Anda di halaman 1dari 11

MARIFATUL

1.

MARIFATULLAH

Marifatullah (mengenal Allah) bukanlah mengenali dzat Allah, karena hal ini tidak
mungkin terjangkau oleh kapasitas manusia yang terbatas. Sebab bagaimana mungkin
manusia yang terbatas ini mengenali sesuatu yang tidak terbatas?. Segelas susu yang dibikin
seseorang tidak akan pernah mengetahui seperti apakah orang yang telah membuatnya
menjadi
segelas
susu.
Menurut Ibn Al Qayyim : Marifatullah yang dimaksudkan oleh ahlul marifah (orang-orang
yang mengenali Allah) adalah ilmu yang membuat seseorang melakukan apa yang menjadi
kewajiban
bagi
dirinya
dan
konsekuensi
pengenalannya.
Marifatullah tidak dimaknai dengan arti harfiah semata, namun mariaftullah dimaknai
dengan pengenalan terhadap jalan yang mengantarkan manusia dekat dengan Allah,
mengenalkan rintangan dan gangguan yang ada dalam perjalanan mendekatkan diri kepada
Allah.
CIRI-CIRI DALAM MARIFATULLAH
Seseorang dianggap marifatullah (mengenal Allah) jika ia telah mengenali
1. asma (nama) Allah
2. sifat Allah dan
3. afal (perbuatan) Allah, yang terlihat dalam ciptaan dan tersebar dalam kehidupan alam
ini.
Kemudian dengan bekal pengetahuan itu, ia menunjukkan :
1. sikap shidq (benar) dalam ber -muamalah (bekerja) dengan Allah,
2. ikhlas dalam niatan dan tujuan hidup yakni hanya karena Allah,
3. pembersihan diri dari akhlak-akhlak tercela dan kotoran-kotoran jiwa yang membuatnya
bertentangan dengan kehendak Allah SWT
4. sabar/menerima pemberlakuan hukum/aturan Allah atas dirinya
5. berdawah/ mengajak orang lain mengikuti kebenaran agamanya
6. membersihkan dawahnya itu dari pengaruh perasaan, logika dan subyektifitas siapapun.
Ia hanya menyerukan ajaran agama seperti yang pernah diajarkan Rasulullah SAW.
Figur teladan dalam marifatullah ini adalah Rasulullah SAW. Dialah orang yang
paling utama dalam mengenali Allah SWT. Sabda Nabi : Sayalah orang yang paling
mengenal Allah dan yang paling takut kepada-Nya. HR Al Bukahriy dan Muslim. Hadits
ini Nabi ucapkan sebagai jawaban dari pernyataan tiga orang yang ingin mendekatkan diri
kepada Allah dengan keinginan dan perasaannya sendiri.
Tingkatan berikutnya, setelah Nabi adalah ulama amilun ( ulama yang mengamalkan
ilmunya). Firman Allah : Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hambaNya, hanyalah ulama QS. 35:28
Orang yang mengenali Allah dengan benar adalah orang yang mampu mewarnai
dirinya dengan segala macam bentuk ibadah. Kita akan mendapatinya sebagai orang yang
rajin shalat, pada saat lain kita dapati ia senantiasa berdzikir, tilawah, pengajar, mujahid,
pelayan masyarkat, dermawan, dst. Tidak ada ruang dan waktu ibadah kepada Allah, kecuali
dia ada di sana. Dan tidak ada ruang dan waktu larangan Allah kecuali ia menjauhinya.
Ada sebagian ulama yang mengatakan : Duduk di sisi orang yang mengenali Allah
akan mengajak kita kepada enam hal dan berpaling dari enam hal, yaitu : dari ragu menjadi
yakin, dari riya menjadi ikhlash, dari ghaflah (lalai) menjadi ingat, dari cinta dunia menjadi

