti diesel hammer dan crawler crane. Pada
pengerjaan ini dipakai Tiang pancang diameter 60Cm .
Berikut adalah pelaksanaan pengerjaan tiang pancang.
Pengangkutan dan Handling Tiang Pancang :
1. Pada waktu mengangkat dan mengangkut tiang
pancang, kontraktor harus menyediakan kawat baja
(sling) dan peralatan lainnya yang diperlukan untuk
mencegah pembengkokan pada tiang pancang.
2. Atur trailer pengangkut tiang pancang unutk
memasuki lokasi proyek
3. Turunkan Tiang Pancang dengan crane secara hati
hati untuk menghindari resiko kerusakan yang terjadi
apabila ada kesalahan penempatan dan penurunan.

Gambar 4.23 Penyusunan tiang pancang


Pemancangan Tiang pancang :
1. Tentukan titik pemancangan dan siapkan crane dan
peralatan yang digunakan untuk proses pemancangan.
2. Sebelum pemancangan, pasang bantalan pada kepala
tiang untuk menghindari resiko kerusakan saat di
tekan dengan mesin.

91
3. Pasangkan tiang pancang secara tegak lurus (vertikal)
ke diesel hammer, dengan menggunakan crawler
crane.
4. Lakukan proses pemancangan secara hati hati untuk
menghindari kerusakan pada mesin Diesel hammer.
A. Perhitungan waktu pemancangan
Dalam tahap pemancangan ini akan dibahas tentang
waktu persiapan sampai dengan kalendering tiang pancang :
Tiang pancang dengan nilai data tanah sebagai berikut :
a. Nilai jumlah hambatan perekat (JHP) = 168 kg/cm
b. Nilai conus rata rata
= 40 kg/cm2
c. Berat Hammer (W)
= 5770 kg
d. Tinggi jatuh hammer (h)
= 50 cm
e. Kecepatan blow
= 42 blow/min
f. Penurunan / Pukulan (S)

1. Waktu Persiapan (saat tiang pancang masih dibawah)


Mendirikan Tiang Pancang :
T1 =

= 1 menit

92
Waktu penyetelan pada topi tiang pancang
T2 = 3 menit
Waktu Pengangkatan dengan Mobile Crane
Pekerjaan Pengangkatan dengan Mobil Crane
a. Spesifikasi alat mobil crane :
Model
= ISUZU 4HKIX
Kecepatan angkat
= 74 m/min
Kecepatan penurunan
= 74 m/min
Kecepatan swing
= 3,7 rpm
Kapasitas angkat
= 42,8 Ton

b.

Keperluan jam kerja :


Jam kerja per hari = 8 jam kerja
Waktu muat
= 5 menit
Waktu pengangkutan :
Hoisting
=
=
= 0.26menit

Keterangan:
- h = tinggi bangunan yang ditinjau
- Faktor kondisi alat tertera pada tabel
- Faktor ketrampilan operator tertera pada tabel
- Faktor cuaca tertera pada tabel
- Satuan hosting yaitu menit.

93

Swing
=
=

= 0,536 menit

Keterangan:
- r = sudut swing
-s d 1
a an = 360
- Faktor kondisi alat tertera pada tabel
- Faktor ketrampilan operator tertera pada tabel
- Faktor cuaca tertera pada tabel
- satuan swing yaitu menit.
Lowering
=
=

= 0.26menit
Keterangan:
- h = tinggi penurunan
- Faktor kondisi alat tertera pada tabel
- Faktor ketrampilan operator tertera pada tabel
- Faktor cuaca tertera pada table satuan lowering yaitu
menit.
Waktu bongkar
= 5 menit
Waktu kembali :
Swing
=
=

= 0,536 menit

94
Keterangan:
- r = sudut swing
-s d 1
a an = 360
- Faktor kondisi alat tertera pada tabel
- Faktor ketrampilan operator tertera pada tabel
- Faktor cuaca tertera pada tabel
- satuan swing yaitu menit.
Lowering
=
=

= 0.26menit

Keterangan:
- h = tinggi penurunan
- Faktor kondisi alat tertera pada tabel
- Faktor ketrampilan operator tertera pada tabel
- Faktor cuaca tertera pada table satuan lowering yaitu
menit.
Jadi pekerjaan pengangkatan balok parapet membutuhkan
waktu : Waktu persiapan+Waktu naik + Waktu Turun +
Waktu bongkar + Waktu muat = 11,852menit dibulatkan
12 menit per buah
CT = 12 Menit

95
Perhitungan Produksi Crane Type SCX 400
A
b Produktifitas
V x fa x CT
Q=a
Uraian
Nilai
e1 x e2 x
(60/CT)
(Ton/jam)
Kapasitas
42,8
Faktor Efisiensi
0,75
Kerja (fa)
18,65
12
93,25
Faktor Efisiensi
0,83
Cuaca (e1)
Faktor Efisiensi
0,7
Operator (e2)
Koefisien Alat :
= 1 : Produktifitas
= 1 : 93,25
= 0,010
Berat 1 Tiang pancang
= Volume Tiang Pancang x Berat Jenis Beton
= (3,14 x 30 x 30 x 2200 ) x 2400 kg/ m3
= 1,5 Ton
Total berat tiang pancang
= Berat 1 Tiang Pancang x Jumlah Titik Pancang
= 1,5 Ton x 132 Titik
= 198 ton

96
Rencana waktu penyelesaian
=
=
= 2hari
2. Waktu yang dibutuhkan untuk 1 kali pemukulan
Waktu penumbukan tiang pancang
Keliling tiang pancang = x d
= 3,14 x 60 cm
= 188,4cm
Luas (A) tp = x x
= x 3,14 x
= 2826 cm2
Daya dukung tiang pancang (R)
={Conus rata-rata x Atp }+{JHP x Keliling TP}
={40kg/cm2 x 2826 cm23+{168kg/cm x 188,4cm}
= 144691,2 kg
Kekuatan Hammer = 10% x W = 10% x 5770 kg =
577 kg
Jumlah Pukulan:
Berat Hammer x Tinggi jatuh hammer = (R x S) + Z
5770 kg x 50cm
= (144691,2 kg x S) + 577 kg
=

97
Kedalaman tiap pukulan= 1,993 cm/blow

Jumlah pukulan

=
=

= 501 blow

Jumlah pukulan

=
=

= 602 blow

Jika kecepatan blow 42 blow / menit maka tiap 1


pancang dengan kedalaman 10m membutuhkan
waktu 12 menit dimana didadapat dari

Jika kecepatan blow 42 blow / menit maka tiap 1


pancang dengan kedalaman 12m membutuhkan
waktu 14 menit dimana didadapat dari

Jadi total waktu pemukulan adalah 26menit T3 = 26


Menit

Pekerjaan pengelasan
Untuk pengelasan,produktivitas tenaga kerja menurut Ir. A
Soedrajat. S(1984) ) dapat dilihat pada tabel 11-5 halaman
286, dan kemampuan minimal orang bekerja adalah satu
hari, dimana 1 hari = 8 jam kerja dan rencana pekerja 5
orang maka dapat ditentukan kebutuhan jam kerja sebagai
berikut :

98
Diketahui total volume pengelasan adalah 682 m
Mengelas:
=

x 682m = 313,72 jam

Untuk 1 orang pekerja =

= 40 hari

Maka untuk 5 orang pekerja =

= 8 hari

3. Waktu Pesiapan (Penumbukan Tiang pancang)


T4

= 1 menit

T5

= 3 menit (penyetelan kepala tiang pancang)

4. Waktu pemancangan
Waktu pemasangan alat = 0,5 menit
Berdasarkan kondisi dilapangan, diketahui jumlah
pukulan untuk satu kali pemancangan tiang pancang
dengan kedalaman 10 m membutuhkan 10 kali pukulan,
jika kapasitas alat pancang adalah 42 pukulan / menit
maka dapat diketahui waktu pemancangan 1 tiang
pancang.
Waktu pemancangan

=
=

= 0,23 menit

99

Jadi waktu
T6
= 0,5 + 0,23 = 0,723menit
Waktu pemasangan alat = 0,5 menit
Berdasarkan kondisi dilapangan, diketahui jumlah
pukulan untuk satu kali pemancangan tiang pancang
dengan kedalaman 12 m membutuhkan 10 kali pukulan,
jika kapasitas alat pancang adalah 42 pukulan / menit
maka dapat diketahui waktu pemancangan 1 tiang
pancang.
Waktu pemancangan

=
=

= 0,28 menit
Jadi waktu
T6
= 0,5 + 0,23 + 0,28 + 0,5 = 1,5menit
Jadi waktu total siklus pemancangan :
= T1 + T2 + T3 + T4 + T5 + T6
= 1 + 3 + 26 + 1 + 3 + 1,5
=36 menit
Jadi produksi pemancangan rata rata (N) dalam satu
jam adalah:
N=

= 1,66 buah

100
Produksi per jam dari alat pancang adalah :
- Faktor cuaca
Kodisi = terang, panas, berdebu
Nilai
= 50/60 menit/jam
= 0,83
- Faktor operator dan mekanik
Kondisi = Terampil
Nilai
= 0,80
- Faktor operasi alat dan pemeliharaan mesin
Kondisi = baik
Nilai
= 0,75
maka, produksi per jam sebagai berikut :
Q = q x N x Ek
= 1 x 1,66 x (0,83 x 0,80 x 0,75)

= 0.83

dibulatkan menjadi 1 titik/jam

Koefisien Pemancangan :
= 1 : Qdiesel hammer
=1:1
=1
Setelah diketahui nilai produksi per jam dari alat pancang
(Q), maka dengan asumsi satu hari sama dengan 8 jam kerja,
maka pemancangan tiang pancang keseluruhan dapat
diselesaikan dengan waktu sebagai berikut ini :
Q = 0,83

x 8 jam = 7 titik dalam 1 hari

Jika pekerjaan tiang pancang dikerjakan dengan dua


arah maka dapat diperoleh nilai Q = 14 titik / hari

101
Sehingga, untuk menyelesaikan pemancangan sebanyak
652 titik di perlukan waktu sebagai berikut :
= Zona Porong-Gempol =

= 24 hari

= Zona Gempol-Porong =

= 24 hari

Jadi apabila pekerjaan pemancangan dikerjakan dengan


metode 2 arah maka waktu pemancangan akan menjadi (2 +
8 + 48 ) = 58 hari
4.9.2 Pekerjaan Pemotongan Tiang Pancang
Setelah melakukan proses pemancangan langkah
selanjutnya adalah pemotongan tiang pancang. Proses ini
dilakukan secara manual dengan rincian sebagai berikut :
a. tiang pancang harus dipotong pada elevasi tertentu
sehingga tiang memanjang sampai ke penutup (caps) atau
kaki (footing) atau slab, cross beam, atau balok
sebagaimana tertera di dalam gambar.
b. Panjang tambahan pada tiang pancang harus cukup untuk
mencapai elevasi bawah caps, kaki, cross beam, atau
balok dan harus dari bagian yang sama sebagaimana tiang
pancang itu sendiri, atau sesuai dengan gambar.
c. Setelah tiang pancang diperpanjang, pemancangan jangan
dihentikan sebelum ada persetujuan konsultan pengawas.
d. Kecuali ditentukan lain, panjang sisa pemotongan tiang
pancang menjadi milik kontraktor, dan harus di luar batas
ruang milik jalan di luar batas jangkauan penglihatan dari
daerah jalan, sesuai dengan perintah konsultan pengawas.

102

Gambar 4.24 Proses Pemotongan Tiang Pancang


Pemotongan 1 tiang pancang
Rencana jumlah pemotongan
Jumlah tenaga kerja

= 1 orang
= 10 buah/hari
= 10 orang

Maka waktu pelaksanaan


pancang adalah sebagai berikut :

pemotongan

tiang

Abutment A1P,A1G, A2P,A2G,


=

= 9,6 10 hari

Pier 1 sampai 20
=

= 56 56 hari

Jadi total waktu yang diperlukan untuk pekerjaan


pemotongan tiang pancang adalah 66 hari, Apabila pekerjaan
dikerjakan dengan cara 2 arah maka waktu pemotongan
pemancangan akan selesai dalam 33 hari,maka dipakai yang
33 hari.

103
4.9.3 Pekerjaan Lantai kerja (lean concrete)
Disini lean concrete berfungsi sebagain alas
apabalia kita akan melakukan pekerjaan penulangan dan
pengecoran footing pilar fly over. Disini digunakan mobile
mixer untuk memasukkan cor coran ke dalam bekisting
footing. Berikut ini adalah proses pembuatan lean concrete :
a. Setelah proses pemancangan selesai, lakukan proses
penggalian untuk pondasi tiang pancang dengan
menggunakan excavator.
b. Bila sudah tergali tanah di padatkan untuk mengeluarkan
air tanah yang ada dalam galian pondasi dengan tenaga
manusia / manual
c. Lakukan pekerjaan bekisting untuk mencetak bentuk lean
concrete yang simetris.
d. Beri lapisan lean concrete dan ratakan secara manual,
dengan tebal 10 cm supaya datar untuk proses
pemasangan tulangan baja.
e. Tunggu sampai kering hingga lean concrete siap
digunakan untuk prorses pekerjaan selanjutnya. Apabilaa
kondisi cuaca buruk / hujan dapat kita tutup dengan
menggunakan terpal.

Gambar 4.25 Pengerjaan Lean Concrete

104
Tabel 4.30 Perhitungan Volume Lean Concrete
No

Uraian
Abutments
Panjang
Lebar
Tinggi
Volume
Pilar
Panjang
Lebar
Tinggi
Volume

unit

Satuan

12,7
7,5
0,1
9,525

M
M
M
M3

7,5
7,5
0,1
5,625

M
M
M
M3

Jumlah Lean
Concrete
(buah)

Volume
Total (m3)

38,1

20

112,5

Volume Total (Abutments dan Pilar)

235,34

m3

Waktu Siklus
Waktu pengambilan dari Batching Plan 3km (t1)
=

= 6 menit

Waktu kembali dengan keadaan isi (t2)


=

= 9 menit

Kedalaman pengecoran 0,1m (t3) = 10 menit (Asumsi)


Waktu Siklus Total

= t1 + t2 + t3
= 6menit + 9menit + 10menit
= 25 Menit

105
a.

Perhitungan Kapasitas Produksi Truck Mixer

Tabel 4.25 Perhitungan Produksi Mixer Type SY306C-6R


A
b
Produktifitas
V x fa x TS
Q = a /b
Uraian
Nilai
fb x e1 x
(m3/jam)
e2 x 60
Kapasitas Bucket
7
(V)
Faktor Efisiensi
0,75
Kerja (fa)
Faktor Efisiensi
0,83
439,236
25
17,569
Cuaca (e1)
Faktor Efisiensi
0,7
Operator (e2)
Berat Jenis Beton
2,4
(D)
2. Rekapitulasi Peralatan
Rekapitulasi peralatan ditentukan oleh Truck Mixer

Truck Mixer = 17,569m3/jam =

Koefisien Alat Berat =

= 1 Unit

= 0,056

Rencana produksi per hari :


Produksi alat yang menentukan x Jam kerja x Jumlah alat
= 17,569 m3/jam x 8 Jam x 1
= 140,555 m3/hari

106
Rencana waktu penyelesaian
=
=
= 1,67 hari dibulatkan 2 hari
4.9.4 Pekerjaan Footing Pilar
Setelah pembuatan lean concrete langkah
selanjutnya yaitu pelaksanaan pekerjaan footing.Footing ini
menggunakan baja tulangan sebagai kerangka dari pondasi,
yang kemudian akan dilakukan pengecoran. Berikut ini
adalah proses pekerjaan footing:
1. Rakitan pembesian berada di dalam galian footing.Pasang
bekisting pada seluruh permukaan footing (kecuali
permukaan atas).
2. Masukkan cor coran ke dalam bekisting footing dengan
menggunakan mobile mixer, kemudian ratakan dengan
menggunakan sesuai dengan rencana.

Gambar 4.26 Proses Pengerjaan Footing Pilar

107

260

Luas 1,
Volume A

A
B

Luas 2,
Volume B

750

Gambar 4.27 Detail Footing Pilar

B
A

Gambar 4.28 Perhitungan Volume Pekerjaan Footing Pilar


P1,P2,P3,P8,P9,P10

108

Perhitungan Bekisting P1,P2,P3 dan P8,P9,P10


A. 7,5m x 7,5m
= 56,25m2
B. 0.5x{(7,5x7,5)+(2.6x2.6)}
= 31,50m2 +
Total = 87,75m2
Jadi untuk 12 titik adalah

= 87,75 m2 x 12
=1053m2

Perhitungan Volume Beton P1,P2,P3 dan P8,P9,P10


A. 7,5m x 7,5m x 1,5
= 84,375m3
B. 0.5x{(7,5x7,5)+(2.6x2.6)}x0,3
= 9,452m3 +
Total
= 93,827m3
Jadi untuk 12 titik adalah

= 93,827 m3x12
=1126 m3

Perhitungan Bengkokan besi dan kait P1,P2,P3 dan


P8,P9,P10
Bengkokan besi didapat dari jenis bengkokan dikalikan
dengan jumlah unit besi yang diperlukan kemudian dikalikan
dengan jumlah footing yang akan dipasang dengan besi
tersebut.

