Anda di halaman 1dari 6

2.

2 Konsep Kesehatan Kerja


2.2.1 Prinsip dasar kesehatan kerja
Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas,
beban dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat
tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya,
agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal (Undang-Undang
Kesehatan Tahun 1992). Konsep dasar dari upaya kesehatan kerja ini
adalah mengidentifikasi permasalahan, mengevaluasi, dan dilanjutkan
dengan tindakan pengendalian. Sasaran kesehatan kerja adalah manusia
dan meliputi aspek kesehatan dari pekerja itu sendiri.

2.2.2 Ruang lingkup kesehatan kerja


Kesehatan kerja meliputi berbagai upaya penyerasian antara
pekerja dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya baik fisik maupun
spikis dalam hal cara atau metode, proses dan kondisi pekerjaan yang
bertujuan untuk:
1. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja
di semua lapangan kerja setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun
kesejahteraan sosialnya.
2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan kerja pada masyarakat pekerja
yang diakibatkan oleh keadaan atau kondisi lingkungan kerjanya.
3. Memberi pekerjaan dan perlindungan bagi pekerja didalam pekerjaanya
dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang
membahayakan kesehatan.
4. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkunagn pekerjaan yang
sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya.

2.2.3 Mengantisipasi dan mengetahui kemungkinan bahaya dilingkungan

Untuk mengantisipasi dan mengetahui kemungkinan bahaya


dilingkungan kerja ditempuh tiga langkah sebagai berikut
a. Pengenalan lingkungan kerja, dengan cara melihat dan mendengar
b. Evaluasi lingkungan kerja
Tahap penilaian karakteristik dan besarnya potensi-potensi bahaya yang
mungkin timbul, sehingga dapat dijadikan alat untuk menentukan prioritas
dalam mengatasi permasalahan.
c. Pengendalian lingkungan kerja
Mengurangi atau menghilangkan pemajanan terhadap zat yang berbahaya
dilingkungan kerja.
1. Pengendalian lingkungan
a. Desain dan tata letak yang adekuat
b. Penghilangan atau pengurangan bahan berbahaya pada sumbernya
2. Pengendalian perorangan, pengendalian alat pelindung peroranagn

2.2.4 Tujuan penerapan keperawatan kesehatan kerja


Secara umum, tujuan keperawatan kesehatan kerja adalah
menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Tujuan hyperkes dapat
dirinci sebagai berikut (Rachman, 1990)
1. Agar tenaga kerja dan setiap orangyang berada di tempat kerja selalu
dalam keadaan sehat dan selamat.
2. Agar sumber-sumber produksi dapat berjalan secara lancar tanpa adanya
hambatan.

Kecelakaan kerja
Menurut

peraturan

Menteri

Tenaga

Kerja

RI

Nomor:

03/MEN/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan


bahwa yang dimaksud dengan kecelakaanadalah suatu kejadian yang tidak
dikehendaki dan tiddak diduga semula yang dapat menimbulkan korban
manusia dan atau harta benda.
Penyebab kecelakaan kerja

1. Penyebab dasar
a. Faktor manusia atau pribadi, antara lain karena kurangnya
kemampuan fisik, mental dan psikologis, kurang atau lemahnya
pengetahuan dan keterampilan (keahlian), stress dan motivasi yang
tidak cukup atau salah.
b. Faktor kerja atau lingkungan, antara lain karena ketidakcukupan
kemampuan kepemimpinan dan atau pengawasan, rekayasa,
pembelia

atau

pengadaan

barang,

perawatan,

alat-alat,

perlengkapan, dan barang-barang atau bahan-bahan, standarstandar kerja, serta penyalahgunaan yang terjadi di lingkungan
kerja.
2. Penyebab langsung
a. Kondisi berbahaya (kondisi yang tidak standar unsafe condition),
yaitu tindakan akan menyebabkan kecelakaan misalnya peralatan
pengaman, pelindung atau rintangan yang tidak memadai atau
memenuhi syarat; bahan dan peralatan yang rusak ; terlalu sesak
atau sempit; sistem tanda peringatan yang kurang memadai;
bahaya-bahaya kebakaran dan ledakan; kerapian atau tata letak
yang buruk; lingkungan berbahaya atau beracun (gas, debu, asap,
uap, dan laiinya); bising paparan radiasi; serta ventilasi dan
penerangan yang kurang (B.Sugengg, 2003).
b. Tindakan berbahaya (tindakan yang tidak standar- unsafe act) yaitu
tingkah

laku,

tindak

tanduk

atau

perbuatan

yang

akan

menyebabkan kecelakaan misalnya mengoperasikan alat tanpa


wewenang; gagal untuk memberikan peringatan dan pengamanan;
bekerja dengan kecepatan yang salah ; menyebabkan alat-alat
kesehatan tidak berfungsi; memindahkan alat-alat keselamatan;
menggunakan alat yang rusak; menggunakan alat dengan cara yang
salah; serta kegaggaln menggubakan alat pelindung.