cinta akhirat, dari sombong menjadi tawadhu (randah hati), dari buruk hati menjadi
nasehat
URGENSI MARIFATULLAH
a) Marifatullah adalah puncak kesadaran yang akan menentukan perjalanan hidup
manusia selanjutnya. Karena marifatullah akan menjelaskan tujuan hidup manusia
yang sesungguhnya. Ketiadaan marifatullah membuat banyak orang hidup tanpa
tujuan yang jelas, bahkan menjalani hidupnya sebagaimana makhluk hidup lain
(binatang ternak). QS.47:12
b) Marifatullah adalah asas (landasan) perjalanan ruhiyyah (spiritual) manusia secara
keseluruhan. Seorang yang mengenali Allah akan merasakan kehidupan yang
lapang. Ia hidup dalam rentangan panjang antara bersyukur dan bersabar.
Sabda Nabi : Amat mengherankan urusan seorang mukmin itu, dan tidak terdapat
pada siapapun selain mukmin, jika ditimpa musibah ia bersabar, dan jika diberi
karunia
ia
bersyukur
(HR.Muslim)
Orang yang mengenali Allah akan selalu berusaha dan bekerja untuk mendapatkan
ridha Allah, tidak untuk memuaskan nafsu dan keinginan syahwatnya.
c) Dari Marifatullah inilah manusia terdorong untuk mengenali para nabi dan rasul,
untuk mempelajari cara terbaik mendekatkan diri kepada Allah. Karena para Nabi
dan Rasul-lah orang-orang yang diakui sangat mengenal dan dekat dengan Allah.
d) Dari Marifatullah ini manusia akan mengenali kehidupan di luar alam materi,
seperti Malaikat, jin dan ruh.
e) Dari Marifatullah inilah manusia mengetahui perjalanan hidupnya, dan bahkan
akhir dari kehidupan ini menuju kepada kehidupan Barzahiyyah (alam kubur) dan
kehidupan akherat.
SARANA MARIFATULLAH
Sarana yang mengantarkan seseorang pada marifatullah adalah :
a) Akal sehat
Akal sehat yang merenungkan ciptaan Allah. Banyak sekali ayat-ayat Al Quran yang
menjelaskan pengaruh perenungan makhluk (ciptaan) terhadap pengenalan al Khaliq
(pencipta) seperti firman Allah : Katakanlah Perhatikanlah apa yang ada di bumi.
Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan
bagi orang-orang yang tidak beriman. QS 10:101, atau QS 3: 190-191
Sabda Nabi : Berfikirlah tentang ciptaan Allah dan janganlah kamu berfikir tentang
Allah, karena kamu tidak akan mampu HR. Abu Nuaim
b) Para Rasul
Para Rasul yang membawa kitab-kitab yang berisi penjelasan sejelas-jelasnya tentang
marifatullah dan konsekuensi-konsekuensinya. Mereka inilah yang diakui sebagai
orang yang paling mengenali Allah. Firman Allah :
Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti
nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan )
supaya manusia dapat melaksanakan keadilan.. QS. 57:25
c) Asma dan Sifat Allah
Mengenali asma (nama) dan sifat Allah disertai dengan perenungan makna dan
pengaruhnya bagi kehidupan ini menjadi sarana untuk mengenali Allah. Cara inilah
yang telah Allah gunakan untuk memperkenalkan diri kepada makhluk-Nya. Dengan
asma dan sifat ini terbuka jendela bagi manusia untuk mengenali Allah lebih dekat
lagi. Asma dan sifat Allah akan menggerakkan dan membuka hati manusia untuk
menyaksikan dengan seksama pancaran cahaya Allah. Firman Allah :

Katakanlah : Serulah Allah atau serulah Ar Rahman. Dengan nama yang mana saja
kamu seru, Dia mempunyai al asma al husna (nama-nama yang terbaik) QS. 17:110
Asma al husna inilah yang Allah perintahkan pada kita untuk menggunakannya
dalam berdoa. Firman Allah :
Hanya milik Allah asma al husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut
asma al husna itu QS. 7:180
Inilah sarana efektif yang Allah ajarkan kepada umat manusia untuk mengenali Allah
SWT (marifatullah). Dan marifatullah ini tidak akan realistis sebelum seseorang
mampu menegakkan tiga tingkatan tauhid, yaitu : tauhid rububiyyah, tauhid asma dan
sifat. Kedua tauhid ini sering disebut dengan tauhid al marifah wa al itsbat
( mengenal dan menetapkan) kemudian tauhid yang ketiga yaitu tauhid uluhiyyah
yang merupakan tauhid thalab (perintah) yang harus dilakukan.
Wallahu alam (diambil dari kumpulan artikel motivasi)
2.