Tipe I (16mm-22mm) = 16 x 352 x 12 = 67584


bengkokan dan kaitan sebanyak 33792 (didapat dari
jumlah bengkokan dibagi 2)

109
Perhitungan Volume Bekisting

B
A

Gambar 4.29 Perhitungan Volume Pekerjaan Footing Pilar


P4,P5,P6,P7
Perhitungan Bekisting P4,P5,P6,P7
A. 9m x 9 m
= 81m2
B. 0.5x{(9x9)+(2.6x2.6)} = 43,88m2 +
Total = 124,88m2
Jadi untuk 8 titik adalah

= 124,88m2 x 8
= 1000m2

Perhitungan Volume Beton P4,P5,P6,P7


A. 9m x 9m x 1,5m
= 121,5m3
B. 0.5x{(9x9)+(2.6x2.6)}x0,3
= 13,326m3 +
Total
= 134,826m3
Jadi untuk 8 titik adalah

=134,826m3 x 8
=1079 m3

110
Perhitungan Bengkokan besi dan kait P4,P5,P6,P7
Tipe I (16mm-22mm) = 16 x 315 x 8 = 40320 bengkokan
dan kaitan sebanyak 20160 (didapat dari jumlah
bengkokan dibagi 2)
Tipe II (32mm) = 16 x 142 x 8 = 18176 bengkokan dan
kaitan sebanyak 9088 (didapat dari jumlah bengkokan
dibagi 2)
Jumlah Tulangan Tipe I (16mm-22m) = (315 x 8) + ( 352
x 12 ) = 6744
Jumlah Tulangan Tipe II (32mm) = 142 x 8 = 1136
Total pekerjaan Footing Pilar
Jadi total volume bekisting
= 1053m2 +1000m2 = 2053m2
Jadi total volume beton
=1079 m3 + 1126 m3 = 2205m3
Total bengkokan Tipe I (16mm-22mm)
= 40320 + 67584 = 126080
Total bengkokan Tipe II (32 mm)
= 18176
Total kaitan Tipe I (16mm-22mm)
=20160 + 33792 = 63040
Total kaitan Tipe II (32mm)
= 9088
Pasang Bekisting ( pondasi )
Untuk pemasangan bekisting menurut Ir. A Soedrajat.
S(1984) ) dapat dilihat pada tabel 5-2 halaman 86 , dan
kemampuan minimal orang bekerja adalah satu hari, dimana
1 hari = 8 jam kerja dan rencana pekerja 20 orang maka
dapat ditentukan kebutuhan jam kerja sebagai berikut :

111
Menyetel:

x 2053 m2

= 1027 jam

Untuk 1 orang pekerja

Maka, untuk 20 orang pekerja =

=128hari
= 6 hari

Memasang:

x 2053 m2

=821 jam

Untuk 1 orang pekerja

Maka, untuk 20 orang pekerja =

=103 hari
= 5 hari

Membuka dan membersihkan:

x 2053 m2

Untuk 1 orang pekerja

=821 jam
=

Maka, untuk 20 orang pekerja =

=103 hari
= 5 hari

Jadi total waktu untuk pemasangan bekisting adalah


(5+5+6)= 16 hari
Perakitan Besi
Untuk perakitan besi,produktivitas tenaga kerja menurut Ir.
A Soedrajat. S(1984) ) dapat dilihat pada tabel 5-9 halaman
91, dan kemampuan minimal orang bekerja adalah satu
hari, dimana 1 hari = 8 jam kerja dan rencana pekerja 20
orang maka dapat ditentukan kebutuhan jam kerja sebagai
berikut :

112
Membengkokan:
Tipe 1 (diameter 16 22mm) =

x 126080

bengkokan = 1261 jam


Tipe2 (diameter 31,75-38,1mm)=

x 18176

= 273jam
Untuk 1 orang pekerja =
Maka, untuk 20 orang pekerja =

=192hari
= 10 hari

Pasang Kait :
Tipe 1 (diameter 16 22mm) =

x 63040 =

1009 jam
Tipe 2 (diameter 31,75-38,1mm)=

x 9088 =

227 jam
Untuk 1 orang pekerja =

=155 hari

Maka, untuk 20 orang pekerja =

= 8 hari

Memasang Tulangan
Tipe 1 (diameter 16 22mm) =

x 6744 buah =

472 jam
Tipe 2 (diameter 31,75 38,1mm) =
buah = 284 jam
Untuk 1 orang pekerja =
Maka, untuk 20 orang pekerja =

= 95 hari
= 5 hari

x 1136

113
Jadi total waktu untuk perakitan besi satu footing dengan
mesin adalah (10+8+5) = 23 hari.
Pekerjaan cor dengan truk mixer.
Waktu Siklus
Perhitungan t1 dan t2 :
Waktu pengambilan dari Batching Plan 3km (t1):
menit
Waktu kembali dengan keadaan isi (t2) :
Kedalaman pengecoran 0,1m (t3): 10 menit
Waktu Siklus Total
= t1 + t2 + t3
= 6menit + 9menit 10menit
= 25 Menit

= 9 menit

=6

114
b. Perhitungan Kapasitas Produksi Truck Mixer
Tabel 4.25 Perhitungan Produksi Mobile Mixer
Type SY306C-6R

Uraian

Kapasitas Bucket
(V)
Faktor Efisiensi
Kerja (fa)
Faktor Efisiensi
Cuaca (e1)
Faktor Efisiensi
Operator (e2)
Berat Jenis Beton
(D)
3.

Nilai

A
V x fa x
e1 x e2 x
D

b Produktifitas
CT
Q=a
(60/CT)
(m3/jam)

7
0,75
0,83

7,320

25

17,569

0,7
2,4

Rekapitulasi Peralatan
Rekapitulasi peralatan ditentukan oleh Truck Mixer
Truck Mixer = 17,569m3/jam =

= 1 Unit

Koefisien Alat berat 1/ 17,569 = 0,00005


Rencana produksi per hari :
= Produksi alat yang menentukan x Jam kerja x Jumlah alat
= 17,569 m3/jam x 8 Jam x 1
= 140,555 m3/hari

115
Rencana waktu penyelesaian
=
=
= 16 hari
Jadi total waktu yang diperlukan untuk pekerjaan footing
pilar (Bekisting + Penulangan + Cor) Footing Pilar 55 hari.
4.9.5

Pekerjaan Abutments
Setelah selesai dengan pekerjaan footing pilar,
selanjutnya adalah pekerjaan abutment. Pada pekerjaan ini
dilakukan proses pembesian, bekisting, dan pengecoran.
Berikut ini adalah metode pengerjaan footing abutments :
1. Setelah lean concrete siap digunakan lakukan pekerjaan
pembesian pada abutments.
2. Pasang beksiting di setiap permukaan dari abutments
kecuali permukaan atas karena untuk pemasukan cor
coran.
3. Masukkan cor coran ke dalam bekisting abutment, dan
tunggu kering dan dirawat dengan curing.

116

F
E
D

A
600
Gambar 4.30 Gambar Bagian Abutments
Perhitungan Bekisting A1,A2 Porong dan A1,A2
Gempol
A. 6m x 12,7m
= 76,20m2
B. 0,5 x{(6x12,7)+(1,5x12,7)}
= 47,62m2
C. 2x{(1,5 x 4,67)+(12,7 x 4,67)}
= 132,62m2
D. 2x{0,5(0,4 + 1) x 0,8+(12,7 x 1)}
= 26,52m2
E. 2x{(0,6 x 0,4)+(12,7 x 0,6)}
= 15,72m2 +
Total
= 298,68m2

117
Jadi untuk 4 titik adalah = 298,68 m2 x 4
=1194,72 m2
Perhitungan Volume Beton A1,A2 Porong dan A1,A2
Gempol
A. 6m x 12,7m x 1,2
= 91,44m3
B. 0.5x{(6x12,7)+(1,5x12,7)}x 0,30
= 14,28m3
C.1,5 x 4,67 x 12,7
= 88,963m3
D.0,5(0,4 + 1) x 0,8) x 12,7
= 2,54m3
E. 0,6 x 0,4 x 12,7
= 3,048m3 +
Total
= 200,271m3
Jadi untuk 4 titik adalah

= 200,271m3 x 4
= 801,084m3

Perhitungan Bengkokan besi dan kait A1,A2 Porong


dan A1,A2 Gempol
Bengkokan besi didapat dari jenis bengkokan dikalikan
dengan jumlah unit besi yang diperlukan kemudian
dikalikan dengan jumlah abutment yang akan dipasang
dengan besi tersebut.

Tipe I (16mm-22mm) = 9 x 409 x 4 = 14724 bengkokan


dan kaitan sebanyak 7362(didapat dari jumlah bengkokan
dibagi 2)
Tipe II (13mm) = 8 x 440 x 4 = 14080 bengkokan dan
kaitan sebanyak 7040 (didapat dari jumlah bengkokan
dibagi 2)
Jumlah Tulangan Tipe I (16mm-22m) = 409 x 4 = 1636
Jumlah Tulangan Tipe II (13mm) = 440 x 4 = 1760

118
Total pekerjaan Abutment
Jadi total volume bekisting
Jadi total volume beton
Total bengkokan Tipe I (16mm-22mm)
Total bengkokan Tipe II(13 mm)
Total kaitan Tipe I (16mm-22mm)
Total kaitan Tipe II(13mm)

= 1194,72m2
= 801,084m3
= 14724
= 14080
= 7362
= 7040

Pasang Bekisting (Kepala Jembatan)


Untuk pemasangan bekisting ,produktivitas tenaga kerja
menurut Ir. A Soedrajat. S(1984) ) dapat dilihat pada tabel
5-2 halaman 86 dan kemampuan minimal orang bekerja
adalah satu hari, dimana 1 hari = 8 jam kerja dan rencana
pekerja 5 orang maka dapat ditentukan kebutuhan jam kerja
sebagai berikut :
Menyetel:

x 1194,72 m2

Untuk 1 orang pekerja

= 597 jam
=

Maka, untuk 5 orang pekerja =

= 75 hari
= 15 hari

Memasang:

x 1194,72 m2

Untuk 1 orang pekerja

= 478 jam
=

Maka, untuk 5 orang pekerja =

=60hari
= 12 hari

119
Membuka dan membersihkan:

x 1194,72 m2

= 478 jam

Untuk 1 orang pekerja

Maka, untuk 5 orang pekerja =

=60hari
= 12 hari

Jadi total waktu untuk pemasangan bekisting adalah


(15+12+12) = 39 hari
Perakitan Besi
Untuk perakitan besi,produktivitas tenaga kerja menurut Ir.
A Soedrajat. S(1984) ) dapat dilihat pada tabel 5-9 halaman
91, dan kemampuan minimal orang bekerja adalah satu
hari, dimana 1 hari = 8 jam kerja dan rencana pekerja 5
orang maka dapat ditentukan kebutuhan jam kerja sebagai
berikut:
Membengkokan:
Tipe 1 (diameter 16 22mm) =

x 14724

bengkokan = 147 jam


Tipe2 (diameter 13 mm)=

x 14080 = 140

jam
Untuk 1 orang pekerja =
Maka, untuk 5 orang pekerja =

=36 hari
= 7 hari

120
Pasang Kait :
Tipe 1 (diameter 16 22mm) =

x 7362 = 118

jam
Tipe 2 (diameter 13mm)=

x 7040 = 176 jam

Untuk 1 orang pekerja =

=37 hari

Maka, untuk 5 orang pekerja =

= 7 hari

Memasang Tulangan
Tipe 1 (diameter 16 22mm) =

x 1636 buah =

115 jam
Tipe 2 (diameter 13 mm) =

x 1760 buah = 176

jam
Untuk 1 orang pekerja =
Maka, untuk 5 orang pekerja =

= 36 hari
= 7 hari

Jadi total waktu untuk perakitan besi abutment A1,A2


Gempol dan A1,A2 Porong dengan mesin adalah (7+7+7)
=21 hari.
Pekerjaan cor dengan concrete pump.
Waktu Siklus
Waktu pengambilan dari Batching Plan 3km (t1)
=

= 6 menit

Waktu kembali dengan keadaan isi (t2)


=

= 9 menit

121
Kedalaman pengecoran 0,1m (t3) = 10 menit
Waktu Siklus Total
= t1 + t2 + t3
= 6menit + 9menit + 10menit
= 25 Menit
Pekerjaan Cor
Perhitungan kebutuhan pipa pengecoran
Perhitungan kebutuhan pipa pengecoran yaitu jarak terjauh
dari pekerjaan pengecoran dibagi panjang pipa yang
tersedia ( 125 A Transport pipe @ 1 = 2,8 m dan 125 A
Delivery / Flexible Hose @ 1 = 5 m ).
Perhitungan Delivery Capacity
Perhitungan Horisontal Equivalent Length:
- Boom Pipe
= 17,55 m
- Horizontal Pipe
2,8 x 7
= 19,6 m
- Flexible Hose 5x1
=5
m+
= 42,15 m

122

Gambar 4.31 Grafik Delivery Capacity Pengecoran


Menentukan delivery capacity dengan melihat grafik
hubungan antara delivery capacity dengan horizontal
transport distance dengan nilai slump 10 cm dengan
diameter pipa 125 A. dari grafik didapatkan delivery
capacity sebesar 90 m3/jam.
Diasumsikan kondisi operasi peralatan dan pemeliharaan
mesin baik, sehingga efisiensi kerja ialah 0,75

123
kemampuan produksi
= efisiensi kerja x Delivery Capacity
= 0,75 x 90 m3/jam
= 67,5 m3/jam
Koefisien Alat Berat

= 1 / Kemampuan Produksi
= 1 / 67,5 = 0,014

Rekapitulasi Peralatan
Rekapitulasi peralatan ditentukan oleh Truck Mixer
Truck Mixer = 67,5 m3/jam
Koefisien Alat berat 1/ 67,5 = 0,014
Rencana produksi per hari :
= Produksi alat yang menentukan x Jam kerja x Jumlah alat
= 67,5 m3/jam x 8 Jam x 1
= 540 m3/hari
Rencana waktu penyelesaian
=
=
= 1 hari
Jadi pekerjaan abutment (Bekisting + Pembesian + Cor )
akan selesai dalam 66 hari.

124
4.9.6

Pekerjaan Wing wall

Setelah selesai dengan pekerjaan footing


Abutment, selanjutnya adalah pekerjaan abutment. Pada
pekerjaan ini dilakukan proses pembesian, bekisting, dan
pengecoran. Berikut ini adalah metode pengerjaan footing
abutments :
1. Setelah lean concrete siap digunakan lakukan pekerjaan
pembesian pada abutments.
2. Pasang beksiting di setiap permukaan dari abutments
kecuali permukaan atas karena untuk pemasukan cor
coran.
3. Masukkan cor coran ke dalam bekisting abutment, dan
tunggu kering dan dirawat dengan curing.

125

B
4,816

4,605

5.100

A
3,600

0,26

2,84

1,5

Gambar 4.32 Gambar Bagian Wing wall

126
Perhitungan Bekisting Wingwall A1,A2 Porong dan
A1,A2 Gempol
A=
B=
C=
D=

{0,5x(3,6+5.1)x1,5+(0,4x5,1)}x2
{0,5x(5.1+4,816)x2,84+(0,4x4,81)}x2
{0,5x(4,816+4,605)x0,26+(0,4x4,60)}x2
0,5x0,49x0,40x2

=
=
=
=

17,08
32,008
6,12
0,196

m2
m2
m2
m2

55,404 m2
Jadi untuk 4 titik adalah

= 55,404 m2 x 4
=221,616 m2

Perhitungan Volume Beton A1,A2 Porong dan A1,A2 Gempol


A=
B=
C=
D=

0,5x(3,6+5.1)x1,5x0,4x2
0,5x(5.1+4,816)x2,84x0,4x2
0,5x(4,816+4,605)x0,26x0,4x2
0.5x0.49x0.40x3x2

Jadi untuk 4 titik adalah

=
=
=
=

5.220
11.265
0.980
0.588
18.052

m3
m3
m3
m3
m3

= 18,052 m3 x 4
= 72,208 m3

Perhitungan Bengkokan besi dan kait A1,A2 Porong


dan A1,A2 Gempol
Bengkokan besi didapat dari jenis bengkokan dikalikan
dengan jumlah unit besi yang diperlukan kemudian
dikalikan dengan jumlah wing wall yang akan dipasang
dengan besi tersebut.

127

Tipe I (16mm-19mm) = 13 x 572 x 4 = 29744 bengkokan


dan kaitan sebanyak 14872(didapat dari jumlah
bengkokan dibagi 2)
Tipe II (13mm) = 2 x 162 x 4 = 1296 bengkokan dan
kaitan sebanyak 648 (didapat dari jumlah bengkokan
dibagi 2)
Jumlah Tulangan Tipe I (16mm-22m) = 572 x 4 = 2288
Jumlah Tulangan Tipe II (13mm) = 162 x 4 = 648

Total pekerjaan wing wall


Jadi total volume bekisting
= 221,616m2
Jadi total volume beton
= 72,208 m3
Total bengkokan Tipe I (16mm-22mm) = 29744
Total bengkokan Tipe II(13 mm)
= 1296
Total kaitan Tipe I (16mm-22mm)
= 14872
Total kaitan Tipe II(13mm)
= 648
Pasang Bekisting (Dinding)
Untuk pemasangan bekisting ,produktivitas tenaga kerja
menurut Ir. A Soedrajat. S(1984) ) dapat dilihat pada tabel
5-2 halaman 86 dan kemampuan minimal orang bekerja
adalah satu hari, dimana 1 hari = 8 jam kerja dan rencana
pekerja 5 orang maka dapat ditentukan kebutuhan jam
kerja sebagai berikut :
Menyetel:

x 221,616 m2

Untuk 1 orang pekerja

= 110 jam
=

Maka, untuk 5 orang pekerja =

= 14 hari
= 3 hari

128
Memasang:

x 221,616 m2

= 89 jam

Untuk 1 orang pekerja

Maka, untuk 5 orang pekerja =

=11hari
= 3 hari

Membuka dan membersihkan:

x 221,616 m2

= 89 jam

Untuk 1 orang pekerja

Maka, untuk 5 orang pekerja =

=11hari
= 3 hari

Jadi total waktu untuk pemasangan bekisting adalah


(3+3+3)= 9 hari
Perakitan Besi
Untuk perakitan besi,produktivitas tenaga kerja menurut Ir.
A Soedrajat. S(1984) ) dapat dilihat pada tabel 5-9 halaman
91, dan kemampuan minimal orang bekerja adalah satu
hari, dimana 1 hari = 8 jam kerja dan rencana pekerja 5
orang maka dapat ditentukan kebutuhan jam kerja sebagai
berikut:
Membengkokan:
Tipe 1 (diameter 16 22mm) =

x 29744

bengkokan = 298 jam


Tipe2 (diameter 13 mm)=
Untuk 1 orang pekerja =
Maka, untuk 5 orang pekerja =

x 1296 = 13 jam
=39 hari
= 8 hari

129
Pasang Kait :
Tipe 1 (diameter 16 22mm) =

x 14872

238 jam
Tipe 2 (diameter 13mm)=

x 648 = 16 jam

Untuk 1 orang pekerja =

=32 hari

Maka, untuk 5 orang pekerja =

= 6 hari

Memasang Tulangan
Tipe 1 (diameter 16 22mm) =

x 2288 buah =

160 jam
Tipe 2 (diameter 13 mm) =

x 648 buah = 65

jam
Untuk 1 orang pekerja =
Maka, untuk 5 orang pekerja =

= 28 hari
= 6 hari

Jadi total waktu untuk perakitan besi wing wall A1,A2


Gempol dan A1,A2 Porong dengan mesin adalah (8+6+6)
= 20 hari.
Pekerjaan Cor
Perhitungan kebutuhan pipa pengecoran
Perhitungan kebutuhan pipa pengecoran yaitu jarak terjauh
dari pekerjaan pengecoran dibagi panjang pipa yang
tersedia ( 125 A Transport pipe @ 1 = 2,8 m dan 125 A
Delivery / Flexible Hose @ 1 = 5 m ).