2.2.5 Diagnosis spesifik penyakit akibat kerja


Secara teknis penegakan diagnosis dilakukan dengan cara berikut ini
(B. Sugeng, 2003)

1. Anamnesis (wawancara) meliputi identitas, riwayat kesehatan, riwayat


penyakit, dan keluhan yang dialami saat ini.
2. Riwayat pekerjaan
a. Sejak pertama kali bekerja
b. Kapan , bilamana, apa yang dikerjakan, bahan yang digunakan, jenis
bahaya yang ada, kejadian sama pada pekerja lain, pemakaian alat
pelindung

diri, cara melakukan pekerjaan, pekerjaan lain yang

dilakukan, kegemaran (hobi), dan kebiasaan lain.


c. Sesuai tingkat pengetahuan, pemahaman pekerjaan
3. Membandingkan gejala penyakit sewaktu bekerja dan dalam keadaan tidak
bekerja
a. Pada saat bekerja maka gejala timbul atau menjadi lebih berat, tetapi
pada saat tidak bekerja atau istirahat maka gejala berkurang atau hilang
b. Perhatikan juga kemungkinan pemajanan di luar tempat kerja
c. Informasi tentang ini dapat ditanyakan dalam anamnesis atau dari data
penyakit di perusahaan
4. Pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan catatan
a. Tanda dan gejala yang muncul mungkin tidak spesifik
b. Pemeriksaan laboratorium penunjang membantu diagnostik klinis
c. Dugaan adanya penyakit akibat kerja dilakukan juga melalui
pemeriksaan laboratorium khusus atau pemeriksaan biomedis
5. Pemeriksaan laboratorium khusus atau pemeriksaan biomedis
a. Seperti pemeriksaan spirometri dan rontgen paru
b. Pemeriksaan audiometri
c. Pemeriksaan hasil metabolit dalam darah dan urine
6. Pemeriksaan atau pengujian lingkungan kerja atau data higiene perusahaan
yang memerlukan :
a. Kerjasama dengan tenaga ahlii higiene perusahaan
b. Kemampuan mengevaluasi faktor fisik dan kimia berdasarkan data
yang ada
c. Pengenalan secara langsung sistem kerja, intensitas dan lama
pemajanan
7. Konsultasi keahlian medis dan keahlian lain

a. Sering kali penyakit akibat kerja ditentukan setelah ada diagnosis


klinis, kemudian dicari faktor penyebabnya di tempat kerja, atau
melalui pengamatan (penelitian) yang relatif lebih lama
b. Dokter spesialis lainnya, ahli toksikologi dan dokter penasihat (kaitan
dengan kompensasi)

2.2.6 Penerapan konsep lima tingkatan pencegahan penyakit pada penyakit


akibat kerja
1. Peningkatan kesehatan
Misalnya; pendidikan kesehatan, peningkatan gizi yang baik,
pengembangan kepribadian, perusahaan yang sehat dan memadai, rekreasi,
lingkungan kerja yang memadai, penyuluhan perkawinan dan pendidikan
seksual, konsultasi tentang keturunan dan pemeriksaan kesehatan periodik.
2. Perlindungan khusus
Misal: imunisasai, higiene perorangan, sanitasi lingkungan serta
proteksi terhadap bahaya dan kecelakaan kerja.
3. Diagnosis (deteksi) dini dan pengobatan tepat
Misalnya: diagnosis dini setiap keluhan dan pengobatan segera
serta pembatasan titik-titik lemah untuk mencegah terjadinya komplikasi.
4. Membatasi kemungkinan cacat
Misalnya: memeriksa dan mengobati tenaga kerja secara
komprehensif, mengobati tenaga kerja secara sempurna dan pendidikan
kesehatan
5. Pemulihan kesehatan
Misalnya: rehabilitasi dan mempekerjakan kembali parapekerja
yang

menderita

cacat.

Sedapat

mungkin

perusahaan

mencoba

menempatkan karyawan-karyawan cacat di jabatan-jabatan yang sesuai.

2.2.7 Fungsi dan tugas perawat dalam keselamatan dan kesehatan kerja
Fungsi dan tugas perawat dalam usaha keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) di industri adalah sebagai berikut (Nasrul Effendy, 1998).
Fungsi perawat

1.
2.
3.
4.

Mengkaji masalah kesehatan


Menyusun rencana asuhan keperawatan pekerja.
Melaksanakan pelayanan kesehatan dan keperawtan terhadap pekerja
Melakukan penilaian terhadap asuhan keperawatan yang telah
dilakukan

Tugas perawat
1
2
3
4
5

Mengawasi lingkungan pekerja


Memelihara fasilitas kesehatan perusahaan
Membantu dokter dalam pemeriksaan kesehatan pekerja
Membantu melakukan penilaian terhadap keadaan kesehatan pekerja
Merencanakan dan melaksanakan kunjungan rumah dan perawatan di
rumah kepada pekerja dan keluarga pekerja yang mempunyai masalah

6
7
8

kesehatan
Ikut berperan dalam penyelenggaraan pendidikan K3 terhadap pekerja
Ikut berperan dalam usaha keselamatan kerja
Memberikan pendidikan kesehatan mengenai KB terhadap pekerja dan

keluarganya
9 Membatu usaha penyelidikan kesehatan pekerja
10 Mengoordinasi dan mengawasi pelaksanaan K3

SUMBER :
Efendi F & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas (Teori dan
Praktik Dalam Keperawatan). Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai