Disusun Oleh :
Rezky Tiresa Devitayanti
012096000
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2014
1
CBD
TONSILOFARINGITIS KRONIS EKSASERBASI
AKUT
Diajukan untuk memenuhi syarat mengikuti kepaniteraan klinik di Bagian Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung dan Tenggorok di Rumah Sakit Tentara Dr. Soedjono
Magelang
Telah disetujui dan dipresentasikan
Pada tanggal :
Agustus 2014
Disusun oleh :
Rezky Tiresa Devitayanti
012096000
Magelang,
Agustus 2014
Dosen Pembimbing
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat karunia-Nya
penulis
dapat
menyelesaikan
pembuatan
CBD
yang
berjudul
memerlukan
informasi
tentang
TONSILOFARINGITIS
KRONIS
EKSASERBASI AKUT.
Magelang,
Agustus 2014
Penulis
FARINGITIS
1. Definisi
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan
oleh virus (40-6-%), bakteri (5-40%), alergi, trauma, toksin dan lain-lain.
2. Epidemiologi
Infeksi saluran pernafasan ialah penyakit infeksi yang paling sering yaitu
sampai 80% dari semua penyakit infeksi.
3. Etiologi
Penyebab faringitis dikarenakan oleh virus dan bakteri, seperti dapat
dilihat pada tabel di bawah ini
Virus
-
Bakteri
Herpes
simplex virus
-
Rubela
Epstein
barr
HIV tipe 1
Rhinoviruses
Coronaviruses
Adenoviruses
Influenza
Candida albicans
Bakteri
Staphylococal
-
Cytomegalovi
rus
Bakteri
Streptococcal
virus
Jamur
Corynebacteri
um diphtheria
Bordetella
pertussis
Neisseria
gonorrhoeae
Treponema
pallidum
viruses
-
Parainfluenza
viruses
Respiratory
syncytial virus
4
Virus lain yang dapat mengakibatkan faringitis yaitu herpes simplex virus
(tipe 1 dan 2), cytomegalovirus (CMV), dan human immunodeficiency virus
(HIV).
Gejala dan tanda
Pada awalnya pasien biasanya mengeluh demam disertai dengan rinorea,
mual, nyeri tenggorokan, sulit menelan.
Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis.Virus influenza,
coxsachievirus dan cytomegalovirus tidak menghasilkan eksudat, tetapi
coxsachievirus dapat menimbulkan lesi vesikular di orofaring dan lesi pada kulit
berupa maculopapular rash.
Adenovirus selain menimbulkan gejala faringitis, dapat juga menimbulkan
gejala konjungtivitis terutama pada anak.
Epstein Barr Virus (EBV) menyebabkan faringitis yang disertai produksi
eksudat pada faring yang banyak. Terdapat pembesaran kelenjar limfa di seluruh
tubuh terutama retroservikal dan hepatosplenomegali.
Faringitis yang disebabkan HIV-1 menimbulkan keluhan nyeri tenggorok,
nyeri menelan, mual, dan demam. Pada pemeriksaan tampak faring hiperemis,
terdapat eksudat, limfadenopati akut di leher dan pasien tampak lemah.
Diagnosis
Diagnosis dibuat terutama terdapat gejala dan tanda dari faringitis viral.
kultur viral atau acute dan convalescent sera untuk titer bisa dilakukan tetapi
tergantung kebutuhan dan kemampuan pasien.
Terapi
Istirahat dan minum yang cukup, kumur dengan air hangat. Analgetik dan
tablet isap diberikan jika perlu.
Antivirus metisoprinol (isoprenosine) diberikan pada infeksi herpes
simpleks dengan dosis 60-100 mg/kgBB dibagi dalam 4-6 kali pemberian/hari
pada orang dewasa dan pada anak < 5 tahun diberikan 50 mg/kgBB dibagi dalam
4-6 kali pemberian/hari.
b. Faringitis bakterial
Etiologi
Grup A streptokokus hemolitikus, bakteri anaerob, neisseria gonorrhea.
Infeksi grup A streptokokus hemolitikus merupakan penyebab pada penyakit
faringitis akut paling sering yaitu sekitar 40%. Pada orang dewasa ditemukan
(15%) dan pada anak-anak (30%).
Gejala dan tanda
Nyeri kepala yang hebat, disertai dengan muntah, kadang-kadang disertai
demam dengan suhu yang tinggi, jarang disertai batuk.
Pada pemeriksaan ditemukan tonsil yang membesar, faring dan tonsil
hiperemis dan terdapat eksudat di permukaannya. Beberapa hari kemudian timbul
bercak petechiae pada palatum dan faring. Terdapat pembesaran kelenjar limfa
leher anterior yang kenyal dan nyeri tekan positif.
Diagnosis bisa dipastikan dengan rapid antigen test dan atau kultur
tenggorok. Pentingnya didiagnosis untuk mencegah terjadinya komplikasi yaitu
supuratif dan nonsupuratif.