130

Perhitungan Delivery Capacity


Perhitungan Horisontal Equivalent Length:
-

Boom Pipe
Horizontal Pipe
Flexible Hose

2,8 x 7
5x1

= 17,55 m
= 19,6 m
=5
m+
= 42,15 m

Gambar 4.33 Grafik Delivery Capacity Pengecoran


Menentukan delivery capacity dengan melihat grafik
hubungan antara delivery capacity dengan horizontal
transport distance dengan nilai slump 10 cm dengan

131
diameter pipa 125 A. dari grafik didapatkan delivery
capacity sebesar 90 m3/jam.
Diasumsikan kondisi operasi peralatan dan pemeliharaan
mesin baik, sehingga efisiensi kerja ialah 0,75
kemampuan produksi
= efisiensi kerja x Delivery Capacity
= 0,75 x 90 m3/jam
= 67,5 m3/jam
Koefisien Alat Berat = 1 / Kemampuan Produksi
= 1 / 67,5 = 0,014
Rekapitulasi Peralatan
Rekapitulasi peralatan ditentukan oleh Concrete Pump
Concrete Pump = 67,5 m3/jam
Koefisien Alat berat 1/ 67,5 = 0,014
Rencana produksi per hari :
= Produksi alat penentu x Jam kerja x Jumlah alat
= 67,5 m3/jam x 8 Jam x 1
= 540 m3/hari
Rencana waktu penyelesaian
=
=
= 1 hari

132
Jadi total waktu yang diperlukan untuk pekerjaan pembuatan
wing wall adalah : Bekisting + Pembesian + Cor = 30 hari
4.9.7 Pekerjaan Kolom
Pada pekerjaan kolom fly over porong gempol ini
terdapat 26 kolom dengan ketinggian yang berbeda beda.
Sesuai dengan gambar perencanaan. Berikut ini adalah
proses pekerjaan kolom :
1. Apabila pekerjaan wing wall sudah selesai,langkah
selanjutnya adalah melakukan lakukan pekerjaan
pembuatan kolom
2. .
3. Pasang scafolding & bekisting pada kolom dengan
crawler crane.
4. masukkan cor-cor an beton ke dalam bekisting yang
sudah dilakukan dilengkapi dengan pembesian tulangan
kolom dengan menggunakan pump concrete.
5. Setelah pengecoran kolom sudah kering, maka dilakukan
perawatan kolom dengan curing (pemberian air
secukupnya) sampai bekisting siap untuk dilepas.

133

Gambar 4.34 Pengecoran kolom


Luas 1

2,4 m

Luas 2

0,7 m

1m

Luas 1

1m

Gambar 4.35 Detail Penampang Kolom Tipe I A dan I B


A. Tipe I A (30m + 30m) = 2 x Luas 1 + Luas 2
= 2 x {0,5(2,4+1)0,7} + (1 x 2,4)
= 4,78 m2

134

Tipe I A digunakan pada pilar:


P1P,P1G,P2P,P2G,P9P,P9G,P10P,P10G
Maka volume bekisting total adalah : 4,78m2 x 8 =
38,24m2
B. Tipe I B (30m + 35m) = 2 x Luas 1 + Luas 2
= 2 x {0,5(2,4+1)0,7} + (1 x 2,4)
= 4,78 m2
Tipe I B digunakan pada pilar:
P3P,P3G,P8P,P8G
Maka volume bekisting total adalah : 4,78m2 x 4 =
19,12m2

Luas 1

2,6 m

Luas 2

0,76
m

1,07 m

Luas 1

1,07 m

Gambar 4.35 Detail Penampang Kolom Tipe I C dan I D

135

C. Tipe I C (35m + 40m)


= 2 x Luas 1 + Luas 2
= 2 x {0,5(2,6+1,07)0,76} + (1 x 2,6)
= 5,38 m2
Tipe I C digunakan pada pilar:
P4P,P4G,P7P,P7G
Maka volume bekisting total adalah : 5,38m2 x 4 =
21,55m2
D. Tipe I D (40m + 40m)
= 2 x Luas 1 + Luas 2
= 2 x {0,5(2,6+1,07)0,76} + (1 x 2,6)
= 5,38 m2
Tipe I D digunakan pada pilar:
P5P,P5G,P6P,P6G
Maka volume bekisting total adalah : 5,38m2 x 4 =
21,55m2
Jadi total volume pekerjaan bekisting adalah : 38,24m2 +
19,12m2 +21,55m2 + 21,55m2 = 100,46m2

136

Tabel 4.33 Perhitungan volume Kolom


No Uraian
Unit
Satuan
KOL 1 (STA. 41+603.50)
Luas 1
2,38 m2
1 Luas 2
2,4 m2
Tinggi
4,28 m
Volume KOL 1
20,4584 m3
KOL 2 (STA. 41+637.50)
Luas 1
2,38 m2
2 Luas 2
2,4 m2
Tinggi
5,28 m
Volume KOL 2
25,2384 m3
KOL 3 (STA. 41+671.50)
Luas 1
2,38 m2
3 Luas 2
2,4 m2
Tinggi
6,13 m
Volume KOL 3
29,3014 m3
KOL 4 (STA. 41+710.50)
Luas 1
2,38 m2
4 Luas 2
2,4 m2
Tinggi
6,58 m
Volume KOL 4
31,4524 m3
KOL 5 (STA. 41+754.50)
Luas 1
2,38 m2
5 Luas 2
2,4 m2
Tinggi
5,58 m
Volume KOL 5
26,6724 m3

137

10

KOL 6 (STA. 41+798.50)


2,38
2,4
5,58
26,6724
KOL 7 (STA. 41+842.50)
Luas 1
2,38
Luas 2
2,4
Tinggi
5,58
Volume KOL 7
26,6724
KOL 8 (STA. 41+886.50)
Luas 1
2,38
Luas 2
2,4
Tinggi
6,13
Volume KOL 8
29,3014
KOL 9 (STA. 41+920.50)
Luas 1
2,38
Luas 2
2,4
Tinggi
5,28
Volume KOL 9
25,2384
KOL 10 (STA. 41+954.50)
Luas 1
2,38
Luas 2
2,4
Tinggi
4,28
Volume KOL 10
20,4584
Luas 1
Luas 2
Tinggi
Volume KOL 6

m2
m2
m
m3
m2
m2
m
m3
m2
m2
m
m3
m2
m2
m
m3
m2
m2
m
m3

Volume total kanan

Volume total Kiri

Volume Total kolom

261,466 m3

261,466 m3

522,932 m3

Pembesian
Bengkokan besi didapat dari jenis bengkokan dikalikan
dengan jumlah unit besi yang diperlukan kemudian

138
dikalikan dengan jumlah kolom yang akan dipasang
dengan besi tersebut.

A. Tipe I A (30m + 30m)


- Tipe I(16mm-19mm) = 250 x 18(jumlah bengkokan)x8
= 36000 (18000 kaitan)
- Tipe II (25mm-29mm) = 176 x 10(jumlah bengkokan)x8
=14080 (7040 kaitan)
- Tipe III(13mm)
= 12 x 8 (jumlah bengkokan)x8
=768 (384kaitan)
B. Tipe I B (30m + 35m)
- Tipe I(16mm-19mm) = 270 x 18(jumlah bengkokan)x4
= 19440
(9720 kaitan)
- Tipe II (29mm-32mm) = 176 x 10(jumlah bengkokan)x4
= 7040 (3520 kaitan)
- Tipe III(13mm)
= 14 x 8 (jumlah bengkokan)x4
= 448 (224kaitan)
C. Tipe I C (35m + 40m)
- Tipe I(16mm-19mm) = 290 x 18(jumlah bengkokan)x4
= 20880 (10440 kaitan)
- Tipe II (29mm-32mm) = 200 x 10(jumlah bengkokan)x4
= 8000 (4000kaitan)
- Tipe III(13mm)
= 18 x 8 (jumlah bengkokan)x4
= 576 (288kaitan)

139
D. Tipe I D (40m + 40m)
- Tipe I(16mm-19mm) = 266 x 18(jumlah bengkokan)x4
= 19152 (9576 kaitan)
- Tipe II (29mm-32mm) = 200 x 10(jumlah bengkokan)x4
= 8000 (4000kaitan)
- Tipe III(13mm)
= 16 x 8 (jumlah bengkokan)x4
= 512 (256kaitan)
Total Pembesian (bengkokan dan kaitan)
- Tipe I(16mm-19mm) = 19152+20880+19440+36000
= 95472 bengkokan
= 9576 +10440+9720+18000
= 47736 kaitan
= 250+266+290+270
= 1076
- Tipe II (29mm-32mm) = 8000+8000+7040+14080
= 37120 bengkokan
= 4000+4000+3520+7040
= 18560 katian
= 200+200+176+176
= 752
- Tipe III(13mm)
= 512 + 576 +448 +768
= 2306 bengkokan
= 256+288+224+384
= 1153 kaitan
= 12+14+16+18
= 60

140
Pasang Bekisting (Jenis Tiang)
Untuk pemasangan bekisting ,produktivitas tenaga kerja
menurut Ir. A Soedrajat. S(1984) ) dapat dilihat pada tabel
5-2 halaman 86 dan kemampuan minimal orang bekerja
adalah satu hari, dimana 1 hari = 8 jam kerja dan rencana
pekerja 5 orang maka dapat ditentukan kebutuhan jam
kerja sebagai berikut :
Menyetel:

x 100,46 m2

= 50 jam

Untuk 1 orang pekerja

Maka, untuk 5 orang pekerja =

= 6 hari
= 1 hari

Memasang:

x 100,46 m2

= 40 jam

Untuk 1 orang pekerja

=5hari

Maka, untuk 5 orang pekerja = = 1 hari


Membuka dan membersihkan:

x 100,46 m2

Untuk 1 orang pekerja

= 40 jam
=

=5hari

Maka, untuk 5 orang pekerja = = 1 hari


Jadi total waktu pemasangan bekisting kolom adalah
(6+5+5) = 16 hari

141

Perakitan Besi
Untuk perakitan besi,produktivitas tenaga kerja menurut Ir.
A Soedrajat. S(1984) ) dapat dilihat pada tabel 5-9 halaman
91, dan kemampuan minimal orang bekerja adalah satu
hari, dimana 1 hari = 8 jam kerja dan rencana pekerja 20
orang maka dapat ditentukan kebutuhan jam kerja sebagai
berikut :
Membengkokan:
Tipe 1 (diameter 16 19mm) =

95472

37120

bengkokan = 955 jam


Tipe 2 (diameter 29-32mm)

bengkokan = 557 jam


Tipe

(diameter

13

mm)=

2306bengkokan = 23 jam
Untuk 1 orang pekerja =

=192 hari

Maka, untuk 20 orang pekerja =

= 10 hari

Pasang Kait :
Tipe 1 (diameter 16 19mm) =

47736

18560

kaitan = 764 jam


Tipe 2 (diameter 29-32mm)

kaitan = 371 jam


Tipe 3 (diameter 13 mm)=
= 14 jam

x 1153kaitan

142
Untuk 1 orang pekerja =
Maka, untuk 20 orang pekerja =

=144 hari
= 7 hari

Memasang Tulangan
Tipe 1 (diameter 16 22mm) =

x 1076 buah =

160 jam
Tipe 2 (diameter 29 32mm) =

x 752 buah =

75 jam
Tipe 3 (diameter 13 mm) =

x 60buah = 4 jam

Untuk 1 orang pekerja =


Maka, untuk 20 orang pekerja =

= 30 hari
= 2 hari

Jadi total waktu untuk perakitan besi


dengan mesin adalah (10+7+2)= 19hari.

kolom Porong

Pekerjaan Cor
Perhitungan kebutuhan pipa pengecoran
Perhitungan kebutuhan pipa pengecoran yaitu jarak terjauh
dari pekerjaan pengecoran dibagi panjang pipa yang
tersedia ( 125 A Transport pipe @ 1 = 2,8 m dan 125 A
Delivery / Flexible Hose @ 1 = 5 m ).
Perhitungan Delivery Capacity
Perhitungan Horisontal Equivalent Length:
- Boom Pipe
= 17,55 m
- Horizontal Pipe
2,8 x 7
= 19,6 m
- Flexible Hose 5x1
=5
m+

143
= 42,15 m

Gambar 4.38 Grafik Delivery Capacity Pengecoran


Menentukan delivery capacity dengan melihat grafik
hubungan antara delivery capacity dengan horizontal
transport distance dengan nilai slump 10 cm dengan
diameter pipa 125 A. dari grafik didapatkan delivery
capacity sebesar 90 m3/jam.
Diasumsikan kondisi operasi peralatan dan pemeliharaan
mesin baik, sehingga efisiensi kerja ialah 0,75
kemampuan produksi
= efisiensi kerja x Delivery Capacity
= 0,75 x 90 m3/jam
= 67,5 m3/jam

144

Koefisien Alat Berat

= 1 / Kemampuan Produksi
= 1 / 67,5 = 0,014

Rekapitulasi Peralatan
Rekapitulasi peralatan ditentukan oleh Concrete Pump
Concrete Pump = 67,5 m3/jam
Koefisien Alat berat 1/ 67,5 = 0,014
Rencana produksi per hari :
= Produksi alat yang menentukan x Jam kerja x Jumlah alat
= 67,5 m3/jam x 8 Jam x 1
= 540 m3/hari
Rencana waktu penyelesaian
=
=
= 1 hari
Jadi total waktu yang diperlukan untuk pekerjaan pembuatan
kolom adalah : Bekisting + Pembesian + Cor = 23 hari
4.9.8 Pekerjaan Pier Head
Pier head adalah bagian kepala dari sebuha jembatan
atau fly over. Pier head ini berfungsi sebagai tumpuan balok
girder dari ujung satu ke ujung yang lainnya. Berikut ini
adalah metode pekerjaan pembuatan pier head :

145
1. Scafolding telah terpasang, lalu Lakukan perakitan
tulangan di atas kolom untuk membuat pier head.
2. Kemudian lakukan Proses pemasangan bekisting, lalu
masukkan cor2an ke dalamnya.
3. Bila sudah dilakukan pengecoran tunggu hingga kering.

Gambar 4.39 Proses Pekerjaan Pier Head

Gambar 4.41 Detail Penampang Pier Head

146
Perhitungan Volume Beton P1,P2,P3,P8,P9,P10
Bidang A
Penampang 1=(0.994x2.4)+(2x0.703x(2.4+0.994)x0.5) =
Penampang 2 =(1.15x3.4)+(2x0.1.15x(3.4+1.15)x0.5) =
Tebal =
0.5
Volume= 0.5x(4.772+9.143)x0.5
=
Bidang B
Penampang 1
=
Penampang 2 =
4.85x10.9
=
Tebal = 0.5x(0.61+0.39)
=
Volume= 0.5x(9.143+52.865)x0.5
=
Bidang C
Penampang 1 =11.3x4.85
=
Penampang 2
52.865 m2
Volume= 0.5x(54.805+52.865)x0.2
=
Bidang D
Volume= (0.656x11.3x4.85)+(0.04x0.9x11.3)
=
Total

4.772 m2
9.143 m2
3.479

m3

9.143
52.865
0.500
15.502

m2
m2
m
m3

54.805 m2
10.767 m3
36.359 m3

= 36,359m3+10,767m3+15,502m3+3,479m3
= 66,107m3

Volume total

= 66,107m3 x 12
= 793,284m3

Volume Bekisting
= 4.772+9.143+9.143+52.865+54.805+52.865
= 183.592m2 x 12
= 2203.104 m2

147
Perhitungan Volume Beton P4,P5,P6,P7
Bidang A
Penampang 1=(1.07x2.6)+(2x0.762x(2.6+1.07)x0.5) =
Penampang 2 =(1.15x3.4)+(2x0.1.15x(3.4+1.15)x0.5) =
Tebal =
0.5
Volume= 0.5x(5.583+9.143)x0.5=
=
Bidang B
Penampang 1=
=
Penampang 2 =
4.85x10.9
=
Tebal = 0.5x(0.61+0.39)
=
Volume= 0.5x(9.143+52.865)x0.5
=
Bidang C
Penampang 1 =11.3x4.85
=
Penampang 2
=
Volume= 0.5x(54.805+52.865)x0.2
=
Bidang D
Volume= (0.656x11.3x4.85)+(0.04x0.9x11.3)
=
Total Volume
= 36,359m3+10,767m3+15,502m3+3,682m3
= 66,309m3
Volume total

= 66,309m3 x 8
= 530.472m3

Volume Bekisting
= 5.538+9.143+9.143+52.865+54.805+52.865
= 184.404m2 x 8
= 1475.232m2

5.583 m2
9.143 m2
3.682

m3

9.143
52.865
0.500
15.502

m2
m2
m
m3

54.805 m2
52.865 m2
10.767 m3
36.359 m3

148

Volume Bekisting total

= 1475.232 + 2203.104
= 3678.336m2

Volume Beton total

= 530,472m3+793,284m3
= 1323,75 m3

Jumlah bengkokan besi dan kait


Bengkokan besi didapat dari jenis bengkokan dikalikan
dengan jumlah unit besi yang diperlukan kemudian
dikalikan dengan jumlah pier head yang akan dipasang
dengan besi tersebut.
A. P1,P2,P3,P8,P9,P10
Tipe I (16mm-22mm) : 895 x 70Jenisx 12
: 751800bengkokan dan 375900kaitan
Tipe II (25mm-32mm) : 354 x 16Jenisx 12
: 67968bengkokan dan 33984 kaitan
Tipe III(13mm) : 16 x 2Jenis x 12
: 384bengkokan dan 192 kaitan
B. P4,P5,P6,P7
Tipe I (16mm-22mm) : 895 x 70Jenisx 8
:501200bengkokan dan 250600kaitan
Tipe II (25mm-32mm) : 354 x 16Jenisx 8
: 45312bengkokan dan 22656 kaitan
Tipe III(13mm): 16 x 2Jenis x 8
: 256bengkokan dan 128 kaitan

149
Pasang Bekisting (Jenis Kepala Tiang)
Untuk pemasangan bekisting ,produktivitas tenaga kerja
menurut Ir. A Soedrajat. S(1984) ) dapat dilihat pada tabel
5-2 halaman 86 dan kemampuan minimal orang bekerja
adalah satu hari, dimana 1 hari = 8 jam kerja dan rencana
pekerja 20 orang maka dapat ditentukan kebutuhan jam
kerja sebagai berikut :
Menyetel:

x 3678,336m2 = 2207 jam

Untuk 1 orang pekerja

Maka, untuk 20 orang pekerja =

=276 hari
= 13 hari

Memasang:

x 3678,336 m2 = 736 jam

Untuk 1 orang pekerja

Maka, untuk 20 orang pekerja =

=92 hari
= 5 hari

Membuka dan membersihkan:

x 3678,336 m2 = 736 jam

Untuk 1 orang pekerja

Untuk 20 orang pekerja

=92 hari
= 5 hari

Jadi total waktu untuk pemasangan bekisting adalah


(13+5+5)=23 hari

150
Perakitan Besi
Untuk perakitan besi,produktivitas tenaga kerja menurut Ir.
A Soedrajat. S(1984) ) dapat dilihat pada tabel 5-9 halaman
91, dan kemampuan minimal orang bekerja adalah satu
hari, dimana 1 hari = 8 jam kerja dan rencana pekerja 20
orang maka dapat ditentukan kebutuhan jam kerja sebagai
berikut :
Membengkokan:
Tipe 1 (diameter 16 22mm) =

x 1253000

bengkokan = 12530 jam


Tipe 2 (diameter 25-32mm)

x 113280

bengkokan = 1700 jam


Tipe

(diameter

13

mm)=

640

bengkokan = 7 jam
Untuk 1 orang pekerja =

=1780 hari

Maka, untuk 20 orang pekerja =

= 89 hari

Pasang Kait :
Tipe 1 (diameter 16 19mm) =

n x 626500

kaitan = 10024 jam


Tipe 2 (diameter 29-32mm)

56640

kaitan = 1133 jam


Tipe 3 (diameter 13 mm)=
= 4 jam

x 320kaitan

151
Untuk 1 orang pekerja =
Maka, untuk 20 orang pekerja =

=1395 hari
= 70 hari

Memasang Tulangan
Tipe 1 (diameter 16 22mm) =

x 1790buah =

125 jam
Tipe 2 (diameter 29 32mm) =

x 708 buah =

71 jam
Tipe 3 (diameter 13 mm) =
Untuk 1 orang pekerja =
Maka, untuk 20 orang pekerja =

x 32buah = 2 jam
= 25 hari
= 1 hari

Jadi total waktu untuk perakitan besi kolom Porong


dengan cara 1 workshop adalah (89+70+1) = 160 hari, jika
menggunakan cara workshop maka waktu yang diperlukan
dapat dipersingkat menjadi 80 hari
Pekerjaan Cor
Perhitungan kebutuhan pipa pengecoran
Perhitungan kebutuhan pipa pengecoran yaitu jarak terjauh
dari pekerjaan pengecoran dibagi panjang pipa yang
tersedia ( 125 A Transport pipe @ 1 = 2,8 m dan 125 A
Delivery / Flexible Hose @ 1 = 5 m ).

