ISPA
Merupakan Infeksi Saluran Pernafasan
Atas yang ditandai dengan gejala-gejala :
- Demam, sakit kepala, nyeri otot,
- Mata berair
- Batuk, bersin, hidung berair
- Sakit tenggorokan
PERBEDAAN
INFLUENZA :
tanda-tanda selesma
berat
ngilu pada sendi dan
otot
demam
RHINITIS ALLERGY :
Selesma menetap
Gatal hidung
OBAT
Antihistamin
Antihistamin menghambat reaksi alergi.
Obat yang tergolong antihistamin antara
lain: Klorfeniramin maleat/klorfenon/CTM,
Difenhidramin HCl.
Dekongestan oral
Dekongestan mempunyai efek mengurangi
hidung tersumbat. Obat dekongestan oral
antara lain : Fenilpropanolamin, Fenilefrin,
Pseudoefedrin dan Efedrin
Antitusif/ekspektoran==BATUK
Antipiretik dan Analgesik
DEFINISI BATUK
Batuk adalah proses ekspirasi yang
eksplosif (dengan tekanan) yang
memberikan mekanisme proteksi normal
untuk membersihkan saluran pernafasan
dari adanya sekresi mukus atau benda
asing yang mengganggu.
Bukan penyakit, ttp merupakan gejala
atau tanda adanya gangguan pada
saluran pernafasan.
ETIOLOGI BATUK
Kanker paru2
Pneumonia, lung abses
Bronchitis, pharyngitis
CHF
Penggunaan ACE inhibitor
PATOFISIOLOGI BATUK
Komplikasi batuk :
Gejala insomnia, suara parau,
musculoskletal pain (badan /otot skelet
terasa sakit), exhaustion (kelelahan),
inkontinensi urine (ngompol).
Klasifikasi batuk
Berdasarkan durasi
1.
Akut (< 3 minggu)
2.
Sub akut (3-8 minggu)
3.
Kronis (> 8 minggu)
2.
Batuk kronis
Pada perokok : mungkin disebabkan
oleh COPD (Chronic Obstructive
Pulmonary Diasease) atau kanker paru
Pada non perokok yang hasil foto
thoraksnya normal dan tidak sedang
menggunakan ACE inh., mungkin
disebabkan o/ asma, GERD.
Berdasarkan tanda
klinis1.Batuk produktif/ batuk
berdahak
Terdapat dahak sebagai
mekanisme perlindungan
untuk mengeluarkan
benda asing
TERAPI BATUK
1.
Antitusif
Untuk menekan batuk kering
Dapat menyebabkan retensi sputum
bahaya pada bronhitis kronis krn tjd
sekresi mukus yang berlebihan.
Obat: Codein, noskapin,
dextrometorfan.
Antitusif
a.
Kodein (3-metoksimorfin)
Dosis untuk antitusif :
Dewasa : PO 10-20 mg tiap 4-6 jam
maksimum 120 mg/hr.
Anak 2-6 th: PO 2,5-5 mg tiap 4-6 jam
maksimum 30 mg/hr.
Anak 7-12 th: PO 5-10 mg tiap 4-6 jam
maksimum 60 mg/hr.
Anak>12 th dan geriatri = dosis dewasa
Efek Samping :
obstipasi, mual, muntah, pusing, depresi
saluran pernafasan.
b. Dextrometorphan
PO = 10-30 mg q 4-8 jam/hr max 120
mg.
OOA PO = 1-2 jam
ES = Drowsiness, GI upset, CNS dan
respiratory depression.
KI = MAOI terapi hipotensi, mual,
koma.
TERAPI BATUK
2.
Ekspektoran :
Dimaksudkan untuk memudahkan
ekspektorasi (batuk) yaitu dengan
meningkatkan refleks batuk
Contoh: Gliseryl guaikolat/guafenesin,
Succus liquiritae, amonium clorida
TERAPI BATUK
3.
Mukolitik
Mempercepat ekspektorasi dan
mengurangi viskositas sputum.
Contoh : Asetil sistein, ambroksol,
bromheksin.
PPI
Prokinetik agent : cisapride
High protein, low fat.
ASMA
DEFINISI ASMA
ISTILAH2
Allergic asthma = ekstrinsik asma yi;
asma yang disebabkan oleh alergi
Exercise-induced asthma (EIA) : asma yg
disebabkan oleh olahraga, dapat krn
kehilangan panas dan cairan dari
epitelium pada jalan nafas.
Occupational asthma : asma yang terkait
pekerjaan, umumnya diperantarai Ig-E
PATOFISIOLOGI ASMA
Pada asma terjadi :
Inflamasi & penebalan pada lap. epitelial
dan sub mukosal dari sal. pernafasan.
Kadang2 juga terjadi pengelupasan sel
epitelial yang menjadikannya rusak.
Pengelupasan inilah yang menyebabkan
px asma mengalami hiperresponsivitas.
Penyempitan/ konstriksi dari otot
pernafasan (bronkokonstriksi)
Hipersekresi mukus.
Ketiga hal tersebut diiringi
hiperresponsivitas
PATOFISIOLOGI ASMA
Hiperresponsivitas tidak dapat diterapi,
sedangkan ketiga gejala yg lain harus
diterapi secara bersamaan yaitu :
Inflamasi kortikosteroid
Bronkokonstriksi bronkodilator
Hipersekresi mukus mukolitik
Mukus yg berlebihan harus dikeluarkan
karena dapat menyumbat saluran
pernapasan. Mukolitik hanya diberikan jika
sekresi mukus sudah sangat mengganggu
pasien
inhalasi (beclometason
dipropionat, budesonide)
Long acting agonis (salmoterol,
2
formoterol)
Methylxantin (teofilin, aminofilin)
Sodium kromolin, nedokromil
Leukotrien modifiers (montelukast,
zafirlukast)
Pulmicort turbuhaler : kombinasi
kortikosteroid & long acting 2 agonis
1. 2 agonis
Obat2 2 agonis
Obat
Selektivitas
1
Potensi
2
DOA
Bronkodilata Proteksi (jam)
si (jam)
Isoproterenol
++++ ++++
0,5-2
0,5-1
Metaproterenol
+++
+++
15
3-4
1-2
Isoetharin
++
+++
0,5-2
0,5-1
Albuterol
(salbutamol)
++++
4-8
2-4
Bitolterol
++++
4-8
2-4
Pirbuterol
++++
4-8
2-4
Terbutalin
++++
4-8
2-4
Formoterol
++++
0.24
12
6-12
Salmeterol
++++
0.5
12
>6
2. Anti kolineregik
(Ipratropium Bromida)
Ipratropium Bromida
3. Methylxantin
4. Kortikosteroid
4. Kortikosteroid
6. Leukotrien modifiers
TERIMA KASIH