Golongan / Kelompok
: U/B
Materi
Anggota Kelompok
: Septin Putri A.
/ 2443012061
Hety Setya
/ 2443012087
Chrisantus Surya
/ 2443012102
Eka Fauziah
/ 2443012104
I.
II.
lentur. Bagaimanapun efek terakhir dari dari ekstra hidrasi ini adalah untuk meningkatkan
koefisien difusi dari air yang melewati epidermis, jadi dalam waktu satu jam aplikasi, contohnya
petroleum jelly untuk kesehatan kulit, kecepatan kehilangan air secara actual meningkat pada nilai
yang lebih tinggi dari nilai pre-treatmentnya.
Pada akhirnya, banyak occlusive, substansi-substansi non-water-permeable bisa digunakan,
di antaranya minyak mineral dan sayuran, lanolin dan silicon. Material-material sederhana
kadang-kadang telah ditambah dengan penggunaan campuran lipid dan kimia lemak lainnya yang
telah didesain untuk meniru komposisi sekresi minyak dari kulit. (sekresi tersebut, mungkin telah
berhenti terjadi pada kulit kering, ini terjadi pada sebagian penyebab kekeringan) Kegunaan dari
campuran lapisan lemak kulit buatan belum dicatat secara komersial atau bahkan kesuksesan
ilmuan, karena susah untuk memformulasinya menjadi emulsi yang dapat dipertahankan secara
mikrobiologi, dan karena campuran lapisan lemak buatan belum ditunjukkan untuk perbaikan
lebih sederhana, lebih murah, dan minyak tersedia seperti yang dijelaskan di atas. Seperti yang
diharapkan, komposisi kimia yang diharapkan dari berbagai sekresi-sekresi kulit dengan sisi kulit,
umur dan waktu.
Alternativenya,
penggunaan
bahan
simpler
film
foaming
seperti
albumin,
mucopolysacharida, campuran 20 asam amino seperti yang ditemukan di kulit, keratin, gelatin dan
hydrolisa protein. Jika ekstrak buah dan sayur bernilai, adalah mungkin berdasarkan asam
poliuronic, gula, amina dan asam amino diklaim dalam paten untuk penggunaan ekstrak bamboo
untuk hidrasi dan melindungi kulit. Ekstrak kaktus diklaim oleh patent yang lain, sementara
Massera dan Fayaud memuji penggunaan berbagai macam jus buah sebagai sebuah supplemen
untuk diet nutrisi. Beberapa dari bahan yang disebutkan sukses digunakan oleh konsultan
kecantikan tetapi tidak secara umum digunakan dalam produk pasaran (Harrys,2011)
III.
TUJUAN PEMAKAIAN
1. Untuk membantu mengurangi kekeringan kulit.
2. Memperbaiki pertahanan kulit yang rusak.
3. Meningkatkan jumlah air (melembabkan).
4. Mengembalikan kehalusan dan kelembutan kulit kasar dan pecah pecah.
5. Menurunkan laju pengurangan air pada lapisan transepidermal.
6. Mengembalikan fungsi lapisan air dan lemak.
IV.
KARAKTERISTIK SEDIAAN
1. Memiliki tipe emulsi minyak dalam air.
2. Mudah untuk diaplikasikan atau dioleskan.
3. Mudah tercucikan air.
4. Dapat melembabkan kulit.
5. Meningkatkan hidrasi pada kulit sehingga permukaan kulit menjadi halus dan lembut.
PERHITUNGAN HLB
Tabel nilai rentang HLB dan tipe emulsi
Asam Stearat
15 %
Nilai
HLB
15
KOH
0,7 %
15,5
Bahan
Konsentrasi
HLB
Nilai HLB Formula standart 15,03 sehingga masuk dalam tipe emulsi O/W
Asam Stearat
8%
Nilai
HLB
15
Mineral Oil
10 %
10,5
TEA
1,6 %
12
3%
2,5
0,1 %
1,19
Bahan
Propilen glikol
BHT
Konsentrasi
Persentase
22,7 %
Nilai HLB Formula standart 15,03 sehingga masuk dalam tipe emulsi O/W
(Lampiran 19)
HLB
11,0752
MODIFIKASI FORMULA
Modifikasi dilakukan terhadap formula standart.