152
Perhitungan Delivery Capacity
Perhitungan Horisontal Equivalent Length:
- Boom Pipe
= 17,55 m
- Horizontal Pipe 2,8 x 7
= 19,6 m
- Flexible Hose 5x1
=5
m+
= 42,15 m

Gambar 4.42 Grafik Delivery Capacity Pengecoran


Menentukan delivery capacity dengan melihat grafik
hubungan antara delivery capacity dengan horizontal
transport distance dengan nilai slump 10 cm dengan
diameter pipa 125 A. dari grafik didapatkan delivery
capacity sebesar 90 m3/jam.
Diasumsikan kondisi operasi peralatan dan pemeliharaan
mesin baik, sehingga efisiensi kerja ialah 0,75

153
kemampuan produksi
= efisiensi kerja x Delivery Capacity
= 0,75 x 90 m3/jam
= 67,5 m3/jam
Rekapitulasi Peralatan
Rekapitulasi peralatan ditentukan oleh Concrete Pump
Concrete Pump = 67,5 m3/jam
Koefisien Alat berat 1/ 67,5 = 0,014
Rencana produksi per hari :
= Produksi alat yang menentukan x Jam kerja x Jumlah alat
= 67,5 m3/jam x 8 Jam x 1
= 540 m3/hari
Rencana waktu penyelesaian
=
=
= 2,44 hari dibulatkan 3 hari
Jadi total waktu yang diperlukan untuk pekerjaan pembuatan
pier head dengan metode 1 arah adalah 164 hari karena
kondisi lapangan memungkinkan untuk diadakannya metode
pengerjaan 2 arah maka pekerjaan tersebut dapat
dipersingkat menjadi 82 hari.

154
4.9.9 Pekerjaan Pemasangan Balok Girder
Pada pekerjaan pemasangan balok girder ini dilakukan
secara manual untuk keperluan efisiensi dana. Pada proyek
pembangunan fly over porong - gempol ini, pengangkatan
balok girder dengan menggunakan crawler crane. Berikut ini
adalah metode pelaksanaan pemasangan balok girder :
1. Balok girder kemudian di angkat dengan menggunakan
mobile crane pada ujung kanan dan kirinya.
2. Letakkan balok girder di atas mortar bearing pad pada
pier head secara simetri, saat pengangkatan balok girder
jangan sampai goyang agar balok girder tidak mengalami
benturan.
3. Lakukan pemasangan balok girder sampai selesai dari
ujung abuments sampai menuju ke akhir abutments.
Diketahui : Rata-rata berat 1 PCI Girder = 28,377 ton.
A. Pekerjaan Pengangkatan dengan Mobil Crane
a. pesifikasi alat mobil crane :
Model
= ISUZU 4HKIX
Kecepatan angkat
= 74 m/min
Kecepatan penurunan
= 74 m/min
Kecepatan swing
= 3,7 rpm
Kapasitas angkat
= 42,8 Ton

155
b. Frekuensi angkat :
Frekuensi angkat
=

= 0,663

c. Keperluan jam kerja :


Jam kerja per hari = 8 jam kerja
Waktu muat
= 10 menit
Waktu pengangkutan :
Hoisting
=
=

= 0.1474menit
Keterangan:
- h = tinggi bangunan yang ditinjau
- Faktor kondisi alat tertera pada tabel
- Faktor ketrampilan operator tertera pada tabel
- Faktor cuaca tertera pada tabel
- Satuan hosting yaitu menit.
Swing
=
=
= 0,536 menit

156
Keterangan:
- r = sudut swing
-s d 1
a an = 360
- Faktor kondisi alat tertera pada tabel
- Faktor ketrampilan operator tertera pada tabel
- Faktor cuaca tertera pada tabel
- satuan swing yaitu menit.
Lowering
=
=

= 0.1474menit
Keterangan:
- h = tinggi penurunan
- Faktor kondisi alat tertera pada tabel
- Faktor ketrampilan operator tertera pada tabel
- Faktor cuaca tertera pada table satuan lowering yaitu menit.
Waktu bongkar = 10 menit
Waktu kembali :
Swing
=
=
= 0,536 menit
Keterangan:
- r = sudut swing
-s d 1
a an = 360
- Faktor kondisi alat tertera pada tabel
- Faktor ketrampilan operator tertera pada tabel
- Faktor cuaca tertera pada tabel
- satuan swing yaitu menit.

157
Lowering
=
=

= 0.1474menit
Keterangan:
- h = tinggi penurunan
- Faktor kondisi alat tertera pada tabel
- Faktor ketrampilan operator tertera pada tabel
- Faktor cuaca tertera pada table satuan lowering yaitu
menit.

Tabel 2.17 Faktor efisiensi


Waktu operasi alat

Type

Kerja efektif
(menit)

F. K

Track

50/hr

0,83

Whell

45/hr

0,75

Track

50/hr

0,75

Whell

45/hr

0,67

Siang hari

Malam Hari

Sumber : Rostiyanti (2008)

158

Kondisi
Operasi
Alat

Tabel 2.18 Faktor pemeliharaan mesin


Pemeliharaan Mesin
Excellent Good

Fair

Excellent

0,83

0,81

0,76 0,70

0,63

Good

0,78

0,75

0,71 0,65

0,60

Fair

0,72

0,69

0,65 0,60

0,54

Unfavorable 0,63

0,50

0,47 0,42

0,32

Poor

0,50

0,47 0,42

0,32

0,52

Unfavorable Poor

Sumber : Rochmanhadi(1992)
Tabel 2.19 Faktor ketrampilan operator dan crew
Ketrampilan Operator & Crew
F.K
Sempurna

0,95

Rata-rata baik

0,75

Kurang

0,60

Sumber : Diktat perkuliahan teknik pelaksanaan

159
Jadi pekerjaan pengangkatan balok girder membutuhkan
waktu : Waktu naik + Waktu Turun + Waktu bongkar +
Waktu muat = 21,366 = 30 menit / girder ,
jika total girder = 132 buah maka pekerjaan pengangkatan
girder dengan alat berat adalah

9 hari

4.10 PEKERJAAN STRUKTUR ATAS


4.10.1 Pekerjaan Mortar dan Bearing Pad
Mortar adalah bagian dimana tempat bertumpunya
bearing pad. Pada pekerjaan ini juga dilakukan pekerjaan
bekisting dan cor beton. Bearing pad adalah karet alam berisi
serat besi yang digunakan untuk menahan beban dari balok
girder. Berikut ini adalah metode pembuatan mortar dan
pemasangan bearing pad :
a. Pasangkan bekisitng pada tiap tiap titik pemasangan
bearing pad. Selanjutnya masukkan cor coran ke dalam
bekisting, disini cor coran dimasukkan secara manual
oleh tukang batu.
b. Tunggu mortar dalam keadaan dan kering lakukan proses
perawatan dengan curing.
c. Kemudian Pasang bearing pad sesuai dengan elevasi yang
diinginkan.

160

Gambar 4.43 Proses Pengerjaan Mortar dudukan Bearing pad


Tabel 4.35 Perhitungan Volume Mortar
Jumlah
Volume
No Uraian
Unit
Satuan
Mortar
Total
(Buah)
(m3)
Abutment (A1,A2,A3,A4)
Panjang
0,55
m
1
Lebar
0,55
m
24
1,0527
Tebal
0,145
m
Volume 0,0438625
m3
Pier Head (P1-P20)
Panjang
0,55
m
2
Lebar
0,55
m
240
10,527
Tebal
0,145
m
Volume 0,0438625
m3
Volume Total mortar (Abutment dan pilar)

11,579

m3

161
a. Pasang Bekisting (Balok-Balok)
Untuk pemasangan bekisting Produktivitas tenaga kerja
menurut Ir. A Soedrajat. S(1984) dapat dilihat pada tabel 5-2
halaman 86 ,jika 1 hari = 8 jam kerja dan rencana pekerja 20
orang pekerja,maka dapat ditentukan kebutuhan jam kerja
sebagai berikut :
Volume Bekisting/buah = 2P+2Lx 4 sisi
= (2x 0,55m )+(2x 0,55m) x 4
= 8m2
Volume Total

= Volume Bekisting x jumlah mortar


= 8m2 x 264 buah
= 2112 m2

Menyetel:

x 2112 m2

= 1267,2 jam

Untuk 1 orang pekerja = 1267,2jam : 8jam = 160


Maka, untuk 2 orang pekerja
160 : 20 = 8 hari
Memasang:

x 2112 m2

= 633,6 jam

Untuk 1 orang pekerja =


Maka, untuk 20 orang pekerja =

= 80 hari
= 4 hari

Membuka dan membersihkan:

x 2112 m2

= 633,6 jam

Untuk 1 orang pekerja =

= 80 hari

162
Maka, untuk 20 orang pekerja =

= 4 hari

Total waktu pemasangan bekisting :


= Menyetel + memasang + membuka dan membersihkan
= 8 hari + 4 hari + 4 hari
= 20 hari
b. Pekerjaan mengaduk, memasang, memelihara ( balok
beton )
Produktivitas tenaga kerja menurut Ir. A Soedrajat.
S(1984) dapat dilihat pada tabel 5-18 halaman 101 ,jika 1
hari = 8 jam kerja dan rencana pekerja 2 orang pekerja,maka
dapat ditentukan kebutuhan jam kerja sebagai berikut :
Volume mortar

= 11,5797 m3

= 6,947 jam

x 11,5797m3

Untuk 1 orang pekerja

Maka, untuk 2 orang pekerja

= = 0,5 1 ha i

= 1 hari

Jadi total waktu


= pembuatan mortar + bearing pad
= 5 hari + 1 hari
= 6 hari
Jadi waktu yang digunakan untuk pekerjaan pemasangan
mortar dan bearing pad adalah (20+6) hari.

163
4.10.2 Pekerjaan Diafragma
Dalam pengerjaan diafragma ini menggunakan metode
yang sama yaitu melalui proses penulangan, pemasangan
bekisting, dan pengecoran. Adapun metode pelaksanaan
pekerjaan diafragma adalah sebagai berikut :
1. Rangkai tulangan baja pada titik diafragma sambungan
girder untuk membentuk diafragma.
2. Pasang bekisting pada tulangan baja diafragma, lalu
masukkann cor coran ke dalam bekisting dengan
menggunakan pump concrete.

Gambar 4.44 Pelaksanaan pekerjaan diafragma

A. Diafragma bentang 30 meter Tepi dan Dalam :


Volume Beton diafragma :
Jumlah Diagfragma 1 bentang = 15 buah
Jika fly over memiliki total 12 bentang yang berukuran
30m
Jadi total jumlah diagfragma 1 tipikal bentang adalah :
15 buah x 12 = 180 buah

164
Volume Diafragma dalam

=pxlxt
= 1,3m x 0,20m x 1,45m
= 0,377 m3 / buah

Jika volume 1 diagfragma dalam adalah 0,377m3 maka


total volume diagfragma dalam adalah
= 0,377m3 x 180
= 67,86m3
Volume Diafragma Tepi

=pxlxt
= 30 m x 0,50m x 0,85m
= 12,75 m3/buah

Jadi total volume diagfragma tepi jika jumlah girder


bentang 30m adalah 12buah adalah
= 12,75 m3 x 12
= 153m3
Volume bekisting
Diafragma dalam
= {(2 x Panjang) +( 2 x Lebar ) x Tinggi}
= {(2 x 1,3m) + (2 x 0,20m) x 1,45m}
= 4,35m2 /buah
Jika jumlah diagfragma 1 tipikal bentang adalah : 180
buah
Maka total volume bekisting adalah
= 4,35m2 x 180buah
= 783m2

165

Diafragma Tepi
= {(2 x Panjang) +( 2 x Lebar ) x Tinggi}
= {(2 x 0,5m) + (2 x 30m) x 0,85m}
= 51,85 m2 /buah
Jadi total volume bekisting diagfragma tepi bila jumlah
girder bentang 30m adalah 24 buah adalah
= 51,85 m2 x 24
= 1244,4m2
Volume Pembesian
Diafragma dalam
a. Tipe 1 (25 mm) :
Jumlah Bengkokan
Jumlah Tulangan
Banyak diafragma
Total Pembengkokan
Total kaitan

= 4 buah
= 20
= 180 buah
= 4 x 20 x 180 = 14.400
=
=

b. Tipe 2 (13 mm) :


Jumlah Bengkokan
Jumlah tulangan
Banyak Diafragma
Total Pembengkokan
Total kaitan

= 7.200

= 4 buah
= 40 + 30 = 70
= 180 buah
= 4 x 70 x 180 = 44.800
=
=

= 22.400

166

Diafragma Tepi
c. Tipe 1 (25 mm) :
Jumlah Bengkokan
Jumlah Tulangan
Banyak diafragma
Total Pembengkokan
Total kaitan

= 4 buah
= 20
= 24 buah
= 4 x 20 x 24 = 1920
=
=

d. Tipe 2 (13 mm) :


Jumlah Bengkokan
Jumlah tulangan
Banyak Diafragma
Total Pembengkokan
Total kaitan

= 960

= 4 buah
= 20 + 30 = 50
= 24 buah
= 4 x 50 x 24 = 4800
=
=

= 2400

Jadi total volume beton diafragma bentang 30 meter :


= volume beton diafragma dalam + volume diafragma tepi
= 67,86m3 + 153m3
= 220,86 m3
Jadi total volume bekisting diafragma bentang 30 meter :
= volume diafragma dalam + volume diafragma tepi
= 783m2 + 1244,4m2
= 2027,4 m2

167
Total Pembesian bentang 30m
Bengkokan
Tipe I (25mm) = 14.400+1920 = 16320
Tipe II (13mm)= 42.000+2400= 44400
Kaitan
Tipe I (25mm) = 12.960 /2 = 6480
Tipe II (13mm) = 44.400 /2 = 22200
B. Diafragma bentang 35 meter (Tepi dan Dalam) :
Volume Beton diafragma :
Jumlah Diagfragma 1 bentang = 25 buah
Jika fly over memiliki total 4 bentang yang berukuran
35m
Jadi total jumlah diagfragma 1 tipikal bentang adalah :
25 buah x 4 = 100 buah
Volume Diafragma dalam

=pxlxt
= 1,3m x 0,20m x 1,6m
= 0,416 m3 / buah

Jika volume 1 diagfragma dalam adalah 0,416 m3 maka


total volume diagfragma dalam adalah :
= 0,416m3 x 100
= 41,6 m3
Jumlah Diagfragma 1 bentang = 2 buah
Jika fly over memiliki total 4 bentang yang berukuran
35m

168
Jadi total jumlah diagfragma 1 tipikal bentang adalah :
2 buah x 4 = 8 buah
Volume Diafragma Tepi
=pxlxt
= 35 m x 0,50m x 0,925m
= 16,187 m3/buah
Jika volume 1 diagfragma tepi adalah 16,187 m3 maka
total volume diagfragma tepi adalah :
= 16,187m3 x 8
= 129,5 m3
Volume bekisting
Diafragma dalam
= {(2 x Panjang) +( 2 x Lebar ) x Tinggi}
= {(2 x 1,3m) + (2 x 0,20m) x 1,60m}
= 3,24 m2 /buah
Jika jumlah diagfragma 1 tipikal bentang adalah : 100
buah
Maka total volume bekisting adalah
= 3,24 m2 x 100buah
= 324 m2
Diafragma Tepi
= {(2 x Panjang) +( 2 x Lebar ) x Tinggi}
= {(2 x 40m) + (2 x 0,50m) x 0,925m}
= 80,925 m2 /buah

169
Jika jumlah diagfragma 1 tipikal bentang adalah : 8
buah
Maka total volume bekisting adalah
= 80,925 m2 x 8 buah
= 647,4 m2
Volume Pembesian
Diafragma dalam
e. Tipe 1 (25 mm) :
Jumlah Bengkokan
Jumlah Tulangan
Banyak diafragma
Total Pembengkokan
Total kaitan

= 4 buah
= 20
= 100 buah
= 4 x 20 x 100 = 8.000
=
=

f. Tipe 2 (13 mm) :


Jumlah Bengkokan
Jumlah tulangan
Banyak Diafragma
Total Pembengkokan
Total kaitan

= 4.000

= 4 buah
= 50 + 30 = 80
= 100 buah
= 4 x 80 x 100 = 32.000
=
=

= 16.000

170
Diafragma Tepi
g. Tipe 1 (25 mm) :
Jumlah Bengkokan
Jumlah Tulangan
Banyak diafragma
Total Pembengkokan
Total kaitan

= 4 buah
= 20
= 8 buah
= 4 x 20 x 8 = 640
=
=

h. Tipe 2 (13 mm) :


Jumlah Bengkokan
Jumlah tulangan
Banyak Diafragma
Total Pembengkokan
Total kaitan

= 320

= 4 buah
= 20 + 30 = 50
= 8 buah
= 4 x 50 x 8 = 1.600
=
=

= 800

Jadi total volume beton diafragma bentang 30 meter :


= volume diafragma dalam + volume diafragma tepi
= 41,6 m3 + 129,5 m3
= 171,1 m3
Jadi total volume bekisting diafragma bentang 30 meter :
= volume diafragma dalam + volume diafragma tepi
= 324 m2 + 647,4 m2
= 971,4m2
Jadi total volume pembesian diafragma bentang 30 meter :