MARIFATUL ISLAM

Dari segi bahasa, Islam berasal dari kata aslama yang berakar dari kata salama. Kata Islam
merupakan bentuk mashdar (infinitif) dari kata aslama ini.

Ditinjau dari segi bahasanya yang dikaitkan dengan asal katanya, Islam memiliki beberapa
pengertian, di antaranya adalah:
1)

Berasal dari salm ( )yang berarti damai.

Dalam al-Quran Allah SWT berfirman (QS. 8: 61)



Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.
Kata salm dalam ayat di atas memiliki arti damai atau perdamaian. Dan ini merupakan
salah satu makna dan ciri dari Islam, yaitu bahwa Islam merupakan agama yang senantiasa
membawa umat manusia pada perdamaian. Dalam sebuah ayat Allah SWT berfirman: (QS.
49: 9)




Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang maka damaikanlah
antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap
golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan
itu kembali kepada perintah Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah),
maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berlaku adil.

Sebagai salah satu bukti bahwa Islam merupakan agama yang sangat menjunjung tinggi
perdamaian adalah bahwa Islam baru memperbolehkan kaum muslimin berperang jika
mereka diperangi oleh para musuh-musuhnya. Dalam Al-Quran Allah berfirman: (QS. 22:
39)


Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya
mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong
mereka itu.
2. Berasal dari kata aslama ( )yang berarti menyerah.
Hal ini menunjukkan bahwa seorang pemeluk Islam merupakan seseorang yang secara
ikhlas menyerahkan jiwa dan raganya hanya kepada Allah SWT. Penyerahan diri seperti ini
ditandai dengan pelaksanaan terhadap apa yang Allah perintahkan serta menjauhi segala
larangan-Nya. Menunjukkan makna penyerahan ini, Allah berfirman dalam al-Quran: (QS.
4: 125)

Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan
dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama
Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.
Sebagai seorang muslim, sesungguhnya kita diminta Allah untuk menyerahkan seluruh jiwa
dan raga kita hanya kepada-Nya. Dalam sebuah ayat Allah berfirman: (QS. 6: 162)



Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk
Allah, Tuhan semesta alam.
Karena sesungguhnya jika kita renungkan, bahwa seluruh makhluk Allah baik yang ada di
bumi maupun di langit, mereka semua memasrahkan dirinya kepada Allah SWT, dengan
mengikuti sunnatullah-Nya. Allah berfirman: (QS. 3: 83)



Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nyalah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa
dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.
Oleh karena itulah, sebagai seorang muslim, hendaknya kita menyerahkan diri kita kepada
aturan Islam dan juga kepada kehendak Allah SWT. Karena insya Allah dengan demikian
akan menjadikan hati kita tenteram, damai dan tenang (baca: mutmainah).
3. Berasal dari kata istaslamamustaslimun () : penyerahan total kepada
Allah.

Dalam Al-Quran Allah berfirman (QS. 37: 26)



Bahkan mereka pada hari itu menyerah diri.
Makna ini sebenarnya sebagai penguat makna di atas (poin kedua). Karena sebagai seorang
muslim, kita benar-benar diminta untuk secara total menyerahkan seluruh jiwa dan raga
serta harta atau apapun yang kita miliki, hanya kepada Allah SWT. Dimensi atau bentukbentuk penyerahan diri secara total kepada Allah adalah seperti dalam setiap gerak gerik,
pemikiran, tingkah laku, pekerjaan, kesenangan, kebahagiaan, kesusahan, kesedihan dan
lain sebagainya hanya kepada Allah SWT. Termasuk juga berbagai sisi kehidupan yang
bersinggungan dengan orang lain, seperti sisi politik, ekonomi, pendidikan, sosial,
kebudayaan dan lain sebagainya, semuanya dilakukan hanya karena Allah dan
menggunakan manhaj Allah. Dalam Al-Quran Allah berfirman (QS. 2: 208)


Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya,
dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang
nyata bagimu.
Masuk Islam secara keseluruhan berarti menyerahkan diri secara total kepada Allah dalam
melaksanakan segala yang diperintahkan dan dalam menjauhi segala yang dilarang-Nya.
4. Berasal dari kata saliim ( )yang berarti bersih dan suci.
Mengenai makna ini, Allah berfirman dalam Al-Quran (QS. 26: 89):


Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.
Dalam ayat lain Allah mengatakan (QS. 37: 84)

(Ingatlah) ketika ia datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci.
Hal ini menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yang suci dan bersih, yang mampu
menjadikan para pemeluknya untuk memiliki kebersihan dan kesucian jiwa yang dapat
mengantarkannya pada kebahagiaan hakiki, baik di dunia maupun di akhirat. Karena pada
hakikatnya, ketika Allah SWT mensyariatkan berbagai ajaran Islam, adalah karena tujuan
utamanya untuk mensucikan dan membersihkan jiwa manusia. Allah berfirman: (QS. 5: 6)

Allah sesungguhnya tidak menghendaki dari (adanya syariat Islam) itu hendak
menyulitkan kamu, tetapi sesungguhnya Dia berkeinginan untuk membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.

) yang berarti selamat dan sejahtera.


5. Berasal dari salam (
Allah berfirman dalam Al-Quran: (QS. 19: 47)


Berkata Ibrahim: Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan meminta ampun
bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku.
Maknanya adalah bahwa Islam merupakan agama yang senantiasa membawa umat manusia
pada keselamatan dan kesejahteraan. Karena Islam memberikan kesejahteraan dan juga
keselamatan pada setiap insan.
Adapun dari segi istilah, (ditinjau dari sisi subyek manusia terhadap dinul Islam), Islam
adalah ketundukan seorang hamba kepada wahyu Ilahi yang diturunkan kepada para nabi
dan rasul khususnya Muhammad SAW guna dijadikan pedoman hidup dan juga sebagai
hukum/ aturan Allah SWT yang dapat membimbing umat manusia ke jalan yang lurus,
menuju ke kebahagiaan dunia dan akhirat.
Definisi di atas, memuat beberapa poin penting yang dilandasi dan didasari oleh ayat-ayat
Al-Quran. Di antara poin-poinnya adalah:
1. Islam sebagai wahyu ilahi (
)
Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Quran) menurut kemauan hawa nafsunya.
Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).
)
2. Diturunkan kepada nabi dan rasul (khususnya Rasulullah SAW) (
Membenarkan hal ini, firman Allah SWT (QS. 3: 84)




Katakanlah: Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami
dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma`il, Ishaq, Ya`qub, dan anak-anaknya, dan apa
yang diberikan kepada Musa, `Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membedabedakan seorang pun di antara mereka dan hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan
diri.
3. Sebagai pedoman hidup ()
Allah berfirman (QS. 45: 20)


Al Quran ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang
meyakini.
4. Mencakup hukum-hukum Allah dalam Al-Quran dan sunnah Rasulullah SAW

()
Allah berfirman (QS. 5: 49-50)


*


Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang
diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah
kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang
telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah
diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan
menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan
sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. Apakah hukum
Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum)
Allah bagi orang-orang yang yakin?
5. Membimbing manusia ke jalan yang lurus. (
)
Allah berfirman (QS. 6: 153)




Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia;
dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu menceraiberaikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar
kamu bertakwa.
)
6. Menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. (
Allah berfirman (QS. 16: 97)


Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik
dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik
dari apa yang telah mereka kerjakan.
3. MARIFATUL RASUL
A.