MODIFIKASI BAHAN AKTIF
1.
2.
Penambahan Gliserin
a) Penambahan gliserin untuk humektan sehingga nyaman digunakan sehari hari.
b) Gliserin dapat menarik air dari atmosfir, sehingga dapat meningkatkan kadar air pada kulit.
c) Gliserin tidak hanya meningkatkan hidrasi dari elemen struktural stratum korneum, tapi
juga menghambat fase transmisi stratum korneum sehingga memberi efek keratolitik
dengan degradasi desmosom yang mempengaruhi fungsi protektif kulit untuk melawan
iritasi dan penetrasi zat melalui stratum korneum, memplatisisasi kulit, menurunkan
pemecahan jaringan, menstabilkan kolagen kulit, dan meningkatkan proses penyembuhan
(Fluhr, Bronkessel, and Berardesca, 2006).
d) Gliserin efektif sebagai pelembab jika diberikan pada konsentrasi diatas 3 % (Fluhr,
Bronkessel, and Berardesca, 2006).
e) Gliserin menyebabkan rasa berat sehingga untuk menutupi perlu dikombinasi dengan
humektan lain (Zocchi, 2001).
f) Konsentrasi gliserin yang digunakan lebih rendah daripada konsentrasi standart, hal ini
dikarenakan gliserin pada standart tidak dikombinasi dengan humektan lain sehingga dia
hanya bekerja maksimal untuk humektan. Sedangkan untuk modifikasi, humektan yang
digunakan ada 2 jenis yaitu propilen glikol dan gliserin sehingga fungsi humektan pada
gliserin dibantu oleh propilen glikol. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno,
2012 kombinasi gliserin dan propilen glikol sebagai humektan terbaik adalah 5 % dan 3 %
Konsentrasi terpilih: 5%. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno, 2014
konsentrasi gliserin sebagai humektan yang terbaik adalah 5% sehingga kami memilih
konsentrasi 5%
Alasan: Konsentrasi lazim gliserin sebagai emolien dan humektan adalah kurang dari 30%
(Rowe, et.al., 2009).
3.
Propilen Glikol
a) Penggunaan kombinasi gliserin dan propilen glikol secara bersamaan dimaksudkan karena
gliserin memiliki viskositas yang rendah , namun memberikan kelembutan yang nyaman
digunakan, sedangkan propilen glikol memiliki viskositas yang lebih tinggi tetapi kurang
nyaman dalam pengaplikasiannya karena menimbulkan rasa lengket (Loden, 2001)
b) Propilen glikol lebih stabil apabila dikombinasi dengan gliserin karena keduannya saling
menutupi efek samping (Loden, 2001)
Propilen glikol digunakan dengan konsentrasi 3 % hal ini sesuai dengan penelitian yang telah
dilakukan Sutrisno,2014.
4.
5.
6.
7.
Penambahan BHT
Sediaan yang kami gunakan dalam bentuk minyak dalam air sehingga kami menambahkan
antioksidan untuk mencegah terjadinya oksidasi dari minyak. Konsentrasi yang kami gunakan
0,1 % hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Husna, et al,. 2012
V.
No.
1.
MATRIKS
Nama
Bahan
Gliserin
Sifat Kimia
PH : 7
Sifat Fisika
Kadar
Lazim
Pemerian :
30 %
(Rowe,
Terpilih
5%
Nilai
Fungsi
Antimicrobial
OTT
HLB
-
Alasan
Gliserin dapat
Gliserin digunakan
preservative;
meledak jika
et.al.,
cosolvent;
dicampur dengan
humektan dan
2009).
emollient;
oksidator kuat
emoliennya dalam
humectant;
seperti kromium
krim
plasticizer;
trioksida, potasium
Higroskopik; netral
solvent;
terhadap lakmus
sweetening
permanganat.