171
Bengkokan
Tipe I (25 mm)
Tipe II (13 mm)
Kaitan
Tipe I (25 mm)
Tipe II (13 mm)

= 8000 + 640 = 8640


= 3200 + 1600 = 4800
= 4000 + 320 = 4320
= 16000 + 800 = 16800

C. Diafragma bentang 40 meter Tepi dan Dalam :


Volume Beton diafragma bentang (40m):
Jumlah Diagfragma 1 bentang = 15 buah
Jika fly over memiliki total 6 bentang yang berukuran
40m
Jadi total jumlah diagfragma 1 tipikal bentang adalah :
25 buah x 6 = 150 buah
Volume Diafragma dalam

=pxlxt
= 1,3m x 0,20m x 1,85m
= 0,481 m3 / buah

Jika volume 1 diagfragma dalam adalah 0,481m3 maka


total volume diagfragma dalam adalah
= 0,481m3 x 150buah
= 72,15 m3
Volume Diafragma Tepi

=pxlxt
= 40 m x 0,50m x 1,05m
= 21 m3/buah

172
Jadi total volume diagfragma tepi jika jumlah girder
bentang 40m adalah 12buah adalah
= 21 m3 x 12
= 252m3
Volume bekisting
Diafragma dalam
= {(2 x Panjang) +( 2 x Lebar ) x Tinggi}
= {(2 x 1,3m) + (2 x 0,20m) x 1,85m}
= 5,55m2 /buah
Jika jumlah diagfragma dalam 1 tipikal bentang adalah :
150 buah
Maka total volume bekisting adalah
= 5,55m2 x 150buah
= 832,5m2
Diafragma Tepi
= {(2 x Panjang) +( 2 x Lebar ) x Tinggi}
= {(2 x 0,5m) + (2 x 40m) x 1,05m}
= 85,05 m2 /buah
Jadi total volume bekisting diagfragma tepi bila jumlah
girder bentang 40m adalah 12buah adalah
= 85,05 m2 x 12
= 1020,6m2

173
Volume Pembesian
Diafragma dalam
i. Tipe 1 (25 mm) :
Jumlah Bengkokan
Jumlah Tulangan
Banyak diafragma

= 4 buah
= 20
= 150 buah

Total Pembengkokan = 4 x 20 x 150 = 12000


Total kaitan
=
=
j. Tipe 2 (13 mm) :
Jumlah Bengkokan
Jumlah tulangan
Banyak Diafragma
Total Pembengkokan
Total kaitan

= 6000

= 4 buah
= 40 + 30 = 70
= 150 buah
= 4 x 70 x 150 = 42.000
=
=

= 21.000

Diafragma Tepi
k. Tipe 1 (25 mm) :
Jumlah Bengkokan
Jumlah Tulangan
Banyak diafragma
Total Pembengkokan
Total kaitan

= 4 buah
= 20
= 12 buah
= 4 x 20 x 12 = 960
=
=

= 480

174
l. Tipe 2 (13 mm) :
Jumlah Bengkokan
Jumlah tulangan
Banyak Diafragma
Total Pembengkokan
Total kaitan

= 4 buah
= 20 + 30 = 50
= 12 buah
= 4 x 50 x 12 = 2400
=
=

= 1200

Jadi total volume beton diafragma bentang 30 meter :


= volume diafragma dalam + volume diafragma tepi
= 72,15m3 + 252m3
= 324,15 m3
Jadi total volume bekisting diafragma bentang 40 meter :
= volume diafragma dalam + volume diafragma tepi
= 832,5m2 + 1020,6m2
= 1853,1 m2
Total Pembesian bentang 40m
Bengkokan
Tipe I (25mm) = 12.000+960 = 12.960
Tipe II (13mm)= 44.800+4800= 49600
Kaitan
Tipe I (25mm) = 12.960 /2 = 6480
Tipe II (13mm) = 49.400 /2 = 24800

175
Volume total
Beton : 716,11 m3
Bekisting : 4851,9 m2
Jumlah Tulangan :
Tipe I (25mm) :120buah
Tipe II(13mm) : 370 buah
Bengkokan:
Tipe I (25mm):21763,2
TipeII (13mm): 98800
Kaitan:
Tipe I(25mm):10881,6
Tipe II(13mm):49400
a. Pasang Bekisting (Jenis dinding)
Untuk pemasangan bekisting menurut Ir. A Soedrajat.
S(1984) ) dapat dilihat pada tabel 5-2 halaman 86 , dan
kemampuan minimal orang bekerja adalah satu hari,
dimana 1 hari = 8 jam kerja dan rencana pekerja 20 orang
maka dapat ditentukan kebutuhan jam kerja sebagai
berikut :
Menyetel:

x 4851,9 m2m2

Untuk 1 orang pekerja

= 2426 jam
=

Maka, untuk 20 orang pekerja =

= 303hari
= 15 hari

176
Memasang:

x 4851,9 m2

= 1941 jam

Untuk 1 orang pekerja

Maka, untuk 20 orang pekerja =

=243hari
= 12 hari

Membuka dan membersihkan:

x 4851,9 m2 = 1941 jam

Untuk 1 orang pekerja

Maka, untuk 20 orang pekerja =

=243hari
= 12 hari

Jadi total waktu untuk pemasangan bekisting adalah


(15+12+12) = 39 hari
b. Perakitan Besi
Untuk perakitan besi,produktivitas tenaga kerja menurut
Ir. A Soedrajat. S(1984) ) dapat dilihat pada tabel 5-9
halaman 91, dan kemampuan minimal orang bekerja
adalah satu hari, dimana 1 hari = 8 jam kerja dan rencana
pekerja 20 orang maka dapat ditentukan kebutuhan jam
kerja sebagai berikut :
Membengkokan:
Tipe 1 (diameter 25mm)

21763

bengkokan = 261 jam


Tipe2 (diameter 13 mm)=

x 98800 = 988

jam
Untuk 1 orang pekerja =

=157 hari

177
Maka, untuk 20 orang pekerja =

= 8 hari

Pasang Kait :
Tipe 1 (diameter 25mm)=

x 10881 = 217

jam
Tipe 2 (diameter 13mm)=

x 49400 = 593

jam
Untuk 1 orang pekerja =

=102 hari

Maka, untuk 20 orang pekerja =

= 5 hari

Memasang Tulangan
Tipe 1 (diameter 25mm)

x 9480 buah =

664 jam
Tipe 2 (diameter 13 mm) =

x 20440 buah =

1227 jam
Untuk 1 orang pekerja=
Maka, untuk 20 orang pekerja =

= 236hari
= 12 hari

Jadi total waktu untuk perakitan besi diafragma dengan


mesin adalah (8+5+12) = 25 hari.
1. Pekerjaan Cor
Perhitungan kebutuhan pipa pengecoran
Perhitungan kebutuhan pipa pengecoran yaitu jarak
terjauh dari pekerjaan pengecoran dibagi panjang pipa

178
yang tersedia ( 125 A Transport pipe @ 1 = 2,8 m dan
125 A Delivery / Flexible Hose @ 1 = 5 m ).
Perhitungan Delivery Capacity
Perhitungan Horisontal Equivalent Length:
- Boom Pipe
= 17,55 m
- Horizontal Pipe
2,8 x 7
= 19,6 m
- Flexible Hose
5x1
=5
m+
= 42,15 m

Gambar 4.45 Grafik Delivery Capacity Pengecoran


Menentukan delivery capacity dengan melihat grafik
hubungan antara delivery capacity dengan horizontal
transport distance dengan nilai slump 10 cm dengan
diameter pipa 125 A. dari grafik didapatkan delivery
capacity sebesar 90 m3/jam.
Diasumsikan kondisi operasi peralatan dan pemeliharaan
mesin baik, sehingga efisiensi kerja ialah 0,75
kemampuan produksi = efisiensi kerja x DC
= 0,75 x 90 m3/jam
= 67,5 m3/jam

179
Rekapitulasi Peralatan
Rekapitulasi peralatan ditentukan oleh Concrete Pump
Concrete Pump = 67,5 m3/jam
Koefisien Alat berat 1/ 67,5 = 0,014
Rencana waktu penyelesaian
=
=
= 11 hari
Jadi total waktu penyelesaian pekerjaan diafragma dengan
metode 1 arah adalah 76 hari,
karena kondisi dilapangan memungkinkan untuk
dilakukannya pengerjaan 2 arah maka waktu pengerjaan
dapat dipersingkat menjadi 38 hari
4.10.3 Pekerjaan Deck Slab
Pekerjaan deck slab ini dilakukan di bawah kostruksi
jembatan, yaitu dimulai dengan pembesian, bekisting,
kemudian
pengecoran,dan
kemudian
dilakukan
pengangkatan deckslab dengan menggunakan crane berikut
ini adalah metode pemasangan deck slab :
1. Bekisting dirangkai sesuai ukuran.
2. Letak kan bekisting dimasing-masing bentang yang
memiliki luasan yang berbeda.
3. Lakukan perakitan pembesian sesuai dengan gambar

180
4. Letak kan pembesian didalam bekisting yang telah
disiapkan.
5. Kemudian lakukan pengecoran dengan truck mixer.
6. Setelah beton kering lakukan pelepasan bekisting
7. Setelah bekisting dilepas letak kan deck slab yang telah
siap dengan menggunakan crane sesuai pada bentangnya.
8. Lakukan perawatan berkala pada beton tersebut.
Tabel 37 Perhitungan Volume Deck slab
Jumlah
Volume
No
Uraian
Unit Satuan
Deck slab
Total
(Buah)
(m3)
Deck Slab (bentang 30 m)
Panjang
30
m
1 Lebar
12,7
m
12
3200,4
Tinggi
0,7
m
Volume
266,7
m3
Deck Slab (bentang 35 m)
Panjang
35
m
2 Lebar
12,7
m
4
1244,6
Tinggi
0,7
m
Volume
311,1
m3
Deck Slab (bentang 40 m)
Panjang
40
m
3 Lebar
12,7
m
6
2133,6
Tinggi
0,7
m
Volume
355,6
m3
Volume Total Deck Slab Bentang (30m, 35m, 40m)

6578,6

m3

181
A. Perhitungan volume bekisting
Bentang (30m)
Volume = {(2 x Panjang) +( 2 x Lebar ) x Tinggi}
= {(2 x 30m) + (2 x 12,7m) x 0,7m}
= 59,78m2
Total Volume = Volume x jumlah deck slab
= 59,78m2 x 12
= 717,36 m2

Bentang (35m)
Volume = {(2 x Panjang) +( 2 x Lebar ) x Tinggi}
= {(2 x 35m) + (2 x 12,7m) x 0,7m}
= 66,78m2
Total Volume = Volume x jumlah deck slab
= 66,78m2 x 4
= 267,12 m2

Bentang (40m)
Volume = {(2 x Panjang) +( 2 x Lebar ) x Tinggi}
= {(2 x 40m) + (2 x 12,7m) x 0,7m}
= 73,78m2
Total Volume = Volume x jumlah deck slab
= 73,78m2 x 4
= 295,12 m2

182
Total volume bekisting pekerjaan deck slab adalah:
1279,6m2
Pembesian

Bentang (30m)
Bengkokan
= (Jumlah tulangan x Jumlah bengkokan)
Tipe I (16mm) = 412buah x 4 bengkokan
= 1648 bengkokan
Total
= Jumlah bengkokan x jumlah deckslab
= 1648 x 12
= 19776 bengkokan
Kaitan Tipe I = (Bengkokan : 2)
= 1648 : 2
= 824 kaitan
Total kait
= Total bengkokan : 2
= 19776 bengkokan : 2
= 9888 kaitan
Tipe II (13mm) = 1848buah x 9 bengkokan
= 16632 bengkokan
Total
= Jumlah bengkokan x jumlah deckslab
= 16632 x 12
= 199584 bengkokan
Kaitan Tipe II = (Bengkokan : 2)
= 16632 : 2
= 8316 kaitan
Total kait
= Total bengkokan : 2
= 199584 bengkokan : 2
= 99792 kaitan

183

Bentang (35m)
Bengkokan
= (Jumlah tulangan x Jumlah bengkokan)
Tipe I (16mm) = 480buah x 4 bengkokan
= 1920 bengkokan
Total
= Jumlah bengkokan x jumlah deckslab
= 1920 x 4
= 7680 bengkokan
Kaitan Tipe I = (Bengkokan : 2)
= 1920 : 2
= 960 kaitan
Total kait
= Total bengkokan : 2
= 7680 bengkokan : 2
= 3840 kaitan
Tipe II (13mm) = 1572buah x 8 bengkokan
= 12576 bengkokan
Total
= Jumlah bengkokan x jumlah deckslab
= 12576 x 4
= 50304 bengkokan
Kaitan Tipe II = (Bengkokan : 2)
= 12576 : 2
= 6288 kaitan
Total kait
= Total bengkokan : 2
= 50304 bengkokan : 2
= 25152 kaitan

184

Bentang (40m)
Bengkokan
= (Jumlah tulangan x Jumlah bengkokan)
Tipe I (16mm) = 546 buah x 4
= 2184 bengkokan
Total
= Jumlah bengkokan x jumlah deckslab
= 2184 x 4
= 8736 bengkokan
Kaitan Tipe I = (Bengkokan : 2)
= 2184 : 2
= 1092 kaitan
Total kait
= Total bengkokan : 2
= 8736 bengkokan : 2
= 4368 kaitan
Tipe II (13mm) = 2289 buah x 8 bengkokan
= 18312 bengkokan
Total
= Jumlah bengkokan x jumlah deckslab
= 18312 x 4
= 73248 bengkokan
Kaitan Tipe II = (Bengkokan : 2)
= 18312 : 2
= 9156 kaitan
Total kait
= Total bengkokan : 2
= 73248 bengkokan : 2
= 36624 kaitan

185
Total tulangan Tipe I(16mm)

= 1648 + 2184 + 1920


= 5752 buah
Total tulangan Tipe II(13mm)
= 9156+6288+22176
= 37620 buah
Total bengkokan Tipe I (16mm) = 19776 + 8736+7680
= 36192buah
Total bengkokan Tipe II(13mm) = 73248+50304+199584
= 323136buah
Total Kaitan Tipe I (16mm)
= 18096buah
Total Kaitan Tipe II(13mm)
= 161568buah
Pasang Bekisting (Lantai)
Untuk pemasangan bekisting ,produktivitas tenaga kerja
menurut Ir. A Soedrajat. S(1984) ) dapat dilihat pada tabel
5-2 halaman 86 dan kemampuan minimal orang bekerja
adalah satu hari, dimana 1 hari = 8 jam kerja dan rencana
pekerja 15 orang maka dapat ditentukan kebutuhan jam
kerja sebagai berikut :
Menyetel:

x 1279,6m2

Untuk 1 orang pekerja

= 640 jam
=

Maka, untuk 15 orang pekerja =

=80 hari
= 5 hari

Memasang:

x 1279,6m2

Untuk 1 orang pekerja

= 384 jam
=

Maka, untuk 15 orang pekerja =

= 48hari
= 3hari

186
Membuka dan membersihkan:

x 1279,6m2

= 384 jam

Untuk 1 orang pekerja

Maka, untuk 15 orang pekerja =

= 48hari
= 3hari

Jadi total waktu untuk pemasangan bekisting adalah


(5+3+3)=11hari
Perakitan Besi
Untuk perakitan besi,produktivitas tenaga kerja menurut Ir.
A Soedrajat. S(1984) ) dapat dilihat pada tabel 5-9 halaman
91, dan kemampuan minimal orang bekerja adalah satu
hari, dimana 1 hari = 8 jam kerja dan rencana pekerja 20
orang maka dapat ditentukan kebutuhan jam kerja sebagai
berikut :
Membengkokan:
Tipe 1 (diameter 16mm) =

x 36192

bengkokan = 362 jam


Tipe 2 (diameter 13mm)

x 323136

bengkokan = 3231 jam


Untuk 1 orang pekerja =
Maka, untuk 20 orang pekerja =

=450 hari
= 22 hari

187
Pasang Kait :
Tipe 1 (diameter 16mm)

18096

kaitan = 290 jam


Tipe II (diameter 13 mm)=

x 161568 kaitan

= 1938jam
Untuk 1 orang pekerja =

=279 hari

Maka, untuk 20 orang pekerja =

= 14 hari

Memasang Tulangan
Tipe I (diameter 16mm)

x 5752buah =

403 jam
Tipe II (diameter13mm) =

x 37620buah = 2257

jam
Untuk 1 orang pekerja =
Maka, untuk 20 orang pekerja =

= 332 hari
= 16 hari

Jadi total waktu untuk perakitan besi 1 deck slab dengan


mesin adalah (22+14+16) 52 hari.
Pekerjaan cor dengan truk mixer.
Waktu Siklus
Perhitungan t1 dan t2 =
Waktu pengambilan dari Batching Plan 3km (t1)
=

= 6 menit

188
Waktu kembali dengan keadaan isi (t2)
=

= 9 menit

Kedalaman pengecoran 0,1m (t3): 10 menit


Waktu Siklus Total
= t1 + t2 + t3
= 6menit + 9menit 10menit
= 25 Menit
c. Perhitungan Kapasitas Produksi Truck Mixer
Tabel 4.25 Perhitungan Produksi Truck Mixer
Uraian

Nilai

Kapasitas Bucket (V)


Faktor Efisiensi
Kerja (fa)
Faktor Efisiensi
Cuaca (e1)
Faktor Efisiensi
Operator (e2)
Berat Jenis Beton (D)

7
0,75

0,83

A
V x fa x
e1 x e2 x
D

b
CT

Produktifitas
Q=a
(60/CT)
(m3/jam)

7,320

25

17,569

0,7
2,4

Rekapitulasi Peralatan
Rekapitulasi peralatan ditentukan oleh Truck Mixer
Truck Mixer = 17,569m3/jam =
Koefisien Alat berat 1/ 17,569 = 0,05

= 1 Unit

189
Rencana produksi per hari :
= Produksi alat yang menentukan x Jam kerja x Jumlah alat
= 17,569 m3/jam x 8 Jam x 1
= 140,555 m3/hari
Rencana waktu penyelesaian
=
=
= 42 hari
Diketahui total berat deckslab = Total volume beton x berat
jenis beton bertulang, = 5867,4m3 x 2400kg/m3
= 14081ton
Berat 1 deck slab
= 14081 ton / 132 buah deckslab
= 106,67 ton / buah
4. Pekerjaan Pengangkatan dengan Mobil Crane
Spesifikasi alat mobil crane :
Model
= ISUZU 4HKIX
Kecepatan angkat
= 74 m/min
Kecepatan penurunan
= 74 m/min
Kecepatan swing
= 3,7 rpm
Kapasitas angkat
= 42,8 Ton
Frekuensi angkat :
Frekuensi angkat
=

= 2,50

190
Keperluan jam kerja :
Jam kerja per hari = 8 jam kerja
Waktu muat
= 10 menit
Waktu pengangkutan :
Hoisting
=
=

= 0.16menit

Keterangan:
- h = tinggi bangunan yang ditinjau
- Faktor kondisi alat tertera pada tabel
- Faktor ketrampilan operator tertera pada tabel
- Faktor cuaca tertera pada tabel
- Satuan hosting yaitu menit.
Swing
=
=

= 0,536 menit

Keterangan:
- r = sudut swing
-s d 1
a an = 360
- Faktor kondisi alat tertera pada tabel
- Faktor ketrampilan operator tertera pada tabel
- Faktor cuaca tertera pada tabel
- satuan swing yaitu menit.
Lowering
=
=

= 0.16menit

191
Keterangan:
- h = tinggi penurunan
- Faktor kondisi alat tertera pada tabel
- Faktor ketrampilan operator tertera pada tabel
- Faktor cuaca tertera pada table satuan lowering yaitu
menit.
Waktu bongkar
= 10 menit
Waktu kembali :
Swing
=
=

= 0,536 menit

Keterangan:
- r = sudut swing
-s d 1
a an = 360
- Faktor kondisi alat tertera pada tabel
- Faktor ketrampilan operator tertera pada tabel
- Faktor cuaca tertera pada tabel
- satuan swing yaitu menit.
Lowering
=
=

= 0.16menit
Keterangan:
- h = tinggi penurunan
- Faktor kondisi alat tertera pada tabel
- Faktor ketrampilan operator tertera pada tabel
- Faktor cuaca tertera pada table satuan lowering yaitu
menit.

192

Jadi pekerjaan pengangkatan balok deckslab membutuhkan


waktu : Waktu naik + Waktu Turun + Waktu bongkar +
Waktu muat = 21,552 dibulatkan 30 menit / deckslab,
Perhitungan Produksi Crane Type SCX 400
A
b Produktifitas
V x fa x CT
Q=a
Uraian
Nilai
e1 x e2 x
(60/CT)
(Ton/jam)
Kapasitas
42,8
Faktor Efisiensi
0,75
Kerja (fa)
18,65
30
37.3
Faktor Efisiensi
0,83
Cuaca (e1)
Faktor Efisiensi
0,7
Operator (e2)
Koefisien Alat
= 1 : Produktifitas
= 1 : 37.3Ton/ jam
= 0,02
Rencana waktu penyelesaian
=
=
= 477 jam atau 47 hari

193
Jadi total waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan deck slab
adalah (47 + 42 + 52 +11 ) = 152 hari bila dikerjakan dengan
cara 2 arah maka waktu yang didapat adalah 76 hari,maka
dipilih waktu sebesar 76 hari guna meningkatkan effisiensi.
4.11 PEKERJAAN FINISHING
4.11.1 Pekerjaan Parapet (Pagar)
Parapet berfungsi sebagai pagar pengaman supaya
kendaraan tidak keluar jalur apabila mengalami kecelakaan.
Pada pengerjaannya Parapet ini dilakukan dengan cara
mendatangkan dari precast guna mempersingkat waktu
pekerjaan. Berikut ini akan dijelaskan bagaimana proses
pemasangan dan cara perhitungan Pekerjaan pembuatan
barier :
Angkat parapet yang telah dipesan dari sebuah
perusahaan beton dari tempat penumpukan ke atas fly
over dengan menggunakan crawler crane.
Susun parapet secara hati hati dengan aba aba dari
pemandu yang sudah berada di atas fly over.
Lakukan proses penyusunan secara hati hati sampai
proses pekerjaan parapet selesai.

194

1
4

3
Gambar 4.46 Detail Penampang Parapet
Dari rincian gambar diatas maka diapat :
Panjang fly over
= 415 meter
Panjang Parapet / Buah = 2 meter
Parapet kanan kiri
= (415m / 2m) x 4 sisi
= 830 buah
a. Perhitungan Luas Parapet
Luas Bidang 1 = Lebar x Tinggi
= 0,25 m x 0,85 m
= 0,2125 m2
Luas Bidang 2 = Lebar x Tinggi
= 0,30 m x 0,25 m
= 0,075 m2
Luas Bidang 3 = Lebar x Tinggi
= 0,30 m x 0,1 m
= 0,03 m2

195
Luas Bidang 4 = x Alas x Tinggi
= x 0,5 m x 0,85 m
= 0,2125 m2
Luas Bidang 5 = x Alas x Tinggi
= x 0,20 m x 0,25 m
= 0,025 m2
Luas Total
= 0,2125 m2 + 0,075 m2 + 0,03 m2
+ 0,2125 m2 + 0,025 m2
= 0,555 m2
Volume / buah = Luas Total x Panjang 1 parapet
= 0,555m2 x 2m
= 1,11m3/buah
b. Perhitungan Volume Parapet
Volume beton yang dibutuhkan
= Volume Total x jumlah parapet
= 1,11m3 x 840buah
= 932,4 m3
Berat 1 Parapet :
= volume beton x berat jenis beton bertulang
= 1,11m3 x 2400kg/m3
= 2664 kg
= 2,7ton
Total berat parapet :
=Total volume beton x berat jenis beton bertulang
= 932,4m3 x 2400kg/m3
= 2237760kg
= 2237,76 ton

196
Pehitungan pemasangan Parapet / pagar
(t1) pengangkatan parapet dari tempat penumpkan ke
tempat
pemasangan = 5 menit
(t2) pemberian spesi bawah tebal 5 cm = 3 menit
(t3) penataan = 5 menit
(t4) pemberian spesi samping 3cm = 2 menit

5.11.2 Pekerjaan Pengangkatan dengan Mobil


Crane
5. Spesifikasi alat mobil crane :
Model
= ISUZU 4HKIX
Kecepatan angkat
= 74 m/min
Kecepatan penurunan
= 74 m/min
Kecepatan swing
= 3,7 rpm
Kapasitas angkat
= 42,8 Ton
6. Frekuensi angkat :
Frekuensi angkat =
=
0,06
7. Keperluan jam kerja :
Jam kerja per hari = 8 jam kerja
Waktu muat
= 5 menit
Waktu pengangkutan :
Hoisting
=
=

= 0.02menit

Keterangan:
- h = tinggi bangunan yang ditinjau
- Faktor kondisi alat tertera pada tabel

197
- Faktor ketrampilan operator tertera pada tabel
- Faktor cuaca tertera pada tabel
- Satuan hosting yaitu menit.
Swing
=
= 0,536 menit
Keterangan:
- r = sudut swing
-s d 1
a an = 360
- Faktor kondisi alat tertera pada tabel
- Faktor ketrampilan operator tertera pada tabel
- Faktor cuaca tertera pada tabel
- satuan swing yaitu menit.
Lowering
=
=
= 0.02menit
Keterangan:
- h = tinggi penurunan
- Faktor kondisi alat tertera pada tabel
- Faktor ketrampilan operator tertera pada tabel
- Faktor cuaca tertera pada table satuan lowering yaitu
menit.

198
Waktu bongkar

= 5 menit

Waktu kembali :
Swing
=

= 0,536 menit
Keterangan:
- r = sudut swing
-s d 1
a an = 360
- Faktor kondisi alat tertera pada tabel
- Faktor ketrampilan operator tertera pada tabel
- Faktor cuaca tertera pada tabel
- satuan swing yaitu menit.
Lowering
=
=

= 0.02menit
Keterangan:
- h = tinggi penurunan
- Faktor kondisi alat tertera pada tabel
- Faktor ketrampilan operator tertera pada tabel
- Faktor cuaca tertera pada table satuan lowering yaitu

199
Jadi siklus pengangkatan balok parapet membutuhkan waktu
: Waktu persiapan+Waktu naik + Waktu Turun + Waktu
bongkar + Waktu muat = 11,11 dibulatkan 12 menit per
buah t5 = 12 menit
Total waktu persiapan yang diperlukan
= t1 + t2 + t3 + t4 + t5
= 5 + 3 + 5 + 2 + 12
= 23 menit
Perhitungan Produksi Crane Type SCX 400
A
b Produktifitas
V x fa x CT
Q=a
Uraian
Nilai
e1 x e2 x
(60/CT)
(Ton/jam)
Kapasitas
42,8
Faktor Efisiensi
0,75
Kerja (fa)
18,65
23
48,65
Faktor Efisiensi
0,83
Cuaca (e1)
Faktor Efisiensi
0,7
Operator (e2)
Koefisien Alat
= 1 : Produktifitas
= 1 : 48,65Ton/ jam
= 0,02

200
Rencana waktu penyelesaian
=
=
= 46 jam atau 6 hari
Jadi total waktu yang diperlukan
pengangkatan parapet adalah 6 hari.

untuk

pekerjaan

4.11.2 Pekerjaan Pengaspalan


Pada pekerjaan pengasphalan ini terdiri dari 2 lapisan
yaitu lapis pondasi atas dan lapis pondasi bawah yang
mempunyai agregat berbeda beda sesuai dengan kelasnya
masing masing. Berikut ini adalah urutan metode
pelaksanaan pengasphalan :
AC WC (5 cm)
AT BC (5 cm)
Tack Coat (1 cm)
Prime Coat (1 cm)
LPB kelas A (10 cm)

LPB kelas B (20 cm)

Gambar 4.47 Tebal Perkerasan Jalan Fly Over


A.

Pekerjaan Lapis Pondasi Bawah Kelas B


Pekerjaan lapis pondasi bawah kelas agregat B
dilakukan setelah proses pembuatan parapet selesai. Pada
proses ini dilakukan penghamparan material agregat kelas B
dengan tebal 0,3 m di sepanjang bentang fly over Porong

201
Gempol dengan menggunakan motor grader. Metode dari
pelaksanaan pekerjaan Lapis Pondasi Bawah Agregat kelas
B adalah :
1. Hamparkan dan ratakan material agregat kelas B di
sepanjang permukaan fly pver porong gempol dengan
menggunakan motor grader
2. Lakukan proses pemadatan dengan vibro roller sesuai
dengan jumlah lintasan yang telah ditentukan.
3. Pada saat melakukan pemadatan, Semprotkan air
secukupnya untuk mempermudah proses pemadatan
tanah.
Tabel 1.1 Lapis Pondasi Bawah Kelas B
No

Uraian

Ukuran p x l x t (m)

Agregat Kelas B

415 x 11,7 x 0,20


volume (kanan & kiri)

Volume
(m3)
971,1
1.942,2

a. Motor grader
Panjang blade efektif (Le)
= 2,19 m
Panjang tumpang tindih (Lo) = 0,30 m
Kecepatan Alat (V)
= 6,4 km/jam
Jumlah lintasan (n)

=
=

Tebal lapisan (t)


Panjang Fly Over (L)
Faktor kerja (E)

= 12 lintasan
= 0,2 m
= 415 m
= 0,75

202
Perhitungan :
q
= L x t x (Le Lo)
= 415 m x 0,2 m x (2,19 m 0,30 m)
= 156,87 m3
CT

x 60 menit x 12 + 2,5 menit

= 49,187 menit
Produktivitas

=
=
= 143,516 m3/jam

b. Water Tank Truck


Kapasitas muat (C)
Waktu siklus (CT)
Pengisian tangki/jam (n)
Kebutuhan air/m3 (Wc)
Faktor kerja (E)
Produktivitas

= 5m3
= 20 menit
= 3 kali
= 0,07m3
= 0,75
=
=
= 160,71 m3/jam

c. Vibro Roller
Lebar Pemadat (L)
Tebal lapisan (t)
Kecepatan rata rata (S)
Jumlah lintasan

= 1,615 m
= 0,2 m
= 6 km/jam
=

( )

203

=
= 15 lintasan
Faktor Kerja (E)

= 0,75

Produktuvitas

=
=
= 69,9 m3/jam

d. Koefisien Peralatan Yang Dibutuhkan


Motor Grader

=
=
= 0,0069

Water Tank Truck

=
=
= 0,0062

Vibro Roller

=
=
= 0,0143

e. Rekapitulasi Peralatan ditentukan Oleh Motor


Grader
Motor grader
= 143,516 m3/jam
=
= 1 unit

204

Water tank truck

= 160,71 m3/jam
=
= 0,89 1 ni

Vibro roller

= 69,6 m3/jam
=
= 2,05 2 ni

f. Rencana Produksi Per Hari


= Produkti alat x jam kerja x jumlah alat
= 143,516 m3/jam x 8 jam x 1 unit
= 1.148,128 m3
g. Rencana Waktu Penyelesaian
=
=
= 2 hari

B.

Pekerjaan Lapis Pondasi Atas Kelas A


Pada pekerjaan lapis pondasi atas kelas A ini
dilakukan setelah pekerjaan Lapis pondasi kelas B selesai.
Pada prosesnya hampir sama hanya berbeda ketebalan
lapisan penyusunannya saja yaitu 0,3 untuk LPA kelas A dan
0,4 untuk LPB kelas B. Berikut adalah urutan metode
pelaksanaan pengerjaan lapisan pondasi kelas A :

205
1. Hamparkan dan ratakan material agregat kelas A di atas
permukaan agregat kelas B dengan menggunakan motor
grader
2. Lakukan proses pemadatan dengan vibro roller sesuai
dengan jumlah lintasan yang telah ditentukan.
3. Pada saat melakukan pemadatan, Semprotkan air
secukupnya untuk mempermudah proses pemadatan
tanah.
Tabel 1.1 volume pekerjaan lapis pondasi atas kelas A
Volume
No
Uraian
Ukuran p x l x t (m)
(m3)
1 Agregat Kelas A
415 x 11,7 x 0,10
485,5
volume (kanan & kiri)
971,1
a. Motor grader
Panjang blade efektif (Le)
= 2,19 m
Panjang tumpang tindih (Lo) = 0,30 m
Kecepatan Alat (V)
= 6,4 km/jam
Jumlah lintasan (n)

=
=
= 12 lintasan

Tebal lapisan (t)


Panjang Fly Over (L)
Faktor kerja (E)

= 0,1 m
= 415 m
= 0,75

Perhitungan :
q
= L x t x (Le Lo)
= 415 m x 0,1 m x (2,19 m 0,30 m)

206
= 78,435 m3
CT

x 60 menit x 12 + 2,5 menit


= 49,187 menit

Produktivitas

=
=
= 71,758 m3/jam

h. Water Tank Truck


Kapasitas muat (C)
Waktu siklus (CT)
Pengisian tangki/jam (n)
Kebutuhan air/m3 (Wc)
Faktor kerja (E)
Produktivitas

= 5m3
= 20 menit
= 3 kali
= 0,07m3
= 0,75
=
=
= 160,71 m3/jam

i. Vibro Roller
Lebar Pemadat (L)
Tebal lapisan (t)
Kecepatan rata rata (S)

= 1,615 m
= 0,1 m
= 6 km/jam
= 6000 m/jam

207
Jumlah lintasan

=
=
= 15 lintasan

Faktor Kerja (E)


Produktuvitas

= 0,75
=
=
= 48,45 m3/jam

j. Koefisien Peralatan Yang Dibutuhkan


Motor Grader

=
=
= 0,0139

Water Tank Truck

=
=
= 0,0062

Vibro Roller

=
=
= 0,0206

( )

208
k. Rekapitulasi Peralatan ditentukan Oleh Motor
Grader
Motor grader
= 71,758 m3/jam
=
= 1 unit
Water tank truck

= 160,71 m3/jam
=
= 0,5 1 ni

Vibro roller

= 48,45 m3/jam
=
= 1,5 2 ni

l. Kebutuhan Tenaga Kerja


m. Rencana Produksi Per Hari
= Produkti alat x jam kerja x jumlah alat
= 71,758 m3/jam x 8 jam x 1 unit
= 574,064 m3
n. Rencana Waktu Penyelesaian
=
=
= 1,69 2 ha i

209
C. Pekerjaan Bitumen Lapis Resap Pengikat (Prime
Coat)
Pada pekerjaan ini dilakukan penyemprotan dengan
asphalt srayer. Tujuan dari penyemprotan ini sendiri adalah
untuk mengikat lapisan lapisan yang ada di atas lapis
pondasi kelas A dan kelas B. Berikut adalah metode
pelaksanaan pekerjaan prime coat :
1. Setelah proses pemadatan lapis agregat A dan B selesai,
semprotkan prime coat dengan menggunakan asphalt
sprayer.
2. Setelah prime coat sudah disemprotkan, bersihkan
permukaannya dengan menggunakan air compressor.
Tabel 1.1 volume Bitumen Lapis Resap Pengikat (Prime Coat)
Volume
No
Uraian
Ukuran p x l x t (m)
(m3)
Bitumen Lapis
1
Resap Pengikat
415 x 11,7 x 0,01
48,555
(Prime Coat)
volume (kanan & kiri)
97,11
a. Asphlat sprayer
Kapasitas (C)
Waktu siklus (CT)
Faktor efisiensi (E)
Tebal Prime Coat (t)
Produktivitas

= 1000 liter
= 1,50 menit
= 0,83
= 0,01
=
=

= 5,533 m3/jam

210
b. Air compressor
Kapasitas (C)
= 400 liter
Pemakaian prime coat (P)= 0,8 liter/jam
Tebal Lapisan (t)
= 0,01
Produktivitas
=PxCxt
= 400 ltr x 0,8 ltr/jam x 0,01
= 3,2 liter/jam
c. Dump truck
Kapasitas (C)
Produktivitas

= 15 Ton
= produktivitas asphalt sprayer
= 5,533 m3/jam

d. Koefisien Peralatan Yang Dibutuhkan


Asphalt sprayer

=
=
= 0,180

Air compressor

=
=
= 0,3125

Dump truck

=
=
= 0,180

211
e. Rekapitulasi peralatan ditentukan oleh asphalt
sprayer
Asphalt sprayer

= 5,533 m3/jam
=
= 1 unit

Air compressor

= 3,2 m3/jam
=
= 1,73 2 ni

Dump truck

= 5,533 m3/jam
=
= 1 unit

f. Rencana Produksi Per Hari


= Produkti alat x jam kerja x jumlah alat
= 5,533 m3/jam x 8 jam x 1 unit
= 44,264 m3/jam
g. Rencana Waktu Penyelesaian
=
=
= 2,193 2 ha i

212
D.

Bitumen Lapis Pengikat (Tack Coat)


Pada pekerjaan ini dilakukan penyemprotan dengan
asphalt srayer. Tujuan dari penyemprotan ini sendiri adalah
untuk mengikat lapisan lapisan yang ada di atas lapian tack
coat. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan tack coat:
7.11.1.1 Setelah proses penyemprotan prime coat selesai,
semprotkan lapisan tack coat diatas permukaan
lapisannya dengan menggunakan asphalt sprayer.
7.11.1.2 Setelah tack coat sudah disemprotkan, bersihkan
permukaannya dengan menggunakan air compressor.
Tabel 1.1 volume Bitumen Lapis Pengikat (Tack Coat)
Volume
No
Uraian
Ukuran p x l x t (m)
(m3)
Bitumen Lapis
Pengikat (Tack
415 x 11,7 x 0,01
48,555
1
Coat)
volume (kanan & kiri)
97,11
h. Asphlat sprayer
Kapasitas (C)
Waktu siklus (CT)
Faktor efisiensi (E)
Tebal Prime Coat (t)
Produktivitas

= 1000 liter
= 1,50 menit
= 0,83
= 0,01
=
=

= 5,533 m3/jam

213
i. Air compressor
Kapasitas (C)
= 400 liter
Pemakaian prime coat (P)= 0,8 liter/jam
Tebal Lapisan (t)
= 0,01
Produktivitas
=PxCxt
= 400 ltr x 0,8 ltr/jam x 0,01
= 3,2 liter/jam
j. Dump truck
Kapasitas (C)
Produktivitas

= 15 Ton
= produktivitas asphalt sprayer
= 5,533 m3/jam

k. Koefisien Peralatan Yang Dibutuhkan


Asphalt sprayer

=
=
= 0,180

Air compressor

=
=
= 0,3125

Dump truck

=
=
= 0,180

214
l. Rekapitulasi peralatan ditentukan oleh asphalt
sprayer
Asphalt sprayer
= 5,533 m3/jam
=
= 1 unit
Air compressor

= 3,2 m3/jam
=
= 1,73 2 ni

Dump truck

= 5,533 m3/jam
=
= 1 unit

m. Rencana Produksi Per Hari


= Produkti alat x jam kerja x jumlah alat
= 5,533 m3/jam x 8 jam x 1 unit
= 44,264 m3/jam
n. Rencana Waktu Penyelesaian
=
=
= 2,193 2 ha i

215
E.

Asphalt Treated Base Course


Pada pekerjaan ini dilakukan pengolahan material
asphalt dengan menggunakan asphalt mixing plant. Tujuan
dari pengolahan ini adalah unutk mendapatkan kekuatan
asphalt yang optimum. Berikut adalah metode pelaksanaan
pekerjaan Asphalt Treated Base Course :
1. Masukkan AT-BC kedalam Asphalt Mixing Plant dengan
menggunakan whell loader.
2. Apabila sudah selesai diolah pindahkan asphalt dengan
menggunakana dump truck.
3. Lakukan proses penghamparan dengan asphalt finisher,
dan padatkan dengan vibro roller dan juga pneumatic tire
roller.
Tabel 1.1 volume Asphalt Treated Base Course
No
Uraian
Ukuran p x l x t (m) Volume (m3)
Asphalt Treated
1
415 x 11,7 x 0,05
242,775
Base Course
volume total 2 jalur
485,55
a. Whell loader
Kapasitas Bucket (C)
Faktor Bucket (k)
Produksi / siklus (p)
Waktu Siklus (CT) :
Jarak angkut rata rata (d)
Kecepatan alat maju (S1)
Kecepatan alat mundur (S2)
Fixed Time (FT)

= 1,70m3
=0,90(Pemuatan Ringan)
=Cxk
= 1,70 x 0,90 = 1,53 m3
= 20 m
= 83 m/menit
= 50 m/menit
= 0,30 menit

216
Faktor Kerja (E)

= 0,75

Waktu Siklus (CT)

+ FT
+

+ 0,30

= 1,582 menit
Produktivitas

=p x

xE

= 1,53 x

+ 0,75

= 43,520 m3/jam
b. Asphalt Mixing Plant
Kapasitas (C)
Faktor kembang bahan (f)
Faktor kerja (E)
Berat volume AT base ()
Produktivitas

= 80 Ton
= 1,20
= 0,75
= 2,34
=
=
= 30,77 m3/jam

c. Dump Truck
Waktu siklus (CT)
Jarak angkut (d)
Kecepatan rata rata (S)
Faktor kembang bahan (f)
Kapasitas dump truck (C)
Berat volume AT base ()

= 5 km
= 45 km/jam
= 1,2
= 15 ton
= 2,34

217
Produktivitas

xf

x 1,2

= 81,818 m3/jam
d. Asphalt Finisher
Kapasitas (C)
Faktor kerja (E)
Faktor kembang (f)
Berat jenis ()
Produktivitas

= 80 ton
= 0,75
= 1,20
= 2,34 ton/m3
=
=
= 30,769 m3/jam

e. Tandem Roller
Tebal pemadatan (W)
Tebal lapisan (t)
Lebar Fly Over (L)
Kecepatan rata rata (S)
Jumlah lintasan

= 0,80 m
= 0,05 m
= 12,7 m
= 6000 m/jam
=
=
= 15 lintasan

Faktor kerja (E)


Faktor Kembang (f)

= 0,75
= 1,20

( )

218
Produktivitas

=
=
= 14,4 m3/jam

f. Pneumatic Tire Roller


Lebar pemadatan (W)
Tebal lapisan (t)
Kecepatan rata rata (S)
m/jam
Jumlah pass halauan (n)

= 2,065 m
= 0,05 m
= 19 km/jam = 1900

=
=
= 12 lintasan

Faktor kerja (E)


Faktor kembang (f)

Produktivtitas

= 0,75
= 1,20

=
=
= 14,713 m3/jam

g. Koefisien peralatan yang dibutuhkan


Whell loader

=
=
= 0,022

( )

219
AMP

=
=
= 0,032

Dump truck

=
=
= 0,002

Asphalt finisher

=
=
= 0,012

Tandem roller

=
=
= 0,069

Pneumatic tire roller =


=
= 0,067
h. Rekapitulasi peralatan ditentukan Asphalt Mixing
Plant
Whell loader
= 43,520 m3/jam
=
= 0,69 1 ni

220
AMP

= 30,770 m3/jam
=
= 1 unit

Dump truck

= 81,818 m3/jam
=
= 0,37 1 ni

Asphalt finisher

= 30,769 m3/jam
=
= 1,003 1 ni

Tandem roller

= 14,4 m3/jam
=
= 2,13 2 ni

Pneumatic tire roller = 29,43 m3/jam


=
= 2,09 2 ni
i. Rencana Produksi Per Hari
= Produkti alat x jam kerja x jumlah alat
= 30,770 m3/jam x 8 jam
= 246,160 m3

221
j. Rencana Waktu Penyelesaian
=
=
= 1,97 2 ha i
F.

Asphlat Cement Wearing Course


Pada pekerjaan ini dilakukan pengolahan material
asphalt dengan menggunakan asphalt mixing plant. Tujuan
dari pengolahan ini adalah unutk mendapatkan kekuatan
asphalt yang optimum. Berikut adalah metode pelaksanaan
pekerjaan Asphalt Treated Base Course :
1. Masukkan AC WC kedalam Asphalt Mixing Plant
dengan menggunakan whell loader.
2. Apabila sudah selesai diolah pindahkan asphalt dengan
menggunakana dump truck.
3. Lakukan proses penghamparan dengan asphalt finisher,
dan padatkan dengan vibro roller dan juga pneumatic tire
roller.
Tabel 1.1 perhitungan volume Asphlat Wearing Course
No
Uraian
Ukuran p x l x t (m) Volume (m3)
Asphlat
1
415 x 11,7 x 0,05
242,775
Wearing Course
volume total 2 jalur
485,55

222
k. Whell loader
Kapasitas Bucket (C)
Faktor Bucket (k)
Produksi / siklus (p)

Waktu Siklus (CT) :


Jarak angkut rata rata (d)
Kecepatan alat maju (S1)
Kecepatan alat mundur (S2)
Fixed Time (FT)
Faktor Kerja (E)
Waktu Siklus (CT)

= 1,70m3
=0,90(Pemuatan Ringan)
=Cxk
= 1,70 x 0,90 = 1,53 m3

= 20 m
= 83 m/menit
= 50 m/menit
= 0,30 menit
= 0,75
=

+ FT
+

+ 0,30

= 1,582 menit
Produktivitas

=p x
= 1,53 x

xE
+ 0,75

= 43,520 m3/jam
l. Asphalt Mixing Plant
Kapasitas (C)
Faktor kembang bahan (f)
Faktor kerja (E)
Berat volume AT base ()

= 80 Ton
= 1,20
= 0,75
= 2,34

223
Produktivitas

=
=
= 30,77 m3/jam

m. Dump Truck
Waktu siklus (CT)
Jarak angkut (d)
Kecepatan rata rata (S)
Faktor kembang bahan (f)
Kapasitas dump truck (C)
Berat volume AT base ()
Produktivitas

= 5 km
= 45 km/jam
= 1,2
= 15 ton
= 2,34
=
=

xf
x 1,2

= 81,818 m3/jam
n. Asphalt Finisher
Kapasitas (C)
Faktor kerja (E)
Faktor kembang (f)
Berat jenis ()
Produktivitas

= 80 ton
= 0,75
= 1,20
= 2,34 ton/m3
=
=
= 30,769 m3/jam

224
o. Tandem Roller
Tebal pemadatan (W)
Tebal lapisan (t)
Lebar Fly Over (L)
Kecepatan rata rata (S)
Jumlah lintasan

= 0,80 m
= 0,05 m
= 12,7 m
= 6000 m/jam
=

( )

=
= 15 lintasan
Faktor kerja (E)
Faktor Kembang (f)
Produktivitas

= 0,75
= 1,20
=
=
= 14,4 m3/jam

p. Pneumatic Tire Roller


Lebar pemadatan (W)
Tebal lapisan (t)
Kecepatan rata rata (S)
m/jam
Jumlah pass halauan (n)

= 2,065 m
= 0,05 m
= 19 km/jam = 1900

=
=
= 12 lintasan

( )

225
Faktor kerja (E)
Faktor kembang (f)
Produktivtitas

= 0,75
= 1,20
=
=
= 14,713 m3/jam

q. Koefisien peralatan yang dibutuhkan


Whell loader

=
=
= 0,022

AMP

=
=
= 0,032

Dump truck

=
=
= 0,002

Asphalt finisher

=
=
= 0,012

226
Tandem roller

=
=
= 0,069

Pneumatic tire roller =


=
= 0,067
r. Rekapitulasi peralatan ditentukan Asphalt Mixing
Plant
Whell loader
= 43,520 m3/jam
=
= 0,69 1 ni
AMP

= 30,770 m3/jam
=
= 1 unit

Dump truck

= 81,818 m3/jam
=
= 0,37 1 ni

Asphalt finisher

= 30,769 m3/jam
=
= 1,003 1 ni

227
Tandem roller

= 14,4 m3/jam
=
= 2,13 2 ni

Pneumatic tire roller = 29,43 m3/jam


=
= 2,09 2 ni
s. Rencana Produksi Per Hari
= Produkti alat x jam kerja x jumlah alat
= 30,770 m3/jam x 8 jam
= 246,160 m3
t. Rencana Waktu Penyelesaian
=
=
= 1,97 2 ha i

228

Perbedaan metode pelaksanaan utama di proyek PP pada


pembangunan fly over porong gempol dengan metode
pelaksanaan yang kita gunakan dalam judul proyek akhir:

A. Pemancangan Tiang Pancang (326 titik) Beton Bulat


Pretensioned 22m, Pile Test, 60cm
Metode Proyek PP
Tentukan titik pemancangan
dan siapkan crane dan peralatan
yang digunakan untuk proses
pemancangan.

Metode Sendiri
1. Tentukan titik pemancangan dan
siapkan crane dan peralatan yang
digunakan
untuk
proses
pemancangan.

2.

Sebelum pemancangan, pasang


bantalan pada kepala tiang
untuk
menghindari
resiko
kerusakan saat di tekan dengan
mesin.

2. Sebelum pemancangan, pasang


bantalan pada kepala tiang untuk
menghindari resiko kerusakan
saat di tekan dengan mesin.

3.

Pasangkan tiang pancang secara


tegak lurus (vertikal) ke diesel
hammer, dengan menggunakan
crawler crane.

1.

4.

Lakukan proses pemancangan


secara hati hati untuk
menghindari kerusakan pada
mesin Diesel hammer.

3. Pasangkan tiang pancang secara


tegak lurus (vertikal) ke diesel
hammer, dengan menggunakan
crawler crane.
4. Lakukan proses pemancangan
pada titik start dan finish secara
bersamaan, pemancangan harus
dilakukan secara hati hati untuk
menghindari kerusakan pada
mesin Diesel hammer.

229
B. Pemotongan (3m) Tiang Pancang Beton Bulat
Pretensioned, Pile Test, 60cm
Metode Proyek PP
1. Setelah proses pemancangan
selesai,
lakukan
proses
penggalian untuk pondasi tiang
pancang dengan menggunakan
excavator

Metode Sendiri
1. Setelah proses pemancangan
selesai,
lakukan
proses
penggalian untuk pondasi tiang
pancang dengan menggunakan
excavator

2. Bila sudah tergali tanah di


padatkan untuk mengeluarkan
air tanah yang ada dalam galian
pondasi dengan tenaga manusia
/ manual

2. Bila sudah tergali tanah di


padatkan untuk mengeluarkan air
tanah yang ada dalam galian
pondasi dengan tenaga manusia /
manual

3. Pada titik start, Potong sisa


bagian atas tiang pancang
secara manual sesuai dengan
elevasi PCO (pile cut off) yang
direncanakan

3. Pada titik start dan finish, lakukan


proses Potong sisa bagian atas
tiang pancang secara bersamaan
dengan cara pemotogan manual
sesuai dengan elevasi PCO (pile
cut off) yang direncanakan

230
C. Beton Kelas B-4-2 (footing coloum pier)

1.

2.

Metode Proyek PP
Rakitan pembesian berada di
dalam galian footing. Pasang
bekisting
pada
seluruh
permukaan footing (kecuali
permukaan atas).
Masukkan cor coran ke dalam
bekisting
footing
dengan
menggunakan mobile mixer,
kemudian
ratakan
dengan
menggunakan sesuai dengan
rencana.

Metode Sendiri
1. Lakukan
proses
perakitan
pembesian berada di dalam galian
footing dengan merakit secara
bersamaan pada ujung ujung
sisi pile cap yang dilakukan
secara bersamaan.
2. Proses pasang bekisting pada
seluruh
permukaan
footing
(kecuali permukaan atas) juga
dilakukan metode 2 arah guna
mempersingkat waktu.
3. Masukkan cor coran ke dalam
bekisting
footing
dengan
menggunakan mobile mixer,
kemudian
ratakan
dengan
menggunakan
sesuai dengan
rencana.

231

D. Beton Kelas B-4-1 (Reinforced Concrete Portal Pier head)


1.

2.

Metode Proyek PP
Pasang scafolding, lalu Lakukan
perakitan tulangan di atas
kolom untuk membuat pier head
Kemudian
lakukan
Proses
pemasangan bekisting, lalu
masukkan cor2an ke dalamnya

Metode Sendiri
1. Pasang scafolding, lalu Lakukan
perakitan tulangan di atas kolom
untuk membuat pier head dengan
perakitan 2 arah
2. Kemudian
pemasangan
cara 2 arah.

lakukan
bekisting

Proses
dengan

3. lalu masukkan cor2an ke dalam


bekisting pier head dengan
menggunakan pump concrete

E. Beton Kelas B-1-2 (Diaphragma I-Girder Bridges)


Metode Proyek PP
1. Pada titik start pasangakan plat
form kerja di tengah tengah
sambungan girder

Metode Sendiri
1. Pada titik start dan finish
pasangakan plat form kerja di
tengah tengah sambungan
girder

2. Rangakai tulangan baja di


tengah tengah sambungan
girder
untuk
membentuk
diafragma

2. Rangakai tulangan baja di tengah


tengah sambungan girder untuk
membentuk diafragma

3. Pasang bekisting pada tulangan


baja diafragma, lalu masukkann
cor coran ke dalam bekisting

3. Pasang bekisting pada tulangan


baja diafragma, lalu masukkan
cor coran ke dalam bekisting.

232
PROSES PEKERJAAN LAIN :
METODE PROYEK PP
METODE SENDIRI
Pekerjaan Deck Slab
Perakitan, Bekiting, dan Proses Perakitan, bekisting, dan proses
pengecoran dilakukan di atas fly over pengecoran deck slab dilakukan di
dengan menggunakan pump concerete. bawah
fly
over
dengan
Membutuhkan waktu sebanyak 152 menggunakan mobile mixer, yang
hari
hasilnya akan diangkat dengan
menggunakan
crawler
crane,dengan metode 2 arah waktu
yang diperlukan menjadi 76
Pekerjaan Parapet
Pembuatan Parapet / pagar pengaman Parapet yang kita gunakan untuk
dengan cara sendiri yaitu dengan pembangunan fly over ini adalah
pelaksanaan
pekerjaan
perakitan parapet pesanan dari fabrikasi.
pembesian, bekiting, dan pengecoran Yang mana tidak perlu melakukan
on site ( pengecoran ditempat ) proses
perakitan
tulangan,
membutuhkan waktu 12 hari
bekisting,
dan
cor
unutk
mempersingkat waktu. Waktu
yang diperlukan sekitar 6 hari
Pekerjaan Stressing Balok Girder
Proses
stressing
balok
girder Proses stressing balok girder
dilakukan dengan cara 1 arah yaitu dilakukan dengan cara 2 arah yaitu
mengerjakan proses penarikan kabel dengan menarik ujung satu dengan
prategang dari ujung 1 terlebih dahulu, ujung yang lainnya secara
kemudian
dilanjutkan
penarikan bersamaan dengan menggunakan
dengan ujung yang lainya dengan jacking
machine
dan
menggunakan
jacking
machine membutuhkan waktu 17hari.
membutuhkan waktu 35 hari

233
PERBANDINGAN DURASI PEKERJAAN FLY OVER
PORONG GEMPOL PAKET 3A 41+571 - 41+986,5
Durasi
Normal
(hari)

Durasi
2 Arah
(hari)

116

58

66

33

2
66
30
66

2
66
30
55

23

23

164

82

26
5

26
5

PCI-Girder, bentang 35,00 m

76

38

152

76

5.15

PCI-Girder, bentang 40,00 m


Beton Kelas B-1-2 (Diaphragma I-Girder
Bridges)
Beton Kelas B-1-1 (Reinforced Concrete Deck
Slab) + angkat 2 hari
Batang Baja Tulangan Ulir

36

36

5.16

Precast Parapet + angkat 6 hari

No

Mata Pembayaran

BAB I
1.1
BAB II
1.2
BAB III
3.1
BAB IV
4.1
BAB V

5.9
5.10

Umum
Mobilisasi dan Demobilisasi
Pembersihan Tempat kerja
Pembersihan Tempat kerja
Pekerjaan Tanah
Timbunan tanah wingwall
Galian Struktural
Galian pile cap + abutments
Pekerjaan Struktur beton
Pemancangan Tiang Pancang (326 titik)
Beton Bulat Pretensioned 22m, Pile Test,
60cm
Pemotongan (3m) Tiang Pancang Beton Bulat
Pretensioned, Pile Test, 60cm
Lean concrete (t=10cm)
Beton Kelas C-1-1 (Abutment)
Beton Kelas C-1-1 (wingwall)
Beton Kelas B-4-2 (footing coloum pier)
Beton Kelas B-4-2 (Reinforced Concrete
Column Pier)
Beton Kelas B-4-1 (Reinforced Concrete
Portal Pier head)
Beton Kelas B-4-1 (mortar bearing pad)
PCI-Girder, bentang 30,00 m

5.11
5.12

5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
5.8

5.13
5.14

234
BAB V
6.1
6.2

Lapis Pondasi Agregat (Subbase)


Lapis Pondasi Bawah Agregat Kelas B
Lapis Pondasi Atas Agregat Kelas A

BAB VI

Perkerasan

7.1
7.2
7.3
7.4

Bitumen Lapis Resap Pengikat (Prime Coat)


Bitumen Lapis Pengikat (Tack Coat)
Asphalt Treated Base Course
Asphlat Wearing Course dan Semen Aspal
TOTAL

2
2

2
2

2
2
2
2
878

2
2
2
2
510

Keterangan :
Tabel yang diblok kuning adalah item pekerjaan yang
memungkinkan untuk dikerjakan dengan metode 2 arah
Dari perbandingan durasi tabel diatas, maka dapat kita simpulkan
bahwa :
1.