Pengertian Marifatul Rosul

Manusia sangat membutuhkan adanya seorang Rosul, karena secara fitrah, manusia
selalu ingin tahu keberadaan sang pencipta, selalu menginginkan untuk dapat mengabdi
secara benar kepada sang pencipta (Alloh SWT), dan selalu menginginkan kehidupan yang
teratur.
Untuk bisa mengetahui secara benar tentang keberadaan Alloh, bagaimana cara
melakukan pengabdian kepada-Nya, dan bagaimana bisa memahami aturan main hidup

yang dibuat oleh Alloh SWT sebagai pencipta yang akan menjadikan kehidupan manusia
menjadi teratur, semuanya itu hanya bisa diperoleh melalui penjelasan atau petunjuk dari
seorang Rosul. Maka keberadaan seorang Rosul menjadi sangat dibutuhkan oleh manusia.
Alloh SWT berfirman:
Artinya:
Katakanlah: Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu
mengetahui? Mereka akan menjawab: Kepunyaan Alloh.Katakanlah: Maka apakah kamu
tidak ingat? Katakanlah: Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya
'Arsy yang besar? Mereka akan menjawab: Kepunyaan Alloh. Katakanlah: Maka apakah
kamu tidak bertakwa? Katakanlah: Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas
segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)Nya, jika kamu mengetahui? Mereka akan menjawab: Kepunyaan Alloh. Katakanlah:
(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu?" (QS. Al-Mukminun: 8489).
Marifatul Rosul ini membincangkan bagaimana mengenal Rosul, apa saja yang perlu
dikenal dari Rosul dan bagaimana pula kita mengamalkan Islam melalui petunjuk Rosul.
Yang penting dari paket ini adalah kita mengetahui, memahami, dan dapat mengamalkan
Sunnah Nabi dan menjalankan Ibadah dengan baik.
Mengenal Rosul tidak saja dalam bentuk fisikal atau penampilannya tetapi segala aspek
syari berupa sunnah yang didedahkan Nabi kepada kita sama ada tingkah laku, perkataan
ataupun sikap. Pengenalan kepada Rosul dapat dilihat melalui syirah nabi yang
menggambarkan kehidupan Nabi serta latar belakangnya seperti nasab. Kemudian melalui
sunnah dan dakwah Nabi pun dapat memberikan penjelasan siapa Nabi sebenarnya.
Dengan mengenal Rosul diharapkan kita dapat mencintai Rosul dan mengikutinya,
perkara ini sebagai cara bagaimana kita taat dan mencintai Alloh SWT. Oleh karena itu
mengenal Rosul tidak saja dari segi jasad, nasab, dan latar belakangnya, tetapi bagaimana
beliau beribadah dan beramal soleh. Setengah masyarakat mengetahui dan mengamalkan
sunnah Nabi dari segi ibadah saja bahkan dari segi penampilan saja. Sangat jarang muslim
yang mengambil contoh kehidupan Nabi secara keseluruhannya sebagai contoh, misalnya
peranan Nabi dari segi politik, pemimpin, penjaga, dan juga Nabi sebagai suami, ayah, dan
ahli di masyarakat. Semua Peranan Nabi ini perlu dicontoh dan diikuti sehingga kita dapat
mengamalkan Islam secara sempurna dan menyeluruh. Walaupun demikian, umat Islam
masih menjadikan Nabi sebagai Rosul adalah dari segi lafaz atau kebiasaan umat Islam
bersalawat ke atas Nabi. Bagaimana pun umat lslam yang sholat akan selalu bersalawat ke
atas Nabi dan selalu menyebutnya.
Pengenalan kepada Rosul juga pengenalan kepada Alloh dan Islam. Memahami Rosul
secara komprehensif adalah cara yang tepat dalam mengenal Islam yang juga komprehensif
Rosul dikenal sebagai pribadi teladan dan unggul dan lelaki terpilih di antara manusia yang
sangat layak dijadikan model bagi setiap muslim. Berarti Nabi adalah ikutan bagi setiap
tingkah laku, perkataan, dan sikap yang disunnahkannya.
Setiap manusia diciptakan oleh Alloh SWT dengan fitrah, di mana manusia bersih, suci,
dan mempunyai kecenderungan yang baik dan ke arah positif yaitu ke arah lslam. Fitrah
manusia di antaranya adalah mengakui kewujudan Alloh sebagai pencipta, keinginan untuk
beribadah, dan menghendaki kehidupan yang teratur. Fitrah demikian perlu diaplikasikan ke
dalam kehidupan sehari-hari melalui petunjuk Al Quran (Firman-firman dan panduan dari
Alloh SWT) dan panduan Sunnah (Sabda Nabi dan perbuatannya). Semua panduaan ini
memerlukan petunjuk dan Rosul khususnya dalam mengenal pencipta dan sebagai panduan

kehidupan manusia. Dengan cara mengikuti panduan Rosul kita akan mendapati ibadah
yang sohih.
B.