(Departemen Kesehatan
agent; tonicity
Terjadi perubahan
RI, 1995).
agent.
warna gliserin
Stabilitas :
Kelarutan :
(Rowe, et.al.,
Gliserin bersifat
2009)
higroskopis . Gliserin
Benzene praktis
tidak larut
terhadap oksidasi
Chloroform praktis
nitrat
oleh suasana di
tidak larut
bawah kondisi
penyimpanan biasa ,
Ether 1 : 500
Ethyl acetate 1 : 11
pemanasan dengan
Methanol larut
akrolein . Campuran
larut
etanol ( 95 % ) , dan
Water larut
secara kimiawi
(Rowe, et.al., 2009).
3.
Propylen pH : 7 **
Pemerian :
15 %
Glycol
(Rowe,
3%
Antimicrobial
Propylene glycol
Propylen glycol
preservative;
tidak kompatibel
digunakan sebagai
et.al.,
disinfectant;
dengan reagen
2009).
humectant;
pengoksidasi seperti
plasticizer;
kalium permanganat
solvent;
(Departemen Kesehatan
stabilizing
RI, 1995).
agent; water-
Stabilitas :
Kelarutan :
miscible
Dapat bercampur
cosolvent.
dalam keadaan
suhu tinggi , di
tempat terbuka , ia
beberapa minyak
cenderung untuk
mengoksidasi,
dapat bercampur
sehingga
menimbulkan produk
(Departemen Kesehatan
seperti
propionaldehida ,
asam laktat , asam
piruvat , dan asam
asetat. Propylene
glycol stabil secara
kimiawi saat
dicampur dengan
etanol ( 95 % ) ,
gliserin , atau air ;
larutan air dapat
disterilkan dengan
autoklaf.
Propylene glycol
higroskopis dan harus
disimpan dalam
tempat tertutup ,
terlindung dari
cahaya , di tempat
yang sejuk dan kering
(Rowe, et.al., 2009).
RI, 1995).
4.
Mineral
pH :
oil
Pemerian : cairan
1 - 32%
2%
Occlusive
Dapat digunakan
dengan oksidator
sebagai pengemulsi,
(Rowe, et
(Rowe, et al,
kuat
al, 2009)
2009).
dapat meningkatkan
Stabilitas :
Minyak mineral
mengalami oksidasi
minyak menguap;dapat
dan cahaya .
bercampur dengan
Oksidasi dimulai
dengan pembentukan
bercampur dengan
peroksida , yang
minyak jarak.
menunjukkan
Tidak kompatibel
fluoresensi. Dalam
10,5
stabilitas.
periode induksi
mungkin waktu
berbulan-bulan atau
bertahun-tahun .
Namun, setelah jejak
peroksida
terbentuk , oksidasi
lebih lanjut
autokatalitik dan hasil
sangat
secara cepat. Hasil
oksidasi dalam
pembentukan aldehid
dan
asam organik , yang
memberi rasa dan bau
. Stabilizer mungkin
ditambahkan untuk
menghambat oksidasi
; hydroxyanisole
butylated , butylated
hydroxytoluene , dan
alpha tocopherol
adalah yang paling
umum digunakan
antioksidan .
Minyak mineral dapat
disterilkan dengan
panas kering .
Minyak mineral harus
disimpan dalam
wadah kedap udara ,
dilindungi
dari cahaya , di
tempat yang sejuk
dan kering .
5.
Asam
Stabilitas : Asam
Pemerian : Putih
1-20%
stearat
stearat merupakan
kekuningan, agak
(Rowe,
atau serbuk
di tambahkan
antioksidan
(Rowe, et.al., 2009)
15%
Emulsifying
15
Asam stearat
agent;
kompatibel dengan
digunakan sebagai
et.al.,
solubilizing
kebanyakan logam
2009)
hidroksida, dan
pelarut. Ketika
kekuningan, sedikit
capsule
mungkin tidak
sebagian dinetralkan
berbau.
lubricant
kompatibel dengan
(Rowe, et.al.,
trietanolamine, asam
2009)
dan oksidator
stearat dapat
digunakan dalam
698)
penyusunan krim
(Rowe, et.al., 2009 p
697)
)
Kelarutan : larut
dalam 1 : 5 benzena, 1 :
6 karbon tetraklorida, 1
: 2 kloroform, 1: 15
etanol, 1 : 3 eter, praktis
tidak larut dalam air.
Titik leleh : 66 - 69C
(Rowe, et.al., 2009)
6.
Methyl
pH : 4 - 8
0.02-0.3%
paraben
(Rowe,
et.al.,
sedikit pedas
2009)
0,18%
Antimicrobial
Aktifitas
Berfungsi sebagai
(Rowe, et.al.,
antimikroba metil
pengawet. Range
2009)
paraben dapat
konsentrasi 0.02-
berkurang dengan
0.3%. Paraben
adanya surfaktan
memiliki efek
Stabilitas : Stabil
nonionik seperti
antimikroba spektrum
polisorbat80 akibat
6 sampai sekitar 4
dari micellization.
efektif terhadap
Tidak kompatibel
et.al., 2006)
2009)
seperti tragakan,
sorbitol, Natrium
alginat, atropin.
(Rowe, et.al., 2009 p
443)
7.
Propyl
pH : 4 8
0.01-0.6%
paraben
Antimicrobial
Aktifitas
Berfungsi sebagai
(Rowe,
(Rowe, et.al.,
antimikroba profil
pengawet. Range
et.al.,
2009)
paraben dapat
konsentrasi 0.01-
berkurang banyak
0.6%. Paraben
dengan adanya
memiliki efek
antimikroba spektrum
akibat dari
micellization.
efektif terhadap
2009)
0,02%
Stabilitas : Stabil
Kelarutan : 1:1,1
6 sampai sekitar 4
8.
BHT
2009).
Stabilitas :
Pemerian :
Paparan cahaya ,
kelembaban , dan
khas, lemah
(Rowe,
panas. Butylated
(Departemen Kesehatan
hydroxytoluene harus
RI, 1995).
disimpan dalam
0,0075 1
0,1
Antioxidant
Butylated
(Rowe, et.al.,
hydroxytoluene
antioksidan pada
2009).
kadar 0,0075 1 %.
et.al.,
mengalami reaksi
Sehingga dapat
2009).
karakteristik fenol.
mencegah ketengikan
dari minyak.
tempat tertutup,
Kelarutan :
dengan agen
terlindung dari
pengoksidasi kuat
cahaya , di tempat
permanganates .
Kontak dengan
oksidator dapat
(Departemen Kesehatan
menyebabkan
RI, 1995).
pembakaran spontan
. Garam besi
menyebabkan
perubahan warna
dengan hilangnya
aktivitas .
Pemanasan dengan
katalitik asam
menyebabkan
dekomposisi yang
cepat dengan merilis
gas
isobutene yang
mudah terbakar
(Rowe, et.al., 2009).
9.
KOH
pH :
Pemerian :
Stabilitas :
Kelarutan :
(Rowe,
et.al.,
2009).
10.
Water
pH : 5 7
Pemerian :
Cairan jernih, tidak
berwarna, tidak berbau
(Departemen Kesehatan
RI, 1995).
qs
qs
solvent
Sebagai pelarut
Bentuk
Krim
b.
Definisi
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih
bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah
ini secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang
mempunyai kosistensi relatif cair diformulasikan sebagai emulsi air
dalam minyak atau minyak dalam air. Sekarang ini batasan tersebut lebih
diarahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air atau
dispersi mikrokristal asam asam lemak atau alkohol berantai panjang
dalam air, yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk
penggunaan kosmetika atau estetika. Krim dapat digunakan untuk
pemberian obat secara vaginal (Departemen Kesehatan RI, 1995).
c.
Persyaratan umum :
Tidak mengiritasi kulit
Tidak berbau tengik
pH netral, mudah dioleskan pada kulit
(Harrys cosmeticology, p.60).
Bentuk
Moisturizing Cream
b.
Definisi
c. Persyaratan umum :
Oil low content
Mudah disebarkan
Mudah merata
(Harrys Cosmeticology, p.51)
VI.
SUSUNAN FORMULA
Penentuan bobot sediaan untuk 1 resep
-
Konsentrasi
Titik leleh
No
Nama Bahan
Asam Stearat
Gliserin
Lanolin
4
5
69 - 70
Awal
Modifikasi
u/ 30 g
u/ 5R/
(%)
(%)
(gram)
(gram)
15,00
8,00
2,40
12,00
8,00
5,00
1,50
7,50
Urea
Urea
135
4-8
1,00
0,30
1,50
Propilen
Propilen
Glikol
Glikol
59
3,00
0,90
4,50
1,60
0,48
2,40
Metil Paraben
Propil
stearat
pH
17,8
ne
Asam
(oC)
1 batch
Gliserol
Triethanolami
Sinonim
1 Resep
Paraben
TEA
Nipagin
125 128
4-8
0,18
0,054
0,27
Nipasol
95 98
4-8
0,02
0,006
0,03
70
0,10
0,03
0,15
qs
qs
Ad 30
Ad 150
gram
gram
BHT
BHT
10
Air
Akuades
Sisa air untuk 1 resep 30 2,4 1,5 3 0,3 0,90 0,48 0,054 0,006 0,03 = 21,33 ml
Sisa air untuk 1 bets 150 12 7,5 15 1,5 4,5 2,4 0,27 0,03 0,15 = 106,65 ml
VII.
BASIS
a. Preparasi fase minyak
1. Menimbang asam stearat sebanyak 12 gram menggunakan cawan porselen.
2. Menimbang lanolin sebanyak .... gram menggunakan cawan porselen
3. Menimbang trietanolamin sebanyak 2,4 gram menggunakan cawan porselen.
4. Memanaskan cawan di atas waterbath dengan suhu 75OC (Campuran 1)
5. Menambahkan BHT sebanyak 0,030 gram ke dalam campuran 1.
6. Memanaskan di atas water bath dengan suhu 750C
KRIM
a. Menyiapkan mortir panas (dengan diberi sedikit alkohol lalu dibakar dengan api).
b. Memasukkan fase minyak
c. Memasukkan dengan segera fase air.
d. Melakukan pengadukan kuat secara terus menerus hingga mortir menjadi dingin
e. Melanjutkan pengadukan hingga campuran di dalam mortir memadat membentuk krim.
f. Memasukkan krim kedalam wadah yang telah dipersiapkan.
g. Meletakkan dalam dus dan diberi label yang sesuai.
Fase minyak
Asam sterat, Mineral oil, BHT, TEA
Fase air
Gliserin, Urea, nipagin + nipasol di
propilen glikol
Panaskan suhu 75 oC
Panaskan suhu 75 oC
Kriteria Uji
Spesifikasi
Organoleptis
Warna
Kuning
Bau
Bau Khas
Bentuk
Krim opaque
Perabaan
Lembut
pH
Homogenitas
Viskositas (25oC)
Daya Sebar
Tipe emulsi
Ukuran partikel
9.
Iritasi kulit
10.
Aseptabilitas
IX.
RANCANGAN EVALUASI
1. Pengamatan Organoleptis
Pemeriksaan organoleptis dilakukan dengan mengamati warna, bentuk luar, dan bau dari sediaan krim.