Tidak semua item pekerjaan dapat dilaksanakan dengan


menggunakan metode 2 arah

2.

Perhitungan durasi 2 arah dapat mempersingkat waktu


pelaksanaan dibandingkan dengan perhitungan durasi secara
normal / 1 arah yaitu dari 878 hari menjadi 510 hari

235
4.12 Perhitungan Biaya Pekerjaan
4.12.1 Perkerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi
a. Disini kita menentukan harga berdasarkan asumsi fly
over porong - gempol yaitu :
Rp. 360.250.000
Total pengeluaran Mobilisasi dan Demobilisasi
adalah :
= Harga Ketentuan x Volume Pekerjaan
= Rp. 360.250.000 x 1 Ls
= Rp. 360.250.000/Ls
4.12.2 Pembersihan Area Proyek
URAIAN KEGIATAN

Koef.

Pembersihan
Lapangan "Berat" dan
Perataan
Upah:

SATUAN

HARGA
SATUAN

HARGA

m3

Mandor

0,1250

O.H

85000
Jumlah

10625
10625

Sewa Peralatan
Bulldozer
Excavator
Dump Truck

0,011
0,009
0,02

jam
jam
jam

150000
170000
170000
Jumlah
Nilai HSPK

1650
1530
3400
6580
17205

236
Total pengeluaran untuk pembersihan area proyek
adalah:
= Nilai HSPK x Volume Pekerjaan
= Rp. 17.205 x 6723 m3
= Rp. 115.669.215
4.12.3 Pekerjaan Galian Tanah
URAIAN
KEGIATAN

Koef.

Penggalian Tanah
dengan Alat
Berat
Upah:
Mandor

SATUAN

HARGA
SATUAN

HARGA

m3

0,125

O.H

85000

10625

Jumlah:

10625

Sewa Peralatan:
Sewa Dump Truck
5 T (min 5 jam)
Sewa Escavator
6m3

0,02

Jam

170000

3400

0,01

Jam

170000

1530

Jumlah:

4930

Nilai HSPK :

15555

Total pengeluaran untuk pekerjaan galian tanah adalah :


= Nilai HSPK x Volume
= Rp. 15.555 x 7060,20m3
= Rp. 109.821.411

237
4.13 Pekerjaan Struktur Bawah
4.13.1 Perhitungan Pemancangan
URAIAN
KEGIATAN
Pemancangan Tiang
Pancang m1 (
200m)
Upah:

Koef.

Mandor

0,1250

Tukang Las

2,1700

HARGA
SATUAN

HARGA

O.H

85000

10625

O.H

80000

173600

Jumlah:

184225

450000

450000

Jumlah:

450000

SATUAN
m1

Bahan:
Tiang Pancang D60
cm

1,0000

Sewa Peralatan:
Sewa Crane - min. 8
jam (termasuk
mob/demob, operator,
BBM)
Sewa Hammer tiang
pancang - min. 8
jam(termasuk
mob/demob, operator,
BBM)

0,0100

Jam

170000

1700

0,2500

Jam

200000

50000

Jumlah:

51700

Nilai HSPK
:

685925

238
Total pengeluaran untuk Pemancangan Tiang Pancang
adalah :
= Nilai HSPK x Volume Pekerjaan
= Rp. 685.925 x 7172 m1
= Rp. 4.919.454.100
4.13.2 Perhitungan Pembuatan Lantai Kerja
URAIAN
KEGIATAN
Lean Concrete K 100

Koef
.

SATUAN

HARGA
SATUAN

HARGA

m3

Upah
Mandor

0,12
5

O.H

85000

10625

Jumlah:

10625

Bahan
Beton K - 100

1,00
0

m3

782935

782935

Air (biaya air tawar)

215

liter

25

5375

Jumlah:

788310

200000

10000

Jumlah:

10000

Sewa Peralatan
Truck Mixer

0,05

Jam
Nilai
HSPK

808935

Total pengeluaran untuk Pembuatan Lantai Kerja


adalah:
= Nilai HSPK x Volume Pekerjaan
= Rp. 808.935 x 235,34 m3
= Rp. 190.374.763

239
4.13.3 Pekerjaan Abutment
URAIAN KEGIATAN

Koef.

Pekerjaan Abutment

SATUAN

HARGA
SATUAN

HARGA

m3

Upah
Mandor

0,125

O.H

85000

10625

Tukang Kayu

0,466

O.H

80000

37280

Tukang Besi

0,006

O.H

80000

480

Jumlah:

48385

Bahan:
Beton K - 325

Besi Beton (polos/ulir)

Kawat Beton

Kayu meranti bekisting

Paku Usuk
Minyak Bekisting

m3

757977

757977

158

Kg

8645

1361587,5

Kg

15675

35268,75

0,2

m3

1966500

393300

Kg

15675

23512,5

0,4

ltr

6270

2508

Jumlah:

2574154

200000

2800

Jumlah:

2800

Sewa Peralatan
Concrete Pump

0,014

Jam
Nilai HSPK :

2625339

240
Total pengeluaran untuk pekerjaan abutment adalah
= Nilai HSPK x Volume Pekerjaan
= Rp. 2.625.339 x 801,084 m3
= Rp. 2.103.117.067
4.13.4 Pekerjaan Kolom
URAIAN
KEGIATAN
Pekerjaan Kolom

HARGA
SATUAN

HARGA

O.H

85000

10625

O.H

80000

37280

0,001

O.H

80000
Jumlah:

80
47985

m3

882935

882935

157,5

Kg

8645

1361587,5

Kg

15675

35268,75

0,2

m3

1966500

393300

2
0,4

Kg
ltr

15675
6270
Jumlah:

23512,5
2508
2699112

0,014

Jam

200000
Jumlah:

2800
2800
2749897

Koef.

SATUAN
m3

Mandor

0,125

Tukang Kayu

0,466

Tukang Besi

Upah

Bahan:
Beton K - 350
Besi Beton
(polos/ulir)
Kawat Beton
Kayu meranti
bekisting
Paku Usuk
Minyak Bekisting
Sewa Peralatan
Concrete Pump

Nilai HSPK :

Total pengeluaran untuk Bekisting Kolom adalah


= Nilai HSPK x Volume Pekerjaan
= Rp. 2749897 x 522,932 m3
= Rp. 1.438.009.138

241
4.14 Perhitungan Struktur Atas
4.14.1 Perhitungan Pekerjaan Pier head
URAIAN
KEGIATAN

Koef.

Pekerjaan Pier Head

SATUAN

HARGA
SATUAN

HARGA

m3

Upah
Mandor

0,125

O.H

85000

10625

Tukang Kayu

0,009

O.H

80000

720

Tukang Besi

0,001

O.H

80000

80

Jumlah:

11425

Bahan:
Beton K - 350
Besi Beton (polos/ulir)

m3

882935

882935

158

Kg

8645

1361587,5

Kawat Beton
Kayu meranti
bekisting
Paku Usuk

Kg

15675

35268,75

0,2

m3

1966500

393300

Kg

15675

23512,5

Minyak Bekisting

0,4

ltr

6270
Jumlah:

2508
2699112

0,014

Jam

200000
Jumlah:

2800
2800

Sewa Peralatan
Concrete Pump

Nilai HSPK

2713337

Total pengeluaran untuk Pemasangan Pier head &


pemasangan Bearing Pad adalah :
= Nilai HSPK x Volume Pekerjaan
= Rp. 2713337 x 1323,75 m3
= 3.591.779.854

242

4.14.2 Perhitungan Pemasangan Balok Girder


URAIAN
KEGIATAN

Koef.

Erection PCI Girder

SATUAN

HARGA
SATUAN

HARGA

85000

10625

Jumlah:

10625

200000

4000

Jumlah:

4000

Buah

Upah
Mandor
Sewa Alat
Mobile Crane /
Crawler Crane

0,125

0,02

O.H

Jam

Nilai HSPK

14625

Total pengeluaran untuk Pemasangan Balok Girder


adalah
= Nilai HSPK x Volume Pekerjaan
= Rp. 14.625 x 132 buah
= Rp. 1.930.500

243

4.14.3 Perhitungan Pembuatan Diafragma


URAIAN
KEGIATAN
Pekerjaan
Diagfragma
Upah

Koef.

SATUAN

HARGA
SATUAN

HARGA

m3

Mandor

0,125

O.H

85000

10625

Tukang Kayu

0,116

O.H

80000

9280

Tukang Besi

0,001

O.H

80000
Jumlah:

80
19985

m3

882935

882935

158
2

Kg
Kg

8645
15675

1361587,5
35268,75

0,2

m3

1966500

393300

2
0,4

Kg
ltr

15675
6270
Jumlah:

23512,5
2508
2699112

0,014

Jam

200000
Jumlah:

2800
2800

Bahan
Beton K - 350
Besi Beton (polos/ulir)
Kawat Beton
Kayu meranti
bekisting
Paku Usuk
Minyak Bekisting
Sewa Alat
Concrete Pump

Nilai HSPK

2721897

Total pengeluaran untuk Pemasangan diafragma adalah:


= Nilai HSPK x Volume Pekerjaan
= Rp. 2721897 x 716,11 m3
= Rp. 1.949.177.661

244

4.14.4 Perhitungan Pembuatan Parapet (pagar)


URAIAN
KEGIATAN
Pengangkatan
Parapet

Koef.

SATUAN

HARGA
SATUAN

HARGA

85000

10625

Jumlah:

10625

952.988

952988

Jumlah:

952988

200000

2000

Jumlah:

2000

buah

Upah
Mandor

0,125

O.H

Bahan
Parapet precast

buah

Sewa Alat
Crawler Crane

0,01

Jam
Nilai HSPK :

965613

Total pengeluaran untuk Pembuatan Parapet adalah


= Nilai HSPK x Volume Pekerjaan
= Rp. 965613 x 932,4 m3
= Rp. 900.337.561

245
4.14.5 Perhitungan Proses Pembuatan Deck Slab
URAIAN KEGIATAN

Koef.

SATUAN

HARGA
SATUAN

HARGA

Pekerjaan Deck Slab


Upah
Mandor
Tukang Kayu
Tukang Besi

m3
0,125
0,028
0,029

O.H
O.H
O.H

85000
80000
80000
Jumlah:

10625
2240
2320
15185

Bahan
Beton K - 325
Besi Beton (polos/ulir)
Kawat Beton
Kayu meranti bekisting
Paku Usuk
Minyak Bekisting

1
158
2
0,2
2
0,4

m3
Kg
Kg
m3
Kg
ltr

757977
8645
15675
1966500
15675
6270

757977
1361587,5
35268,75
393300
23512,5
2508

Jumlah:

2574154

Sewa Alat
Mobile Crane / Crawler
Crane

0,01

Jam

200000

2000

Truck Mixer

0,05

Jam

200000
Jumlah:

10000
12000

Nilai HSPK

2601339

Total pengeluaran untuk Pembuatan Deck Slab adalah :


= Nilai HSPK x Volume Pekerjaan
= Rp. 2601339 x 6578,4 m3
= Rp. 17.112.648.478

246
4.15 Pekerjaan Finishing
4.15.1 Agregat Lapis Pondasi Bawah (LPB) Klas B
URAIAN
KEGIATAN
Pekerjaan LPB
Kelas B

Koef.

SATUAN

HARGA
SATUAN

HARGA

85000

10625

Jumlah:

10625

m3

Upah
Mandor

0,125

O.H

Bahan
Pasir Urug

0,16

m3

120175

19228

Batu Krikil Beton

1,04

m3

130625

135850

Jumlah:

155078

Sewa Alat
Motor Grader

0,0069

Jam

200000

1380

Water Tank Truck

0,0062

Jam

200000

1240

Vibro Roller

0,0143

Jam

250000

3575

Jumlah:

6195

Nilai HSPK :

Total pengeluaran untuk LPB kelas B adalah :


= Nilai HSPK x Volume Pekerjaan
= Rp. 171.898 x 1942,2 m3
= Rp. 333.860.296

171898

247
4.15.2 Pekerjaan Lapis Pondasi Atas Kelas A
URAIAN KEGIATAN
Pekerjaan LPA Kelas
A

Koef.

SATUAN

HARGA
SATUAN

HARGA

85000

10625

Jumlah:

10625

m3

Upah
Mandor

0,125

Bahan
Pasir Urug
Batu Pecah Mesin 1/2
cm
Batu Pecah Mesin 2/3
cm
Batu Pecah Mesin 0.5/1
cm

O.H

0,1267

m3

120175

15222

0,4067

m3

271700

110491

0,48

m3

175085

84041

0,2933

m3

155705

45673

Jumlah:

255427

Sewa Alat
Motor Grader

0,013

Jam

200000

2600

Water Tank Truck

0,006

Jam

200000

1200

Vibro Roller

0,02

Jam

250000

5000

Jumlah:
Nilai HSPK :

Total pengeluaran untuk LPA kelas A adalah :


= Nilai HSPK x Volume Pekerjaan
= Rp. 274.852 x 971,1 m3
= Rp. 266.908.777

8800
274852

248

4.15.3 Pekerjaan Bitumen Lapis Resap Pengikat (Prime


Coat)
URAIAN
KEGIATAN
Pekerjaan Lapis
Resap Pengikat
(Prime Coat)
Upah
Mandor
Bahan
Aspal Curah
Minyak Tanah

Koef.

SATUAN

HARGA
SATUAN

HARGA

m3
0,125

O.H

85000
Jumlah:

10625
10625

0,6417
0,4889

Kg
Liter

7315
8360

4694
4087

Jumlah:

8781

Sewa Alat
Asphalt Sprayer

0,18

Jam

275000

49500

Air Compressor

0,3125

Jam

180000

56250

0,18

Jam

170000
Jumlah:

30600
136350
155756

Dumptruck

Nilai HSPK

Total pengeluaran untuk prime coat adalah :


= Nilai HSPK x Volume Pekerjaan
= Rp 155.756 x 97,11 m3
= Rp. 15.125.465

249

4.15.4 Bitumen Lapis Pengikat (Tack Coat)


URAIAN
KEGIATAN
Pekerjaan Lapis
Pengikat (Tack Coat)
Upah
Mandor
Bahan
Aspal Curah
Minyak Tanah

Koef.

SATUAN

HARGA
SATUAN

HARGA

85000

10625

Jumlah:

10625

m3
0,125

O.H

0,888
0,253

Kg
Liter

7315
8360
Jumlah:

6496
2115
8611

Asphalt Sprayer

0,18

Jam

275000

49500

Air Compressor

0,3125

Jam

180000

56250

0,18

Jam

170000
Jumlah:

30600
136350
155586

Sewa Alat

Dumptruck

Nilai HSPK

Total pengeluaran untuk Pekerjaan Prime Coat adalah :


= Nilai HSPK x Volume Pekerjaan
= Rp. 155.586 x 9.711 m3
= Rp. 15.108.956

250
4.15.5 Asphalt Treated Base Course
URAIAN
KEGIATAN
ATBC
Upah
Mandor

HARGA
SATUAN

HARGA

O.H

85000
Jumlah:

10625
10625

6,6

Kg

7315

48279

1,66

Liter

8360

13878

0,9857

Ton

935043

921653

Jumlah:

983810

Koef.

SATUAN
m3

0,125

Bahan
Aspal Curah
Minyak Tanah
Produksi ATB /
ATBL / Lapis Beton
untuk LPA (Laston
Atas) Menggunakan
Alat

Sewa Alat
Wheel loader

0,022

Jam

235000

5170

Amp

0,032

Jam

275000

8800

Asphalt Finisher

0,012

Jam

280000

3360

Tandem Roller
Pneumatic Tire
Roller

0,069

Jam

200000

13800

0,067

Jam

250000

16750

Dump Truck

0,002

Jam

170000

340

Jumlah:

48220

Nilai HSPK

1042655

Total pengeluaran untuk Pekerjaan AT BC adalah :


= Nilai HSPK x Volume Pekerjaan
= Rp. 1.042.655 x 485,55 m3
= Rp. 506.261.135

251
4.15.6 Asphlat Cement Wearing Course
URAIAN
KEGIATAN

Koef.

ACWC

SATUAN

HARGA
SATUAN

HARGA

m3

Upah
Mandor
Bahan
Aspal Curah
Agregat Kasar
Agregat Halus
Filler
Tack Coat (Lapis
Perekat)

0,125

O.H

85000
Jumlah:

10625
10625

57,75
0,499
3
0,254
7
21,56

Kg

7315

422441,25

m3

167200

83482,96

m3

161975

Kg

1568

41255,032
5
33806,08

Liter

12540

48279

Jumlah:

629264,32

3,85

Sewa Alat
Wheel loader

0,022

Jam

235000

5170

Amp

0,032

Jam

275000

8800

Asphalt Finisher

0,012

Jam

280000

3360

Tandem Roller

0,069

Jam

200000

13800

Pneumatic Tire Roller

0,067

Jam

250000

16750

Dump Truck

0,002

Jam

170000

340

Jumlah:
Nilai HSPK

48220
688109,32

Total pengeluaran untuk Pekerjaan AC WC adalah :


= Nilai HSPK x Volume Pekerjaan
= Rp. 688109,32 x 485,55 m3
= Rp. 334.105.984

252
4.15.7 Pekerjaan Timbunan Struktural
URAIAN KEGIATAN

Koef.

SATUAN

HARGA
SATUAN

HARGA

Pengurugan tanah
dengan pemadatan
Upah:
Mandor

m3

0,1250

O.H

85000
Jumlah:

10625
10625

Bahan:
Tanah Urug

1,2000

m3

120175
Jumlah:

144210
144210

Sewa Peralatan:
Dump Truck
Vibro Roller
Excavator

0,0200
0,0034
0,0100

Jam
Jam
Jam

170000
200000
170000
Jumlah:

3400
680
1700
5780
160615

Nilai HSPK

Total pengeluaran untuk Pekerjaan Timbunan adalah :


= Nilai HSPK x Volume Pekerjaan
= Rp. 160.615 x 1305,76 m3
= Rp. 209.724.642

Anda mungkin juga menyukai