Pentingnya Iman Kepada Rosul

Iman kepada para Rosul adalah salah satu rukun iman. Seseorang tidak dianggap muslim
dan mukmin kecuali ia beriman bahwa Alloh mengutus para Rosul yang
menginterprestasikan hakikat yang sebenarnya dari agama islam yaitu Tauhidullah. Juga
tidak dianggap beriman atau muslim kecuali kepada seluruh Rosul dan tidak membedakan
antara satu dengan yang lainnya.
C.

Tugas Para Rosul

Tugas-tugas Rosul Alloh SWT:


Rosul diutus oleh Alloh SWT dengan mengemban tugas-tugas yang sangat mulia.
Adapun tugas-tugas Rosul adalah sebagai berikut.
1) Rosul membimbing umatnya menuju jalan yang benar agar mendapat kebahagiaan hidup
di dunia dan di akhirat.
2) Semua Rosul menyampaikan ajaran tauhid, yakni mengesakan Alloh SWT. Adapun
peraturan agama (syariat) yang dibawa mereka berbeda-beda sesuai dengan situasi dan
kondisi umatnya saat itu.
3) Kehadiran Rosul untuk membawa kebenaran, kabar gembira, dan memberi peringatan
kepada umatnya agar mereka menjadi umat yang beriman kepada Alloh SWT. Dengan
demikian, mereka akan hidup bahagia baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Firman Alloh SWT:
Artinya:
Para Rosul yang Kami utus itu adalah untuk memberi kabar gembira dan memberi
peringatan. Barang siapa beriman dan mengadakan perbaikan, maka tidak ada rasa takut
pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. (Q.S. Al-An'am: 48)
D. Sifat Rosul
Berikut adalah sifat Rosul:
a.
Jujur
Hadits Rosululloh: Sesungguhnya kejujuran itu akan mengantarkan kepada kebajikan dan
sesungguhnya kebijakan itu akan mengantarkan ke surga. Dan seseorang senatiasa berkata
benar dan jujur hingga tercatat di sisi Alloh sebagai orang yang benar dan jujur. Dan
sesungguhnya dusta membawa kepada kejahatan, yang akhirnya akan mengantarkan ke
dalam neraka. Dan seseorang senantiasa berdusta hingga dicatat di sisi Alloh sebagai
pendusta. (H.R. BukhoriMuslim);
b. Siddiq, artinya benar, mustahil bersifat kizib, arinya bohong atau dusta;
c. Amanah, artinya dapat dipercaya;
d. Tabligh, artinya menyampaikan;
e. Fathanah, artinya cerdas;
f. Dermawan, Tidaklah seorang hamba berada pada suatu pagi kecuali dua malaikat
turun menemaninya. Satu malaikat berkata: Ya Alloh berilah kanuniaMu, sebagai ganti