Cara mengetahui bentuk penampakan krim (opaque / transluen) adalah dengan menggunakan dua gelas
arloji datar kemudian meratakan sejumlah sediaan dengan gelas arloji tersebut. Sediaan yang terdapat di
gelas arloji diterawang dengan menggunakan lampu atau senter (Depkes RI, 1985) Pemeriksaan pH
Pengukuran pH sediaan dilakukan dengan cara sediaan krim ditimbang sebanyak 1 gram dan diencerkan
dengan aquades 10 ml. Elektroda pH meter dicelupkan ke dalam sampel krim yang telah diencerkan
hingga pada monitor jarum menunjukkan angka yang stabil (Depkes RI, 1985)
2. Penentuan Tipe emulsi
Penentuan tipe emulsi dilakukan dengan menimbang 0,1 gram krim kemudian diberi 1 tetes metilen biru
di amati dibawah mikroskop, jika warna menyebar merata pada krim berarti tipe krim adalah minyak
dalam air, tetapi jika warna hanya berupa bintik bintik berarti tipe krim adalah air dalam minyak
(Depkes RI, 1985)
4. Pengujian Viskositas
Pengukuran viskositas dilakukan dengan menggunakan viscometer Brookfield. Sebanyak 250 ml sediaan
krim dimasukkan ke dalam beaker glass. Selanjutnya spindel diturunkan hingga batas yang ditentukan ke
dalam beaker glass yang berisi krim dan selanjutnya dilakukan pengaturan kecepatan (Asswal, Kalra,
Rout, 2013). Viskositas sediaan krim adalah 30000-70000 cps (Buhse, 2003).
6.
Pengukuran daya sebar sediaan dilakukan dengan cara 0,5 gram sediaan diletakkan diatas kaca transparan
yang dilapisi kertas grafik, lalu dibiarkan 15 detik. Selanjutnya dihitung luas daerah yang diberikan oleh
sediaan lalu ditutup lagi dengan plastik transparan yang diatasnya diberi beban dengan berat tertentu (1,3,
5, dan 7) dan dibiarkan selama 60 detik lalu dihitung luas yang diberikan oleh sediaan (Voight, 1994)
7.
Penilaian
Keterangan
5 cm
3-5 cm
Mudah menyebar
3 cm
Tidak menyebar
Pengujian Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan dengan menimbang sediaan sebnayak 0,1 gram di atas wadah,
kemudian dioleskan secara merata dan tipis dikaca arloji. Krim harus menunjukkan susunan yang
homogen dan tidak terlihat adanya bintik - bintik (Depkes RI, 1985).
telapak tangan. Volume air yang dipakai dicatat (Anggraini, Malik, dan Susiladewi, 2011). Sediaan
pelembab harus mudah tercucikan air. Kriteria :
Kriteria
Hasil
20 ml
10 20 ml
10 ml
X.
Parameter
Hasil percobaan
Pembanding
Sediaan
Spesifikasi sediaan
Bentuk luar
Opaque
Warna
Kuning
Bau
Berbau khas
Perabaan
Lembut
2. Nilai pH
pH
Hasil percobaan
Pembanding
Sediaan
Spesifikasi sediaan
Replikasi 1
6,0 7,0
Replikasi 2
Replikasi 3
3. Homogenitas
Hasil percobaan
Pembanding
Sediaan
Homogenitas
Spesifikasi sediaan
Homogen
4. Viskositas
Viskositas
Hasil percobaan
Pembanding
Sediaan
Spesifikasi sediaan
Replikasi 1
Replikasi 2
Replikasi 3
5. Daya sebar
Hasil percobaan
Daya sebar
Pembanding
Sediaan
Spesifikasi sediaan
Mudah menyebar
Pembanding
Sediaan
Spesifikasi sediaan
Mudah tercucikan air
7. Tipe emulsi
Hasil percobaan
Tipe emulsi
Pembanding
Sediaan
Spesifikasi sediaan
m/a
8. Ukuran partikel
Hasil percobaan
Ukuran partikel
Pembanding
Sediaan
Spesifikasi sediaan
1 100 m
http://apps.kemi.se/flodessok/floden/kemamne_eng/urea_eng.htm
*: http://ik.pom.go.id/v2014/katalog/Gliserin_upload.pdf
** : http://www.ppe.com/msds/Propylene%20glycol.pdf