Terapi
Diberikan antibiotik, terutama jika di duga penyebabnya grup A
streptokokus hemolitikus, maka diberikan penicillin G Benzatin 50.000
7
Etiologi
10
Penyebab faringitis kronik atrofi diduga disebabkan oleh udara yang tidak
cukup dihangatkan dan dilembabkan oleh mukosa hidung, seperti yang terjadi
pada pasien rhinitis atrofi dimana tidak berfungsinya pelembab dari hidung.
Gejala dan tanda
Pasien mengeluh tenggorokan kering, mulut berbau. Pada pemeriksaan
tampak mukosa faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak
mukosa kering.
Terapi
Pengobatan dapat di berikan untuk rinitis atrofinya dan untuk faringitis
kronik diberikan obat kumur dan menjaga kebersihan mulut.
4.3 Faringitis spesifik
a. Faringitis luetika
Treponema palidum dapat menimbulkan infeksi di daerah faring seperti
juga penyakit lues di organ yang lain. Gambaran kliniknya tergantung pada
stadium penyakitnya. Stadium penyakit pada faringitis luetika ada tiga, yaitu
stadium primer, sekunder dan tertier.
Stadium primer
-
Jika infeksinya terus berlangsung bisa timbul ulkus pada daerah faring
seperti ulkus pada genital, yaitu tidak nyeri.
Stadium sekunder
-
Stadium tertier
-
Terdapat guma
11
b. Faringitis tuberkulosis
Faringitis tuberculosis merupakan proses sekunder dari penyakit
tuberkulosis paru. Pada infeksi bakteri tahan asam jenis bovinum dapat timbul
tuberkulosis faring primer. Cara infeksi eksogen, yaitu kontak dengan sputum
yang mengandung kuman atau dengan inhalasi kuman melalui udara. Sedangkan
cara infeksi endogen, yaitu penyebarannya melalui darah pada tuberkulosis
miliaris. Bila infeksi timbul secara hematogen maka tonsil dapat terkena kedua
sisi dan lesi sering ditemukan pada dinding posterior faring, arkus faring anterior,
dinding lateral hipofaring, palatum mole dan palatum durum. Kelenjar regional
leher membengkak.
Gejala
Keadaan umum pasien buruk karena anoreksia dan odinofagia, pasien juga
mengeluh nyeri yang hebat pada tenggorokan, nyeri ditelinga serta pembesaran
kelenjar limfa servikal.
Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis dilakukan pemeriksaan sputum BTA, foto
thorax untuk melihat adanya gambaran dari penyakit tuberkulosis paru dan biopsy
jaringan yang terinfeksi untu menyingkirkan adanya keganasan.
Terapi
Terapi diberikan sesuai dengan terapi tuberkulosis paru.
12
13
BAB II
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama
Tn. S
Umur
27 tahun
Jenis Kelamin
Laki-laki
Alamat
Pendidikan
S1
Pekerjaan
Wiraswasta
Agama
Islam
Status pernikahan
Menikah
ANAMNESIS
Diambil secara : autoanamnesis
1. KELUHAN UTAMA
Penderita datang dengan keluhan sakit tenggorokan
2. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang dengan keluhan sakit tenggorokan , keluhan dirasakan sejak
3 hari yang lalu. Sejak 3 hari yang lalu penderita mengeluh sakit tenggorokan,
terasa panas di tenggorokan, demam, sakit kepala yang dirasakan cukup berat,
dan terkadang terasa mual. Pasien juga merasa terdapat lendir di tenggorokan.
Rasa panas di tenggorok
semakin berat.
Keluhan-keluhan tersebut dirasakan setelah penderita mengkonsumsi
gorengan, makanan pedas atau minuman dingin. Riwayat sakit saat menelan,
muntah, batuk disangkal, riwayat alergi dan mengeluarkan ingus pada pagi
hari atau waktu tertentu disangkal, riwayat merokok diakui oleh pasien. Sakit
14
disekitar wajah disangkal oleh pasien. Keluhan nyeri pada telinga, telingga
terasa mendengung dan rasa penuh di telinga disangkal oleh pasien.
3. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
-
4. RIWAYAT PENGOBATAN
Penderita belum mengobati keluhan-keluhan tersebut ke dokter, hanya
obat beli di apotik saja, yaitu permen antiseptik.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
-
: (-)
Riwayat alergi
: (-)
: (-)
15
PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis
Keadaan umum
Baik
Kesadaran
Compos mentis
Tensi
120/80 mmHg
Nadi
86x/menit
Suhu
38,7C
Pernapasan
20x/menit
Berat badan
80 kg
Mesocephale
Wajah
Simetris
Mata
Leher
Gigi geligi :
Normal
Lidah
Pipi
Thoraks
dbn
Abdomen
dbn
Ekstremitas
akral hangat
16
Dextra
Bentuk normal
Sinistra
Bentuk normal
nyeri tarik
(-)
nyeri tarik
(-)
nyeri tragus
Bengkak
(-)
(-)
nyeri tragus
Bengkak
(-)
(-)
nyeri tekan
(-)
nyeri tekan
(-)
fistula
(-)
fistula
(-)
Retro auricular
trauma
Bengkak
(-)
(-)
trauma
Bengkak
(-)
(-)
Mastoid
Nyeri tekan
Bengkak
(-)
(-)
Nyeri tekan
Bengkak
(-)
(-)
CAE
Nyeri tekan
Serumen
(-)
(-)
Nyeri tekan
Serumen
(-)
(-)
Eritema
(-)
Eritema
(-)
Sekret
(-)
Sekret
(-)
Edema
(-)
Edema
(-)
Jaringan granulasi
(-)
Jaringan granulasi
(-)
Massa
(-)
Pre auricular
Massa
(-)
Membran timpani
Garputala
Intak
Intak
Putih mengkilat
Putih mengkilat
Refleks cahaya
(+)
Refleks cahaya
(+)
Perforasi
(-)
Perforasi
(-)
Kolesteatoma
(-)
Kolesteatoma
(-)
Rhinne
Tidak diperiksa
Weber
Schwabach
HIDUNG
Hidung Luar
17
Dextra
Sinistra
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Normal
Normal
Inspeksi
Bentuk
Tanda Inflamasi
Palpasi
Krepitasi
Nyeri tekan hidung
Nyeri tekan sinus
Rhinoskopi anterior
Vestibulum nasi
Septum
Sekret
Mukosa
Massa
Tumor
Perdarahan
TENGGOROKAN
(-)
Edema
(-)
Edema
(-)
Hiperemis
(-)
Hiperemis
(-)
Pucat
(-)
Pucat
(-)
Hipertrofi
(-)
Hipertrofi
(-)
Hiperemis
(-)
Hiperemis
(-)
Hipertrofi
(-)
Hipertrofi
(-)
Hiperemis
(-)
(-)
Hiperemis
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Orofaring
Mukosa
Hiperemis
(+)
18
Dinding Faring
granular
Lidah
tenang
Gigi geligi
32
Palatum Mole
Arcus Faring
Uvula
Tonsil
Ukuran
Permukaan
Kripte
Detritus
Sekret
(+)
Sinistra
T1
Rata
Melebar (-)
(-)
(+) kental
berwarna putih
berwarna putih
kekuningan
kekuningan
Ringkasan :
Anamnesis :
sakit tenggorokan (+)
terasa panas di tenggorokan, demam, sakit kepala yang dirasakan cukup
berat, dan terkadang terasa mual (+)
lendir di tenggorokan (+)
Mengkonsumsi gorengan, makanan pedas atau minuman dingin (+)
Merokok (+)
Pemeriksaan tenggorokan:
Mukosa hiperemis (+)
Granular (+)
Arkus faring hiperemis (+)
19
Faringitis akut
Limfadenitis
DIAGNOSIS SEMENTARA
Faringitis akut
USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
-
DIAGOSA KERJA
Tonsilofaringitis kronis eksaserbasi akut
PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa :
1. Edukasi pasien mengenai penyakit yang diderita
2. Jangan minum air es, makan berminyak dan bersantan, hindari merokok
terlebih dahulu
3. Banyak istirahat
Medikamentosa:
Antibiotic
Cefadroxil 3x500mg
Antiinflamasi
Dexamethason 2x0,5 mg
20
Paracetamol 3x500mg
PROGNOSIS
Qou ad vitam
: dubia ad bonam
Qou ad sanam
: dubia ad bonam
Quo ad functionam
: dubia ad bonam
KOMPLIKASI
- Sinusitis
- Otitis media
- Abses peritonsil
- Abses parafaring
- Abses retrofaringeal
- Epiglotitis
- Laringitis
- glomerulonefritis
- miokarditis
EDUKASI
-
BAB III
PEMBAHASAN
Pasien datang dengan keluhan sakit tenggorokan , keluhan dirasakan sejak
3 hari yang lalu. Sejak 3 hari yang lalu penderita mengeluh sakit tenggorokan,
terasa panas di tenggorokan, demam, sakit kepala yang dirasakan cukup berat,
dan terkadang terasa mual. Pasien juga merasa terdapat lendir di tenggorokan.
Rasa panas di tenggorok
semakin berat.
Keluhan-keluhan
tersebut
dirasakan
terutama
setelah
penderita
waktu tertentu disangkal, riwayat merokok diakui oleh pasien. Sakit didaerah
sekitar wajah disangkal oleh pasien. Keluhan nyeri pada telinga, telingga
terasa mendengung dan rasa penuh di telinga disangkal oleh pasien.
Manifestasi pada tonsilofaringitis kronik eksaserbasi akut:
Didapatkan gejala berupa : Nyeri kepala yang hebat, disertai dengan
muntah, kadang-kadang disertai demam dengan suhu yang tinggi, jarang
disertai batuk.
Pada pemeriksaan ditemukan tonsil yang membesar, faring dan tonsil
hiperemis dan terdapat eksudat di permukaannya. Beberapa hari kemudian
timbul bercak petechiae pada palatum dan faring. Terdapat pembesaran
kelenjar limfa leher anterior yang kenyal dan nyeri tekan positif.
Diagnosis bisa dipastikan dengan rapid antigen test dan atau kultur
tenggorok. Pentingnya didiagnosis untuk mencegah terjadinya komplikasi
yaitu supuratif dan nonsupuratif.
23