apa yang ia infakkan. Malaikat lainnya berkata: Ya Alloh, berilah ia kebinasaan karena
telah mempertahankan hartanya yang tidak dinafkahkannya. (H.R. Muttafaqalaih);
E. Jumlah Nabi dan Rosul
Berdasarkan hadits yang shohih, jumlah Nabi adalah 124 ribu, sedangkan jumlah
Rosul adalah 315 orang. Syaikh al-Albany menjelaskan bahwa hadits yang menunjukkan
jumlah Rosul tersebut shahih li dzaatihi (tanpa penguat dari jalur lain), sedangkan hadits
yang menunjukkan jumlah Nabi adalah shohih li ghoirihi (masing-masing jalur memiliki
kelemahan, namun jika dipadukan menjadi shahih).
Hadits tentang jumlah Rosul:
Adam adalah Nabi yang diajak bicara. Antara ia dengan Nuh terdapat 10 abad. Jumlah
Rasul adalah 315 orang (H.R Abu Jafar ar-Rozzaaz dan selainnya, dishahihkan Syaikh alAlbany dalam Silsilah al-Ahaadiits as-Shohiihah).
Yang wajib diimani oleh umat Muslim ada 25 orang Nabi, yang mereka di antaranya:
1. Adam
14.
Musa
2. Idris
15.
Harun
3. Nuh
16.
Zulkifli
4. Hud
17.
Daud
5. Shalih
18.
Sulaiman
6. Ibrahim
19.
Ilyas
7. Luth
20.
Ilyasa
8. Ismail
21.
Yusuf
9. Ishaq
22.
Zakaria
10.Ya'kub
23.
Yahya
11.Yusuf
24.
Isa
12.Ayyub
25.
Muhammad SAW
13.Syu'aib
Di dalam Al Quran, juga disebutkan beberapa identitas lainnya, namun tidak ada
dasar/petunjuk sehingga mereka dapat dikatakan sebagai nabi. Begitu pula sekali pun Al
Quran menyebutkan istilah "nabi-nabi" atau "para nabi", namun tidak disebutkan jelas
identitas orang yang dimaksud.
Di antara sejumlah Nabi dan Rosul ada lima orang yang dikenal memilliki kesabaran
dan ketabahan yang luar biasa dalam menghadapi penderitaan dan gangguan untuk
menjalankan tugasnya. Kelimanya disebut sebagai Rosul ulul azmi.
Nama Nama Rosul Alloh mendapat julukan Ulul Azmi:
1. Nuh a.s.,
2. Ibrahim a.s.,
3. Musa a.s.,
4. Isa a.s.,
5. Muhammad saw.
F. Keteladanan Sifat Rosululloh

Banyak sekali keteladan yang ada pada diri Rosululloh yang dapat kita teladani dalam
kehidupan sehari hari. Di antaranya iman dan takwanya yang kuat dalam kondisi apa pun
para Rosul tetap teguh dan tabah dalam menjalankan ajaran-ajaran Alloh, akhlaknya yang
mulia, terpuji selalu menjaga diri dari perbuatan maksiat dan dosa. Sebagai serorang muslim
sudah sepantasnya kita meneladani sifat-sifat Rosululloh karena semua yang diajarkan
Rosululloh mengandung kemaslahatan bagi kita semua baik di dunia maupun di akhirat.
G.

Kewajiban kita kepada Rosululloh

1)
Membenarkan apa yang disampaikannya Apa yang beliau katakan bukanlah hawa
nafsunya, melainkan wahyu Alloh. Maka seorang muslim wajib membenarkan apa yang
beliau sampaikan itu.
2)
Mentaati perintahnya, apa yang diperintahkan Alloh dan Rosul-Nya dilaksanakan
semaksimal kemampuan kita.
3)
Menjauhi apa yang dilarangnya.
4) Tidak beribadah kecuali dengan apa yang disyariatkannya .
5)
Mengimaninya. Beriman kepada Alloh berarti harus beriman kepada Rosul.
6)
Mencintainya. Lebih mencintai Alloh dan Rosul-Nya disbanding cinta kepada yang
lain bahkan kepada dirinya sendiri adalah tanda kesempurnaan iman.
7)
Mengagungkannya. Sudah semestinya beliau diagungkan karena kemuliaannya.
Namun pengagungan ini tidak boleh sampai mengkultuskannya.
8)
Menolong dan membelanya.
9)
Mencintai para pecintanya.
10) Menghidupkan sunnahnya. Baik dalam ibadah umum maupun khusus yang diajarkan
beliau, hendaknya dihidupkan dan dibudayakan agar hidup kita diberkahi Alloh.
11) Memperbanyak shalawat kepadanya. Tanda cinta dan bangga kepada Rosululloh antara
lain dibuktikan dengan memperbanyak shalawat atas beliau. Bahkan ketika kita mendengar
nama beliau disebut kita mestimenyahutnya dengan bacaan shalawat.
12) Mengikuti manhajnya. Ajaran beliau adalah bagian dari sistem Islam untuk mengatur
segala aspek kehidupan.
13) Mewarisi risalahnya. Mewarisi risalahnyaadalah dengan menjaga, membela, dan
memperjuangkan risalah beliau.

Anda mungkin juga menyukai